KIAMAT SUDAH DEKAT
Oleh: Jum'an
Sejak kecil saya ditakuti-takuti orang terus menerus tidak ada hentinya sampai tua. Pada waktu Sekolah Rakyat (SD) didesa dulu saya sudah mendengar paman saya menakut-nakuti dengan ramalan bahwa Laut Selatan sudah hampir tumpah menggenangi daratan dan -tidak boleh tidak- kita akan mati tenggelam. Malam hari dipedesaan terpencil yang gelap-gulita merupakan sumber inspirasi gratis bagi orang dewasa untuk menakuti anak-anak dengan segala makhluk rekaan yang mengerikan. Waktu siang haripun kita merinding bila berjalan melewati kuburan. Semua anak desa waktu itu percaya bahwa pembangunan jembatan atau bendungan selalu membutuhkan tumbal anak kecil yang dikubur dibawah pondasi. Mereka takut diculik. Sebagai murid SMP saya juga sudah mendengar tentang ramalan Joyoboyo bahwa akan terjadi huru-hara hingga orang Jawa tinggal setengahnya, Cina dan Belanda tinggal sepasang saja (wong Jowo gari separo, Cino Londo gari sejodo). Itupun merupakan ancaman yang mengerikan. Walhasil masa kanak-kanak didesa terasa seolah-olah kiamat sudah dekat.
Lalu berpuluh-puluh tahun kemudian sebagai orang tua yang hidup dikota ancaman itu tetap saja ada. Ramalan paman saya dulu bahwa laut akan tumpah kedarat muncul lagi dengan judul baru global warming: gunung es di kutub akan meleleh, permukaan laut akan naik, dan tak urung menenggelamkan daratan seperti ramalan paman saya. Cara menakut-nakutipun makin canggih. Suatu kali jamaah suatu majlis ta’lim di Jakarta semua menagis ketakutan setelah mendengarkan rekaman suara rintihan penghuni neraka yang sedang disiksa. Jerit-tangis itu konon direkam dari dasar sumur minyak sedalam 4000 meter lebih di Siberia yang dihentikan karena telah menembus dasar neraka. Apabila ditelusuri peristiwa itu tak jelas ujung pangkalnya. Tetapi rekaman itu banyak digunakan oleh para pendeta fundamentalis di Eropah untuk menakut-nakuti jemaat mereka. Berkat era globalisasi seorang ustad di sini meminjam senjata itu untuk mengerjai jamaah pengajiannya dan hasilnya telak juga. Anda juga bisa mendengar tangisan dari neraka itu disini.
Harold Camping penyiar dan pemilik sebuah stasiun radio Kristen di Kalifornia telah membuat ramalan kiamat yang banyak diliput oleh media massa. Bahwa pada 21 Mei 2011 Jesus Kristus akan turun kebumi untuk menyelamatkan umat Kristen yang saleh ke sorga. Lalu selama lima bulan berturut-turut akan terjadi malapetaka dan jutaan orang mati setiap hari sampai dunia kiamat pada bulan Oktober 2011. Panitia kiamat memasang spanduk, billboard dan siaran keliling kota untuk memperingatkan agar penduduk berteriak mohon ampun untuk diselamatkan. Ketika ramalan itu tidak terbukti sebagaimana banyak ramalan kiamat yang lain apa yang terjadi? Tentu anda menyangka Harold Camping akan kehilangan muka dan ditinggalkan oleh para penggemarnya! Ternyata tidak bahkan sebaliknya. Lama sebelum itu Dorothy Martin pemimpin sebuah aliran yang mengkultuskan makhluk luar angkasa (UFO), meramalkan bahwa mereka akan diselamatkan oleh sebuah pesawat ruang angkasa pada 21 Desember 1954 dan sesudah itu dunia akan berakhir dalam bencana banjir. Ramalan itu sangat menakutkan sehinggga diam-diam banyak dari mereka yang berhenti bekerja, mengeluarkan anak-anaknya dari sekolah dan membagi-bagikan uang dan hartanya. Ketika ramalan itu kandas, Dorothy Martin berkotbah bahwa kekuatan iman merekalah yang menjadi kunci yang telah mencegah banjir itu terjadi. Lalu merekapun makin giat mendakwahkan kultus mereka.
Dalam teori psikologi sosial dikatakan bahwa makin dalam kepercayaan orang terhadap keyakinan tertentu makin kecil kemungkinan ia mau meninggalkannya meskipun menghadapi bukti yang bertentangan. Ramalan kiamat yang tidak terbukti, tidak meyebabkan suatu keyakinan kehilangan penganut; bahkan semakin bertambah. Seperti ketika kita sudah memutuskan untuk membeli pisang setandan utuh. Kita percaya pasti semuanya manis. Yang terbukti masampun kita bilang manis…
No comments:
Post a Comment