Pesan Sayid Ahmad: Tidak Pernah Mengkafirkan Orang yang Berbeda Paham

Pesan Sayid Ahmad: Tidak Pernah Mengkafirkan Orang yang Berbeda Paham


Makkah - Menteri Agama mengunjungi ulama besar Sayid Ahmad bin Muhammad Alawy Al-Maliki Al-Hasani yang tinggal di Rusaifah, Makkah. Dalam kunjungan itu, Sayid Ahmad juga bertausiyah kepada majelis usai maghrib yang didominasi orang Indonesia.

"Di dalam madrasah ini kita belajar adab. Walau ada yang bertentangan dengan kita. Tidak pernah mengkafirkan orang yang bertentangan dengan kita," tutur keturunan Sayyidina Hasan cucu Rasulullah saw itu, Minggu (20/9/2015).

Sayid Ahmad mengatakan setiap permasalahan atau perbedaan harus diselesaikan dengan diskusi. Semua orang punya argumentasi yang menjadi dasar baginya mengambil sikap.

"Saya punya dalil, Anda punya dalil. Setelah diskusi tetap saling mencintai," katanya.

Dalam tausiyah yang diakhiri oleh salawat ilir-ilir itu, Sayid Ahmad mengatakan punya dasar dalam menggelar mauludan dan salawatan. Menurutnya, dia tidak pernah memaksakan ajarannya, tapi bila ada yang tertarik silakan bergabung dengan manhaj Syafii dan ahlussunnah.

"Saya membuat acara maulid ini itu. Saya menyebutkan dalil. Tidak berbicara tanpa ada dalil. Ini cara pandang ideologi yang berbeda-beda. Yang paling penting kita masing-masing memiliki Tuhan, nabi dan Alquran yang satu," tuturnya.           


(gah/Hbb)

Kebijakan PLN yang lebih PRO INVESTOR CINA dari pada RAKYAT INDONESIA

Ternyata meteran Pra bayar yang kini menjadi standar PLN hanya mengandung 40% bahan lokal dan sisanya sebagian besar di impor dari China. Meteran lama mengandung cukup banyak bahan lokal, mencapai 70 %. Kepentingan dan kenyamanan rakyat di korbankan dan di jadikan alasan untuk sebuah proyek meteran baru.

Inilah persamaan PLN dan PERTAMINA, Karena gagal mengelola Listrik dan BBM negara, bisanya hanya bermain di METERAN dan MENGOTAK ATIK SUBSIDI subsidi rakyat, padahal Rakyat mempunyai hak yang besar pada subsidi itu.

Nggak mungkin lah, Masalah Listrik negara ini kacau karena meteran rakyat. Namun karena keahlian PLN hanya sebatas "meteran yang tak berdosa". Itulah kenyataan yang harus kita hadapi. Atau pura 2 bodoh karena bisnis dengan Impotir ??

Meteran Listrik Pasca Bayar Tak Diproduksi Lagi

Rista Rama Dhany - detikfinance
Meteran Listrik Pasca Bayar Tak Diproduksi Lagi

Jakarta -PT PLN (Persero) mendorong masyarakat beralih menggunakan sistem listrik prabayar, selain banyak keuntungan yang didapat, stok meteran biasa sudah hampir tak ada. Sudah tak ada lagi industri yang produksi meteran biasa.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia, Supardji Soekowati, ketika dihubungi detikFinance, Jumat (11/9/2015).

"Sudah tak ada lagi industrik yang produksi meteran biasa. PLN juga tidak beli lagi meteran biasa, jadi industrinya ada yang tutup ada pula yang beralih memproduksi meteran prabayar," kata Supardji.

Ia mengatakan, di Indonesia saat ini ada sekitar 12 pabrik yang memproduksi listrik prabayar. Tapi, ia sedikit menyayangkan karena tingkat kandungan barang lokal/dalam negeri pada meteran listrik prabayar hanya sekitar 40%.

"Kandungan barang lokalnya masih sekitar 40%, padahal waktu yang meteran biasa itu kandungan barang lokal hampir 70%. Kalau yang sekarang sebagian besar impor, paling banyak impor dari China, yang produksi lokal mungkin bagian bungkus atau luas-luasnya saja," ungkapnya.

Seingat dia, produsen meteran listrik sudah tidak lagi produksi meteran biasa sejak 4-5 tahun yang lalu. Namun ia menolak berkomentar hemat mana dari penggunaan konsumsi listrik bilang menggunakan meteran biasa atau manual.

"Aduh ini sensitif, saya nggak berani berkomentar. Biar diselesaikan di level pemerintah," tutup Supardji.

Saat ini tengah ramai masalah soal biaya administrasi bank dan pajak penerangan jalan yang dikenakan, saat membeli pulsa listrik. Apa jalan keluarnya?