VAMPIR YAHUDI TIDAK TAKUT SALIB
Oleh: Jum'an
Mula-mula saya hanya iseng menonton acara televisi uji-nyali (Masih Dunia Lain) yang ditayangkan oleh Trans 7 setiap tengah malam Jum'at. Selama dua malam berturut-turut, penantang yang berani berada sendirian di tempat yang banyak hantunya (biasanya bangunan tua yang dikenal angker) akan menerima hadiah uang sebesar dua juta rupiah dan dinyatakan sebagai pria atau wanita yang bernyali besar. Masalah hantu adalah topik yang paling tidak saya sukai karena tidak jelas dan tidak bermanfaat. Tetapi sekarang apa saja yang bisa dijadikan uang akan diolah, dibumbui dan dijual. Saya ketagihan menonton uji-nyali bukan karena tertarik dengan hantunya, tetapi pada tingkah laku para pesertanya yang bermacam-macam. Kebanyakan mereka tergolong anak muda yang kecuali ingin menguji keberanian, tidak percaya atau justru akrab dengan dunia perhantuan, juga, meraih dua juta rupiah dengan cara ini cukup menarik dan why not! Bila merasa ketakutan dan terpaksa menyerah ditengah jalanpun tidak didenda.
Yang nampak dominan setelah saya menonton beberapa episode, kebanyakan pesertanya mengandalkan kepada bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk menghadapi hantu-hantu itu. Salah seorang diantaranya, semakin ketakutan semakin dia percepat bacaannya, sehingga memberikan kesan yang konyol. Alqur'an kalamullah yang suci digunakan dengan kedodoran hanya untuk melawan hantu dirumah tua. Tapi bagi peserta itu yang penting ia dinyatakan sebagai bernyali besar (meskipun nampak sekali ketakutannya) dan memperoleh uang dua juta rupiah. Beda halnya dengan peserta lainnya, seorang gadis berbaju kaos lengan panjang dan bercelana jeans. Ketika ditanya apa motivasinya mengikuti uji-nyali, ia hanya mengatakan "pingin coba". Ia tidak ndremimil mambaca Qur'an, ia hanya mengucapkan "astaghfirullah" terkejut ketika pada malam kedua terdengar suara benda yang terjatuh sangat keras. Kadang-kadang ia mengatakan "kok rasanya dingin; suara apa itu?; sinar apa itu? Atau "ada suara orang berjalan mendekati saya". Akhirnya iapun lulus uji-nyali dengan ringannya dan imbalan dua juta serta gelar gadis bernyali besar. Ada pula yang memohon-mohon kepada sang hantu untuk tidak diganggu. Ada yang berkali-kali mengucapkan asalamu'alaikum, ada yang memanggil hantunya dengan sebutan embah ada yang hanya mengandalkan keberanian semata-mata tanpa doa tanpa mantera. Tonton sendiri deh...kalau berani!!
Vampir Yahudi tidak takut salib; begitu salah satu lelucon tentang film Dracula. Kerena ia tidak percaya dengan salib, simbol agama Nasrani. Mungkin dengan Bintang David ia takut. Beda dengan Vampir Amerika. Kenapa para peserta uji-nyali mengucapkan salam dan membaca ayat Qur'an waktu menghadapi hantu Jawa? Belum tentu mereka tahu bahasa Arab, apalagi tafsir Qur'an. Siapa takut! Tetapi hubungan Qur'an dengan uji nyali jelas sekali: dengan bersenjatakan ayat Qur'an mereka berhasil memperoleh dua juta rupiah. Dapatkah ayat-ayat Qur'an dijual lebih mahal lagi? Tentu bisa! Tergantung kepandaian mengemas dan menyuguhkannya. Ada statsiun TV yang menjual sejenis ramuan yang terdiri dari ustadz, jubah, tasbih, dan ayat Qur’an, serta botol kosong untuk acara menangkap jin. Kita sama-sama merasakan bahwa kehidupan beragama kita makin lama makin erat hubungannya dengan uang. Di musim maraknya pengobatan altenatif karena tarif dokter selangit, makin banyak orang bersorban membuka klinik dan membual tentang tentang pengobatan alternatif yang tanpa efek samping dan tanpa unsur syirik!! Pondok pesantren yang mau memihak sebuah partai, akan memperoleh imbalan uang yang besar. Industri pengolahan yang berbahan baku unsur-unsur agama sudah canggih dan berkembang. Ayat Qur'an, hadis Nabi, zikir dan doa, ibadah dan ritual agama semua disponsori, diproses, direkayasa, dikemas, dipromosikan dan dikomersialkan sebagai dagangan dengan segala aspek untung-ruginya.
Anda ingat hadis Nabi yang sangat populer dikalangan kita "Bila diserahkan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya?". Saya menonton di televisi (lagi-lagi pengobatan alternatif) seorang berpenampilan kiai dengan bahasa Arab yang fasih membacakan hadis itu. Bagi mereka yang peka dengan komersialisasi agama, sebenarnya ia hanya bermaksud mengatakan barang siapa berobat bukan ke klinik saya tidak akan sembuh... vulgar kan? Padahal Qur’an adalah petunjuk keutamaan akhlak, keilmuan dan kehidupan yang sangat berguna.
Misalnya kita ikut uji nyali mas... Coba kita bayangkan kita berada dalam ruangan sepi dan sunyi.. Namun jauh dari kita beberapa kamera dan orang mengawasi kita...jutaan mata juga mengawasi kita.. Ngapain juga kita merasa ketakutan yaa ? :-)
ReplyDeletekalau menyadari hal ini ... besok-besok yang ikut pasti pada ngantri
Sekarang juga banyak yang ngantri...mau nyoba? Nggak ah nonton di tv juga ikut merinding
ReplyDelete