Waspadai Pondok Yatim yang sering Pindah-pindah

Dari beberapa kunjungan ke panti dengan rekan2 kerja setiap Menjelang Ramadhan, ada beberapa temuan yang ternyata tidak mengenakkan di benak, namun baru sekarang hal itu saya kemukakan, mungkin teman yang lain sudah juga mengetahui fakta ini.

Namun bagi sesama pengurus panti, hal ini tentulah menjadi rahasia umum dan mungkin saja luput dari perhatian masyarakat lainnya.

Coba anda perhatikan ditempat anda. Umumnya komplek2 baru perumahan. Tiba-tiba saja disana ada tulisan "PANTI ASUHAN   xxxxxxx  " dengan label islami. Berbekal dari bangunan sederhana dan sejumlah anak yatim, mulailah kegiatan itu di mulai. Sejumlah bantuan dan donatur ditambah bantuan tetap pemerintah akhirnya berdatangan.

lambat-laun panti asuhan tersebut menjadi besar dan gedung sederhananyapun telah menjadi bagus dan diperluas.

Tapi apa yang terjadi ??? beberapa tahun kemudian....

Setelah bangunan pondok itu bagus, Sebuah pengumuman kecil dipasang : PANTI ASUHAN xxxxxxxxxxx pindah ke komplek / tempat lain.. Biasanya pindahnyapun ke komplek baru lagi.

Mengapa komplek baru jadi sasaran ?? Karena dengan pindah dan membangun lagi dari awal di tempat baru, akan mengaburkan identitas mereka. Proposal mereka juga akan lebih laku lagi bagi donatur dimana photo2 kondisi bangunan yang masih berantakan di sandingkan dengan nama2 anak yatim akan membuat suasana jadi lebih haru. Belum lagi ayat 2 atau hadits 2 untuk menggugah rasa orang lain.

Kehidupan masyarakat yang kian sibuk menyebabkan hal itu luput dari perhatian kita dan menganggapnya sebagai sebuah peristiwa yang wajar.

Bagaimana dengan rumah/tempat yang ditinggalkan tersebut ?? Tentunya akan menjadi milik bagi yang punya Panti asuhan. Bisa mereka kontrakkan, dijual atau di alih fungsikan.

Komplek baru, berarti calon donator baru dan calon tambahan kekayaan baru bagi yang punya panti.

Ditempat saya sendiri pernah anak yatim tersebut turut dikerahkan untuk membantu pembangunan panti asuhan tersebut, yang akhirnya setelah bagus, tidak di tempati lagi dan di nyatakan pindah. Kini gedung tersebut telah menjadi berganti kepemilikan. Bisa dibayangkan bagaimana dana2 yang mengalir tersebut, Akhirnya menjadi milik perseorangan.

Disini, kita melihat bahwa dengan berkedok Panti Asuhan, kini banyak orang yang mencari keuntungan yang berlipat ganda. Kadang jumlah anak yatimnya hanya sedikit, namun berbagai nama bisa saja muncul dalam setiap proposal.

Semoga kita jeli melihat fenomena ini.