JFK, Indonesia, CIA and Freeport

Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport.”

Walau dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959.

Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.

Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan membacanya.

Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.



Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari.

Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.

Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.



Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah spertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.

Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut.

Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar. Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!



Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.

Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya. Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.

Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.

Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C.Long juga aktif di Presbysterian Hospital di NY dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.

Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco. Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu yang di Indonesia dikenal sebagai masa yang paling krusial.

Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C.Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Augustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di Negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.

Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan jika kelompok Jendral Suharto akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.

Awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan apakah Freeport sudah siap mengekplorasi gunung emas di Irian Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?

Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.

Sebab itulah, ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport!. Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.

Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.

Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik “Jim Bob” Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.

Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setelab 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.

Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!

Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika. Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!!

Kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam. Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu.

Freeport merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini, yang dari sipil maupun militer. Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu.



Sumber : Blog Media Kata dan ruang lainnya

SUAMI TIDAK BUTUH PELACUR (khusus dewasa)

DIATAS RANJANG SEORANG ISTRI HARUS TAMPIL LAYAKNYA SEORANG PELACUR..

Ah sahabat, sejak kapan kata PELACUR kita masukkan ke dalam rumah tangga ? Mulai kapan kita merasa nyaman dengan menempatkan suatu sisi didalam rumah untuk sebuah kata pelacur pada istri ?..

Sungguh Dunia dan pandangan mata telah menipu kita. Sungguh tingkah laku mereka telah menjadi tipu daya bagi kita sehingga menimbulkan angan-angan yang semu yang ternyata menjadi sasarannya adalah para istri di rumah.

KELUARGA SAKINAH

Apakah kita telah kehilangan sosok panutan dalam melayani suami ?? bagaimana dengan khadijah ? Istri Nabi dan Sahabat ? Apakah menurut sahabat ada yang lebih baik dari mereka ?

Bahkan kini kita mengambil rujukan pada sampah yang bergelimang di jalan ?

Derajat pelacur kini telah naik satu tingkat, karena ternyata mereka jadi rujukan dalam melayani suami. Seakan-akan semua yang kita pelajari tentang hubungan suami-istri kini tidak berharga.

TERTIPU DAN MENIPU

Hal utama penyebab hal ini adalah telah tertipunya kita oleh pandangan mata dan prasangka nafsu syahwat kita.

Pertama, kita serentak mengatakan seorang istri harus tampil layaknya seorang pelacur di atas ranjang terhadap suami..

Bayangkan betapa bahayanya kalimat ini bila keluar dari seorang ulama. Ulama tentu harus paham apa yang ia ucapkan, apakah itu dari pengalaman pribadi atau sumber yang bisa dipertanggung jawabkan. Tentu kita tidak menuduh yang bukan-bukan disini.

Dari mana mereka tahu keadaan pelacur diatas ranjang ?? Lalu apakah mereka percaya begitu saja apa yang dikatakan oleh para hidung belang tentang pelacur dan mereka langsung menceramahi para istri ??

Derajat para hidung belang kini naik lagi setingkat karena mereka telah jadi rujukan kita.


PELACUR


Satu kata buat pelacur : Kepalsuan
Tahukah anda dunia pelacur ?? Dunia yang penuh sandiwara. Tawa dan desah nafas yang dilandasi oleh penderitaan mental tingkat tinggi. Tawa dan rayu mereka adalah pelampiasan kekosongan jiwa mereka.

Aksi-aksi mereka adalah tipuan demi mendapatkan materi. Bahkan mereka sendiri tidak dapat merasakan keindahan saat bersama hidung belang. Mereka rela memelihara piaraan khusus untuk diri mereka sendiri. Saat bersama hidung belang adalah saat mereka tampil dalam kepalsuan, keterpaksaan dan tekanan batin, Namun sayang nafsu telah membuat mereka tampil indah, padahal yang mereka pikirkan adalah bagaimana secepatnya berlalu dihadapan para hidung belang tersebut.

Alangkah sedihnya tentu bila itu yang terjadi pada pasangan kita. Penyebab utamanya adalah karena mereka bukanlah mesin, mereka juga manusia yang juga perasaan dan butuh kasih sayang.

Pelacur tidak akan pernah memikirkan pasangannya, melayaninya dengan tulus atau boro-boro mengharapkan pahala atas pelayanannya karena yang ada di benaknya hanya materi dan materi. Maukah anda dilayani berdasarkan kepalsuan dan materi ?

==============================

Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah (1 Dzulhijah 1432 = Jum'at, 28 Oktober 2011)

Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi dan utusan-Nya untuk seluruh umat manusia dengan membawa cahaya Islam, juga kepada keluarga dan para sahabatnya.

Bulan Dzulhijjah sebentar lagi menghampiri kita. Pada sepuluh hari pertamanya terdapat banyak kemuliaan dan keutamaan. Hari-hari tersebut disediakan oleh Allah sebagai musim ketaatan dan kesempatan beramal shalih yang bersifat tahunan. Maka hendaknya seorang muslim memperhatikan keberadaannya, memanfaatkannya dengan melaksanakan berbagai ibadah yang disyariatkan, menjaga perkataan dan amal yang shalih agar mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala dan membantunya dalam menghadapi kehidupan ini dengan jiwa besar dan semangat yang berkobar.

10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari yang sangat mulia dan penuh barakah. Bukti kemuliaan ini, Allah Ta’ala bersumpah dengannya dalam Al-Qur’an al-Karim.

Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr [89] : 1-2)

Imam al-Thabari dalam menafsirkan “Wa layaalin ‘asr” (Dan malam yang sepuluh), “Dia adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli ta’wil (ahli tafsir).” (Jaami’ al Bayan fi Ta’wil al-Qur’an: 7/514)

Penafsiran ini dikuatkan oleh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini, “Dan malam-malam yang sepuluh, maksudnya: Sepuluh Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan khalaf.” (Ibnu Katsir: 4/535)

Kemuliaan sepuluh hari ini juga disebutkan dalam Surat Al-Hajj [22] dengan perintah agar memperbanyak menyebut nama Allah pada hari-hari tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj [22] : 27-28)

Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini menukil riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma,  “al-Ayyam al-Ma’lumat (hari-hari yang ditentukan) adalah hari-hari yang sepuluh.” (Tafsir Ibnu Katsir: 3/239)

Maka dapat disimpulkan bahwa keutamaan dan kemuliaan hari-hari yang sepuluh dari Dzulhijjah telah datang secara jelas dalam Al-Qur’an al-Karim yang dinamakan dengan Ayyam Ma’lumat karena keutamaannya dan kedudukannya yang mulia.

Sedangan dari hadits, terdapat keterangan yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah ini, di antaranya sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam:

"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan  Ibnu Majah)

Karenanya dianjurkan atas orang Islam pada hari-hari tersebut untuk bersungguh-sungguh dalam ibadahnya, di antaranya shalat, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, memperbanyak doa, membantu orang-orang yang kesusahan, menyantuni orang miskin, memperbaharui janji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Masih ada satu amalan lagi yang utama pada hari-hari tersebut, yaitu berpuasa sunnah di dalamnya.

Terdapat dalam Sunan Abu dawud dan lainnya, dari sebagian istri Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, dia berkata,

Adalah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berpuasa pada tangga 9 Dzulhijjah.” (HR. Abu Dawud no. 2437 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud no. 2081)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid –Salah seorang ulama besar Saudi Arabia- berkata, “Di antara musim ketaatan yang agung adalah sepuluh hari perama dari bulan Dzulhijjah, yang telah Allah muliakan atas hari-hari lainnya selama setahun. Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhu, dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Daud dan  Ibnu Majah).

Hadits ini dan hadits-hadit lainnya menunjukkan bahwa sepuluh hari ini lebih utama dari seluruh hari dalam setahun tanpa ada pengecualian darinya, sampai sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadlan. Syaikh Munajjid menambahkan, urgensi sepuluh hari pertama ini diperkuat dengan beberapa bukti di bawah ini:

1. Allah Ta’ala telah bersumpah dengannya. Dan bersumpahnya Allah dengan sesuatu menjadi dalil urgensinya dan besarnya manfaat. Allah Ta’ala berfirman,

Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr [89] : 1-2)

Ibnu Abbas, Ibnu al-Zubair, Mujahid, dan beberapa ulama salaf dan khalaf berkata: Bahwasanya dia itu adalah sepuluh hari pertama Dzil Hijjah. Ibnu Katsir membenarkan pendapat ini (Tafsir Ibni Katsir: 8/413)

2. Sesungguhnya Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam pernah bersaksi bahwa hari-hari tersebut adalah seutama-utamanya hari-hari dunia sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits shahih.

3. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menganjurkan untuk memperbanyak amal shalih di dalamnya. Sesungguhnya kemuliaan masa diperoleh oleh setiap penduduk negeri, sementara keutamaan tempat hanya dimiliki oleh jama’ah haji di Baitul Haram.

4. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam juga memerintahkan untuk memperbanyak tasbih, tahmid, dan takbir pada sepuluh hari tersebut. Dari Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhuma, dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya.” (HR. Ahmad 7/224, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan isnadnya).

5. Di dalamnya terdapat hari 'Arafah. Hari 'Aradah adalah hari yang disaksikan yang di dalamnya Allah menyempurnakan ajaran dien-Nya sementara puasanya akan menghapuskan dosa-dosa selama dua tahun. 

6. Di dalamnya terdapat ibadah udhiyah (berkurban) dan haji.

Dalam sepuluh hari ini juga terdapat yaum nahar (hari penyembelihan) yang secara umum menjadi hari teragung dalam setahun. Hari tersebut adalah haji besar yang berkumpul berbagai ketaatan dan amal ibadah padanya yang tidak terkumpul pada hari-hari selainnya.

Sesungguhnya siapa yang mendapatkan sepuluh hari bulan Dzulhijjah merupakan bagian dari nikmat Allah yang besar atasnya. Hanya orang-orang shalih yang bersegera kepada kebaikan lah yang bisa menghormatinya dengan semestinya. Dan kewajiban seorang muslim adalah merasakan nikmat ini, memanfaatkan kesempatan emas ini dengan memberikan perhatian yang lebih, dan menundukkan dirinya untuk menjalankan ketaatan. Sesungguhnya di antara karunia Allah Ta’ala atas hamba-Nya adalah menyediakan banyak jalan berbuat baik dan meragamkan berbagai bentuk ketaatan agar semangat seorang muslim kontinyu dan tetap istiqamah menjalankan ibadah kepada Tuhannya. [PurWD/voa-islam.com]

Sumber: http://www.voa-islam.com/islamia/ibadah/2011/10/26/16491/keutamaan-sepuluh-hari-pertama-bulan-dzulhijjah/

Missionaris berkedok "mobil pintar & Pendidikan Keliling sekolah" ...waspada



Astagfirullah!! Misionaris Mobil Pintar itu Akan 'Baptis' Siswa SDN Bekasi

BEKASI (voa-islam.com) – Setelah mengelabui pihak sekolah dengan kedok edukasi Mobil Pintar, para misionaris berusaha memasukkan doktrin Kristen kepada siswa-siswi SD Negeri 05 Mangunjaya Tambun, Bekasi. Beruntung, kesigapan guru SD menyelamatkan akidah siswa dari misi kristenisasi.

Mulanya, Jum’at (30/9/2011), Lina, aktivis Kristen yang mengaku dari Mobil Pintar mendatangi kepala sekolah SDN Mangunjaya 05, menawarkan program edukasi dan movitasi cuma-cuma kepada siswa. Lina menjamin bahwa tak ada misi agama apapun dalam program tersebut.

“Mereka datang ke sini menawarkan program edukasi. Pihak sekolah bertanya, ‘Ini ada misi tidak?’ Mereka menegaskan bahwa tidak ada misi apapun. 'Kami tidak membawa misi apapun. Kami adalah Mobil Pintar yang jelas-jelas mencerdaskan generasi Indonesia untuk berpikir kritis dan melakukan perubahan di Indonesia,'” papar Rahma, guru kelas 3 kepada voa-islam.com, Kamis (13/10/2011).

Setelah disepakati, maka pada hari Kamis, (6/10/2011) lima belas orang Tim Mobil Pintar menggelar acara edukasi di SDN Mangunjaya 05. Rombongan ini datang dalam tiga mobil, antara lain: Mobil Pintar minibus B 7004 KJA, mobil Elf B 7001 KDA dan sedan B 2947 VP.

Uniknya, jelas Rahma, Tim Mobil Pintar itu minta guru-guru SD keluar ruangan, lalu menutup pintu. Mereka tidak mau ada guru yang mendampingi siswa-siswi di kelas.

Tepat jam 11.00, giliran ke kelas 3 yang akan dimasuki Tim Mobil Pintar. Sebagai guru kelas, Rahma menanyakan detil acara yang akan dilangsungkan. Berta, seorang petugas dari Mobil Pintar menjawab bahwa acaranya hanya sekedar motivasi. Rahma pun minta agar dirinya mendampingi murid-muridnya dalam acara tersebut, tapi Berta ngotot tidak mau didampingi guru SD.

Tak kalah keras, Rahma bersikukuh harus mendampingi murid-muridnya. “Sebagai guru saya harus mendampingi murid-murid saya. Pokoknya saya harus tahu, saya harus di ruangan,” tegasnya.

Karena dalam pemaparannya Berta mengarahkan ke doktrin Kristen, maka dengan tegas Rahma minta agar acara dihentikan. “Konsep agama dia beda dengan ajaran Islam tentang taubat, istigfar dan amal shalih,” jelas Rahma.

Berta terus saja menjelaskan bahwa setiap orang punya dosa dan tidak bisa membersihkan diri dari dosa kecuali dengan air kehidupan. “Diri kalian akan berubah menjadi sesuatu yang baru apabila di dalam darah kalian mengalir air kehidupan,” ujar Rahma menirukan.

Sejurus kemudian Berta minta anak-anak angkat tangan ke depan dan menuntut untuk berbaiat, “Saya berjanji untuk berubah dengan air kehidupan.”

Rahma pun hilang kesabaran, spontan berteriak, “Ini pembaptisan!”

Ia bereaksi keras menolak. Maka seluruh acara distop. Berta dan teman-temannya marah dan protes. “Ibu, kami akui kami semuanya Kristen, tapi acara ini sama sekali tidak ke arah itu. Ibu menuduh kami!”

Rahma balik membentak, “Tapi arah ke situ kami sudah tahu. Kalian bisa membodohi dan membohongi murid-murid kami, tapi kami tidak. Kami dari pihak sekolah memutuskan stop acara ini!” ketusnya.

Tak surut akal, para misionaris dari Mobil Pintar itu mengambil tas milik siswa, ditukar dengan tas bercorak Kristen. “Tas anak-anak diambil, diganti dengan tas label-label Kristen yang di dalamnya ada salib,” ujar Rahma.

Tas yang dibagikan kepada siswa-siswi itu bertuliskan ayat Alkitab (Bibel): “Tuhanlah yang memberikan Hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Hikmat dan pengertian ada padaku” (Amsal 2:6).

Dari insiden tersebut, Rahma berharap agar pemerintah mengusut dan menindak tegas oknum misionaris yang memperalat Mobil Pintar sebagai alat pemurtadan.

“Anggota DPRD komisi D dan Ketua Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi sudah berjanji akan melakukan investigasi langsung ke sini, tapi sampai sekarang sudah sepekan, belum ada kabar lagi,” pungkasnya. [taz]

sumber


baca juga :

Waspadalah! Mobil Pintar 'Ani Yudhoyono' Diperalat untuk Kristenisasi



BEKASI (voa-islam.com) – Nama besar program Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono dan istri para menteri negara diselewengkan oknum misionaris untuk melakukan kristenisasi di SD Negeri dan SD Islam Bekasi. Pemerintah harus mengusut tuntas oknum misionaris yang mencoreng dunia pendidikan dengan isu SARA ini.

Untuk meningkatkan pendidikan dalam mencerdaskan bangsa, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan para istri menteri Kabinet Indonesia Bersatu membentuk SIKIP (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu).

Tiga program andalan SIKIP untuk mencerdaskan bangsa adalah Mobil Pintar, Motor Pintar dan Rumah Pintar yang digagas oleh Ibu Ani Yudhoyono. Tiga program ini mengacu pada UU No. 43 th 2007 tentang Kebijakan PKM, yaitu Pembudayaan Kegemaran Membaca (PKM) dilakukan melalui Keluarga, Satdik dan Masyarakat, antara lain: pertama, Keluarga, difasilitasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui buku murah dan berkualitas, Kedua, Satdik, dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran, dan ketiga: Masyarakat, penyediaan sarana perpustakaan di tempat umum yang mudah dijangkau, murah dan bermutu.

Dalam situs resminya disebutkan misi dan visi Mobil Pintar adalah sebagai sumber belajar dan program pembelajaran multi fungsi. Sumber belajar dalam Mobil Pintar meliputi buku bacaan yang 85% untuk anak-anak, CD interaktif, arena panggung dan perangkat komputer jenis laptop serta arena permainan edukatif. Program pembelajaran dirancang untuk mengembangkan seluruh potensi kecerdasan. Program pelayanan pendidikan ini diberikan secara gratis. Setiap pembelajaran dimulai dengan jingle Mobil Pintar.

Sayangnya, dalam praktiknya di Bekasi, nama program Mobil Pintar yang digagas oleh Ani Yudhoyono ini diselewengkan oleh para misionaris   untuk melakukan kristenisasi. Fakta-fakta adanya kristenisasi terungkap dalam insiden di SD Negeri Mangunjaya 01 & 05 pada Kamis (6/10/2011), dan di SD Islam Al-Hikmah pada Kamis, (13/10/2011).

Muhammad Faisal MMPd, Praktisi Pendidikan Luar Sekolah (PLS), menyayangkan insiden bernuansa SARA yang mencoreng dunia pendidikan yang dimotori Ibu Negara Ani Yudhoyono tersebut. Menurutnya, pemurtadan di kalangan sekolah adalah pembodohan terhadap umat Islam yang harus diperangi. “Bila ditunggangi misi Kristenisasi, maka Mobil Pintar itu tidak mencerdaskan, tapi justru membodohi umat,” ujarnya kepada voa-islam.com, Jum’at (14/10/2011).

Menurutnya, misi terselubung dalam Mobil Pintar di SD Bekasi adalah penyimpangan yang harus diusut tuntas oleh pemerintah, karena mencoreng nama Ibu Negara sebagai pemrakarsa program tersebut. “Seharusnya, sebagai perpustakaan berjalan, Mobil Pintar itu harus menyediakan aneka buku bacaan untuk rakyat. Anehnya, Mobil Pintar di Bekasi ini berisi roti, susu dan alat tulis bercorak Kristen yang disinyalir untuk program kristenisasi terselubung. Ini memalukan dunia pendidikan,” kecam Faisal yang juga Pembina Gerakan Pelajar Anti Pemurtadan Bekasi (GPAPB) itu. “Usut tuntas penyalahgunakan Mobil Pintar ini. Secara tidak langsung, oknum-oknum ini mencatut Ibu Ani Yudhoyono,” tandasnya.

Selain mendesak pemerintah mengusut tuntas, Faisal mengimbau umat Islam untuk bersatu memerangi gerakan pemurtadan, karena misi mereka sudah melampaui batas kewajaran. “Oleh karena itu umat Islam harus bersatu padu untuk memerangi gerakan pemurtadan yang sudah merambah dunia Pendidikan,” imbaunya.

Senada itu, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi, Bernard Abdul Jabbar mengecam keras misi Kristen yang dipaksakan ke dunia pendidikan secara licik itu. Menurutnya, kristenisasi berkedok Mobil Pintar ini adalah gaya baru pemurtadan untuk mengejar target menjadikan Indonesia 50 persen Kristen.

“Kristenisasi yang dilakukan terhadap SD Negeri dan SD Islam di Mangunjaya Tambun Bekasi ini adalah modus baru. Misi terselubung yang mempergunakan fasilitas negara ini mereka lakukan untuk mengejar program jangka panjang limapuluh tahunan. Mendekati tahun 2020 ini mereka ingin mengkristenkan Indonesia dengan menargetkan 50 persen Kristen,” ujarnya di kantor Dewan Dakwah Bekasi, Kamis malam (13/10/2011). “Mereka tak segan-segan mencatut yayasan yang digawangi Ibu Ani Yudhoyono,” tambahnya.

...Mendekati tahun 2020 ini mereka ingin mengkristenkan Indonesia dengan menargetkan 50 persen Kristen...

Menurut dai yang akrab disapa Ustadz Bernard ini, kelicikan misi kristenisasi di SD Negeri dan SD Islam itu biasa dijustifikasi dengan ayat-ayat Alkitab (Bibel). “Apa yang mereka lakukan ini mengacu pada Injil Matius pasal 10 ayat 16. Mereka licik seperti ular dan santun bagai merpati,” jelasnya.

Karenanya, Bernard mengimbau para guru baik guru SD Negeri maupun guru SD Islam agar meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga akidah anak didiknya.

“Para guru harus selalu waspada dan mengawasi gerak-gerik misionaris di dunia pendidikan,” ujar ustadz mantan misionaris Katolik ini.

Agar insiden SARA di dunia pendidikan ini tidak terulang, Bernard mendesak pemerintah untuk menangkap dan mengusut tuntas para misionaris berkedok Mobil Pintar itu. “Pemerintah harus menindak tegas oknum-oknum tak bertanggung jawab yang memakai fasilitas negara dan mencatut yayasan para pejabat negara. Bila tidak, maka dunia pendidikan akan kacau karena bisa memicu sentimen SARA antikristen,” pungkasnya. [taz]


Pembatal Keislaman: Pendahuluan

Oleh Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

An Nawaqidh adalah jamak dari Naqidh, yang dimaksud adalah pembatal-pembatal, seperti nawaqidhul wudhu yaitu pembatal-pembatal wudhu. Pembatal-pembatal Islam dinamakan dengan nawaqidh, juga dinamakan dengan sebab-sebab kemurtadan atau jenis-jenis kemurtadan. Dan mengetahui pembatal-pembatal Islam tersebut adalah perkara yang sangat penting bagi setiap Muslim dalam rangka menjauhinya dan berhati-hati darinya, karena apabila seorang Muslim tidak mengetahuinya dikhawatirkan dia akan terjatuh kepada sesuatu darinya dan ini termasuk perkara yang sangat berbahaya, karena hal tersebut adalah pembatal-pembatal Islam. Oleh karena itu mengetahui sebab-sebab kemurtadan dari Islam adalah perkara yang sangat penting sekali.

Murtad dari Islam maknanya mencabut kembali keislamannya, diambil dari fi’il madhinya irtadda (dia telah murtad) apabila dia mencabut kembali keislamannya.

Allah ta’ala berfirman:

"Dan janganlah kalian kembali (lari) ke belakang (karena takut kepada musuh) maka kalian menjadi orang-orang yang merugi." (QS. Al-Maidah [5] : 21)

Dan Allah subhanahu wata’ala berfirman:

"Dan barangsiapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat dan mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah [2] : 217)

Ini merupakan peringatan keras dari Allah kepada orang-orang yang beriman, (Dan barangsiapa yang murtad di antara kalian) wahai orang-orang yang beriman (dari agamanya lalu dia mati dalam kekafiran) dan tidak bertaubat sebelum kematiannya dan kembali kepada Islam, maka sungguh (sia-sia amalan mereka) yaitu batal amalan-amalan mereka (di dunia dan di akhirat, mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.)

Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syetan telah menjadikan mereka rendah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka." (QS. Muhammad [40] : 25)

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah, bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Maidah [5] : 54)

(Dan barangsiapa yang murtad dari agamanya) yaitu mencabut kembali agamanya, dalam ayat ini terdapat peringatan yang keras dari kemurtadan dan ancaman atasnya.

Adapun (dalil-dalil) dari al Hadits:

Maka sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:

"Tidak halal darah seorang Muslim melainkan dengan salah satu dari tiga perkara: (1) orang yang telah menikah berzina, (2) jiwa dengan jiwa (qishosh), (3) orang yang meninggalkan agamanya –ini sisi pendalilannya- memisahkan diri dari al jama’ah." (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah dia." (HR. Al Bukhari)

Apabila yang murtad adalah satu kelompok yang memiliki kekuatan maka mereka diperangi, sebagaimana Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu memerangi orang-orang yang murtad, sehingga beliau menundukkan mereka kepada Islam dan terbunuhlah sebagian mereka di atas kemurtadannya dan bertaubatlah sebagian mereka. Maka dengan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu memerangi mereka, hal itu membenarkan firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah, bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela." (QS. Al-Maidah [5] : 54)

Para ulama berkata: "Ayat ini turun mengenai Abu Bakar dan para sahabatnya yang memerangi orang-orang murtad, karena dalam ayat ini Allah mengabarkan tentang perkara yang akan datang (barangsiapa yang murtad) ini tentang perkara yang akan datang (maka kelak Allah mendatangkan) Alah mendatangkan Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu dan para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kemudian mereka memerangi orang-orang murtad.

Namun apabila yang murtad adalah satu individu, maka dia diambil dan dimintai taubatnya, jika dia bertaubat diterima taubatnya, jika enggan maka dia dihukum dibunuh. Orang ini berbeda dengan orang yang asalnya memang kafir, karena orang yang murtad mengetahui kebenaran dan dia masuk ke dalam agama Allah dengan pilihan dan ketundukannya, dia juga mengakui bahwa Islam adalah agama yang benar. Apabila dia murtad maka ini adalah sikap mempermainkan agama dari orang tersebut, karena dia mengetahui kebenaran dan masuk ke dalamnya, apabila dia murtad maka dia dihukum dibunuh dalam rangka menjaga akidah, dan ini merupakan penjagaan terhadap Adh Dhoruriyaatul Khomsi (perkara-perkara penting yang lima), yang pertama yaitu agama.

Maka agama ini tidak boleh ditinggalkan karena bermain-main, bagi orang yang masuk Islam kemudian murtad, bahkan dia dibunuh sebagai penjagaan terhadap akidah dari permainan. Ada di antara orang-orang yang murtad dibunuh tanpa dimintai taubatnya, hal itu disebabkan karena besarnya kemurtadannya, dia dibunuh tanpa dimintai taubat sebagai penjagaan terhadap agama yang merupakan perkara pertama dari lima perkara penting yang Islam datang untuk menjaganya.

Mempelajari pembatal-pembatal ini sangat penting, para ulama menyusun karya-karya yang berkenaan dengannya, dan mereka menjadikan (pembahasan tentang-ed) pembatal-pembatal ini pada tempat yang khusus (bagian tersendiri-ed) dalam kitab-kitab fiqh yaitu (hukum murtad). Di dalam setiap kitab dari kitab-kitab fiqh mereka membuat satu kitab yang mereka namakan Kitab Hukmil Murtad (kitab tentang hukum orang yang murtad) atau Bab Hukmil Murtad (bab tentang hukum orang yang murtad) baik dalam karya-karya yang panjang maupun yang ringkas.

Para ulama berkata: Orang yang murtad adalah orang yang kafir setelah keislamannya, bisa jadi karena keyakinan hatinya atau keraguannya dalam perkara agama atau karena perbuatan, seperti sujud untuk selain Allah, menyembelih untuk selain Allah atau nadzar untuk selain Allah. Barangsiapa melakukan (perbuatan-perbuatan) ini berarti dia telah murtad. Atau karena ucapan seperti berbicara dengan mencela Allah, mencela Rasulullah shallallahu alaihi wasallam atau mencela agama Islam.

"Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok, tidak usah kalian meminta maaf, karena sungguh kalian telah kafir setelah keimanan kalian." (QS. At-Taubah [9] : 65-66)

Maka murtad itu bisa terjadi karena ucapan, perbuatan, keyakinan atau karena ragu terhadap suatu perkara dari agama ini, seperti orang yang ragu tentang wajibnya sholat, wajibnya zakat atau ragu dalam masalah tauhid, maka dia dikafirkan. Yang dimaksud dengan ragu adalah berbolak-balik di antara 2 (dua) perkara.

Jenis-jenis murtad sangatlah banyak, dan Asy Syaikh rahimahullah menyebutkan dalam risalah ini yang paling penting dan paling besarnya, kalau tidak demikian maka pembatal-pembatal keislaman itu sangatlah banyak, kalian akan mendapatinya dalam kitab-kitab Fiqh bab Hukum Murtad. Asy Syaikh Abdullah bin Muhammad rahimahullah memiliki risalah yang berjudul al Kalimatun Nafi’ah fil Mukaffirotil Waqi’ah (kalimat-kaliamt yang bermanfaat tentang perkara-perkara yang dapat mengkafirkan yang terjadi pada realita) dan risalah ini tercetak dalam Ad Duror As Saniyah dan yang selainnya.

Saat ini, tatkala kebodohan telah tersebar dan keterasingan agama ini semakin kuat, sekelompok manusia yang menamakan diri mereka ulama memunculkan diri dan mengatakan:

"Jangan kalian mengkafirkan manusia, cukup bagi mereka nama Islam, cukup baginya untuk mengatakan, 'Saya seorang muslim', walaupun dia berbuat apa saja, walaupun dia menyembelih untuk selain Allah, walaupun dia mencela Allah dan Rasul-Nya, walaupun dia berbuat apa saja selama dia masih mengatakan, 'Saya muslim!' Maka jangan engkau kafirkan dia."

Atas dasar ini maka akan masuk ke dalam nama Islam kelompok-kelompok sesat seperti Al-Bathiniyah, Al-Qaramithah, Al-Quburiyun (para penyembah kubur), Ar Rafidhoh dan Al-Qodyaniyah, serta akan masuk ke dalam nama Islam seluruh kelompok yang mengaku Islam.

Mereka mengatakan:

"Janganlah kalian mengkafirkan seorangpun walaupun dia berbuat apa saja atau berkeyakinan apa saja, janganlah kalian memecah belah kaum Muslimin."

Subhanallah (Maha Suci Allah)! Kami tidak memecah belah kaum Muslimin, akan tetapi mereka itu bukanlah Muslimin, karena tatkala mereka melakukan pembatal-pembatal keislaman berarti mereka telah keluar dari Islam.

Kalimat "Janganlah kalian memecah belah kaum Muslimin" adalah kalimat haq (benar) tapi yang diinginkan dengannya adalah kebatilan, karena para shahabat radhiyallahu ‘anhum memerangi orang-orang Arab yang murtad sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Para shahabat tidak ada yang mengatakan,

"Jangan kalian memecah belah kaum Muslimin",

Karena mereka bukan muslimin lagi selama mereka masih murtad. Dan perkara ini lebih berat daripada engkau menghukumi orang kafir sebagai muslim, dan akan datang kepada kalian penjelasan bahwa termasuk kemurtadan adalah barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang kafir atau ragu tentang kekafirannya maka dia kafir seperti orang kafir tersebut.

Mereka mengatakan:

"Janganlah kalian mengkafirkan seorangpun walaupun dia berbuat apa saja selama orang tersebut masih mengucapkan 'Laa ilaaha illallah'. Silahkan kalian menghadapi orang-orang atheis dan tinggalkanlah orang-orang yang mengaku Islam."

Kita katakan kepada mereka:

"Orang-orang yang mengaku Islam itu lebih berbahaya dari Atheis, karena Atheis tidak mengaku Islam dan tidak menganggap apa yang mereka lakukan adalah Islam. Adapun orang-orang yang mengaku Islam, mereka telah mengelabui, mereka menyerukan bahwa kekafiran itu adalah Islam, mereka itu lebih berbahaya daripada atheis, maka kemurtadan itu lebih berbahaya dari atheis -kita berlindung kepada Allah-."

Maka wajib bagi kita mengetahui sikap yang benar terhadap perkara-perkara ini, kita membedakannya dan memperjelasnya, karena kita sekarang dalam kesamaran, di sana ada orang yang mengarang, menulis, mengkritik dan berpidato dan mengatakan: "Janganlah kalian mengkafirkan Muslimin".

Kita katakan: "Kami mengkafirkan orang-orang yang keluar dari Islam" adapun Muslim maka tidak boleh mengkafirkannya.

(10 Pembatal Keislaman, karya Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, penerjemah: Al-Ustadz Abu Hamzah Abdul Majid, Penerbit Cahaya Ilmu Press, Yogyakarta)

Peserta Speedline Lapor Polisi (Batam)

Info terbaru speedline dari batam. semoga tidak bertambah korban barunya.

Delapan anggota Speedline dan Speed Return, bisnis uang online, melapor ke Mapolresta Barelang, Jumat (14/10) malam. Mereka merasa tertipu karena saat hendak mengambil bonus, tak bisa mengakses website Speedline.
Mereka adalah Rida, Leni, Nurlela, Dewi, Abdul Aziz, Santi, Rasyida, dan Lova. Seluruh korban melaporkan orang yang pertama mengajak bisnis online tersebut, yaitu Vincent dan Meri. Vincent dan Meri dianggap telah menipu mereka.
“Speedline bisnis menipu. Kami mau ambil bonus, situsnya mati. Apalagi upline kami, Vincent, telah kabur,” kata Rida, warga Perumahan Anggrek Sari, salah satu pelapor.
Rida dan kawan-kawannya mengaku menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah lewat duit yang telah ditanam di bisnis itu. “Uang saya sendiri saja Rp50 juta, belum lagi kawan-kawan yang lain,” katanya.
Menurut Rida, setelah uang disetor ke Vincent dan Meri, mereka memang mendapat ID untuk membuka account di situs Speedline. Saat itu bonusnya kelihatan bertambah. Belakangan bonus dan uang modal mereka tak bisa dicairkan lagi.
“Situsnya pun susah dibuka. Saya cari Vincent, ternyata sudah kabur,” terangnya.
Tahu Vincent kabur, Rida sempat mendatangi rumah Meri di Palm Beach, Baloi untuk menanyakan masalah tersebut. “Justru kami dapat jawaban tak mengenakkan dari Meri. Dia ngomong ke saya: ‘kalian saja lagi sial, yang lainnya bisa kok,” kata Rida.
Meri saat ini sedang diperiksa di Mapolresta Barelang terkait aduan delapan orang member Speedline.
Rida mengatakan, beberapa waktu lalu, sejak server Speedline ngadat, ia sempat bertemu Vincent di Pujasera Golden Land. “Setelah Vincent menjelaskan, saya terkejut. Dia bilang Speedline ternyata bisnis menipu. Uang yang ditanam hanya diputar antara para upline dan downline saja,” ucapnya.
Artinya, dalam bisnis Speedline, siapa anggota terakhir, dialah yang jadi tumbal. Bahkan, saat itu, Vincent bilang ke Rida, kalau ingin balik modal, harus bisa mencari downline sebanyak-banyaknya untuk dijadikan tumbal. Sebab, yang katanya modal peserta digunakan untuk berbisnis saham berupa emas, ternyata itu bohong belaka.
“Sebenarnya duit yang diputar itu adalah adalah duit peserta. Hanya diputar dari upline ke downlinenya saja. Misalnya peserta pertama dan kedua itu mendapatkan lagi jaringan peserta yang ketiga. Peserta ketiga itulah yang nantinya jadi tumbal. Sebab, uang yang telah disetorkan hanya untuk membayar bonus peserta pertama dan kedua saja,” terangnya.
Belum sampai modalnya diminta, Vincent keburu kabur. Saat Batam Pos mengonfirmasi terkait laporan penipuan Speedline, Kasatreskrim Polresta Barelang, Kompol Yos Guntur, mengaku belum mendengar laporannya.
“Saya malah belum dengar. Mungkin besoklah saya kasih tahu. Intinya siapapun yang mencoba melakukan bisnis tipu-tipu akan tetap kita tindak tegas selama pelapor punya bukti kuat. Saya mengimbau masyarakat Batam, jangan terlalu percaya bujuk rayu orang demi meraup keuntungan tak wajar. Kita pikir secara logika dululah, jangan gelap mata dengan hasil. Bisa dipertanggung jawabkan kemana kalau seandainya ada hal-hal tak diinginkan,” terangnya. ***

sumber

Transformasi Aqidah dalam Kehidupan

Persoalan yang terjadi pada Umat Islam dewasa ini sesungguhnya bukan pada masalah keyakinan, melainkan tertahannya ajaran Islam yang mulia pada tataran keyakinan, tidak ditransformasikan dalam kehidupan. Pada titik ini, telah terjadi jarak yang amat jauh antara Umat Islam dengan agamanya. Sementara Islam berdiri di satu sisi. Umat Islam berdiri di sisi lain. Hal ini sungguh telah menimbulkan masalah serius yang menimpa Umat Islam tanpa henti sampai hari ini.

***

Transformasi Aqidah dalam Kehidupan

"Katakanlah: 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah Kami menyerahkan diri'." (QS. Ali Imran [3] : 84)

Menakjubkan! Ini yang dapat saya katakan ketika menyaksikan berbagai parade demonstrasi penolakan terhadap berbagai usulan pelaksanaan norma-norma keislaman yang akhir-akhir ini marak disiarkan melalui media masa, baik cetak maupun elektronik.

"Saya seorang Muslim tetapi saya tidak fanatik".

"Saya seorang Muslim, tetapi saya menolak Syari’ah Islam dilaksanakan karena akan terjadi anarkis, disintegrasi bangsa dan seterusnya".

Saya katakan menakjubkan karena penolakan ini dilakukan oleh orang-orang yang notabene menyatakan diri sebagai Muslim yang bersyahadah "Laa ilaaha ilallah, Muhammad Rasulullah". Bahkan dilakukan oleh para Kiai dan Intelektualnya. Saya katakan menakjubkan, karena bagaimana mungkin orang-orang yang menyatakan diri sebagai pemeluk Islam tetapi menolak dengan sekeras-kerasnya pelaksanaan norma-norma agamanya.

Bagaimana mungkin orang-orang yang menyatakan diri sebagai seorang Muslim menghujat dengan sekeras-kerasnya nilai-nilai agamanya. Ini adalah hal yang menakjubkan! Saya katakan menakjubkan karena ini fenomena baru, keberanian baru dari generasi Muslim dalam menentang azab Allah yang teramat pedih, yang tidak pernah dilakukan oleh generasi Muslim sepanjang sejarahnya. Dari mana keberanian itu muncul? Kenapa mereka tidak mau berendah di bawah 'kursi Allah', mencontoh generasi terdahulu yang telah dengan ta’dzim memenuhi panggilan dengan mengatakan, "Sami’na wa atho’na (Kami mendengar dan kami patuh)". (QS. An-Nuur [24] : 51)

Sepanjang informasi Al-Qur’an, sikap penolakan ini adalah warisan dua guru utama dalam pembangkangan, yaitu Iblis laknatullah dan Yahudi yang dimurkai Allah SWT.

Tentang sejarah pembangkangan Iblis, Al-Qur’an menerangkan:

"Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para Malaikat, 'Sujudlah kamu semua kepada Adam', lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata, 'Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?' Dia (iblis) berkata, 'Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil'." (QS. Al-Israa’ [17] : 61-62)

Sedangkan sejarah pembangkangan Yahudi, Al-Qur’an menerangkan:

"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman). 'Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!' mereka menjawab, 'Kami mendengar tetapi tidak mentaati'. Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah, 'Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat). Perbuatan jahat yang mereka kerjakan ialah menyembah anak sapi, membunuh Nabi-nabi dan melanggar janji'." (QS. Al-Baqarah [2] : 93)

Itulah sejarah pembangkangan. Yang kemudian menjadi pernyataan kita adalah kenapa sikap pembangkangan kepada Allah dan Rasul-Nya itu merasuk ke dalam diri orang-orang Muslim? Apakah generasi ini telah berguru kepada mereka tentang pembangkangan?

Kemudian kita boleh berfikir, bagaimana sekiranya keislaman model demikian itu kita hadapkan kepada Rasulullah SAW, Abu Bakar atau Umar bin Khattab?

Dikisahkan:

Dua orang lelaki yang sedang bermasalah datang menemui Nabi SAW, lalu beliau memutuskan tidak bersalah untuk pihak yang benar di atas pihak yang salah. Pihak yang diputuskan bersalah tidak mau menerima dan berkata kepadanya, "Saya tidak terima!" Kemudian yang satunya berkata, "Lalu apa maumu?" Ia menjawab, "Kita pergi kepada Abu Bakar Ash-Shidiq!" Mereka pun pergi. Orang yang diberi keputusan tidak bersalah berkata kepada Abu Bakar. "Kami mencari keadilan kepada Nabi SAW lalu aku diberi keputusan tidak bersalah." Abu Bakar lalu berkata kepadanya, "Kamu berdua harus menerima apa yang telah diputuskan oleh Rasulullah SAW." Akan tetapi yang satunya tidak mau menerima. Keduanya kemudian menemui Umar bin Khattab, lalu orang yang diberi putusan tidak bersalah berkata, "Kami telah mencari keadilan kepada Nabi SAW lalu aku diberi keputusan tidak bersalah tetapi yang satunya tidak mau menerima." Mendengar permasalahan ini lalu Umar bertanya kepadanya dan dijawab benar adanya. Umar kemudian masuk dan kembali lagi dengan membawa pedang terhunus di tangannya. Lalu orang yang tidak mau menerima putusan Rasulullah SAW tersebut ditebas lehernya. Maka turunlah ayat, "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (QS. An-Nisa [4] : 65)

Kemudian dalam Sirah Nabawiyah diterangkan:

Ketika Rasulullah SAW dan para sahabatnya hijrah ke Madinah beliau menyeru kepada seuruh kaum Muslimin untuk berhijrah ke Madinah, tetapi di Mekah ada sebagian kaum Muslimin, yang karena berbagai alasan, tidak memenuhi seruan Rasulullah SAW tersebut, antara lain: Harits bin Zama’ah, Abu Qais bi fakih, Abu Qais bin Walid, Ali bin Ummayah dan ‘Ash bin Munibah. Ketika pecah perang Badar mereka dimanfa’atkan oleh pihak kafir Mekah untuk memerangi pasukan Islam. Oleh pasukan Islam mereka semua dihadapi sebagai musuh, semuanya mati terbunuh, mereka mati dalam kesesatan dan menjadi penghuni Neraka Jahanam.

Dalam kasus ini Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) Malaikat bertanya, 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini?' mereka menjawab, 'adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)'. para Malaikat berkata, 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?' orang-orang itu tempatnya Neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisa [4] : 97)

Dalam sunnah Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar telah memutuskan untuk memerangi orang-orang yang membangkang tidak mau membayar Zakat, setelah wafat Rasulullah SAW. Abu Hurairah ra berkata, "Tatkala Rasulullah SAW wafat dan Abu Bakar ra terangkat sebagai khalifah, beberapa kelompok masyarakat Arab kembali menjadi kafir.

Umar ra bertanya kepada Abu Bakar, 'Bagaimana kamu akan memerangi manusia sedang Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintahkan supaya memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan Dua Kalimah Syahadah. Barangsiapa yang mengucapkannya berarti dia dan hartanya terpelihara kecuali apa yang dibenarkan oleh Syari’ah dan perhitungannya terserah kepada Allah SWT".'

Abu Bakar menjawab, 'Demi Allah aku akan memerangi mereka yang membedakan antara kewajiban Shalat dengan kewajiban Zakat, karena Zakat merupakan kewajiban terhadap harta. Demi Allah, andaikan mereka menahan seutas tali yang bias diberikan kepada Rasulullah SAW saya akan memerangi mereka karena menahan tali itu'.

Berkata Umar, 'Demi Allah, tidak lain keterangan Abu Bakar melainkan saya mengerti bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk berperang, maka saya baru mengerti bahwa itulah perkara yang benar'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga kasus tersebut di atas adalah menyangkut orang-orang yang menyandang predikat Muslim, tetapi kenapa dalam kasus pertama, sahabat Umar bin Khatab memenggal lehernya? Bukankah ia tahu bahwa sahabat tersebut adalah seorang Muslim, hanya saja ia tidak menerima keputusan Rasulullah SAW? Kenapa ia harus dipenggal lehernya, bukankah darah seorang Muslim tidak halal kecuali atas tiga hal, yaitu karena (1) membunuh, karena (2) zina muhshon dan karena (3) murtad dari agamanya?

Dalam kasus kedua, mengapa orang-orang Muslim yang bergabung dengan pasukan musuh itu (bahkan dalam keadaan dipaksa) diperangi dan diperlakukan sebagai musuh oleh pasukan Islam, bahkan akhirnya mereka semuanya terbunuh oleh pasukan Islam? Bukankah mereka seorang Muslim, hanya mereka tidak mau memenuhi perintah Rasulullah SAW untuk berhijrah ke Madinah dan bergabung dengan saudara-saudara sesama Muslim di Madinah? Apakah mereka itu telah murtad atau telah keluar dari keislamannya?

Kemudian dalam kasus ketiga, mengapa Khalifah Abu Bakar menghalalkan darahnya dengan memerangi mereka. Bukankah mereka adalah orang-orang yang bersyahadat dan mengerjakan Shalat, hanya saja mereka enggan membayar Zakat? Padahal seperti penjelasan Umar bin Khatab dihadapan Abu Bakar, dengan landasan sabda Rasulallah SAW bahwa orang bersyahadat "Laa ilaha illallah, Muhammad Rasulullah" terpelihara jiwa, harta dan kehormatannya?

Ketiga kasus di atas adalah pelajaran bagi umat Islam bahwa pernyataan keislaman seseorang tidak secara otomatis menempatkan dirinya pada maqom seorang Muslim. Predikat kemusliman yang disandang seseorang yang ternyata menuntut persyaratan-persyaratan yang mesti dipenuhi. Apabila persyaratan itu dipenuhi maka Muslim-lah ia, tetapi manakala ia keluar dari persyaratan itu, maka demi hukum gugurlah keislamannya.

Allah SWT berfirman, "Di antara manusia ada yang mengatakan, 'Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian' pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman". (QS. Al-Baqarah [2] : 8)

Allah SWT berfirman, Katakanlah, "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah, 'Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)'." (QS. Al-Anbiya’ [21] : 108)

Yang perlu mendapat perhatian kita adalah keislaman macam apa yang dikehendaki oleh Allah SWT sehingga kita layak menyandang predikat Muslim? Bukankah KTP kita Islam? Kita juga sudah melaksanakan Shalat dan bahkan Haji? Kemudian apalagi? Kenapa Allah masih mempertanyakan keislaman kita?

Penegasan ini sesunggunya hal yang sangat wajar di tengah derasnya arus pergaulan yang sangat serius antara Materialisme dan Iman, di mana Materialisme sedang di atas angin mendominasi seluruh sisi kehidupan, di mana kebanyakan ‘mata hati’ manusia tersilap oleh gemerlap semua Materialisme yang memang sangat menggoda. Penegasan ini sesunggunya sangat perlu di mana banyaknya pernyataan dusta dan palsu tentang keimanan dan keislaman yang dilakukan oleh sebagian besar manusia.

Yang perlu kia lakukan hanyalah membuktikan diri bahwa kita ini seorang Muslim. Muslim yang dikehendaki oleh Allah, bukan Muslim yang kita kira sendiri atau kita kehendaki sendiri. Karena kita adalah hamba Allah bukan hamba diri sendiri. Karena ita mengharapkan ridha Allah bukan ridha diri sendiri. Tetapi bagaimana ber-Islam dengan cara Allah?

Perhatikan ayat berikut ini:

"Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan". (QS. Ali Imran [3] : 83)

Makna hakiki dari Islam adalah tunduk dan patuh. Yang dimaksud tunduk dan patuh di sini adalah tunduk dan patuh kepada aturan-aturan Allah.

Sampel keislaman yang dikehendaki oleh Allah SWT sebagai mana dinyatakan di atas adalah Islamnya alam semesta. Jadi kita harus ber-Islam sebagaimana Islamnya alam semesta. Tetapi bagaimana alam semesta ber-Islam?

Mari kita perhatikan ayat berikut:

"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohon, binatang-binatang, yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapayang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakanya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki". (QS. Al-Hajj [22] : 18)

Islamnya alam semesta ternyata bersujud mengabdi kepada Allah. Artinya, mereka tunduk patuh berjalan pada garis ketentuan Allah SWT. Mereka semuanya melakukan ibadah, melakukan sholat dan tasbih sebagaimana yang dilakukan oleh manusia, tetapi hanya Allah-lah yang lebih mengetahui tata cara tasbih dan sholatnya.

"Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sholat dan tasbihnya, dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan". (QS. An-Nuur [24] : 41)

Seluruh makhluk di alam ini, dari matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, binatang-binatang, burung-burung dan lain-lain, semuanya tunduk, sujud, ber-Islam kepada Allah SWT. Dalam ber-Islam, seluruh makhluk yang ada di semesta ini memiliki orbit (jalan) yang mesti dilaluinya. Dalam bersujud (ber-Islam) kepada Allah, matahari, beredar pada orbitnya dan tidak pernah keluar dari orbit itu walau sedikit. Demikian juga bulan, bumi dan bintang-bintang yang ada di semesta ini, semuanya beredar pada orbitnya tanpa pernah keluar dari garisnya walaupun sedikit. Matahari, bulan dan bintang-bintang tidak pernah ingkar dari garis ini. Matahari tidak pernah keluar dari orbitnya lalu beredar pada orbit bintang lain. Demikian juga bumi tidak pernah keluar dari orbitnya lalu berjalan di orbit bintang lain. Inilah jalan keislaman yang dikehendaki oleh Allah, ketundukan pada orbit yang telah ditetapkan baginya.

"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya". (QS. Yasin [36] : 40)

Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, juga diwajibkan oleh Allah berislam (sujud) bersama sujudnya makhluk-makhluk lainnya. Bila alam semesta dalam bersujud memiliki orbit untuk membuktikan keislamannya dan untuk menyampakikannya kepada Allah, bagaimana dengan manusia, apakah ia harus memiliki dan melalui garis orbit juga? Pasti! Kalau dalam ber-Islam kepada Allah mekhluk lain memiliki garis edar (jalan) yang mesti dilaluinya. Rotasi kehidupan manusia adalah berangkat untuk kembali menuju Allah SWT.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun (dari Allah dan akan kembali kepada Allah)".

Kalau tujuan perjalanan hidup manusia adalah menuju Allah, maka adakah sebarang jalan (orbit) yang akan bisa menyampaikannya kepada Allah? Tentu tidak! Tentu hanya jalan yang terkait dengan Allah, yang menuju Allah, yang akan menyampaikannya kepada Allah. Manusia tidak akan pernah sampai kepada Allah kalau ia tidak memiliki dan menempuh jalan yang menghantarkannya kepada Allah.

Untuk kepentingan ibadah, ber-Islam dan bersujud secara benar, Allah SWT telah memberikan satu jalan (orbit) yang mesti dilalui oleh manusia, yaitu sabilillah. Kalu manusia tidak melewati garis ini dalam ber-Islam, sesunggunya ia telah berada pada orbit yang salah. Berada pada orbit yang salah berarti keluar dari jalur keislaman. Dan keluar dari jalur keislaman berarti bukan seorang Muslim. Jadi, keislaman yang dikehendaki oleh Allah dengan pertanyaanya di muka adalah keislaman yang berada pada jalan (orbit) yang benar, yaitu sirotol mustaqim. Fahal antum Muslimun?

Perhatikan ayat berikut:

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya, yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa". (QS. Al-An’am [6] : 153)

Ayat ini telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dengan sangat gamblang dalam bentuk garis sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan Jabir ra:

"Kami duduk bersama Rasulullah SAW, lalu beliau membuat garis lurus di depannya, lalu berkata, 'Ini adalah jalan Allah'. Kemudian beliau membuat dua garis di kanan dan dua gafis di kiri lalu berkata, 'Ini adalah jalan setan'. Kemudian beliau meletakan tangannya di garis tengah lalu membacakan ayat berikut, 'Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa'." (Musnad Ahmad No. 14739; Sunan Ibnu Majah)

Secara garis lurus, Allah telah menyediakan satu jalan (orbit) bagi menusia untuk ber-Islam menuju Allah. Jalan itu adalah Nabi dan Rasulnya. Karenanya, manusia tidak akan pernah sampai kepada kataatan kepada Allah SWT kecuali melalui jalan ini, karena tidak ada jalan lain yang diciptakan oleh Allah sebagai jalan ber-Islam menuju kepada-Nya.

Kerasulan sebagai orbit manusia satu-satunya menuju Allah, telah secara terus menerus dimunculkan oleh Allah dengan dikirimnya para Nabi dan rasul secara sambung menyambung, sepanjang masa. Dari Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad SAW. Inilah jalan itu, inilah jalan Islam, inilah jalan yang mesti dilalui oleh manusia dalam bersujud kepada Allah SWT. Tidak ada jalan diluar jalan Nabi dan Rasul.

"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah, dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka". (QS. An-Nisa [4] : 80)

Semua Nabi telah menegaskan hakekat jalan ini. Nabi Nuh as telah menegaskan jalan ini kepada kaumnya, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an: "Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku". (QS. Asy-Syu’ara [26] : 107-108)

"Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku". (QS. Asy-Syu’ara [26] : 125-126)

Tetapi kenabian dan kerasulan telah ditutup Allah dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW, dengan firman-Nya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu. Tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi, dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Ahzab [33] : 40)

Yang menjadi masalah adalah, apakah dengan berakhirnya kenabian ini berarti terputus pula orbit bagi manusia untuk ber-Islam menuju Allah?

Tidak! Allah menyambung jalan itu denga khilafah, sehingga dengan adanya khiafah jalan menuju Allah tetap terbentang, dan manusia tetap dapat beribadah kepada Allah, manusia tetap bisa bersujud kepada Allah bersama sujudnya semesta alam pada orbit yang benar. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, "Adalah bani Israil kepemimpinan mereka selalu dipegang oleh Nabi-Nabi. Setiap meninggal seorang Nabi maka Nabi itu digantikan oleh Nabi yang lain. Sesungguhnya tak ada lagi Nabi sesudahku, yang ada hanya para khalifah yang banyak jumlahnya." para sahabat bertanya, "Apakah yang engkau suruh kami kerjakan?" Nabi menjawab, "Sempurnakanlah bai’at yang telah engkau berikan kepada yang pertama. Kemudian yang datang sesudahnya. Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada mereka tentang apa yang Allah suruh kepada mereka". (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda, "Sesunggunya aku memerintahkan kepadamu dengan lima perkara sebagaimana Allah memerintakan kepadaku, yaitu: berjama’ah, mendengar, taat, hijrah dan jihad fi sabilillah. Karena sensunggunya siapa yang keluar dari jama’ah barang sejengkal, maka sungguh telah lepas ikatan Islam dari lehernya sampai dia kembali (bertaubat) dan barang siapa yang berseru dengan seruan jahiliyah, maka ia bertekuk lutut dalam neraka jahanam." Sahabat bertanya, "Sekalipun dia puasa dan shalat, ya Rasulullah?". Jawab Nabi SAW, "Sekalipun dia puasa dan shalat dan sekalipun dia mengaku Muslim. Maka serulah orang-orang Islam dengan nama mereka yaitu Aa-Muslimuun, Al Muslimuun, hamba-hamba Allah Azza wa jalla". (Sunan At-Turmudzi No. 2790; Musnad Ahmad No. 16542, 17132, 21835)

Jama’ah adalah esensi khilafah, orbit ber-Islam satu-satunya yang terbentang menuju Allah. Dalam sunnah Rasulullah di atas ditegaskan: "Sekalipun shalat, sekalipun puasa, bahkan sekalipun mengaku Muslim", tetapi tidak berorbitkan dengan orbit jama’ah adalah sia-sia. Tetapi kini kebanyakan manusia telah keluar dari orbit ini, mereka ber-Islam bukan dengan orbit Islam, mereka ber-Islam tetapi melalui orbit lain. Kalau demikian apakah mereka dapat dikatakan sebagai Muslim?

Mau tahu lebih detail dan mengkaji lebih dalam? Beli bukunya dan ikuti kajiannya. Assamu'alaykum wr wb :)

Malaysia mau peduli TKI sementara Pejabat Indonesia saling lempar (saatnya koreksi diri)

MALAYSIA

Malaysia memulai proses pemutihan sekitar 1,3 juta imigran ilegal yang sebagian besar berasal dari Indonesia, Filipina dan Bangladesh.

Dari jumlah itu, 640.000 di antaranya adalah pekerja gelap dari Indonesia dan lebih dari 420.000 akan dilegalkan kata Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI di Kuala Lumpur, Suryana Sastradireja.

"Dari 640 ribu itu yang diizinkan bekerja oleh pemerintah Malaysia adalah 422.131 orang," kata Suryana kepada BBC Indonesia.

Suryana juga mengatakan 60.000 TKI yang ditolak sudah menyatakan ingin pulang dan mendapat amnesti sehingga tidak dikenakan hukuman denda ataupun kurungan badan.

Sekitar 120.000 TKI lainnya masih berada di Sabah dan diberikan kesempatan untuk pulang ke Indonesia untuk mengurus dokumen.

INDONESIA

TANJUNGPINANG - Pemerintah Kota Tanjungpinang masih belum menentukan sikap menerima atau menolak kota Tanjungpinang dijadikan tempat pemulangan ribuan TKI asal Malaysia yang tidak mendapatkan kesempatan pemutihan dokumen di Malaysia.

Sedangkan Kota Batam dan Kota Dumai yang juga dijadikan daerah pemulangan TKI pemerintahanya sudah menyatakan menolak. Jumat kemarin, Tanjungpinang kembali menerima pemulangan TKI dari Malaysia sebanyak 245 orang terdiri dari 200 laki-laki dan 45 perempuan mengunakan kapal Ferry Telaga pada pukul 13.30 WIB melalui pelabuhan Sri Bintan Pura.

TKI ini merupakan TKI yang bermasalah yang rutin di deportasi pihak Malaysia atau sering di sebut TKI kelas B.
Terkait kondisi ini, Pemko Tanjungpinang mulai gusar.

Soalnya, 160 ribu TKI bermasalah lainnya diluar TKI yang rutin dideportasi ini, juga bakal melewati Tanjungpinang mulai awal Oktober mendatang. Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan, mengatakan untuk menentukan menerima atau menolak harus dipikirkan dengan matang.

Dalam rapat nanti juga dihadiri langsung oleh Kementerian Sosial, Kementerian Kesejateraan Masyarakat, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).

Pemko Tanjungpinang akan mengusulkan agar pemerintah pusat baiknya langsung menjemput para TKI yang dideportasi langsung ke Malaysia menggunakan kapal Pelni maupun kapal perang milik negara.

Kemudian pemerintah pusat langsung memulangkan TKI yang dideportasi ke daerah masing-masing tanpa harus transit di Tanjungpinang.

“Kalau kita terima menjadi transit TKI di Tanjungpinang, kita mau menampung dimana para TKI itu. Kalau kita tampung bukan di tempat yang layak juga kita tidak mau. Sedangkan penampungan TKI yang ada sekarang itupun sudah over oleh TKI yang dideportasi Malaysia yang bermasalah. Sedangkan TKI yang akan dideportasi dalam jumlah cukup banyak adalah TKI yang tidak bermasalah hanya saja tidak mendapatkan pemutihan dokumen,” tegas Suryatati.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Tanjungpinang Suparno juga menambahkan pemerintah harus mengambil kebijakan yang matang supaya dalam rapat nanti sudah bisa menentukan apakah menerima atau menolak Tanjungpinang dijadikan daerah transit TKI dari Malaysia.

“Ini pekerjaan kemanusiaan. Sisi lain kita (Tanjungpinang) tidak memiliki penampungan untuk menampung jumlah banyak,” tegasnya.

Ia juga sangat setuju usulan dari Walikota Tanjungpinang, saat walaupun nantinya Pemko menerima Tanjungpinang sebagai daerah transit pemulangan TKI, baiknya pemerintah sudah menyiapkan transportasi seperti transportasi laut TNI Angkatan Laut, Udara dan Darat yang sudah berada di Tanjungpinang.

“Saat kapal dari Malaysia mengangkut para TKI tiba di perairan Tanjungpinang, para baiknya langsung dipindahkan ke kapal milik pemerintah tadi. Supaya TKI tidak langsung ditampung di penginapan karena penampungan kita tidak ada yang layak,” ujarnya.***


===================

Knapa ya negara lain ngurusin ratusan ribu TKI nggak pada protes.. nggak pada ngeluh. mereka ngurusin dokumen dan menampung sementara yang tidak bisa lagi di urus dokumennya untuk di pulangkan ke Indonesia. sementara Pejabat kita hanya ngurusin tempat transit Thok langsung saling lempar tanggung jawab, 

Musim Hujan Telah Tiba

At-Tauhid edisi VI/05

Oleh Muhammad Abduh Tuasikal

Allah telah menurunkan hujan sebagai rahmat di saat dibutuhkan oleh seluruh makhluk. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy-Syuura [41] : 28). Yang dimaksudkan dengan rahmat di sini adalah hujan sebagaimana dikatakan oleh Maqotil. [1]

Keberkahan dan Manfaat Hujan

Hujan adalah air yang diturunkan dari langit dan penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf [50] : 9). Yang dimaksud keberkahan di sini adalah banyaknya kebaikan. [2]

Di antara keberkahan dan manfaat hujan adalah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sangat membutuhkannya untuk keberlangsungan hidup, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’ [21] : 30). Al Baghowi menafsirkan ayat ini, “Kami menghidupkan segala sesuatu menjadi hidup dengan air yang turun dari langit yaitu menghidupkan hewan, tanaman dan pepohonan. Air hujan inilah sebab hidupnya segala sesuatu.” [3]

Beberapa Amalan Ketika Turun Hujan

Pertama: Takut datangnya adzab ketika mendung.

Ketika muncul mendung, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu khawatir, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah.” [4]

Kedua: Do’a ketika turun hujan sebagai rasa syukur pada Allah.

’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. [5]

Ketiga: Turunnya hujan, kesempatan terbaik untuk memanjatkan do’a.

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni [6] mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.” [7]

Keempat: Do’a ketika terjadi hujan lebat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a, “Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari [Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan]." [8]

Kelima: Do’a ketika terjadi angin kencang.

Dianjurkan bagi seorang muslim ketika terjadi angin kencang untuk membaca do’a berikut sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan ketika itu, “Allahumma inni as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bihi, wa a’udzu bika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi (Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu baiknya angin ini dan kebaikan yang ada padanya, dan aku memohon kebaikan dari yang diutus dengannya. Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya angin ini, dan keburukan yang ada padanya dan aku berlindung dari keburukan yang diutus dengannya)” [9]

Keenam: Do’a ketika mendengar suara petir.

Apabila ’Abdullah bin Az Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan, “Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).” [10]

Ketujuh: Mengambil berkah dari air hujan.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” [11]

An Nawawi menjelaskan, “Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.” [12]

Kedelapan: Dianjurkan berwudhu dengan air hujan.

Dalilnya, “Apabila air mengalir di lembah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.” [13]

Kesembilan: Tidak boleh mencela hujan.

Sebagian orang sering keluar dari mulutnya celaan, “Aduh!! hujan lagi, hujan lagi”. Ketahuilah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menasehatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” [14] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,”Janganlah kamu mencaci maki angin.” [15]

Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang. [16]

Kesepuluh: Do’a setelah turun hujan

Do’anya adalah, “Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah).” [17]

Keringanan Ketika Turun Hujan

Pertama: Bolehnya meninggalkan shalat jama’ah di masjid ketika turun hujan.

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, beliau mengatakan kepada mu’adzin pada saat hujan, ”Apabila engkau mengucapkan ’Asyhadu allaa ilaha illalloh, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’, maka janganlah engkau ucapkan ’Hayya ’alash sholaah’. Tetapi ucapkanlah ’Sholluu fii buyutikum’ [Sholatlah di rumah kalian]. …” [18]

An Nawawi -semoga Allah merahmati beliau- menjelaskan, ”Dari hadits di atas terdapat dalil tentang keringanan untuk tidak melakukan shalat jama’ah ketika turun hujan dan ini termasuk udzur (halangan) untuk meninggalkan shalat jama’ah. Dan shalat jama’ah -sebagaimana yang dipilih oleh ulama Syafi’iyyah- adalah shalat yang mu’akkad (betul-betul ditekankan) apabila tidak ada udzur [19]. Dan tidak mengikuti shalat jama’ah dalam kondisi seperti ini adalah suatu hal yang disyari’atkan (diperbolehkan) bagi orang yang susah dan sulit melakukannya. Hal ini berdasarkan riwayat lainnya, ”Siapa yang mau, silahkan mengerjakan shalat di rihal (kendaraannya) masing-masing.” [20]

Sayid Sabiq -semoga Allah merahmati beliau- dalam Fiqh Sunnah menyebutkan salah satu sebab yang membolehkan tidak ikut shalat berjama’ah adalah cuaca yang dingin dan hujan. Lalu beliau membawakan perkataan Ibnu Baththol yang menyatakan bahwa hal ini adalah ijma’ (kesepakatan para ulama). [21]

Dari hadits-hadits yang dibawakan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya, ada beberapa lafadz tambahan adzan ketika kondisi hujan, dingin, berangin kencang, dan tanah yang penuh lumpur baik ketika mukim maupun safar :

  1. Alaa shollu fir rihaal artinya Hendaklah shalat di rumah (kalian)
  2. Alaa shollu fi rihaalikum artinya Hendaklah shalat di rumah kalian
  3. Sholluu fii buyutikum artinya Sholatlah di rumah kalian

An Nawawi mengatakan, “Lafadz ini boleh diucapkan setelah adzan maupun di tengah-tengah adzan karena terdapat dalil mengenai dua model ini. Akan tetapi, mengucapkannya sesudah adzan lebih baik agar lafadz adzan yang biasa diucapkan tetap ada.” [22]

Kedua: Bolehnya menjama’ shalat ketika hujan deras.

Dari Abu Az Zubair, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, beliau berkata, ”Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Dzuhur dan Ashar serta Maghrib dan Isya’ secara jama’, bukan dalam keadaan takut maupun safar.” [23] Yang meriwayatkan dari Abu Az Zubair adalah Imam Malik dalam Muwatho’nya. Imam Malik mengatakan, ”Aku menyangka bahwa menjama’ di sini adalah ketika hujan.”

Al Baihaqi mengatakan, ”Begitu pula hadits ini diriwayatkan oleh Zuhair bin Mu’awiyah dan Hammad bin Salamah, dari Abu Az Zubair, juga dikatakan, ”(Beliau menjama’) bukan karena keadaan takut dan bukan pula karena safar. Akan tetapi dalam riwayat tersebut tidak disebutkan shalat Maghrib dan ’Isya dan hanya disebut jama’ tersebut dilakukan di Madinah.” [24] Artinya, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan jama’ ketika mukim (tidak bepergian) dalam kondisi hujan.

Beberapa point yang perlu diperhatikan:

  1. Yang diperintahkan ketika hujan adalah menjama’ shalat (menggabungkan dua shalat) tanpa perlu mengqoshor. [25]
  2. Jama’ dilakukan dengan imam di masjid dan bukan dilakukan di rumah. [26]
  3. Apabila shalat telah dijama’ pada waktu pertama dari dua shalat, lalu setelah dijama;’, hujan tersebut reda, maka shalatnya tetap sah dan tidak perlu diulangi. [27]
  4. Boleh menjama’ shalat zhuhur dan ashar atau maghrib dan Isya. Yang paling afdhol jika dilakukan dengan jama’ taqdim. [28]
  5. Hujan yang membolehkan seseorang menjama’ shalat adalah hujan yang bisa membuat pakaian basah kuyup dan mendapatkan kesulitan jika harus berjalan dalam kondisi hujan semacam itu. Adapun hujan yang rintik-rintik dan tidak begitu deras, maka tidak boleh untuk menjama’ shalat ketika itu. [29]

Demikian panduan ringkas mengenai beberapa amalan dan keringanan dari syariat ketika turun hujan. Semoga kita dimudahkan untuk mengamalkannya walaupun di tengah keterasingan. Hanya Allah yang memberi taufik. [Muhammad Abduh Tuasikal]

Catatan Kaki:

  1. Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 5/322, Mawqi’ At Tafasir
  2. Tafsir Al Baghowi (Ma’alimut Tanzil), Al Husain bin Mas’ud Al Baghowi, 7/357, Dar Thoyibah, cetakan keempat, 1417 H
  3. Tafsir Al Baghowi, 5/316
  4. Lihat Adabul Mufrod no. 686. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
  5. HR. Bukhari no. 1032, Ahmad no. 24190, dan An Nasai no. 1523
  6. Al Mughni fi Fiqhil Imam Ahmad bin Hambal Asy Syaibani, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, 2/294, Darul Fikr, Beirut, cetakan pertama, 1405 H
  7. Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shohihul Jaami’ no. 1026
  8. HR. Bukhari no. 1014
  9. HR. Muslim no. 899
  10. Lihat Adabul Mufrod no. 723.  Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
  11. HR. Muslim no. 898
  12. Syarh Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, 6/195, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobiy, cetakan kedua, 1392 H
  13. HR. Muslim, Abu Daud, Al Baihaqi, dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Gholil no. 679. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
  14. HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246, dari Abu Hurairah
  15. HR. Tirmidzi no. 2252, dari Abu Ka’ab. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
  16. Faedah dari guru kami Ustadz Abu Isa hafizhohullah. Lihat buah pena beliau “Mutiara Faedah Kitab Tauhid”, hal. 227-231, Pustaka Muslim, cetakan pertama, Jumadal Ula 1428 H
  17. HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71, dari Kholid Al Juhaniy
  18. HR. Muslim no. 699
  19. Pendapat yang lebih kuat, shalat jama’ah adalah fardhu ‘ain –bagi kaum pria-
  20. Syarh Muslim, 5/207
  21. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq, 1/234-235, Mawqi’ Ya’sub
  22. Syarh Muslim, 5/207
  23. HR. An Nasa-i no. 601. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
  24. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 24/73
  25. Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 12/292, Mawqi’ Al Ifta’
  26. Lihat Fatawa Al Lajnah Ad Da’imah lil Buhutsil Al ‘Ilmiyyah wal Iftaa’, 8/135, Darul Ifta’
  27. Lihat Al Jami’ Liahkamish Sholah, Mahmud ‘Abdul Latif ‘Uwaidhoh, 2/ 497-499, Daruk Wadhoh, ‘Amman, Yordania, cetakan ketiga, tahun 2004
  28. Syarhul Mumthi’, 2/285
  29. Al Mughni, 2/117

sumber: http://buletin.muslim.or.id/fiqih/musim-hujan-telah-tiba