Laporan Wartawan Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Menjadi fenomena di Kota Manado, kontrasepsi berjenis kondom, laris setiap malam menyambut hari kasih sayang atau yang lebih dikenal Valentine Day.
Memang kenyataan demikian, hal ini diungkapkan seorang karyawati apotek ternama di Kota Manado, Jumat (13/2/2015). Hal ini sangat memprihatinkan, karena ternyata pembelinya sebagian besar siswa sekolah!
sumber: http://manado.tribunnews.com/2015/02/14/miris-hari-valentine-kondom-di-manado-laris-pembeli-siswa-sekolah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO -
Kasus pencabulan marak terjadi di Kota Manado, Sabtu (14/2/2015) merupakan sejarah yang tidak bisa dilupakan Jingga (bukan nama sebenarnya). Awalnya Jingga sedang bersama dengan saudaranya yakni CR sedang berbelanja di pusat perbelanjaan di Megamall Manado.
Saat sedang berbelanja, CR bingung saudaranya Jingga menghilang di tengah keramaian mall.
Sebagai Saudara, CR khawatir dengan keberadaan Jingga karena tak keberadaannya. Ia kaget Jingga pulang sudah larut malam tampak bingung dan di raut wajahnya menyimpan kegelisahan. "Saya waktu itu bersama dengan dia (korban) di mall, tapi tiba-tiba menghilang," ujar CR mahasiswi di sebuah universitas ternama Manado.
Saat itulah CR menginterogasi Jingga dan akhirnya Jingga menceritakan apa yang dialaminya. Tak terima, CR kemudian mendatangi Mapolresta Manado, dan melaporkan seseorang. Saudara Korban berharap orang tersebut bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap Jingga. "Harus bertanggungjawab atau kalau bisa ditangkap dan dihukum, kasihan saudara saya masih umur belasan tahun, rusak masa depannya," tegasnya.
Apa yang terjadi? Kepada Tribun Manado, Jingga menceritakan, saat itu ia baru beberapa hari berkenalan dengan pelaku CW. "Saya belum lama kenal dengan dia (pelaku), dia panggil saya jalan-jalan, saya tidak sempat minta izin saat di mall bersama saudara saya," tutur Jingga.
Malam Valentine seakan berwarna, dimana CW mengajak dirinya dinner dan ngobrol. Malam semakin larut, pelaku mengajak Jingga di salah satu tempat yang tak lain tempat kost CW di bilangan Kecamatan Malalayang.
Awalnya pelaku bilang kepada Jingga mampir sebentar di kosannya karena mau mengambil sesuatu. Karena dibilang mengambil sesuatu, Jingga pasti memikirkan kata sesuatu itu hadiah.
Pelaku sempat menembak mengatakan cinta kepada Jingga, "Dia bilang mau ke tempatnya sebentar," tutur korban.
Saat di dalam ruangan mereka masuk dan disitulah pelaku menatap mata Jingga. Jingga yang tak berpikir negatif seakan berbunga-bunga. Aksi pelaku kemudian kembali merayu Jingga dan menyatakan hari Valentine merupakan milik kedua insan ini.
Karena sudah dirasuki birahi setan, pelaku kemudian melakukan aksinya kepada gadis berusia 14 tahun itu.
sumberhttp://manado.tribunnews.com/2015/02/16/hari-valentine-di-manado-jingga-diperkosa-di-kamar-kost?page=1
Bercak Darah di Malam Valentine
VIVA.co.id - Saat razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Jambi tepat di malam Valentine Sabtu malam, 13 Februari 2015, di sejumlah hotel diwarnai keributan hingga temuan bercak darah di sprei salah satu kamar hotel.
Pada razia tersebut, petugas dibagi empat tim. Saat tim bergerak di kawasan Pasar dan Jelutung sempat diwarnai keributan antara salah satu petugas hotel dengan awak media yang tengah meliput.
Seorang petugas resepsionis Hotel T-One yang berlokasi di kawasan Pasar Angso Duo tampak marah dan bersitegang dengan sejumlah wartawan yang meliput. Bahkan resepsionis ini sempat mengajak duel jurnalis suatu media nasional.
“Apo dio kamu nak meliput betinju be kito kalau emang kamu bagak,” ujar resepsionis yang diketahui bernama Iwan. Di hotel ini petugas tidak mendapatkan ‘buruan’nya.
Penyisiran kemudian dilanjutkan di Hotel Marina. Disini, petugas sempat kesulitan membuka sebuah kamar bernomor 104 karena terkunci dari dalam. Setelah digedor-gedor berulang kali, akhirnya pintu pun terbuka.
Petugas langsung merangsek ke dalam kamar, di kamar tersebut didapati lak-laki dan perempuan tampak masih setengah telanjang, dan menutupi badannya menggunakan selimut.
Saat pemeriksaan petugas itu didapati di atas sprei kasur bercak darah. Darah itu diduga hasil hubungan layaknya suami istri dari pasangan tersebut.
“Wah, ada bercak darahnya,” ujar Kepala Satpol-PP Kota Jambi, Irwansyah, sedikit kaget.
Di kawasan yang sama, petugas juga mendapati sejumlah pasangan tanpa ikatan sah. Tidak itu saja, ditemukan juga segepok uang senilai Rp15. 885. 000, dua lembar pecahan Rp100 ribu diduga palsu, satu lembar mata uang real, uang senilai 500 poundsterling, satu lembar STNK, dua buah SIM, tiga buah kartu ATM, jimat dan sebilah badik.
Usai razia, Irwansyah menyebutkan, petugas berhasil menjaring 16 pasang tanpa ikatan resmi ditambah lima orang tak dilengkapi kartu identitas.
Belasan pasang dan lima orang tanpa identitas ini selanjutnya digiring ke markas Satpol-PP Kota Jambi guna pendataan.
Uang Palsu
Atas temuan uang palsu itu, Kanit Reskrim Polsek Jelutung, Ipda. Marwiansyah menyatakan, pihaknya akan melakukan pengembangan atas temuan tersebut.
“Ini ada indikasinya uang palsu, kita memperkirakan ini juga ada indikasi yang lain,” ujar Marwiansyah.
Penemuan uang diduga palsu itu diketahui berada di salah satu kamar hotel melati di kawasan Pasar Kota Jambi. Sebelum ditemukan, ada sepasang laki-laki dan perempuan. Sementara sang laki-laki berinisial MS diketahui melarikan diri.
“Pasangannya yakni WA akan kita amankan guna diminta keterangannya,” kata Marwiansyah. (ren)
Pada razia tersebut, petugas dibagi empat tim. Saat tim bergerak di kawasan Pasar dan Jelutung sempat diwarnai keributan antara salah satu petugas hotel dengan awak media yang tengah meliput.
Seorang petugas resepsionis Hotel T-One yang berlokasi di kawasan Pasar Angso Duo tampak marah dan bersitegang dengan sejumlah wartawan yang meliput. Bahkan resepsionis ini sempat mengajak duel jurnalis suatu media nasional.
“Apo dio kamu nak meliput betinju be kito kalau emang kamu bagak,” ujar resepsionis yang diketahui bernama Iwan. Di hotel ini petugas tidak mendapatkan ‘buruan’nya.
Penyisiran kemudian dilanjutkan di Hotel Marina. Disini, petugas sempat kesulitan membuka sebuah kamar bernomor 104 karena terkunci dari dalam. Setelah digedor-gedor berulang kali, akhirnya pintu pun terbuka.
Petugas langsung merangsek ke dalam kamar, di kamar tersebut didapati lak-laki dan perempuan tampak masih setengah telanjang, dan menutupi badannya menggunakan selimut.
Saat pemeriksaan petugas itu didapati di atas sprei kasur bercak darah. Darah itu diduga hasil hubungan layaknya suami istri dari pasangan tersebut.
“Wah, ada bercak darahnya,” ujar Kepala Satpol-PP Kota Jambi, Irwansyah, sedikit kaget.
Di kawasan yang sama, petugas juga mendapati sejumlah pasangan tanpa ikatan sah. Tidak itu saja, ditemukan juga segepok uang senilai Rp15. 885. 000, dua lembar pecahan Rp100 ribu diduga palsu, satu lembar mata uang real, uang senilai 500 poundsterling, satu lembar STNK, dua buah SIM, tiga buah kartu ATM, jimat dan sebilah badik.
Usai razia, Irwansyah menyebutkan, petugas berhasil menjaring 16 pasang tanpa ikatan resmi ditambah lima orang tak dilengkapi kartu identitas.
Belasan pasang dan lima orang tanpa identitas ini selanjutnya digiring ke markas Satpol-PP Kota Jambi guna pendataan.
Uang Palsu
Atas temuan uang palsu itu, Kanit Reskrim Polsek Jelutung, Ipda. Marwiansyah menyatakan, pihaknya akan melakukan pengembangan atas temuan tersebut.
“Ini ada indikasinya uang palsu, kita memperkirakan ini juga ada indikasi yang lain,” ujar Marwiansyah.
Penemuan uang diduga palsu itu diketahui berada di salah satu kamar hotel melati di kawasan Pasar Kota Jambi. Sebelum ditemukan, ada sepasang laki-laki dan perempuan. Sementara sang laki-laki berinisial MS diketahui melarikan diri.
“Pasangannya yakni WA akan kita amankan guna diminta keterangannya,” kata Marwiansyah. (ren)
No comments:
Post a Comment