dari parpol Islam...baru PPP yang tegas menuntut pembubaran ahmadyah

PPP: Bubarkan Ahmadiyah



JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi PPP DPR RI dengan tegas mendesak pemerintah membubarkan jemaah Ahmadiyah. Sepanjang Ahmadiyah secara kelembagaan masih berdiri maka itu berpotensi untuk menimbulkan penyerangan dan tindak kekerasan selanjutnya.

"Pemerintah harus tegas membubarkan Ahmadiyah. Sepanjang Ahmadiyah masih ada, maka pada saat itu akan terus terjadi pelanggaran hukum dan kekerasan. Jangan sampai Ahmadiyah terus berlindung di belakang pemahamannya," tegas Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (10/2/2011).

Menurutnya, sejak datang ke Indonesia pada tahun 1925 dari Pakistan, Ahmadiyah terus-menerus menimbulkan konflik. Hasrul menilai keberadaan Ahmadiyah menjadi pangkal kekerasan. Umat Islam tentu akan tersinggung dengan ajaran-ajarannya.

"Nah enggak selesai-selesai masalah. Apa keberatan SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) membubarkan Ahmadiyah ini? Cuma 50 ribu (orang) saja kok mereka. Jangan ada politik pencitraan lagi. Bubarkan atau suruh bikin agama sendiri," tandasnya.

Keberadaan Ahmadiyah di Indonesia menuai protes dari sebagian masyarakat Indonesia. Ajaran Ahmadiyah yang menyebut pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad, sebagai nabi seperti halnya Nabi Muhammad dipandang sebagai penyimpangan dalam ajaran Islam.

Protes atas keberadaan Ahmadiyah berujung pada sejumlah tindakan anarki terhadap para pengikut Ahmadiyah di sejumlah tempat di Indonesia. Terakhir, tiga anggota jemaah Ahmadiyah tewas dalam bentrokan dengan warga yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten.


Arab saudi larang organisasi penyesatan Ahamdyah berhaji ke Mekah

Saudi Larang Ahmadiyah Berhaji


Foto: Warga Ahmadiyah di Bekasi
Warga Ahmadiyah tak diperbolehkan melaksanakan ibadah haji pada tahun 2009 ini oleh Departemen Agama Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini merupakan penegasan ulang, karena larangan tersebut sebelumnya disampaikan pemerintah Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia.

[ahmadiyah.jpg]


Menurut Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi NTB, Lalu Suhaimi Ismi, larangan warga Ahmadiyah menunaikan haji datang dari Saudi Arabia dan bukan dari pemerintah Indonesia. "Apa urusannya dengan jama'ah Ahmadiyah. Pemerintah Saudi mengatakan orang Ahmadiyah tidak boleh naik haji sebelum mereka mengubah sikap dan kembali kepada ajaran Islam yang benar," kata Lalu Suhaimi kepada wartawan di Mataram Senin 10 Agustus 2009.

Keberadaan jama'ah Ahmadiyah di Nusa Tenggara Barat terutama di Lombok hingga saat ini diakui Lalu masih ada. Bahkan pihak pemerintah NTB sudah membentuk tim untuk mengajak warga Ahmadiyah itu kembali ke ajaran Islam.

Meski demikian Departemen Agama tidak melakukan proteksi jika ada warga Ahmadiyah yang mendaftar menunaikan haji. "Kalau mereka mengaku-ngaku sama artinya mereka membohongi diri dong. Kita tidak memproteksi mereka, karena sifatnya nurani saja," ujar Lalu.

Angka orang yang berangkat haji yang tinggi dari NTB--mencapai 4449 orang dan masih akan bertambah--kemungkinan dimanfaatkan oleh jam'ah Ahmadiyah untuk menunaikan haji. Karena itu Departemen Agama tetap akan mengawasi mereka.

Jumlah pengikut jama'ah Ahmadiyah di Kota Mataram saat ini diperkirakan mencapai 137 orang mereka ditampung di asrama transito Majeluk Mataram. Sebelumnya Gubernur NTB KH. Muhammad Zainul Majdi pernah meminta warga Ahmadiyah mengubah sikap mereka. (ant/itz)


http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/saudi-larang-ahmadiyah-berhaji.html

Mu'ammar Qaddafy : Musailamah Abad Ini

Saat ini Timur Tengah sedang bergolak, dan yang terbaru adalah tewasnya 84 orang demonstran oleh peluru ansharut thaghut dan Musaimalah modern, Mua'ammar Qaddafy. Agar umat Islam lebih mengetahui sepak terjang Thaghut yang satu ini dan agar umat jangan silau oleh "secuil" bantuan yang dialirkan untuk membangun Masjid Mu'ammar Qaddafy di Sentul (bekerjasama dengan Ustadz Arifin Ilham).

Juga agar jangan lagi ada umat Islam yang tertipu sehingga menyebut Musailamah ini dengan gelar Al Qaid Qaddafy (Qaddafy Sang Pemimpin) sebagaimana beberapa orang pernah menyebutnya, maka saya merasa perlu meng-upload tulisan pernah dimuat di surat pembaca Majalah Islam Sabili ini.

Tulisan ini saya nukil dan saya terjemahkan dari buku karya Syaikh Mujahid Abdurrahman Hasan yang berjudul 'Qaddafy Musailamah al Ashr : Qaddafy, Musailamah Modern" dengan pengantar dari Syaikh Mujahid Abu Mundzir As Saidy Amir Jama'ah Jihadyah Libya :

BERIKUT BEBERAPA PENYIMPANGAN AQIDAH SANG MUSAILAMAH MODERN

1. Tentang Haji tahun 1400 H

“Haji tahun 1400 H ini hanya merupakan permainan tepuk tangan dan siulan belaka sebagaimana pada zaman jahiliyyah. Karena itu, apa artinya haji tahun ini dan juga tahun-tahun selanjutnya jika pendudukan Amerika masih terus berlanjut di Baitullah Masjidil Haram ? (Khutbah Iedul Adha di kota Jadu 19 Oktober 1990)

2. Tentang Ka’bah

“Ka’bah adalah berhala terakhir yang masih tersisa di antara berhala-berhala lainnya” (Pembukaan Majlis Ittihad Al Jami’at Al Arobiyyah di kota Benghazi 18 Februari 1990)

3. Tentang Melontar Jumrah

“Kalian semua melontar jamarat ? Yang wajib saat ini bagi kalian adalah melempar Zionis yahudi di Palestina. Setiap seorang dari kita membawa tujuh batu lalu pergi ke Palestina dan melempar para Zionis itu. Inilah Jihad sesungguhnya, inilah melontar Jamarat yang sebenarnya. Apa artinya melontar tujuh batu ke arah sebuah tonggak ? Inilah ganti dari melontar Jamarat, inilah Haji yang sebenarnya di zaman ini”. (Pembukaan Muktamar II Qiyadah Sya’biyyah Al Alamiyyah di kota Benghazi Trablus 19 Maret 1990)

4. Tentang Hijab

“Hawa telanjang bulat tanpa sehelai benang. Siapa yang lebih tahu dibandingkan Allah ? Allah menciptakan kita sejak awal seperti itu. Inilah fithrah kita. Kalau bukan karena setan, kita tidak memakai sehelai benang pun, bahkan meskipun sehelai daun blueberry (waraqah tuut). Setan lah yang menyebabkan kita harus memakai pakaian seperti ini. Sedangkan sebelum itu, secara naluriah kita ini telanjang. Hijab sendiri adalah hasil perbuatan setan karena hijab adalah bentuk lain dari daun blueberry, dan ini adalah hasil karya setan untuk mencegah kita dari kemerdekaan dan melangkah ke depan . Tidak mungkin bagi wanita harus mengenakan hijab dan tinggal di rumah saja.  haram hijab adalah hijab maknawi”. (Pidato di depan Parlemen Tunis 8 Desember 1988)

5. Tentang Khulafaur Rasyidin

“Rasulullah Shollallohu 'alaihi wa Sallam berlepas diri dari para Khalifah sepeninggal beliau. Ali menjadi Khalifah, tetapi mengapa ia diperangi oleh setengah dari kaum muslimin ? anak cucunya juga diperangi. Utsman tidak pantas sebagai Khalifah karena ia seorang aristokrat dan mengangkat kerabatnya sebagai pembantu-pembantunya. Ia telah menyebarkan nepotism ke seantero wilayah Islam sehingga ia dibunuh “. (Multaqo II Universitas dan Ma’had Aly di Trablus 30 Maret 1991)

6. Tentang Riba

“Sistem ekonomi adalah sistem yang sudah mendunia. Dunia Islam seluruhnya menerapkan sistem ini. Jika mereka semua menerapkannya, maka kita juga. Siapa yang bilang haram ? Tidak haram. Tidak benar bahwa sistem ekonomi dunia saat ini adalah haram”. (Muktamar Wartawan se-dunia, 13 Juni 1973. Ini adalah jawaban atas pertanyaan seorang wartawan Reuter cabang Mesir tentang riba)

7. Tentang Hadits Nabi Shollallohu 'alaihi wa Sallam (bukti bahwa Qaddafi adalah penganut Madzhab Ingkarus Sunnah)

”Jika ada seseorang berkata kepada kita : ”Hadits Rasulullah Shollallohu 'alaihi wa Sallam harus kita muliakan dan kita hormati serta wajib disikapi sebagaimana kita bersikap terhadap Al Qur’an, INI ADALAH SYIRIK !!!! Mungkin ucapan saya ini kedengaran asing. Ini disebabkan saat ini kita sudah sangat jauh dari Islam, dan kita sedang berada di tengah jalan menuju penyembahan berhala dan menjauhkan kita dari Al Qur’an dan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka tidak ada jalan lain agar kita tidak terjerumus dalam penyembahan berhala dan penyimpangan yang sangat berbahaya kecuali dengan cara berpegang teguh kepada Al Qur’an saja dan beribadah kepada Allah semata”. (Ceramah pada acara Maulid Nabi di Masjid Maulawi Muhammad di kota Trablus 19 Februari 1978)

8. Tentang Syari’ah Islam

“ oleh karena itu Syari’ah Islam seharusnya cukup disikapi sebagai sebuah Madzhab Fiqh yang disusun oleh seseorang. Kedudukannya sama dengan undang-undang Romawi atau undang-undang Napoleon atau undang-undang lainnya yang disusun oleh para ahli hukum Perancis, Italia atau dari kaum muslimin. Maka siapa saja yang mempelajari undang-undang Romawi pasti akan menyimpulkan bahwa para ulama Islam menyusun undang-undang yang sangat mirip dengan undang-undang Romawi, akan tetapi mereka tidak mau mengakuinya. Mereka menyatakan bahwa ini adalah Agama (syari’ah Islam)”. (Pertemuan ramah tamah dengan para huffadz Al Qur’an di kota Trablus 3 Juni 1978)

9. Tentang Pengakuannya Sebagai Nabi

Dalam sebuah wawancara dengan Mirella Bianco, seorang wartawati dari Italia yang bertanya kepadanya : “ Wahai Nabi Allah  apakah engkau juga menggembala kambing ?”. Qaddafi menjawab : “Ya, tentu. Tidak ada satu Nabi pun yang tidak menggembala kambing”. (“Qaddafi : Messenger of Dessert” tulisan Mirella Bianco halaman 241)

Inilah Qaddafi yang sesungguhnya, maka tidak usah terkejut kalau sekarang ia mengatakan tidak perlu jihad Chechnya, Mindanao, Dagestan dsb sebagaimana dikutip dalam majalah Sabili.

Mungkin ada yang mengatakan itu kan pernyataan Qaddafi puluhan tahun yang lalu. Siapa tahu sekarang ia sudah berubah. Saya katakan, seseorang yang bertaubat dari kesesatan yang pernah dia ajarkan pasti akan mengoreksi pernyataannya yang sesat dan mengingatkan umat Islam agar jangan lagi mengikuti pendapatnya tersebut.

Sebagaimana dilakukan oleh Syaikh Abul Hasan Al Asy’ari yang telah bertaubat dari kesesatan Aqidah Asy’ariyyah yang beliau ajarkan dan menulis kitab Al Ibanah ‘an Ushulid Diyanah. Sedangkan Qaddafi, sampai saat ini pun kita bisa melihat bagaimana kesesatannya dan ia belum pernah menyatakan bertaubat atau mengakui kesalahan pendapatnya.

Wallohu Jalla wa 'Alaa a’lam.

sumber: http://www.facebook.com/profile.php?id=1418036992

MENCINTAI SEMUA HARI

MENCINTAI SEMUA HARI

Oleh: Jum’an

Sebenarnya saya ingin menyongsong semua hari dengan senang. Tetapi sebagai kaum pegawai tidak sanggup rasanya untuk menyukai hari Senin. Mingu siang sudah mulai terasa bahwa week-end sebentar lagi habis. Minggu malam gelisah dan sulit tidur memikirkan hari esok. Harus bangun  pagi, jalanan yang macet, ketemu orang-orang itu lagi! Meeting lagi! Akhirnya ketika Senin pagi benar-benar datang, semangatpun loyo dan perasaan sebal.  Dengarkan kisah tentang Brenda Spencer anak perempuan 16 tahun yang dibelikan senapan kaliber 22 semi otomatis sebagai hadiah Natal oleh ayahnya. Ini kejadian nyata, maklumi saja karena mereka adalah orang Amerika! Sebulan kemudian pada Senin pagi bulan Januari 1979, Brenda membuka jendela kamarnya, melepaskan tembakan membabi-buta kearah anak-anak SD didepan rumahnya. Kepala sekolah dan seorang penjaga mati tersungkur dan 9 anak terpaksa dirawat dirumah sakit. Ketika ia diringkus polisi dan ditanya alasannya berbuat sekeji itu, ia jawab: “Saya benci hari Senin, saya lakukan ini agar bergairah. Tidak ada orang yang suka hari Senin!!”. Lagu I don’t like Mondays yang ditulis Bob Geldof ini terinspirasi dari kisah Brenda. Kenapa jadi banyak orang tidak menyenangi hari Senin?

Menurut  Prof Leon Lack ahli masalah tidur dari Australia kebiasaan menggunakan hari Sabtu dan Minggu untuk membayar hutang tidur selama seminggu, mengganggu jam biologis tubuh kita, sehingga kita mengalami semacam jet lag yang dirasakan orang bila terbang melintasi zona-zona waktu. Hari Sabtu dan Minggu seperti telah menempatkan kita dalam “relax mode” dan kita benci begitu berfikir bahwa relax mode itu akan segera berakhir. Ada pula yang mengatakan justru pikiran negatif tentang hari esok seperti kemacetan, meeting, orang-orang itu lagi, yang menyebabkan Senin kita jadi kelabu. Jika kita tidak berfikir demikian mungkin Senin kita lebih cerah. Kekeliruan yang terbesar kaum pegawai adalah mereka menukar waktu, tenaga dan ketrampilan mereka dengan uang bulanan. Dan pada umumnya di Indonesia nilai tukarnya terlalu rendah. Hari Senin merupakan awal pengorbanan kebebasan pribadi mereka demi kelangsungan uang bulanan itu. Pantaslah kalau tidak menyenangkan. Rasanya tidak untuk sekedar beginian Alloh meciptakan manusia.

Kalau benar kata Profesor Lack bahwa kebiasaan tidur molor dihari Sabtu dan Minggu yang menjadi awal penyebab Senin kelabu, maka menghilangkan kebiasaan bermalas-malas dua hari itu akan mejadikan Senin kita segar dan bersemangat. Kalau fikiran negatif tentang hari esok sebagai penyebabnya, kenapa kita tidak mencoba berfikir: untunglah kita mempunyai pekerjaan dihari Senin ini yang telah menjadikan kita hidup hangat bersama keluarga selama ini dan seterusnya. Kalau tidak? Semua hari, bukan Senin saja pantas kita syukuri, kita senangi. Kalau anda benar-benar merasa bahwa menukar waktu, tenaga dan ketrampilan dengan uang bulanan memang putusan keliru, inilah saatnya anda mencari peruntungan baru yang lebih baik dan lebih merdeka. Dizaman cyber ini banyak sekali peluang pekerjaan yang tidak harus disiksa oleh hari-hari Senin pagi yang menyebalkan itu. Apalagi sampai menembak-nembak orang!

Bagi saya yang sudah terperangkap biarlah saya menghibur diri. Semua hari adalah dari Alloh yang harus diterima dengan senang. Saya sehat, punya bekal secukupnya, tidak terlibat kejahatan, pekerjaan saya tidak sulit dan saya tidak perlu merasa takut kepada siapapun atasan saya. Tidak ada alasan untuk tidak senang. Jum’at adalah penghulu semua hari, hari istimewa: saya harus senang. Sabtu dan Munggu libur siapa yang tidak senang! Hari Senin, seharusnya,  saya songsong dengan senang dan penuh semangat karena  sudah beristirahat dua hari. Alhamdulillah ketemu Senin lagi! Insyaalloh.

Pejabat yang menentang pembubaran Ahmadyah

Amien Rais

Ada Siluman Ingin Ahmadiyah Dibubarkan

Semarang - Amien Rais menilai keberadaan dan aktifitas Jemaah Ahmadiyah di Indonesia, bukan komunitas yang suka membuat onar atau mengganggu keamanan. Maka aksi kekerasan dan tuntutan untuk membubarkan mereka diyakini datang dari kelompok 'siluman'.

"Mereka (Ahmadiyah) tidak ofensif, tidak mengganggu. Biarkan saja. Saya yakin ada siluman dalam kasus ini, minta dibubarkan padahal sebenarnya tidak perlu," ujar Amien Rais usai berceramah pada pelantikan pengurus Muhamadiyah dan Aisyiyah Semarang di Aula RS Roemani, Jl singosari, Semarang, Sabtu (19/2/2011).

"Dalam kejadian kemarin (Cikeusik), ya cari pelakunya dan diproses. Begitu saja. Nggak perlu terbawa isu perlu membubarkan atau tidak," sambung mantan Ketua PP Muhamadiyah itu.
 
Bila memang mayoritas warga berkeberatan terhadap keberadaan Ahmadiyah, tentunya jalan dilampiaskan dalam bentuk kekerasan. Pengucilan komunitas tersebut di pulau terpencil juga Amien nilai terlalu berlebihan.

"Dikucilkan secara sosiologis sudah cukup. Misalnya dilarang ekspansi, mendirikan masjid yang tidak ada jamaahnya dan lain-lain.


Akbar Tandjung


Ahmadiyah Tak Bisa Dibubarkan 

Jakarta - Ahmadiyah dianggap sesat oleh beberapa kalangan dan diusulkan kepada negara untuk segera dibubarkan. Politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung menilai negara tidak bisa membubarkan organisasi keagamaan dengan alasan perbedaan keyakinan.

"Kalau Ahmadiyah yang memiliki keyakinan tersendiri negara tidak bisa membubarkannya. Negara tidak boleh masuk dalam ranah keyakinan," ujar Akbar Tanjung di Kantor DPP Partai Golkar, Jl Anggrek Nely Murni, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (18/2/2011).

Akbar beralasan, Indonesia didirikan atas dasar kebhinekaan dan bukan merupakan negara Islam. Oleh sebab itu, negara tidak bisa bertindak atas dasar agama apa pun. "Itu karena negara kita bukan negara Islam, berbeda dengan Malaysia," imbuh Akbar.

Menurut Akbar, negara tidak bisa mengambil tindakan kepada seseorang atau pun organisasi atas apa yang diyakininya. Namun, negara dapat bertindak jika seseorang atau organisasi tersebut melakukan tindakan melawan hukum.

"Kalau dia melanggar hukum, baik secara individu ataupun organisasi baru bisa diambil tindakan," imbuh mantan ketua umum Partai Golkar ini.

Untuk mengatasi konflik yang terjadi belakangan ini, Akbar mengusulkan untuk selalu dibangun dialog yang konstruktif."Mesti terus menerus dibuka dialog dengan Ahmadiyah. Dan semua harus terbuka menerima perbedaan-perbedaan," tutupnya.




Mengenal Green Software & Green IT

Pengertian :


GREEN IT
:

( Green IT adalah sebuah study dan praktek dalam merancang , memproduksi, penggunaan dan pembuangan dari computer , server, dan system terkait lainnya seperti monitor , printer , Alat penyimpan dan network serta system komunikasi yang efisien dan efektif dengan dampak yang minimal atau tanpa dampak buruk terhadap lingkungan.)

In Harnessing Green IT: Principles and Practices a definition of green IT as provided by Murugesan is as follows:

Green IT is the study and practice of designing, manufacturing, using and disposing of computers, servers, and associated subsystems—such as monitors, printers, storage devices, and networking and communications systems—efficiently and effectively with minimal or no impact on the environment.

(http://wiki.cs.vu.nl)


GREEN SOFTWARE :

( Green software adalah computer software yang dapat di kembangkan dan digunakan dengan efisien dan efektiv dengan dampak minimal atau tanpa dampak buruk terhadap lingkungan.)

In [1] the definition for green software is introduced as "Computer software that can be developed and used efficiently and effectively with minimal or no impact to the environment". This definition has been derived from the definition of green IT as provided by Murugesan in Harnessing Green IT: Principles and Practices.

(http://wiki.cs.vu.nl)



Daftar 10 besar Green Software yang disusun oleh greentech media

1. eMeter
The company, which has raised $57 million in two rounds, has created a system that crunches the data from electrical meters for the benefit of utilities. It can monitor power consumption, maintenance issues, trends, outages, billing management, etc.  

It has an in-home thermostat application too, but it's not really the interesting part. It's how eMeter manipulates data for utilities that makes it valuable. Plus, it can pave the way for dynamic pricing schemes. Customers include Southern California Edison, TorontoHydro and CenterPoint Energy, among others.

2. Sustainable Spaces
Sustainable currently gets its revenue from energy efficiency retrofits, but the heart of the company is a complex application that allows contractors to determine the optimal repairs for a building.

"It is an expert system for decision support in the field," said president Matt Golden. "We have software meetings all the time." A number of the company's employees came from Google. The company's next task is to certify third-party contractors (i.e., not those working on Sustainable's crew) to get trained on the system. The retrofit market may become as crowded as building management, but for now Sustainable has a head start.

3. Autodesk
Product and building design. In terms of overall impact, the company will likely have a greater influence than anyone else on the list in terms of improving energy efficiency in buildings, reducing the amount of raw materials in manufactured goods, and replacing fossil fuels. But be honest, seeing Sustainable on this list is more of a surprise.

Honorable mention: Bentley Systems, which makes simulation and design tools for HVAC engineers.

4. Intermolecular
Think drug discovery software meets batteries and ultracapacitors. The company harnesses highly parallel computing techniques to devise materials and processes for semiconductor manufacturers and material scientists.

Biosciences companies have used these sorts of programs for years for protein folding simulations. Intermolecular exploits similar techniques to determine, for example, the optimal placement of atoms in a cathode and the potential results from various processing techniques. To date, Intermolecular has mostly worked with chip makers like AMD and Elpida, but it likely become a name solar and battery makers get to know.

5. Architectural Energy's SPOT
Not SPQR, SPOT. It stands for Sensor Placement and Orientation Tool and helps architects place sensors so that occupants can capitalize on daylight. Daylight saves energy-lighting consumes 22 percent of the electricity in the U.S. – but it can also improve worker productivity, moods and retail sales because of the improved quality of light. Ever wonder why everyone looks like a serial killer in a gas station bathroom? It's the poor fluorescents! Sunlight Direct, UC Davis and others also working on this issue.

6. GeoMation
Hitachi's GeoMation crunches satellite data to determine the optimum time to harvest wheat and rice. In tests on the island of Hokkaido, where farmers saw carbon dioxide output during harvesting reduced by 30 percent. In a world plagued by drought and hunger, this will come in handy. Expect to see a lot of lifestyle and heath applications come out of Japan too – weight loss tips, sleep monitors etc.

7. The Building Management 25
Building control systems used to mean the janitor. Now, it's a booming cottage industry with companies offering various combinations of hardware, software and services for curbing power inside commercial buildings, homes and university campuses.

At this point, it's hard to say who will win. Because of the varying customer needs, some sectors of this market will not rapidly consolidate: software for skyscraper management will likely be served by several vendors. The companies that provide software for thermostats may experience a quick bloodbath in the near future.  

Here are some of the more interesting ones: Cimetrics (software and simulation for campuses); Tririga (same); Adura Technologies (lighting controls-moving to total building management); Optimum Energy (air conditioner control) HydroPoint Technologies and Greenleaf (sprinkler systems); Advanced Telemetry (fast food outlets) and Tendril (home energy management consoles).

8. Hara
Why do I like Hara over the other carbon management companies? Because they don't yammer on about the importance of carbon accounting, which, in most parts of the world, remains voluntary.

Instead, the company tries to give a comprehensive view of the "organizational metabolism," according to CEO Amit Chatterjee said. If a company is mostly concerned about reducing energy costs, or water consumption, the remedial recommendations will be skewed toward the desired result or a blend of goals.

"It is not about greenhouse gases always," Chatterjee added.

(http://www.greentechmedia.com)

Indramayu : " salah satu daerah penghasil WTS Indonesia " (?)

Ekspor Wanita, Menari Topeng, Pakai Tank Top

PULUHAN warung malam remang-remang bertebaran di Desa Cangkingan, Kecamatan Karangampel, Indramayu, Jawa Barat. Di depan warung rata-rata berukuran 3 x 5 meter, terpacak panggung kecil, tempat berjoget dengan iringan musik tape recorder. Warung ini juga memajang gadis-gadis belia berparas ayu, berusia 13 hingga 15 tahun.

Sebagian besar diantara mereka mengaku masih duduk di bangku SLTP. Malah ada yang bilang masih SD kelas VI. Perawan cilik ini menemani minum bir lelaki pengunjung warung, dan berjoget "goyang dombret" hingga larut malam.

Meski usia masih sangat belia, cewek-cewek ini lihai merayu tamunya agar minum sampai teler, lalu mengucurkan tips dalam jumlah besar. Walau demikian, mereka menolak diajak ngamar. "Pekerjaan saya hanya menemani minum dan berjoget," kata Cicih gadis kencur berumur 14 tahun.

Warung malam Desa Cangkingan inilah yang disebut sebagai tempat magang gadis Indramayu untuk menjadi wanita penghibur profesional di kota besar, hingga ke luar negeri. Sudah menjadi pengetahuan umum, selama ini Indramayu dikenal sebagai pemasok wanita cantik ke Jakarta.

Bahkan, Coalition Against Trafficking in Women, sebuah lembaga antiperdagangan perempuan, menyebutkan, selama tiga tahun terakhir ini, lebih dari 1.000 gadis belia asal Indramayu dikirim ke Jepang sebagai pramusyahwat. Laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang bernaung di bawah PBB, yang diterbitkan awal Juli silam, menyebut Indramayu sebagai daerah pemasok anak-anak pekerja seks komersial ke Jepang.

ILO mencacatat, sepanjang dua tahun belakangan sedikitnya 1.500 cewek Indramayu diterbangkan ke "negeri sakura" itu sebagi wanita penghibur. Gadis-gadis ini dikirim ke Jepang dengan kedok misi kebudayaan, menggunakan visa turis. Laporan ILO sempat membuat Bupati Indramayu Irianto kebakaran jenggot.

Bupati Indramayu minta bantuan polisi untuk meneliti kebenaran laporan ILO tersebut. "Ini memang sangat memprihatinkan," kata Irianto. Kepolisian Resor (Polres) Indramayu, awal Agustus lalu, menangkap tiga calo wanita yang akan mengirim belasan "anak baru gede" Indramayu ke Batam.

Tiga calo wanita itu diketahui bernama Tiswen, 32 tahun, Tijah, 40 tahun, dan Maryati, 39 tahun, semuanya warga Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan, Indramayu. Mereka mengaku mendapat pesanan dari sebuah perusahaan pengerah tenaga kerja yang berkantor di Jakarta Timur. Imbalannya Rp 2 juta untuk tiap cewek yang berhasil mereka kirim.

Kapolres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Polisi Eko Hadi Sutedjo, mencurigai sejumlah wilayah di Indramayu dijadikan sasaran perekrutan wanita pekerja seks. Wilayah yang ditengarai menjadi incaran para pemasok wanita penghibur meliputi beberapa desa di Kecamatan Bongas, Sukra, Anjatan, dan Kandanghaur.

Kenyataan ini diakui Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Indramayu, Supali Kasim, yang menyatakan bahwa cewek Indramayu terperosok ke jurang pelacuran sejak 1960-an. Pada waktu itu, kata Supali Kasim, Indramayu mengalami kekeringan, banyak orang kelaparan.

Kondisi yang buruk mendorong orang Indramayu mengadu untung ke Jakarta, yang jaraknya hanya sekitar 200 kilometer. Pria Indramayu di Ibu Kota kebanyakan menjadi buruh kasar. Tapi wanitanya, terutama yang masih muda dan cantik, memilih jalur prostitusi.

Celakanya, wanita Indramayu yang sukses melacur di Jakarta, menurut Supali, ketika pulang kampung mengajak tetangganya. Apa boleh buat, banyak wanita yang tergiur mencari duit dengan menjual tubuh. "Karena melacur tak membutuhkan keterampilan dan pendidikan, tapi hasil gede. Modalnya cuma wajah cantik," kata Supali Kasim.

Seiring dengan perjalanan waktu, maka sejak 1970-an, perempuan Indramayu mulai meramaikan dunia pelacuran di Jakarta. Banyaknya wanita Indramayu yang melacur belakangan ini, menurut Supali, bukan semata-mata karena faktor kemiskinan. Melainkan disebabkan rendahnya standar moral sejumlah anggota masyarakat.

Masih banyak orang Indramayu, kata Supali pula, beranggapan bahwa perempuan menjadi pelacur bukan aib. Malah ada yang menganggap anak perempuannya yang berwajah cantik sebagai aset yang bisa dijual. "Maka jangan heran, kalau ada kasus orangtua dari Indramayu mengantarkan anaknya bekerja di tempat pelacuran Jakarta," Supali menegaskan.

Pendapat senada juga diungkap Kepala Desa Bongas, Sukara, 50 tahun, yang secara jujur mengakui desanya menjadi pemasok wanita pekerja seks ke beberapa tempat di Jakarta, dan bahkan ke luar negeri. Penyebabnya, tingkat pendidikan warga masih sangat rendah. "Sebagian besar warga di sini cuma lulus SD," kata Sukara.

Anak-anak Bongas, sebagian besar enggan melanjutkan ke SLTP, karena menurut Sukara, di desanya tidak ada SLTP. Untuk meneruskan ke SLTP, anak-anak Bongas harus menempuh jarak sekitar lima kilometer. Karena lokasi SLTP jauh, anak-anak jadi malas meneruskan sekolah.

Selain itu, anak-anak juga melihat kakaknya bisa hidup makmur setelah menjadi pelacur. Meski mereka tak sekolah. "Mau lulus SD, lulus SMA, toh nanti juga akan kerja ke Taiwan atau Jepang. Jadi mereka pikir buat apa sekolah tinggi-tinggi," kata Sukara, prihatin.

Lebih dari itu, sindikat jaringan pemasok wanita sudah demikian rapi beroperasi di Indramayu. Para pedagang perempuan, mengikat orangtua yang punya gadis belia dengan panjar yang jumlahnya mencapai jutaan rupiah. "Orangtua yang sudah mendapat panjar, mau tidak mau, harus mengizinkan anak gadisnya pergi meninggalkan desanya," kata Rachman, tokoh masyarakat Bongas.

Dalam rangka memburu gadis-gadis Indramayu, beberapa perusahaan pengerah tenaga kerja menempatkan agennya di sentra-sentra produksi wanita catik Indramayu. Di Kecamatan Bongas saja, menurut pemantauan Gatra, ada lima perusahanan pengerah tenaga kerja yang berpusat di Jakarta membuka cabang tak resmi.

Satu perusahaan pengerah tenaga kerja menempatkan beberapa orang agen alias calo di daerah tersebut. Para calo inilah yang membujuk gadis-gadis desa yang berwajah cantik untuk bekerja di Jepang. Katanya sih sebagai penari di tempat hiburan, prakteknya mereka dijadikan budak seks.

Akhir Juni lalu, terungkap ada belasan calo yang berburu cewek di beberapa desa wilayah Kecamatan Bongas, Indramayu. Mereka mengaku agen perusahaan "pencari bakat" membutuhkan gadis untuk dikirim sebagai duta seni tradisional ke Jepang. Sebanyak 157 gadis belia asal Bongas diseleksi di Condet, Jakarta Timur.

Untuk meyakinkan warga setempat, maka seorang calo yang bernama Jefri mengajak Wacih, gadis berusia 28 tahun, cucu Rasinah, seorang maestro penari topeng Indramayu. Wacih tertarik, karena ia dijanjikan bayaran Rp 6 juta sebulan. "Karena penghasilan di sini tidak menentu, saya tertarik juga dengan tawaran itu," kata Wacih, penari yang mengikuti jejak sang nenek itu.

Bersama dengan temannya dari Bongas, Wacih pun datang ke kantor perusahanan "pencari bakat" di Condet. Gadis penari topeng ini heran, karena beberapa gadis yang diseleksi diwajibkan berpakaian minim, ada juga yang diminta bugil. "Aneh, mau menari topeng kok disuruh pakai tank top," ujar Wacih.

Ketika Wacih menanyai beberapa ABG yang menunggu jadwal pemberangkatan, betapa terkejutnya dia. Mereka mengaku akan dikirim ke Jepang bukan sebagai penari, melainkan akan bekerja di restoran. Wacih pun memilih pulang kampung. Sedangkan beberapa di antara gadis tetangga ada juga yang akhirnya berangkat ke Jepang.

Belakangan tersiar kabar, pengiriman penari dengan dalih misi kebudayaan itu hanyalah kedok. Hal ini diungkapkan Santi, 20 tahun, bukan nama sebenarnya, yang pernah dikirim ke Jepang sebagai "penari". Awal Agustus 2001 lalu, Santi diajak perusahaan "misi kesenian" ke Jepang.

Meski Santi yang cantik ini berterus terang tak pandai menari, calo yang mengajaknya mengatakan oke-oke saja. "Dia bilang, yang dibutuhkan Jepang hanya penari latar," kata Santi. Akhirnya, Santi, yang cuma lulus SD, terbang ke Jepang.

Ia mengaku dipekerjakan di sebuah restoran di Tokyo yang punya fasilitas karaoke, dan live music. "Awalnya saya mengira disuruh menari di tempat itu. Eh, ternyata disuruh melayani di tempat tidur," kata Santi. Gadis asal Indramayu itu mengaku tak kuasa menolak perintah majikan.

Selama enam bulan melacur di Jepang, Santi mengaku dapat mengumpulkan uang Rp 100 juta. Tapi Santi akhirnya kembali ke Indramayu, menikah dengan pacar yang dicintainya di kampung. Di tempat kerja Santi di Jepang, kata Santi, masih ada puluhan wanita Indonesia menjadi pelacur. Ada yang tertipu, tapi banyak pula yang sengaja merintis karier sebagai wanita penghibur di "negeri sakura" itu.

[Heddy Lugito dan Taufik Abriansyah]
[Laporan Utama, GATRA, Nomor 47 Beredar Senin 7 Oktober 2002]

http://www.gatra.com/2002-10-08/versi_cetak.php?id=21179

Hampir disetiap kecamatan di MALANG ada Sarang Prostitusi...

Bukan mau di berantas...malah mau di tambah fasilitas ATM Kondom


REPUBLIKA .CO .ID, MALANG-- Bupati Malang Rendra Kresna menggagas adanya anjungan tunai mandiri (ATM) kondom di kawasan lokalisasi, sebagai upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS yang lebih luas di daerah itu.

"Gagasan ini bukan untuk melegalkan lokalisasi, namun semata-mata untuk mencegah penyebaran sekaligus menanggulangi penyakit HIV/AIDS," ucap Rendra di Malang, Jatim, Senin.

Selain itu, tegasnya, juga untuk menegakkan aturan pada setiap "tamu" yang wajib menggunakan kondom. Oleh karena itu, pemilik wisma dan juru parkir di kawasan lokalisasi juga harus berperan aktif untuk menyosialisasikan penggunaan kondom, bahkan setiap tamu harus ditekan agar menggunakannya.

Ia mengakui, pihaknya sudah berkali-kali mengeluarkan surat keputusan (SK) penutupan lokalisasi (prostitusi) di daerah itu, tetapi fakta di lapangan tetap saja masih operasional (buka).

Sehingga, lanjutnya, satu-satunya upaya untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di daerah itu, setiap tamu yang datang ke lokalisasi harus menggunakan kondom yang sudah dipasok dari Komite Penanggulangan AIDS (KPA) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Rendra yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang itu mengatakan, hubungan seks memang bukan satu-satunya cara penularan HIV/AIDS, tapi bisa memalui berbagai cara, seperti narkoba terutama melalui jarum suntik.

Data dari KPA Kabupaten Malang, hampir di setiap kecamatan yang berjumlah 33 kecamatan di Kabupaten Malang itu ada "sarang" prostitusi atau lokalisasi.

Red: Stevy Maradona
Sumber: Antara

=======================
Gini nih pejabat kita..... Nanti pas warga ngamuk.... yang ngamuk juga yang disalahkan..
Tapi entah berapa jumlah perawan yang telah di jual disana...Bagaimana dampak sosial / psikologis bagi warga...Adakah mereka peduli ??

Superman vs Muhammad Ali (pertarungan terbesar jagad raya)





Pertarungan antara dua pahlawan bumi tidak bisa dihindari. Superman dan Muhammad ali harus melakukan duel maut mereka, Bila tidak maka Bumi akan dilanda kehancuran.

Rat'lar pemimpin dari dunia alien Scrub, menginginkan para petarung yang terhebat dari bumi untuk bertarung dengan jagoan mereka, Hun-ya. Rat'lar telah menyerang bumi dan mengancam akan terus menghancurkannya bila jagoan dari bumi tidak melayani tantangan mereka.

Muhammad ali dan superman di haruskan untuk bertarung agar mewakili bumi untuk menghadapi jagoan mereka.

Untuk membuat pertarungan seimbang,, ahirnya di putuskan Arena pertarungan akan dibuat di sebuat planet bernama bodace, yang berada dalam orbit matahari merah, dimana disana kekuatan superman akan hilang untuk sementara. Pertandingan tersebut juga akan disiarkan secara "live" diseluruh galaxy

Siapakah pemenangnya ?? dan bagimana dengan rencana Rat'lar untuk menghacurkan bumi ??

================
Salah satu keunikan komik ini adalah,,, disamping judulnya yang pasti kontroversial,,,Covernya juga tidak kalah menarik.

Mengapa ?? Karena Ratusan orang penonton yang ada di covernya terdiri dari profil para selebritis dan orang2 terkenal.

Nama2 mereka serta posisinya disebutkan dalam halaman depan komik tersebut.


Para Pembela Ahmadiyah "Bejibun dan Ngawur"

oleh Hartono Ahmad Jaiz dan Hamzah Tede adalah penulis buku Ummat Dikepung Maksiat, Politik Kotor dan Sesat

Pasca kerusuhan Cikeusik, Pandeglang, Banten, 6 Februari 2011, yang menewaskan tiga jemaat Ahmadiyah, ada sejumlah (banyak, bejibun) pembela aliran sesat Ahmadiyah berkomentar di berbagai media massa. Yang menarik, dari sekian banyak para pembela Ahmadiyah ini, ada satu keluarga anak-beranak yang terlihat konsisten dan setia menjadi pembela Ahmadiyah, meski aliran ini sudah pernah dinyatakan sesat oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan Bahtsul Matsail NU (Nahdlatul Ulama).

Anak-beranak yang setia membela aliran sesat Ahmadiyah ini adalah keluarga mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Selain Gus Dur dan istrinya (Shinta Nuriyah), ternyata-anak-anak mereka juga pembela Ahmadiyah. Sebagaimana bisa ditemukan pada berbagai media terbitan 4 Mei 2008, mendiang Gus Dur pernah ditanya sejumlah wartawan mengapa ia membela Ahmadiyah? Ketika itu Gus Dur mengatakan, “…karena mereka kaum minoritas yang perlu dilindungi dan saya tidak peduli mengenai ajarannya…” (lihat tulisan berjudul “Gus Dur Bela Ahmadiyah Berdalih karena Minoritas” di nahimunkar.com edisi May 8, 2008 1:10 am).

Begitu juga dengan istri Gus Dur, Shinta Nuriyah, pernah memberikan pembelaan terhadap Ahmadiyah. Pada satu kesempatan, ia pernah mengatakan, “…keyakinan penganut Ahmadiyah yang memposisikan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad SAW, merupakan bagian dari kebebasan berkeyakinan dan berekspresi…” (lihat tulisan berjudul Bangsa Banyak Bicara (B3) di nahimunkar,com edisi October 3, 2010 9:35 pm). http://www.nahimunkar.com/bangsa-banyak-bicara-b3/#more-3448

Paham sejenis juga dianut putri kedua Gus Dur, Yeni Wahid, yang pernah mengatakan, “… saya juga tidak terlalu tahu akidah mereka (maksudnya ahmadiyah-red nahimunkar) seperti apa, tapi bahwa mereka berhak meyakini keyakinan mereka. Dan kita tidak bisa paksakan keyakinan kita pada mereka…” (detiknews edisi Jumat, 17/09/2010 03:54 WIB).

Sehari pasca kerusuhan di Cikeusik, putri tertua Gus Dur, Alissa Wahid, menyampaikan orasi keprihatinan di Tugu Yogya, pada hari Senin malam tanggal 7 Februari 2011. Alissa mengatakan, “…Kita orang Indonesia, seharusnya kita saling membantu, bukan saling membunuh. Kebangsaan kita saat ini sedang digoyah…”

Sebuah orasi yang terkesan indah, namun hampa, seperti popcorn (jagung goreng yang mengembang). Disebut demikian, karena bentrokan antara warga Cikeusik dengan jemaat Ahmadiyah, berkaitan dengan akidah. Bukan kebangsaan. Bila umat Islam yang sedang mempertahankan akidahnya disebut kebangsaannya sedang goyah, itu sama dengan asma (asal mangap), mengada-ada. Meski jemaat Ahmadiyah digolongkan sesat, mereka tetap diakui sebagai bangsa Indonesia, sebagai rakyat Indonesia.

Dalam hal “… saling membantu, bukan saling membunuh…” Alissa juga salah cara berfikirnya. Bagaimana mungkin umat Islam Indonesia, setidaknya yang berada di Cikeusik, mau saling bantu dengan jemaat Ahmadiyah yang justru punya tujuan merusak akidah umat Islam. Apalagi, jemaat Ahmadiyah justru merasa benar, dan berusaha meyakinkan sekitarnya untuk menerima ‘kebenaran’ yang mereka yakini.

Bila Alissa Wahid diajak manggung oleh Aliansi Jogja untuk Indonesia Damai (AJI Damai), Inayah Wahid sang adik, diajak manggung oleh Jaringan Aktivis Perempuan dan Aktivis HAM untuk Demokrasi, pada hari yang sama (Senin pagi tanggal 7 Februari 2011), di depan Istana Negara, Jakarta. Inayah antara lain mengatakan, “…Pemerintah Indonesia seharusnya kembali memaknai semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung nilai keberagaman, sehingga insiden penyerbuan terhadap warga Ahmadiyah beberapa waktu lalu tidak terjadi…”

Kakak-beradik ini rupanya sama-sama ora mudheng (tidak faham persoalan), bahwa kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah akarnya bukan ketidakmampuan menerima keragaman. Tetapi, karena Ahmadiyah mencederai akidah umat Islam. Ahmadiyah memaksakan pemahamannya bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi sesudah kenabian Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Paham punya nabi sesudah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. itu jelas bertentangan dengan Islam.

Bahkan, kelompok Ahmadiyah ini bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penganut paham sesat Ahmadiyah terbesar di dunia. Cita-cita itulah yang membuat mereka militan. Dalam kasus Cikeusik, jemaat Ahmadiyah yang hanya berjumlah 25 orang, tentu tidak akan diusik bila mereka tidak melakukan upaya-upaya menyebarkan paham sesat Ahmadiyah kepada lingkungan sekitarnya.

Yang jadi pertanyaan, mengapa jemaat Ahmadiyah yang sedikit itu punya keberanian menyebarkan paham sesatnya? Padahal, tindakan itu tidak dibenarkan dan bertentangan dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) yang ditandatangani Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung, yang diterbitkan pada hari Senin tanggal 9 Juni 2008.

SKB No 3/2008, KEP-033/A/JA/6/2008, dan No 199/2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat, selengapnya berisi:

        
  1. Memberi peringatan dan memerintahkan warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan, atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran itu.
  2.     
  3. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI sepanjang mengaku beragama Islam untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, yaitu penyebaran paham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW.
  4.     
  5. Penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu dan diktum kedua dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk organisasi dan badan hukumnya.
  6.     
  7. Memberi peringatan dan memerintahkan warga masyarakat untuk menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama serta ketenteraman dan ketertiban kehidupan bermasyarakat dengan tidak melakukan perbuatan dan/atau tindakan melawan hukum terhadap penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus JAI.
  8.     
  9. Warga masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu dan diktum keempat dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
  10.     
  11. Memerintahkan aparat pemerintah dan pemerintah daerah melakukan langkah-langkah pembinaan dalam rangka pengamanan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan Bersama ini.

Masalahnya, bukan hanya jemaat Ahmadiyah yang membandel, tetapi pihak pemerintah juga tidak tegas. Seharusnya, sudah sejak kemarin-kemarin Ahmadiyah dibubarkan. Menteri Agama Suryadharma Ali usai mengikuti rapat gabungan pemerintah dan DPR tentang ormas di Gedung DPR, Senayan, hari Senin tanggal 30 Agustus 2010 lalu, pernah mengatakan: “Ahmadiyah itu seharusnya dibubarkan. Kalau tidak dibubarkan permasalahannya akan terus berkembang.”

Sehari kemudian, 31 Agustus 2010, usai mengikuti buka bersama Wakil Presiden Boediono dengan para ulama di Kediaman Dinas Wapres, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Suryadharma Ali kembali menegaskan: “Jadi sekali lagi, ini harus diselesaikan. Kalau dibiarkan ini me-maintenance masalah. Ini setiap hari, setiap minggu, potensi konflik terus ada gitu, lho. Kalau ini tidak diselesaikan, kita khawatir eskalasinya makin meningkat dan pada akhirnya keadaannya makin buruk.”

Dimanfaatkan untuk menutupi kasus yang lebih besar?
Faktanya, hingga enam bulan kemudian, posisi Ahmadiyah tetap menggantung. Padahal, umat Islam sudah seperti hilang kesabaran menanti realisasi dibubarkannya aliran dan paham sesat Ahmadiyah. Seperti ada politik pembiaran terhadap kasus ini, yang sewaktu-waktu akan dimanfaatkan untuk menutupi kasus yang lebih besar, misalnya kasus mafia pajak. Barangkali, itulah yang terjadi pada kasus Cikeusik, Pandeglang, Banten, pada tanggal 6 Februari 2011 lalu.

Ketika perhatian sedang tercurah kepada kasus Cikeusik, tiba-tiba Buyung Nasution yang selama ini menjadi pengacara Gayus Tambunan, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pengacara Gayus sejak 7 Februari 2011. Keputusan itu disampaikan Buyung pada 8 Februari 2011, dalam sebuah jumpa pers di Menara Global, Jl Gatot Subroto, Jakarta.

Jangan lupa, selain nama Adnan Buyung Nasution tercantum dalam iklan AKKBB Mei-Juni 2008, ia juga pembela Ahmadiyah (lihat tulisan berjudul Adnan Buyung Bela Ahmadiyah Mewakili Siapa? di nahimunkar.com edisi May 9, 2008 5:19 am).http://www.nahimunkar.com/adnan-buyung-bela-ahmadiyah-mewakili-siapa/#more-59. Menurut Buyung, ia mundur karena Gayus sudah memakai jasa pengacara lain (Hotma Sitompoel), dan mengubah haluan soal mafia pajak dan mafia hukum.

Menurut Buyung, Gayus yang semula menyudutkan perusahaan Bakrie terkait pajak, kini berbalik arah. Bahkan Gayus berani mengatakan, nama Bakrie ia kait-kaitkan karena diarahkah oleh Denny Indrayana. Jika semula Gayus terkait dengan 149 perusahaan yang laporan pajaknya ia rekayasa, kini arahnya berbalik yaitu Gayus sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahaan-perusahaan tersebut.

Jangan juga dilupakan, bahwa Hotma Sitompoel selama ini adalah anak emas Buyung Nasution. Kedekatan mereka sudah terjalin sejak keduanya aktif di Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Kalau saat ini terkesan keduanya seperti berseberangan, apakah punya makna tersembunyi?

Para pembela Ahmadiyah pasca kerusuhan Cikeusik, bagai sekawanan laron yang menyerbu cahaya usai hujan petang hari. Mereka antara lain Anick H. Tohari. Menurut Anick, negara gamang dalam menangani kasus Cikeusik ini secara tuntas. Anick juga berpendapat, negara tidak berhak membuat penafsiran suatu agama. Pendapat itu terkesan gagah, tapi ngawur. Karena, kesesatan Ahmadiyah bukanlah produk penafsiran negara, tetapi merujuk kepada akidah baku umat Islam yang dilandaskan pada Al-Qur’an yang kemudian diikuti oleh para ulama shalih.

Selain Anick, yang juga tercantum namanya dalam iklan AKKBB adalah Eva Kusuma Sundari dari PDIP. Menurut Eva, pemerintah telah gagal menjamin kebebasan warga negara dalam memeluk agama dan melaksanakan ibadah. Pendapat itu dikemukakan Eva terkait insiden penyerangan terhadap jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten.

Pendapat tersebut juga terkesan gagah dan humanis, namun ya ngawur juga. Karena, masalahnya bukan pada memeluk (memilih) agama dan melaksanakan ibadah, tetapi kepada adanya keyakinan (akidah) yang bertentangan dan dipaksakan untuk diterima sebagai kebenaran, padahal bathil. Menurut Akil Mochtar (hakim konstitusi), “Keyakinan itu tidak dilarang. Konstitusi mengaturnya secara tegas, memberikan jaminan atas kebebasan berkeyakinan. Namun, ketika keyakinan tersebut telah menyinggung keyakinan orang lain, maka itu harus dibatasi.”

Dalam hal ini, Ahmadiyah tidak mau dibatasi. Mereka maunya disamakan, dibebaskan dengan kebathilannya, dan dibebaskan merusak akidah umat Islam. Sikap bathil ini ternyata didukung oleh laron-laron AKKBB yang neo-sinkretis. Salah satu laron itu adalah Qasim Mathar, Guru Besar UIN Alauddin Makassar.

Qasim Mathar selaku jurubicara Forum Masyarakat Sulawesi Selatan (FMS) yang terdiri dari tokoh-tokoh lintas agama, akademisi dan aktivis organisasi non pemerintah, meminta pemerintah merevisi SKB 3 Menteri. Alasannya, SKB tersebut telah menjadi penyebab terjadinya sejumlah tindak kekerasan dan dijadikan dasar bertindak untuk menyerang kelompok Ahmadiyah.

Pandangan itu jelas mengada-ada dan tidak sesuai kenyataan. Karena, SKB itu justru bagai macan ompong yang tidak bisa menghentikan perusakan akidah yang sedang dijalankan Ahmadiyah. Kalau toh mau direvisi, SKB itu perlu diperkuat dan dipertegas, sehingga penyebaran paham sesat Ahmadiyah bisa berhenti, dan umat Islam tidak lagi direpotkan dengan ulah mereka. Barulah kita bisa berharap potensi konflik bisa diakhiri.

Sekedar mengingatkan, pada harian Media Indonesia edisi 26 Mei 2008 (hal. 13), pernah terpampang ratusan nama pendukung AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan), sebagai berikut:

        
  • A. Mubarik Ahmad
  •     
  • A. RAHMAN TOLLENG
  •     
  • A. Sarjono
  •     
  • A. Suti Rahayu
  •     
  • A. SYAFII MAARIF
  •     
  • AA GN Ari Dwipayana
  •     
  • Aan Anshori
  •     
  • Abdul Moqsith Ghazali
  •     
  • Abdul Munir Mulkhan
  •     
  • Abdul Qodir Agil
  •     
  • Abdur Rozaki
  •     
  • Acep Zamzam Nur
  •     
  • Achmad Chodjim
  •     
  • Achmad Munjid
  •     
  • Ade Armando
  •     
  • Ade Rostina Sitompul
  •     
  • Adi Wicaksono
  •     
  • ADNAN BUYUNG NASUTION
  •     
  • Agnes Karyati
  •     
  • Agus Hamonangan
  •     
  • Agustinus
  •     
  • Ahmad Baso
  •     
  • Ahmad Fuad Fanani
  •     
  • Ahmad Nurcholish
  •     
  • Ahmad Sahal
  •     
  • Ahmad Suaedi
  •     
  • Ahmad Taufik
  •     
  • Ahmad Tohari
  •     
  • Akmal Nasery Basral
  •     
  • Alamsyah M. Dja’far
  •     
  • Albait Simbolon
  •     
  • Albertus Patty
  •     
  • Amanda Suharnoko
  •     
  • AMIEN RAIS
  •     
  • Ana Lucia
  •     
  • Ana Situngkir
  •     
  • Anak Agung Aryawan
  •     
  • ANAND KRISHNA
  •     
  • Andar Nubowo
  •     
  • Andreas Harsono
  •     
  • Andreas Selpa
  •     
  • Anick H. Tohari
  •     
  • Antonius Nanang E.P.
  •     
  • Ari A. Perdana
  •     
  • Arianto Patunru
  •     
  • ARIEF BUDIMAN
  •     
  • Arif Zulkifli
  •     
  • Asep Mr.
  •     
  • Asfinawati
  •     
  • Asman Aziz
  •     
  • ASMARA NABABAN
  •     
  • Atika Makarim
  •     
  • Atnike Nova Sigiro
  •     
  • Ayu Utami
  •     
  • AZYUMARDI AZRA
  •     
  • Bachtiar Effendy
  •     
  • Benny Susetyo, SJ
  •     
  • Bivitri Susanti
  •     
  • Bonnie Tryana
  •     
  • BR. Indra Udayana
  •     
  • Budi Purwanto
  •     
  • Butet Kertaredjasa
  •     
  • CHRISTIANTO WIBISONO
  •     
  • Christina Sudadi
  •     
  • Cosmas Heronimus
  •     
  • Daddy H. Gunawan
  •     
  • Daniel Dhakidae
  •     
  • Daniel Hutagalung
  •     
  • Djaposman S
  •     
  • DJOHAN EFFENDI
  •     
  • Doni Gahral Adian
  •     
  • Donny Danardono
  •     
  • Eep Saefulloh Fatah
  •     
  • Eka Budianta
  •     
  • Eko Abadi Prananto
  •     
  • Elga J. Sarapung
  •     
  • Elizabeth Repelita
  •     
  • Elza Taher
  •     
  • Endo Suanda
  •     
  • Erik Prasetya
  •     
  • EVA SUNDARI
  •     
  • F. Wartoyo
  •     
  • Fadjroel Rahman
  •     
  • Fajrime A. Goffar
  •     
  • Farid Ari Fandi
  •     
  • Fenta Peturun
  •     
  • FIKRI JUFRI
  •     
  • Franky Tampubolon
  •     
  • Gabriella Dian Widya
  •     
  • Gadis Arivia
  •     
  • Garin Nugroho
  •     
  • Geovanni C.
  •     
  • Ging Ginanjar
  •     
  • GOENAWAN MOHAMAD
  •     
  • Gomar Gultom
  •     
  • Gus TF Sakai
  •     
  • Gustaf Dupe
  •     
  • GUSTI RATU HEMAS
  •     
  • Hadi Nitihardjo
  •     
  • Hamid Basyaib
  •     
  • Hamim Enha
  •     
  • Hamim Ilyas
  •     
  • Hamka Haq
  •     
  • Haryo Sasongko
  •     
  • Hasif Amini
  •     
  • Hendardi
  •     
  • Hendrik Bolitobi
  •     
  • Herman S. Endro
  •     
  • Heru Hendratmoko
  •     
  • HS DILLON
  •     
  • I Gede Natih
  •     
  • ICHLASUL AMAL
  •     
  • Ifdal Kasim
  •     
  • Ihsan Ali-Fauzi
  •     
  • Ika Ardina
  •     
  • Ikravany Hilman
  •     
  • Imam Muhtarom
  •     
  • Ilma Sovri Yanti
  •     
  • Imadun Rahmad
  •     
  • Indra J. Piliang
  •     
  • Isfahani
  •     
  • J. Eddy Juwono
  •     
  • Jacky Manuputty
  •     
  • Jaduk Feriyanto
  •     
  • Jajang Pamuntjak
  •     
  • Jajat Burhanudin
  •     
  • Jaman Manik
  •     
  • Jeffri Geovanie
  •     
  • Jeirry Sumampow
  •     
  • JN. Hariyanto, SJ
  •     
  • Johnson Panjaitan
  •     
  • JORGA IBRAHIM
  •     
  • Josef Christofel Nalenan
  •     
  • Joseph Santoso
  •     
  • Judo Puwowidagdo
  •     
  • JULIA SURYAKUSUMA
  •     
  • Jumarsih
  •     
  • Kadek Krishna Adidarma
  •     
  • Kartini
  •     
  • Kartono Mohamad
  •     
  • Kautsar Azhari Noer
  •     
  • KEMALA CHANDRA KIRANA
  •     
  • KH. ABDUD TAWWAB
  •     
  • KH. ABDUL A’LA
  •     
  • KH. ABDUL MUHAIMIN
  •     
  • KH. ABDURRAHMAN WAHID
  •     
  • KH. HUSEIN MUHAMMAD
  •     
  • KH. IMAM GHAZALI SAID
  •     
  • KH. M. IMANUL HAQ FAQIH
  •     
  • KH. MUSTOFA BISRI
  •     
  • KH. NURIL ARIFIN
  •     
  • KH. NURUDIN AMIN
  •     
  • KH. RAFE’I ALI
  •     
  • KH. SYARIF USMAN YAHYA
  •     
  • Kristanto Hartadi
  •     
  • L. Ani Widianingtias
  •     
  • Laksmi Pamuntjak
  •     
  • Lasmaida S.P.
  •     
  • Leo Hermanto
  •     
  • LIES MARCOES-NATSIR
  •     
  • Lily Zakiyah Munir
  •     
  • LIN CHE WEI
  •     
  • Lisabona Rahman
  •     
  • Luthfie Assyaukanie
  •     
  • M. Chatib Bisri
  •     
  • M. DAWAM RAHARDJO
  •     
  • M. Guntur Romli
  •     
  • M. Subhan Zamzami
  •     
  • M. Subhi Azhari
  •     
  • M. Syafi’i Anwar
  •     
  • Marco Kusumawijaya
  •     
  • Maria Astridina
  •     
  • Maria Ulfah Anshor
  •     
  • Mariana Amirudin
  •     
  • MARSILAM SIMANJUNTAK
  •     
  • Martin L. Sinaga
  •     
  • Martinus Tua Situngkir
  •     
  • Marzuki Rais
  •     
  • Masykurudin Hafidz
  •     
  • MF. Nurhuda Y
  •     
  • Mira Lesmana
  •     
  • MOCHTAR PABOTTINGI
  •     
  • MOESLIM ABDURRAHMAN
  •     
  • Moh. Monib
  •     
  • Mohammad Imam Aziz
  •     
  • Mohtar Mas’oed
  •     
  • Monica Tanuhandaru
  •     
  • Muhammad Kodim
  •     
  • Muhammad Mawhiburrahman
  •     
  • Mulyadi Wahyono
  •     
  • MUSDAH MULIA
  •     
  • Nathanael Gratias
  •     
  • Neng Dara Affiah
  •     
  • Nia Sjarifuddin
  •     
  • Nirwan Dewanto
  •     
  • Noldy Manueke
  •     
  • Nong Darol Mahmada
  •     
  • NONO ANWAR MAKARIM
  •     
  • Noorhalis Majid
  •     
  • Novriantoni
  •     
  • Nugroho Dewanto
  •     
  • Nukila Amal
  •     
  • Nur Iman Subono
  •     
  • Pangeran Djatikusumah
  •     
  • Panji Wibowo
  •     
  • Patra M. Zein
  •     
  • Permadi
  •     
  • Pius M. Sumaktoyo
  •     
  • Putu Wijaya
  •     
  • Qasim Mathar
  •     
  • R. Muhammad Mihradi
  •     
  • R. Purba
  •     
  • Rachland Nashidik
  •     
  • Rafendi Djamil
  •     
  • Raharja Waluya Jati
  •     
  • Raja Juli Antoni
  •     
  • Rasdin Marbun
  •     
  • RATNA SARUMPAET
  •     
  • Rayya Makarim
  •     
  • Richard Oh
  •     
  • Rieke Dyah Pitaloka
  •     
  • RIZAL MALARANGENG
  •     
  • Robby Kurniawan
  •     
  • Robertus Robett
  •     
  • Rocky Gerung
  •     
  • Rosensi
  •     
  • Roslin Marbun
  •     
  • Rumadi
  •     
  • Saiful Mujani
  •     
  • Saleh Hasan Syueb
  •     
  • Sandra Hamid
  •     
  • Santi Nuri Dharmawan
  •     
  • Santoso
  •     
  • Saor Siagian
  •     
  • Sapardi Djoko Damono
  •     
  • Sapariah Saturi Harsono
  •     
  • SAPARINAH SADLI
  •     
  • Saras Dewi
  •     
  • Save Degun
  •     
  • SHINTA NURIYAH WAHID
  •     
  • Sijo Sudarsono
  •     
  • Sitok Srengenge
  •     
  • Slamet Gundoro
  •     
  • Sondang
  •     
  • Sri Malela Mahargasari
  •     
  • St. Sunardi
  •     
  • Stanley Adi Prasetyo
  •     
  • Stanley R. Rambitan
  •     
  • Sudarto
  •     
  • Suryadi Radjab
  •     
  • SUSANTO PUDJOMARTONO
  •     
  • Syafiq Hasyim
  •     
  • Syamsurizal Panggabean
  •     
  • Sylvana Ranti-Apituley
  •     
  • Sylvia Tiwon
  •     
  • Tan Lioe Ie
  •     
  • Tatik Krisnawaty
  •     
  • TAUFIK ABDULLAH
  •     
  • Taufik Adnan Amal
  •     
  • TGH Imran Anwar
  •     
  • TGH Subki Sasaki
  •     
  • Tjiu Hwa Jioe
  •     
  • Tjutje Mansuela H.
  •     
  • TODUNG MULYA LUBIS
  •     
  • Tommy Singh
  •     
  • Toriq Hadad
  •     
  • Tri Agus S. Siswowiharjo
  •     
  • Trisno S. Sutanto
  •     
  • Uli Parulian Sihombing
  •     
  • ULIL ABSHAR-ABDALLA
  •     
  • Usman Hamid
  •     
  • Utomo Dananjaya
  •     
  • Victor Siagian
  •     
  • Vincentius Tony V.V.Z
  •     
  • Wahyu Andre Maryono
  •     
  • Wahyu Effendi
  •     
  • Wahyu Kurnia I
  •     
  • Wardah Hafiz
  •     
  • Wiwin Siti Aminah Rohmawati
  •     
  • WS RENDRA
  •     
  • Wuri Handayani
  •     
  • Yanti Muchtar
  •     
  • Yayah Nurmaliah
  •     
  • Yenni Rosa Damayanti
  •     
  • YENNY ZANNUBA WAHID
  •     
  • Yohanes Sulaiman
  •     
  • Yosef Adventus Febri P.
  •     
  • Yosef Krismantoyo
  •     
  • Yudi Latif
  •     
  • Yuyun Rindiastuti
  •     
  • Zacky Khairul Umam
  •     
  • Zaim Rofiqi
  •     
  • Zen Hae
  •     
  • Zainun Kamal
  •     
  • Zakky Mubarok
  •     
  • Zuhairi Misrawi
  •     
  • Zulkifli Lubis
  •     
  • Zuly Qodir

Membela Aliran Sesat dan Memprovokasi
Masih banyak laron-laron AKKBB yang berkomentar di berbagai media cetak dan elektronik. Posisi mereka sangat jelas, yaitu memprovokasi rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, untuk terus memelihara konflik horizontal dengan Ahmadiyah. Provokasi yang mereka lakukan memang licik, yaitu dengan memposisikan Ahmadiyah sebagai pihak yang benar dan teraniaya, padahal penyebaran paham sesat Ahmadiyah bertentangan dengan SKB dan akidah umat Islam. Sementara itu, pihak lain mereka posisikan sebagai pelaku kekerasan, anarkis dan mau memang sendiri.

Akibatnya, pihak Ahmadiyah semakin percaya diri dan arogan dengan kebathilannya, sehingga semakin berani melawan umat Islam. Sementara itu, umat Islam kian merasa terdzalimi. Perasaan terdzalimi ini tentu membangun potensi balas dendam. Kalau potensi ini kemudian diprovokasi oleh kekuatan dari luar, konflik horizontal alias anarkisme tinggal menunggu waktu.

Apalagi, bila kerusuhan itu memang dirancang sebagaimana kecurigaan sementara orang terkait beredarnya video aksi kekerasan massa di Cikeusik yang diunggah Andreas Harsono di Youtube. Namun siapa sesunguhnya yang merekam kejadian itu? Yang jelas, pelaku perekaman berada di posisi Ahmadiyah, dan ia begitu leluasa bergerak di tengah-tengah konflik yang menewaskan tiga nyawa jemaat Ahmadiyah itu.

Susahnya Menelusuri Pengupload Video Tragedi Ahmadiyah di Youtube
Anwar Khumaini – detikNews

Kamis, 10/02/2011 07:05 WIB

Jakarta - Tak lama setelah terjadi kasus kekerasan yang dilakukan oleh massa terhadap warga Ahmadiyah Cikeusik, Pandeglang, Banten, muncul video tentang aksi kekerasan massa tersebut di Youtube. Video itu pun banyak diunduh. Namun tak lama kemudian, video itu pun diblokir.

Sebenarnya, siapakah orang yang mengupload video berdurasi 1.06 menit tersebut? Menurut kabar, sang pengupload bernama Andreas Harsono. Namun saat dikonfirmasi detikcom, Andreas menolak untuk menjawab. Menurutnya, ada timnya yang bertugas khusus untuk menjawab pertanyaan ini.

"Ada tim saya bernama Elin yang akan menjawabnya," kata Andreas singkat kepada detikcom via telepon, Rabu (9/2/2011) malam.

Anderas kemudian meminta detikcom untuk meneleponnya kembali 2 menit kemudian. Namun saat ditelepon kembali, Andreas tidak mengangkat teleponnya. Baru setelah di-SMS, Andreas membalasnya.

Dalam balasannya tersebut, Andreas kemudian memberikan nomor Elin yang dia maksud. Namun ternyata nama lengkap orang yang dimaksud adalah Elaine Pearson, yang saat ini berada di Perth, Australia. Selain meminta menghubungi Elaine, Andreas juga meminta agar detikcom menghubungi Brad Adams yang saat ini berada di London.

"Elaine saat ini mungkin sudah tidur, tapi coba SMS nanti dia akan menelepon," kata Andreas.

Namun hingga saat ini detikcom belum berhasil menghubungi kedua nomor tersebut.

Dari video yang ditonton detikcom, Senin (7/2/2011) lalu, tampak beberapa orang dari massa yang beringas itu menimpuki dua pemuda yang sudah tidak berdaya itu dengan batu, bambu, dan kayu. Tampak seorang pemuda berjaket biru memukul dengan bambu tanpa henti. Sementara pemuda lainnya ikut memukul bertubi-tubi.

Salah satu pemuda yang nyaris telanjang tampak sudah tidak bergerak. Kemungkinan, pemuda yang hanya memakai celana dalam itu sudah tewas. Tubuhnya penuh dengan luka dan berdarah-darah. Sementara satu pemuda lainnya yang menjadi amukan massa tampak terus dipukuli. Pemuda itu tampak tidur tengkurap dan tidak bergerak.

Sementara itu, kerumunan massa yang mengitari dua pemuda yang kondisinya sangat mengenaskan itu terus meneriakkan takbir. Bahkan beberapa di antara mereka tampak asyik merekam kejadian itu melalui ponselnya. (anw/nvc)

(http://www.detiknews.com/read/2011/02/10/070526/1568194/10/susahnya-menelusuri-pengupload-video-tragedi-ahmadiyah-di-youtube)

Sikap Menteri Agama Berobah
Kecurigaan sebagian masyarakat terhadap adanya rekayasa dalam kasus Cikeusik ini semakin menajam ketika merasakan adanya perobahan sikap dari Menteri Agama. Enam bulan lalu, Menteri Agama Suryadhama Ali melalui pernyataannya di berbagai media terkesan begitu fokus dan antusias bahwa aliran dan paham sesat Ahmadiyah akan dibubarkan setelah Lebaran (Idul Fitri 1431 H). Namun kini, pasca kasus Cikeusik, tidak fokus dan tidak antusias lagi. Siapa menekan Menteri Agama?

Dalam rapat bersama antara anggota DPR RI dengan Menteri Agama dan Kapolri, 09 Februari 2011, Suryadharma menawarkan 4 alternatif. Pertama, Ahmadiyah membuat sekte sendiri di luar Islam. Kedua, Ahmadiyah menjadi Islam yang benar. Ketiga, Ahmadiyah dibubarkan. Keempat, Ahmadiyah dibiarkan.

Suryadharma sendiri nampaknya lebih condong kepada alternatif kedua. Karena, menurutnya, jamaah Ahmadiyah memiliki semangat ber-Islam yang kuat, namun mendapatkan dakwah yang salah. Oleh karena itu, menurut Menag, dengan dialog mereka dapat dikembalikan ke jalan yang benar.

Ada apa dengan Menteri Agama Suryadharma Ali? Rasanya tidak mungkin beliau takut hanya kepada segerombolan laron.

Ancaman siksa neraka sangat dahsyat
Perkataan ngawur dari para pembela Ahmadiyah (pengikut nabi palsu) yang telah meragukan dan bahkan bertentangan dengan ayat Al-Qur’an itu sangat membahayakan bagi diri orang yang mengatakannya, bahkan bisa membahayakan bagi orang lain yang terpengaruh dengannya. Maka wajar kalau sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam masuk neraka atas orang yang hanya gara-gara ia mengucapkan satu perkataan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Adakalanya seorang hamba mengucapkan satu kalimah (satu kata) yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam Neraka yang jarak dalamnya antara timur dan barat. (Hadits ruiwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya bisa jadi seseorang mengucapkan suatu perkataan yang disangkanya tidak apa-apa, tapi dengannya justru tergelincir dalam api neraka selama tujuh puluh musim." (HR At-Tirmidzi, ia katakan ini hadits hasan gharib dari arah ini, dan Ahmad - 6917).

Mengenai pembela nabi palsu (terkena juga bagi orang yang membela pengikut nabi palsu, seperti membela Ahmadiyah hakekatnya membela nabi palsu pula), dalam Musnad Al-Humaidi diriwayatkan:

Dari Imran bin Dhabyan dari seorang dari Bani Hanifah (suku yang ada nabi palsunya, Musailimah Al-Kadzdzab) bahwa ia mendengarnya, dia berkata, Abu Hurairah berkata kepadaku: Kenalkah kamu (seorang bernama) Rajjal? Aku jawab: ya. Dia (Abu Hurairah) berkata: Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Gigi gerahamnya (Ar-Rajjal) di dalam neraka lebih besar daripada Gunung Uhud”. Dia dulunya masuk Islam kemudian murtad dan bergabung dengan Musailimah (Nabi palsu). (Musnad Al-Humaidi).

Para pembela nabi palsu diancam siksa neraka sangat dahsyat. Termasuk para pembela Ahmadiyah pada hakekatnya adalah pembela nabi palsu, karena Ahmadiyah adalah pengikut nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad.

Saef bin Umar meriwayatkan dari Thulaihah dari Ikrimah dari Abu Hurairah dia berkata, “Suatu hari aku duduk di sisi Rasulullah bersama sekelompok orang, di tengah kami hadir Ar-Rajjal bin Anfawah. Nabi bersabda,

“Sesungguhnya di antara kalian ada seseorang yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari Gunung Uhud.”

Kemudian aku (Abu Hurairah) perhatikan bahwa seluruh yang dulu hadir telah wafat, dan yang tinggal hanya aku dan Ar-Rajjal. Aku sangat takut menjadi orang yang disebutkan oleh Nabi tersebut hingga akhirnya Ar-Rajjal keluar mengikuti Musailimah dan membenarkan kenabiannya. Sesungguhnya fitnah Ar-Rajjal lebih besar daripada fitnah yang ditimbulkan oleh Musailimah.” Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Is-haq dari gurunya, dari Abu Hurairah ra. (Lihat Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan-Nihayah, dalam bahasan nabi palsu Musailimah Al-Kadzdzab, atau lihat buku Hartono Ahmad Jaiz, Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat, Pustaka Al-Kautsar, Jakrta, 2007, bab Nabi Palsu Musailimah Al-Kadzdzab).

Dengan adanya ancaman dahsyat itu, kekhawatiran akan hilangnya keimanan akibat membela Ahmadiyah pun ada. Contohnya adalah artikel berjudul ParaPembela Kafirin Ahmadiyah, Perlukah Mayatnya Disholati? (lihat nahimunkar.com, June 4, 20089:23 pm, http://www.nahimunkar.com/para-pembela-kafirin-ahmadiyah/#more-77)

Demikianlah ancaman keras dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang yang perkataannya dianggap tidak mengapa (padahal sangat merusak agama) maka mengakibatkan dicemplungkan ke neraka yang jarak dalamnya saja 70 tahun (perjalanan). Sedang yang membela nabi palsu maka gigi gerahamnya di neraka lebih besar dibanding Gunung Uhud. Betapa ngerinya. Namun kini betapa beraninya mereka berkata-kata dengan sangat ngawurnya, hanya untuk membela pengikut nabi palsu.

sumber: http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/para-pembela-ahmadiyah-bejibun-dan-ngawur-ancaman-dahsyat-neraka-tersedia.htm

Ada beberapa pertanyaan kami tentang peristiwa yang terjadi di Cikeusik hari Minggu lalu. Apa yang sebenarnya terjadi?

oleh Hanibal Wijayanta, Journalist/Executive Producer at ANTV

Tentang kesan pembiaran dan ketidaksigapan polisi. Hari Jumat (4 Februari 2011), ketika massa sudah mulai berdatangan ke Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten, aparat lokal sebenarnya sudah tahu tentang hal itu. Polsek sudah mengerahkan polisi ke lokasi. Polres sudah tahu dan sudah siaga. Menurut kabar dari keluarga seorang kawan di ANTV, sejak Jumat itu aparat di seluruh Kabupaten Pandeglang sudah tahu kalau ada rombongan massa yang datang ke Cikeusik. Hari itu juga Suparman (tokoh Ahmadiyah lokal) dan keluarganya pun sudah dievakuasi polisi. Kemudian pada Sabtu malam (5 Februari 2011), massa Ahmadiyah datang dengan dua mobil dari Bogor dan Jakarta.

Menurut polisi, mereka telah menyuruh warga Ahmadiyah yang baru datang itu untuk pergi/dievakuasi, tapi mereka menolak. Karena itu polisi pun meninggalkan lokasi. Pertanyaannya, mengapa polisi membiarkan mereka bertahan di situ? Mengapa polisi tidak berinisiatif untuk memaksa mereka pergi dan mengevakuasi ke tempat aman? Bukankah mereka sudah tahu bahwa kondisi sudah demikian gawat? Di sinilah terkesan polisi membiarkan bentrokan akan terjadi dengan menarik anggotanya dari lokasi. Bahkan kawan kami di redaksi bercerita bahwa saudaranya yang bekerja di pemda Pandeglang bertanya-tanya, mengapa bentrokan itu terjadi padahal seharusnya bisa dicegah karena sudah diketahui sejak awal.

Tentang Massa Ahmadiyah. Mengapa massa Ahmadiyah yang baru datang dengan dua mobil itu menolak dievakuasi? Ada kesan bahwa mereka memang sengaja mempersiapkan diri untuk menjadi martir karena kedatangan mereka jelas bakal memprovokasi massa yang sudah terpancing emosinya sejak dua hari sebelumnya. Lalu apa tujuan mereka? Apalagi massa Ahmadiyah itu sempat mengatakan bahwa mereka ingin bertahan sampai titik darah penghabisan. Mengapa? Apakah mereka memang berharap agar kasus ini meledak dan kemudian menjadi perhatian masyarakat di dalam dan luar negeri? Ataukah mereka dikorbankan untuk scenario berdarah ini?

Penggerak Massa: Dari gambar-gambar video yang muncul di Youtube maupun yang kami dapatkan sendiri di lapangan, tampak jelas bahwa pada awalnya massa tampak digerakkan oleh belasan orang berjaket hitam, sebagian berkaos t-shirt dan kemeja dan bersenjata golok. Yang menarik, mereka ini membawa tanda pengenal berupa pita biru di kerah, atau di dada atau di lengan atas.

Nah, tidak seperti massa cair yang cenderung bergerak setelah berkumpul banyak orang, belasan orang ini berjalan dengan langkah pasti, dengan jarak sekitar beberapa ratus meter, menuju rumah warga Ahmadiyah itu (rumah Suparman). Begitu sampai di depan pekarangan rumah Suparman mereka langsung menghajar warga Ahmadiyah yang berjaga di pekarangan dengan serangan memakai golok, bambu, batu dan lain-lain. Dari gerakan-geriknya, mereka tampak sudah sangat terlatih memainkan golok, mampu berkelit dengan tangkas dan berkelahi. Anehnya, ketika massa mulai nimbrung, pentolan-pentolan penggerak massa ini sudah tidak tampak lagi... Lalu ke mana mereka pergi?

Adanya beberapa kamera video yang sudah standby dari awal. Bagi orang televisi seperti kami, adanya gambar-gambar video yang menggambarkan peristiwa penyerbuan itu sejak awal hingga akhir sangat menarik. Sebab, dari cara mengambil gambarnya saja, sang cameraman terlihat cukup berpengalaman, dengan kamera yang cukup baik, dan yang lebih penting lagi kamera yang ada di lokasi itu tampaknya ada beberapa, minimal dua atau tiga buah, dengan posisi yang sangat bagus dan bisa bercerita banyak tentang peristiwa itu.

Mari kita lihat kamera pertama. Kamera pertama ini mengambil gambar long shoot ketika belasan orang berjalan dengan bergegas, dipimpin seorang lelaki berjaket hitam dan berkopiah hitam. Kamera ke dua mulai merekam ketika belasan orang itu semakin mendekati lokasi, berteriak-teriak, mulai dari long shoot kemudian medium shoot hingga si pemimpin masa sempat diambil gambarnya dalam jarak dekat secara closeup meski hanya sekilas. Lalu kamera bergerak pan ke kanan dan mengambil gambar ketika seorang polisi mencoba menahan massa tapi kemudian membiarkan mereka. Mengapa polisi tidak terus menahan mereka, mengeluarkan tembakan peringatan dan sebagainya? Apakah karena polisi itu melihat pita-pita biru yang dipakai belasan orang itu? Ataukah mereka saling kenal?

Selanjutnya ketika bentrokan awal mulai terjadi, tampak jelas betapa kamera yang mengambil gambar itu berada di belakang penyerbu. Yang menarik cameraman yang mengambil suasana bentrokan itu terkesan tidak takut dan seolah sudah saling mengenal dengan penyerbu, sehingga mereka bisa mengambil gambar dengan tenang. Hal itu pula yang terjadi ketika warga Ahmadiyah yang sudah ditelanjangi kemudian dipukuli dan dianiaya dengan sadis. Kamera tetap mengambil gambar tanpa takut, tidak dilarang untuk mengabadikan penganiayaan itu, dan bahkan mengambil gambar orang-orang yang mengambil gambar kekejaman itu dengan handphonenya.

Soal gambar-gambar video diupload di Youtube. Di Cikeusik kontributor kami memang terlambat sampai ke lokasi. Baru sore dia sampai lokasi. Tapi contributor kami ini datang bersama para wartawan dan kontributor dari media lainnya. Maka yang pertama kali dikirim dari lokasi peristiwa adalah gambar-gambar pasca kejadian. Mengirim gambar via streaming dari lokasi juga tidak bisa dilakukan dengan cepat, maka baru pada malam hari gambar pasca peristiwa terkirim dari warnet di kota kecamatan.

Nah, di saat kontributor televisi kerepotan ke lokasi dan kemudian mengirim gambar yang mereka dapat sendiri di kota kecamatan, ternyata gambar-gambar peristiwa bentrokan terjadi yang begitu jelas dan gamblang itu sudah diupload ke youtube pada Senin pagi 7 Februari 2011, dengan beberapa nama uploader. Ada yang dengan nama andreasharsono, amatkuat dan sebagainya.  Lalu mengapa gambar-gambar itu bisa begitu cepat terkirim di Youtube, sementara kontri kami dapat gambar-gambar itu besoknya. Dari mana mereka mendapat gambar-gambar itu?

Ada tiga seri “video amatir” yang kami dapat dari lapangan. Pertama kami dapat dengan merekam langsung gambar itu dari kamera handphone seorang… petugas Kodim… Gambar itu identik dengan salah satu gambar video kekerasan di Cikeusik lewat Youtube yang menggambarkan suasana saling lempar dan bacok antara warga Ahmadiyah melawan penyerang.

Gambar kedua adalah gambar terpanjang, sekitar 10 menit. Gambar ini kami dapat ketika reporter kami sedang berada di sebuah warnet di kota kecamatan Cikeusik. Saat itu ada seorang polisi di sana. Karena koordinator liputan daerah meminta gambar video amatir yang lain –selain yang pertama--, maka reporter itu langsung berinisiatif meminta kepada si polisi, “Punya video amatir soal penyerbuan kemarin nggak, Pak?” Polisi itu menjawab, “Ada tuh di computer yang kamu pakai, tadi barusan ditransfer…” (???) Yang menarik, gambar ini sama dengan gambar video yang isinya pembakaran dan penganiayaan sadis warga Ahmadiyah yang diupload di Youtube.

Video ketiga didapat reporter kami dari seorang warga yang mengambil gambar dengan handphonenya ketika suasana mulai agak reda sampai penganiayaan. Kualitas ketiga video ini berbeda-beda. Yang pertama karena diambil dengan kamera handphone langsung sangat berbeda dengan video gambar cenderung flat dan tidak begitu kelihatan detailnya. Gambar ke dua lebih detail dan gambar pun stabil. Sedangkan gambar ketiga karena dari kamera handphone sederhana kualitas gambar lebih buruk.

Namun gambar yang detail kami dapat kemudian, sebagaimana gambar video yang diupload di Youtube, tergambar secara detail suasana kedatangan para penggerak massa, sampai masuk ke pekarangan dan bentrokan awal, kualitas gambarnya jauh lebih bagus. Gambar video ini juga lebih bercerita, dengan berbagai sudut pengambilan gambar yang bagus, cara mengambil gambar pun tampak lebih professional. Lalu siapa yang mengambil gambar ini? Mengapa pengambilan gambarnya begitu professional? Mengapa mereka kelihatan tidak berkonflik dengan penyerang? Lalu apa motif mereka?

Hingga kini kami masih belum menyimpulkan dalang kasus ini secara pasti. Tapi paling tidak, kami jadi bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sedang bermain-main dengan nyawa manusia?

sumber: http://www.facebook.com/home.php#!/note.php?note_id=497696503542

MEMAHAMI KENAKALAN REMAJA MASAKINI

MEMAHAMI KENAKALAN REMAJA MASAKINI

Oleh: Jum’an

Tess Chapin adalah siswi SMA kelas 2 berumur 15 tahun di Manhattan sana. Ia dihukum oleh orang tuanya karena kedapatan mabuk bersama teman-teman sebayanya. Selama 5 minggu ia dilarang menginap diluar, hang-out, pesta ulang tahun dan pesta lain tanpa didampingi orang tua. Ia pun curhat menghiba-hiba lewat facebook berusaha mencari pembelaan. Seorang temannya meluncurkan “gerakan 1000 facebookers untuk menyelamatkan Tess”  yang ternyata mengalirkan dukungan yang melimpah termasuk dari putri presiden Obama. Akhirnya Tess dibebaskan orang tuanya pada minggu ke 4 dalam acara Oprah Show di Chicago. Kisah heboh itu diulas Susan Dominus kolumnis New York Times yang menyebutnya sebagai pemberontakan remaja, electronic style –damai, terorganisir dan juga…. menular. Kasus Tess, kecuali sebuah pemberontakan remaja juga memberi contoh betapa anak manis yang polos ketika sendirian, dapat bertindak menyimpang bila berada bersama teman-teman sebayanya. Kita menduga memang ada gejala demikian. Belum lama ini sebuah penelitian di Temple University tentang ”pengambilan risiko dan otak remaja” membuktikannya dengan lebih jelas lagi.

Belasan remaja 14-18 tahun (usia SMA) diminta memainkan video game mengemudi mobil sementara kegiatan otaknya direkam menggunakan scanner. Mereka menerima imbalan uang bila melakukannya lebih cepat. Dalam permainan itu mereka harus mengambil keputusan untuk berhenti dilampu kuning –dengan resiko terlambat- atau melanggarnya agar mencapai finish lebih cepat dan mendapat uang lebih banyak, juga dengan risiko tabrakan yang lebih tinggi dan terlambat lebih lama lagi. Mereka diminta main empat putaran; dua putaran pertama bermain sendirian, dua putaran berikutnya mereka diberitahu bahwa dua teman sebaya mereka ikut menontonnya dari monitor di kamar sebelah. Ternyata ketika mereka merasa ditonton oleh teman sebayanya, mereka melanggar lampu kuning 40% lebih dan menabrak 60% lebihbanyak. Mereka jauh lebih berani untuk mengambil risiko. Hal ini tidak terjadi ketika penelitian dilakukan pada  kelompok usia yang lebih tua yaitu mahasiswa dan orang dewasa. Mereka hampir tidak terpengaruh baik bermain sendiri maupun ditonton kerabat sebaya mereka.

Kata Laurence Steinberg pencipta penelitian itu, kehadiran rekan sebaya merangsang wilayah tertentu dalam otak remaja, dan tidak demikian pada orang dewasa. Efek ini katanya, disebabkan karena pertumbuhan otak remaja pada saat akil baligh membuat mereka merasa menjadi pusat perhatian orang lain. Masuk akal mengapa anak remaja melakukan banyak hal-hal penuh risiko dengan teman-teman mereka yang tidak akan dilakukannya ketika sendirian. Bukti juga menunjukkan bahwa remaja memiliki risiko kecelakaan mobil yang lebih tinggi ketika ada remaja lain didalam mobil itu. Penelitian tadi juga membuktikan bahwa hanya dengan diberi tahu bahwa ada teman sebaya yang memperhatikannya, telah meningkatkan kemungkinan tindakan berisiko, apalagi bila mereka benar-benar berkumpul bersama seperti dalam kasus Tess Chapin atau tawuran anak-anak sekolah di Jakarta. Orang tua memang harus ekstra hati-hati mengamati anak-anaknya pada usia remaja. Anak perempuan yang lugu bisa tiba-tiba menjadikan anda berstatus opa dan oma dalam waktu 9 bulan. Mau? Nauzubilah!

Tess yang berhasil memberontak melalui facebook menyadarkan kita bahwa teman-teman sebaya remaja kita juga banyak berasal dari dunia maya. Facebook, twitter, myspace, youtube merupakan tempat “penonton maya” remaja masa kini. Menurut catatan seorang pengamat cukup banyak remaja mengalami kecelakaan hanya karena mencoba sesuatu dengan tujuan untuk direkam dan diposting ke internet.  Di youtube saja ada 100 lebih video “ flaming basketball” (basketball menggunakan bola berapi yang  menyala) yang banyak mengakibatkan luka bakar pada pemainnya.  

Judul yang bombastis dan mental orang jajahan

Demo Anti-Mubarak di Bundaran HI Dibalas Pengusiran WNI di Kairo

Kairo - Tindakan elit dan kelompok mahasiswa di Jakarta yang mencampuri urusan dalam negeri Mesir berakibat buruk. Setelah mahasiswa RI, giliran WNI diusir dari tempatnya bekerja di Kairo.

Tri Mulyati, salah seorang istri mahasiswa RI di Mesir mendapat perlakuan yang tak terduga sebelumnya. Tri menceritakan bahwa setelah mengurus kelengkapan paspor di Konsuler Nasr City, Kairo, ia kembali ke rumah majikan, tapi belum sejam berada di rumah majikan, madame (istri majikan) memanggilnya dan langsung menghardik.

Madame: Tri... Go out from my house (Keluar dari rumahku)!!!
Tri: What's going on madame? I don't understand... (Ada apa Nyonya? Aku tak mengerti...)
Madame: Look at the television! See what they do to my country. This is not your country's problem. This is our country's problem. This is our bussiness... I don't care... You have to leave from my house... I don't want to see Indonesian in my house. Get out Tri...!!!

(Lihat itu di televisi! Lihat apa yang mereka lakukan terhadap negaraku. Ini bukan masalah negaramu. Ini masalah negaraku. Ini urusan kami... Aku tak peduli... Kau harus pergi dari rumahku... Aku tak mau melihat orang Indonesia di rumahku. Keluar Tri...! - Sambil menunjuk pintu keluar).

Madame pada saat itu sedang menyaksikan siaran berita di televisi setempat tentang aksi solidaritas mahasiswa di Bundaran HI Jakarta dengan aksi menginjak-injak foto Presiden Hosni Mubarak.

Sambil menangis, Tri mencoba menjelaskan bahwa dia tidak salah apa-apa dan itu (aksi-aksi di Jakarta) bukan kesalahan dia.

Madame: I don't care!!! Ya laah etlah barra!!! (Sambil memanggil kepala rumah tangga dan menyuruhnya agar menyeret Tri keluar).

Tri: Okay, Madame... I am leaving now... But what about my salary (Ok, Nyonya... Aku pergi sekarang. Tapi bagaimana dengan gajiku)?
Madame: You ask Indonesian demonstrant to pay you (Kau minta demonstran Indonesia untuk membayar gajimu) !!!

Demikian disampaikan Tri melalui Syamsu Alam Darwis kepada detikcom malam ini atau Selasa (8/2/2011) WIB, dengan beberapa kutipan bahasa Inggris telah diedit oleh redaksi).

Dari pengalaman pahit tersebut, Tri meminta kepada para mahasiswa dan aktivis di Indonesia agar berhati-hati dalam bertindak.

"Hendaknya tidak campur tangan urusan dalam negeri Mesir, karena kami secara pribadi yang tidak tahu-menahu menjadi korban," ujar Tri getir.

Lanjut Tri, selama ini dia mendapat gaji USD650 hingga USD700 per bulan bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris privat dua anak majikan Mesir, yang sekolah di British International School di 6th October City. Setiap pekan anak-anak majikan tersebut dapat juara star of the week di bidang matematika, sains, bahasa Inggris dan komputer.

Selama ini Tri mengaku senang bekerja dan tinggal di Mesir, karena dapat membiayai kehidupan orangtua dan keluarganya di kampung. Namun saat ini segalanya sirna dan kesempatan mengejar cita-cta menjadi tertunda.

Anggota Tim Evakuasi WNI di Mesir Syamsu Alam Darwis menyikapi bahwa saat ini perlu ada fiqh prioritas dengan mengutamakan penyelamatan dan evakuasi WNI di Mesir daripada melakukan aksi solidaritas mendukung revolusi Mesir.

"Dalam hal ini tekanannya pada menjaga nilai-nilai universal Islam yakni keselamatan jiwa, raga, harta benda dan kehormatan masyarakat mahasiswa dan WNI di Mesir harus didahulukan daripada hak menyalurkan aspirasi dan kewajiban menyampaikan nasehat kepada penguasa," tegas Syamsu.

Syamsu meminta kepada segenap mahasiswa dan aktivis di Indonesia, termasuk anggota DPR RI, agar memahami bahwa politik luarnegeri RI adalah politik bebas aktif.

"Kita berikan kebebasan kepada warga dan pemimpin Mesir untuk menentukan nasibnya sendiri, pada prinsipnya rakyat dan pemerintah RI dapat bekerjasama dengan siapapun yang akan memimpin Mesir sekarang dan yang akan datang," demikian Syamsu. (es/es)

Detik.com--------------lagi

=====================================================
  • Judul tidak sesuai dengan Isi.... Kalau dari judulnya terkesan kalau di mesir terjadi pengusiran WNI secara global, padahala itu hanya masalah antar pembantu dan majikan.... Mngkin saja majikannya tidak mau membayar gajinya dan ini adalah kesempatan yang pas untuk mengelak.

  • Mental orang terjajah...Terlalu cepat menyalahkan saudara sendiri dan terlalu membenarkan tindakan orang lain. Lihatlah Orang ramai disini saling menyalahkan, Padahal demo itu terjadi di mana-mana bukan hanya di Indonesia. Padahal sebelum saling menyalahkan yang perlu dilakukan adalah membela saudara kita yang tidak bersalah dan diperlakukan dengan sewenang-wenang.

  • Apapun alsannya Tidak berhak seseorang mengusir warga negara lain hanya karena demo di negaranya. Indonesia dan malaysia telah sering saling demo,,,Namun sejauh ini belum ada saling usir antar negara...karena warganya telah paham sejauh mana demo itu dan hak2 warga negara lain dinegara mereka.  Hal itu beda dengan majikan di mesir tersebut yang bertindak sembarangan.
Ayo sebelum kita saling menyalahkan : Periksa lagi Judul yang kita baca dan lihat dulu Nasib saudara kita