Inilah persamaan PLN dan PERTAMINA, Karena gagal mengelola Listrik dan BBM negara, bisanya hanya bermain di METERAN dan MENGOTAK ATIK SUBSIDI subsidi rakyat, padahal Rakyat mempunyai hak yang besar pada subsidi itu.
Nggak mungkin lah, Masalah Listrik negara ini kacau karena meteran rakyat. Namun karena keahlian PLN hanya sebatas "meteran yang tak berdosa". Itulah kenyataan yang harus kita hadapi. Atau pura 2 bodoh karena bisnis dengan Impotir ??
Meteran Listrik Pasca Bayar Tak Diproduksi Lagi
Jakarta -PT PLN (Persero) mendorong masyarakat beralih menggunakan sistem listrik prabayar, selain banyak keuntungan yang didapat, stok meteran biasa sudah hampir tak ada. Sudah tak ada lagi industri yang produksi meteran biasa.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia, Supardji Soekowati, ketika dihubungi detikFinance, Jumat (11/9/2015).
"Sudah tak ada lagi industrik yang produksi meteran biasa. PLN juga tidak beli lagi meteran biasa, jadi industrinya ada yang tutup ada pula yang beralih memproduksi meteran prabayar," kata Supardji.
Ia mengatakan, di Indonesia saat ini ada sekitar 12 pabrik yang memproduksi listrik prabayar. Tapi, ia sedikit menyayangkan karena tingkat kandungan barang lokal/dalam negeri pada meteran listrik prabayar hanya sekitar 40%.
"Kandungan barang lokalnya masih sekitar 40%, padahal waktu yang meteran biasa itu kandungan barang lokal hampir 70%. Kalau yang sekarang sebagian besar impor, paling banyak impor dari China, yang produksi lokal mungkin bagian bungkus atau luas-luasnya saja," ungkapnya.
Seingat dia, produsen meteran listrik sudah tidak lagi produksi meteran biasa sejak 4-5 tahun yang lalu. Namun ia menolak berkomentar hemat mana dari penggunaan konsumsi listrik bilang menggunakan meteran biasa atau manual.
"Aduh ini sensitif, saya nggak berani berkomentar. Biar diselesaikan di level pemerintah," tutup Supardji.
Saat ini tengah ramai masalah soal biaya administrasi bank dan pajak penerangan jalan yang dikenakan, saat membeli pulsa listrik. Apa jalan keluarnya?
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia, Supardji Soekowati, ketika dihubungi detikFinance, Jumat (11/9/2015).
"Sudah tak ada lagi industrik yang produksi meteran biasa. PLN juga tidak beli lagi meteran biasa, jadi industrinya ada yang tutup ada pula yang beralih memproduksi meteran prabayar," kata Supardji.
Ia mengatakan, di Indonesia saat ini ada sekitar 12 pabrik yang memproduksi listrik prabayar. Tapi, ia sedikit menyayangkan karena tingkat kandungan barang lokal/dalam negeri pada meteran listrik prabayar hanya sekitar 40%.
"Kandungan barang lokalnya masih sekitar 40%, padahal waktu yang meteran biasa itu kandungan barang lokal hampir 70%. Kalau yang sekarang sebagian besar impor, paling banyak impor dari China, yang produksi lokal mungkin bagian bungkus atau luas-luasnya saja," ungkapnya.
Seingat dia, produsen meteran listrik sudah tidak lagi produksi meteran biasa sejak 4-5 tahun yang lalu. Namun ia menolak berkomentar hemat mana dari penggunaan konsumsi listrik bilang menggunakan meteran biasa atau manual.
"Aduh ini sensitif, saya nggak berani berkomentar. Biar diselesaikan di level pemerintah," tutup Supardji.
Saat ini tengah ramai masalah soal biaya administrasi bank dan pajak penerangan jalan yang dikenakan, saat membeli pulsa listrik. Apa jalan keluarnya?
No comments:
Post a Comment