AHOK & PERSATUAN GEREJA DUKUNG LOKALISASI
Jakarta - Lokalisasi prostitusi yang digagas Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat respons
positif dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI).
Akibatnya, tak hanya efek secara medis yang sulit dikontrol, dampaknya
secara sosial juga akan berpengaruh pada perubahan nilai. Pilihan
lokalisasi dianggap cara untukk menyelamatkan kehidupan.
PRESTASI TERBESAR BUMN PERTAMINA : MINYAK RI HAMPIR HABIS TANPA PERNAH BISA MENGOLAHNYA
Fakta-fakta Soal Cadangan Minyak RI Semakin Menipis
Jakarta -Cadangan minyak bumi Indonesia saat ini hanya
tersisa 3,7 miliar barel dan diperkirakan akan habis 10-11 tahun lagi.
Proyeksi pemerintah hingga 2019, justru cadangan energi Indonesia akan
lebih banyak didominasi gas bumi.
"Proyek hulu minyak dan gas
bumi ditahun-tahun mendatang, akan didominasi oleh proyek gas dan berada
di wilayah offshore (laut lepas)," ucap Kepala Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini
kepada detikFinance, seperti dikutip Minggu (14/7/2013).
Dalam
rencana perusahaan-perusahaan Migas (Kontraktor Kontrak Kerjasama/KKKS)
dari 2013 sampai 2019, hanya ada 3 pengembangan proyek minyak sedangkan
untuk migasnya mencapai 14 proyek.
Berdasarkan data SKK Migas,
pada 2013 proyek hulu yang akan digarap adalah proyek Sompal, Ruby,
Peciko 7B Sisi, SisiNubi 2B dan Peciko 7C, semuanya merupakan proyek gas
yang ditargetkan akan menambah produksi gas mencapai 91 juta barel oil
per equivalen per hari (mboepd).
Setelah itu pada 2014 ada 3
proyek pengembangan minyak yakni Bayu Urip, Bukit Tua dan Ande-Ande
Lumut, ketiga proyek tersebut ditargetkan akan menambah produksi minyak
sebanyak 182 mboepd (million barrels of oil equivalent per day).
Dengan adanya 3 proyek minyak tersebut diharapkan produksi minyak Indonesia bisa stabil di atas 1 juta barel.
Sementara
dari 2015 hanya ada proyek gas bumi sebanyak 3 proyek yakni IDD Bangka,
Jangkrik, dan Senoro dengan target tambahan produksi 108 mboepd, 2016
ada 2 proyek gas yakni IDD Gendalo Hub dan MDA-MBH ditarget akanada
tambahan produksi gas sebanyak 93 mboepd.
2017 hanya ada 1 proyek gas bumi yakni IDD-Gehem Hub, 2018 ada proyek Masela dan terakhir 2019 baru ada proyek Tangguh Train 3.
"Kita
belum juga menemukan cadangan minyak cukup besar saat ini, sementara
idealnya Indonesia harus menemukan cadangan minyak minimal untuk
menggantikan yang sudah diproduksi sebesar 310 juta barel per tahun,
jika tidak stok minyak Indonesia tiap tahunnya akan habis," tandas Rudi.
BP
Statistical Review mencatat pada 2013 stok minyak Indoensia tersisa 3,7
milar barel, dengan produksi saat ini diantara 840.000 barel per hari,
maka stoknya akan habis dalam jangka waktu 10-11 tahun lagi.
(rrd/hen)
SUMBER
Mayoritas pejuang RI muslim, setelah merdeka Angkatan Bersenjata justru menekan muslim
Korps Polri Larang Polwan Mengenakan Jilbab
Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Jilbab kembali menjadi perbincangan hangat
berbagai kalangan beberapa hari belakangan ini. Busana yang fungsinya
sebagai penutup aurat bagi wanita muslimah ini kembali menjadi polemik.
Kali ini di kepolisian.
Tugas kepolisian tidak menjadi monopoli
kaum pria saja, wanita pun juga bisa ambil bagian dengan menjadi polwan.
Mungkin kita jarang memperhatikan jika tidak pernah menemukan aksi
polwan berjilbab di lapangan, karena rupanya polwan dilarang berjilbab.
"Aturan di kepolisian tidak boleh," kata Wakapolri Komjen Nanan Sukarna, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, beberapa waktu lalu.
Aturan
tersebut, ujar Nanan, diserukan sesuai kesepakatan bersama internal
kepolisian, tidak tertulis. Aturan dirancang dengan alasan agar
pelayanan Polri terhadap masyarakat tidak memihak atau imparsial.
"Jangan
sampai pelayanan kepolisian terkendala, sehingga tidak imparsial,"
ujarnya. Seperti diketahui, jilbab merupakan penanda bagi wanita muslim.
Meski
marka tersebut tidak tertulis dan hanya tersirat, namun Polri tegas
menuntut anggotanya, khususnya kaum Hawa, menjalankan aturan itu.
"Tidak boleh melanggar aturan pakaian," kata Nanan.
Jilbab dilarang di TNI, Agus pikir-pikir
WASPADA ONLINE
JAKARTA - Calon Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono mendapat pertanyaan dari anggota Komisi I dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Yoyoh Yusroh, soal larangan memakai jilbab.Menurut Yoyoh, salah satu halangan kaum perempuan masuk TNI adalah karena larangan berjilbab.
"Kalau dalam menjalankan ibadah memang boleh, tapi dalam menjalankan aktifitasnya atau tugasnya, masih belum boleh (berjilbab). Bagaimana ini?" kata Yoyoh bertanya saat uji kelayakan Agus di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9).
"Apakah bisa dipertimbangkan, tidak ada yang berubah, warnanya bisa tetap sama. Mungkin hanya mengenai bentuknya yang perlu disesuaikan sehingga nantinya juga tidak akan mengganggu aktifitas atau tugas," kata Yoyoh yang berjilbab itu.
Laksamana Agus Suhartono menanggapi bahwa saat ini memang belum dapat menjawabnya langsung, karena harus mempelajari dan mempertimbangkannya dengan peraturan.
"Penggunaan kerudung dalam dinas, mohon maaf kami belum bisa menjawabnya secara langsung, karena ini harus kami pelajari dan ditimbang dengan peraturan yang sudah ada. Kalau PNS tidak masalah, tapi kalau korps memang belum memungkinkan, tapi nanti akan kami kaji kembali," kata Agus.
Aparat bersenjata berjilbab lazim dikenal di beberapa negara Islam. Di Indonesia, aparat berjilbab ini terdapat di Nanggroe Aceh Darussalam karena status istimewa yang disandangnya.
Editor: MUHAMMAD MUHARRAM LUBIS
Harapan terakhir Partai Islam di 2014, hanya lewat PERSATUAN ...
Beragam Obral kini sudah habis dan bahkan mungkin hanya membuat jenuh dan bosan. Kenyataan yang ada kini telah jelas sudah. Tidak ada gunanya membela diri, yang penting menilai diri masing-masing.
Apakah makna Partai Islam ? Kenapa LABEL ISLAM yang kalian pakai tidak bisa membuat kalian bersatu ??
Mengingat kondisi riil partai islam sekarang, bersatu aja di 2014 pasti masih berat, apalagi jika sendiri-sendiri, pastilah morat-marit.
Makanya, sekarang yang penting JUJUR aja, Apakah layak menamakan diri partai Islam atau tidak.
Tahun 2014 adalah batas kritis bagi partai islam. Jika sampai 2014 juga tidak bisa bersatu, maka lupakan saja mereka
Apakah makna Partai Islam ? Kenapa LABEL ISLAM yang kalian pakai tidak bisa membuat kalian bersatu ??
Mengingat kondisi riil partai islam sekarang, bersatu aja di 2014 pasti masih berat, apalagi jika sendiri-sendiri, pastilah morat-marit.
Makanya, sekarang yang penting JUJUR aja, Apakah layak menamakan diri partai Islam atau tidak.
Tahun 2014 adalah batas kritis bagi partai islam. Jika sampai 2014 juga tidak bisa bersatu, maka lupakan saja mereka
Musdah Mulia ditunjuk PDIP menjadi pimpinan Megawati Institute
Moksa Hutasoit - detikNews
foto: @musdahmulia
Jakarta - DPP PDI Perjuangan menunjuk
aktivis perempuan Musdah Mulia sebagai Direktur Megawati Institute.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memuji langkah
perjuangan yang dilakukan Musdah.Pengumuman penunjukan Musdah ini disampaikan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo saat membuka diskusi 'Perempuan dan Peradaban Indonesia' di Kantor DPP PDIP di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
"Hasil rapat Pleno DPP kemarin, atas kesediaan ibu Musdah, kita kukuhkan ibu Musdah sebagai Direktur Megawati Institute," kata Tjahjo.
Dalam pidatonya, Mega mengaku sudah lama mengagumi perjuangan Musdah. Terlebih lagi Mega dan Musdah cocok dalam berkomunikasi.
"Saya cari-cari, ketemu. Yang tadinya cuma mau basa basi setengah jam, tahunya enggak tahu jam," kata Mega.
Musdah merupakan aktivis perempuan, dosen, peneliti, penulis di bidang keagamaan di Indonesia. Musdah concern terhadap persoalan isu-isu demokrasi, HAM, pluralisme, perempuan, dan civil society.
==============================
Musdah mulia adalah Tokoh yang menyatakan bahwa homoseksual Halal dalam islam
Kelakuan Siswa SMA 2 Toli-toli yang memalukan
Sangat disayangkan. Apakah mereka sadar dengan apa yang mereka lakukan ? Apakah ini sebuah penghinaan ? atau akibat kebodohan semata ? Identitas mereka juga perlu diselidiki.
Hati-hati Pengaburan Sejarah Perjuangan Aceh
MERDEKA.COM.
TNI Angkatan Udara (AU) identik dengan pesawat terbang. Anda mungkin
sering melihat atraksi pesawat terbang ketika peringatan hari ulang
tahun (HUT) TNI AU digelar. Misalnya HUT ke 67 pada 9 April sekarang
ini. Tahukah Anda, bila pesawat angkut setelah masa kemerdekaan dulu
merupakan hasil sumbangan rakyat Sumatra?
Dua tahun paska kemerdekaan, pemerintah RI yang masih bayi membutuhkan angkutan udara untuk jual beli barang, mengirim seorang diplomat, atau untuk mengirim pasukan secara cepat. Pesawat angkut pertama kali adalah RI-002, disusul RI-003, kemudian RI-004, kemudian RI-005, RI-006, dan terakhir adalah pesawat RI-001.
Lalu dari mana pemerintah membeli pesawat-pesawat itu? Seperti ditulis dalam buku Sejarah Operasi Penerbangan Indonesia periode 1945-1950 yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI AU, setidaknya ada tiga pesawat dibeli dari hasil sumbangan rakyat Sumatra, yakni; pesawat Avro Anson pada Desember 1947.
Pesawat itu dibeli dari bangsawan Australia, H Keegan, dengan nomor registrasi VH-BBY. Pembelian pesawat dilakukan dengan cara barter emas seberat 12 kg sumbangan rakyat Sumatra. Pesawat ini kemudian diberi nama RI-003. Kemudian pesawat Avro Anson kedua yang dibeli pada 1948. Pesawat ini diberi nama RI-004.
Terakhir adalah pesawat Dakota yang juga hasil sumbangan rakyat Sumatra. Untuk mengumpulkan dana itu, Soekarno berpidato pertama kali pada 16 Juni 1948 di Aceh Hotel, Kuta Raja, dan berhasil menggugah semangat rakyat Sumatra khususnya Aceh.
Lalu panitia Dakota dibentuk, dan diketuai oleh Djunet Yusuf, Said Ahmad Al Habsji.
Dalam tempo dua hari, masyarakat Aceh berhasil mengumpulkan uang 130.000 straits dollar, lalu digunakan oleh pemerintah membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah. Pesawat ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia.
Pesawat Dakota Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg.
Sumber: Merdeka.com Dua tahun paska kemerdekaan, pemerintah RI yang masih bayi membutuhkan angkutan udara untuk jual beli barang, mengirim seorang diplomat, atau untuk mengirim pasukan secara cepat. Pesawat angkut pertama kali adalah RI-002, disusul RI-003, kemudian RI-004, kemudian RI-005, RI-006, dan terakhir adalah pesawat RI-001.
Lalu dari mana pemerintah membeli pesawat-pesawat itu? Seperti ditulis dalam buku Sejarah Operasi Penerbangan Indonesia periode 1945-1950 yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI AU, setidaknya ada tiga pesawat dibeli dari hasil sumbangan rakyat Sumatra, yakni; pesawat Avro Anson pada Desember 1947.
Pesawat itu dibeli dari bangsawan Australia, H Keegan, dengan nomor registrasi VH-BBY. Pembelian pesawat dilakukan dengan cara barter emas seberat 12 kg sumbangan rakyat Sumatra. Pesawat ini kemudian diberi nama RI-003. Kemudian pesawat Avro Anson kedua yang dibeli pada 1948. Pesawat ini diberi nama RI-004.
Terakhir adalah pesawat Dakota yang juga hasil sumbangan rakyat Sumatra. Untuk mengumpulkan dana itu, Soekarno berpidato pertama kali pada 16 Juni 1948 di Aceh Hotel, Kuta Raja, dan berhasil menggugah semangat rakyat Sumatra khususnya Aceh.
Lalu panitia Dakota dibentuk, dan diketuai oleh Djunet Yusuf, Said Ahmad Al Habsji.
Dalam tempo dua hari, masyarakat Aceh berhasil mengumpulkan uang 130.000 straits dollar, lalu digunakan oleh pemerintah membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah. Pesawat ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia.
Pesawat Dakota Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg.
http://id.berita.yahoo.com/tiga-pesawat-pertama-indonesia-hasil-sumbangan-rakyat-sumatra-200400933.html
==============================
Baca sumber yang ini untuk lebih jelas :
Sejarah Aceh Beli Pesawat Seulawah
Seulawah RI 001
Dakota RI-001 Seulawah adalah pesawat angkut pertama milik Republik Indonesia
yang dibeli dari uang sumbangan rakyat Aceh. Pesawat Dakota RI-001
Seulawah ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga
pertama, Indonesian Airways. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam
perjuangan awal pembentukan negara Indonesia.
Pesawat Dakota DC-3 Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66
meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt &
Whitney berbobot 8.030 kg serta mampu terbang dengan kecepatan maksimum
346 km/jam.
Sejarah
KSAU Laksamana Udara Soerjadi Soerjadarma memprakarsai pembelian pesawat angkut. Biro Rencana dan Propaganda TNI-AU
yang dipimpin oleh OU II Wiweko Supono dan dibantu oleh OMU II Nurtanio
Pringgoadisuryo dipercaya sebagai pelaksana ide tersebut.
Biro tersebut kemudian menyiapkan sekira 25 model pesawat Dakota.
Kemudian, Kepala Biro Propaganda TNI AU, OMU I J. Salatun ditugaskan
mengikuti Presiden Soekarno ke Sumatra dalam rangka mencari dana.
Pada tanggal 16 Juni 1948
di Hotel Kutaraja, Presiden Soekarno berhasil membangkitkan patriotisme
rakyat Aceh. Melalui sebuah kepanitiaan yang diketuai Djuned Yusuf dan
Said Muhammad Alhabsji, berhasil dikumpulkan sumbangan dari rakyat Aceh
setara dengan 20 kg emas.
Latar belakang pembelian dua pesawat Seulawah & Kisah yang Tercecer
Pesawat Seulawah RI-001 merupakan bukti nyata dukungan totalitas yang
diberikan Aceh dalam proses persalinan republik ini. Seulawah RI-001
yang merupakan cikal bakal Garuda Indonesia Airways, merupakan instrumen
paling penting dan efektif dalam tahap paling awal perjuangan
mempertahankan kemerdekaan.
Pada sebuah jamuan makan malam, saat kunjungan nya ke Aceh,
tanggal 16 Juni 1948 yang diselenggarakan oleh Gabungan Saudagar
Indonesia Daerah Aceh (Gasida), di Hotel Atjeh, Banda Aceh, Presiden
Soekarno angkat bicara, “saya tidak akan makan malam ini, kalau dana
untuk itu belum terkumpul”
Peserta pertemuan yang terdiri atas saudagar dan tokoh masyarakat
Aceh saling melirik. Lalu, salah seorang dari mereka bangun. Seorang
pria muda berusia sekitar 30 tahun. Dia saudagar. Namanya M Djoened
Joesof. “ saya bersedia”,sahut Djoened Joesof yang juga menjabat ketua
Gasida. Selanjutnya menyusul kesediaan saudagar lainnya.
Alhasil malam
itu terkumpul dana yang cukup besar. Presiden Soekarno puas dengan
menyungginggkan senyum. Ia lalu mengajak hadirin beranjak ke meja makan.
Adegan jamuan makan malam itu merupakan bagian penting dari
episode keikhlasan rakyat Aceh mengumpulkan dana untuk pembelian pesawat
terbang. Penulis Sejarah, Tgk AK Jakobi mencatatkan peristiwa itu dalam
bukunya “Aceh Daerah Modal” (Yayasan Seulawah RI-001, 1992)
Dalam pidatonya di sebuah rapat akbar di Lapangan Blang Padang
Banda Aceh, keeseokan harinya, 17 Juni 1948, Soekarno menyatakan hal
itu.” Kedatangan saya ke Aceh ini khusus untuk bertemu dengan rakyat
Aceh, dan saya mengharapkan partisipasi yang sangat besar dari rakyat
Aceh untuk menyelamatkan Republik Indonesia ini,” begitu katanya memohon
kesediaan Rakyat Aceh untuk terus membantu Indonesia.
Di Blang Padang
itu pula ia kemudian berujar tentang kontribusi Aceh sebagai daerah
modal terhadap berdirinya Indonesia. “Daerah Aceh adalah daerah modal
bagi Republik Indonesia, dan melalui perjuangan rakyat Aceh, seluruh
wilayah Republik Indonesia dapat direbut kembali,” ungkap Soekarno
bersemangat.
Ketika Soekarno mengakhiri kunjungannya di Aceh pada 20 juni
1948, dana yang terkumpul untuk pembelian pesawat itu berjumlah 120.000
dollar Singapura dan 20 kg emas. Dana tersebut dihimpun dari masyarakat
Aceh oleh Panitia Dana Dakota (Dakota Found) di Aceh yang dipimpin HM
Djoened Joesof dan said Muhammad Alhabsyi.
Opsir Udara II Wieko Soepono yang ditugasi membeli pesawat dari hasil
sumbangan rakyat Aceh tersebut. Selang tiga bulan kemudian, pesawat
berhasil didapatkan, jenis Dakota milik seorang penerbang Amerika Mr JH
Maupin di Hongkong. Pesawat dengan kode VR-HEC itu mendarat di Maguwo
Padang dan kemudian diregistrasi RI-001. Adalah Presiden Soekarno sendiri yang memberi nama “Seulawah” pada pesawat tersebut.
Pada jamuan makan malam dengan pengusaha Gasida di Hotel Atjeh
itu, Presiden Soekarno, Seperti dikutip H.Muhammad TWH dalam satu
artikelnya dari buku “Modal Perjuangan Kemerdekaan” yang ditulis TA
Alsya, menyampaikan pidato antara lain berbunyi, “Harga satu pesawat
Dakota hanya M$ 120.000. Saya belum mau makan sebelum mendapat jawaban
‘ya’ atau ‘tidak’,” kata Soekarno, yang berhasil membakar semangat para
saudagar itu.
Lalu berkat keikhlasan dan ketulusan rakyat Aceh itulah,
terkumpul dana dan emas yang cukup untuk membeli pesawat Dakota. Pesawat
sumbangan Aceh inilah yang kelak menjadi pesawat angkut pertama
Indonesia dan menjadi cikal bakal lahirnya Garuda Indonesia Airways.
Bulan Juni 1948, Soekarno berkunjung ke Aceh.
Dalam suatu pertemuan di
Hotel Aceh, 16 Juni 1948, Bung Karno berkata, “Alangkah baiknya jika
Indonesia mempunyai kapal udara untuk memperkuat pertahanan negara dan
mempererat hubungan antara pulau dan pulau.” Hanya dalam hitungan jam
setelah Bung Karno menyatakan hal itu, pengusaha-pengusaha Aceh yang
tergabung dalam Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (Gasida)
menggelar pertemuan khusus.
Mereka sepakat rakyat Aceh akan bersatu
mengumpulkan uang dan segala perhiasan emas perak untuk membeli pesawat.
Para perempuan Aceh melepas cincin, kalung, anting, dan segala perhiasan
emas peraknya yang kemudian dikumpulkan untuk ditukar dengan uang. Uang
itulah yang digunakan untuk membeli pesawat yang diberi nama Seulawah.
Dalam waktu dua hari terkumpul dana sekitar 130.000 Straits Dollar
(Dollar Singapura). Ketua Gasida, Muhammad Juned Yusuf, beserta beberapa
anggota Panitia Dana Dakota pada tanggal 1 Agustus 1948 segera
berangkat ke Singapura dengan membawa dana tersebut dan emas seberat dua
kilogram.
Dana tersebut kemudian digunakan untuk membeli sebuah pesawat
Dakota dan menjadi pesawat angkut pertama yang dimiliki bangsa
Indonesia. Pesawat Dakota sumbangan dari rakyat Aceh itu kemudian diberi
nama Dakota RI-001 Seulawah. Seulawah sendiri berarti "Gunung Emas".
Kehadiran Dakota RI-001 Seulawah mendorong dibukanya jalur
penerbangan Jawa-Sumatra, bahkan hingga ke luar negeri. Pada bulan
November 1948, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengadakan perjalanan
keliling Sumatra dengan rute
Maguwo-Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Maguwo.
Di Kutaraja, pesawat tersebut digunakan joy flight bagi para pemuka rakyat Aceh dan penyebaran pamflet. Pada tanggal 4 Desember 1948 pesawat digunakan untuk mengangkut kadet ALRI dari Payakumbuh ke Kutaraja, serta untuk pemotretan udara di atas Gunung Merapi.
Pada awal Desember 1948
pesawat Dakota RI-001 Seulawah bertolak dari Lanud Maguwo-Kutaraja dan
pada tanggal 6 Desember 1948 bertolak menuju Kalkuta, India. Pesawat
diawaki Kapten Pilot J. Maupin, Kopilot OU III Sutardjo Sigit, juru
radio Adisumarmo, dan juru mesin Caesselberry. Perjalanan ke Kalkuta
adalah untuk melakukan perawatan berkala.
Ketika terjadi Agresi Militer
Belanda II, Dakota RI-001 Seulawah tidak bisa kembali ke tanah air. Atas
prakarsa Wiweko Supono, dengan modal Dakota RI-001 Seulawah itulah,
maka didirikanlah perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian
Airways, dengan kantor di Birma (kini Myanmar).
Petualangan Seulawah
Seulawah RI-001 di parkir di halaman Anjungan Aceh TMII sejak 1975.
Tak banyak yang tahu bahwa pesawat itu adalah replika (tiruan ).
Sebenarnya ada tiga replika pesawat seulawah RI-001 yang dibuat. Salah
satunya yang berada di TMII itu. Satu lagi ditempatkan di Lapangan Blang
Padang Banda Aceh sebagai monumuen. Replika terakhir adanya di Museum
Ranggon, Myanmar.
Pemerintah Myanmar merasa berutang budi kepada
Seulawah karena telah ikut menjadi pesawat angkut di negara itu pada
1949. Di negeri itulah untuk pertama kali pesawat yang diregistrasikan
RI-001 dikomersialkan pada Pemerintah Birma yang ketika itu sedang
menghadapi pemberontakan dalam negeri.
Selesai mendapat perawatan di
Calcutta,India, seulawah diterbangkan menuju Ranggon, Burma, pada 26
Januari 1949 dan langsung mendapat tugas penerbangan sebagai pesawat
carteran dan terlibat dalam berbagai misi operasi militer di negara
tersebut. Kegiatan usaha carter pesawat tersebut dilembagakan dan
menjadi satu perusahaan penerbangan yang diberi nama Indonesian Airways.
Inilah perusahaan penerbangan pertama milik Indonesia yang dalam
perkembangan selanjutnya menjadi Garuda Indonesia Airways.
Selain sebagai pesawat angkut pertama milik Indonesia, Seulawah
RI-001 juga sempat menjalani tugas rahasia menyelundupkan senjata,
amunisi dan alat komunikasi dari Burma ke Aceh, dengan satu kode melalui
pesan radio “….pintu rumah Blangkejren sudah selesai tetapi membawa
minuman sendiri….”.
yang diterima pimpinan Seulawah RI-001, Opsir Udara
(OU) Wiweko Soepono. Itu artinya, bahwa “senjata sudah siap diangkut dan
mendarat di Blang Bintang dengan membawa bensin udara sendiri”.
Misi rahasia yang dipimpin Wiweko Soepono ini berhasil sukses.
Seulawah mendarat mulus pada malam hari di Blang Padang dengan panduan
cahaya obor dan lampu mobil ke landasan. Peristiwa penting ini terjadi
pada 8 Juni 1949. senjata yang diselundupkan jenis Brend Inggris.
Selang beberapa waktu kemudian dilakukan penyelundupan kedua kali dengan
sasaran pendartan di Lhoknga. Senjata yang dibawa adalah Brend Inggris 6
buah, cadangan laras senjata 150 pucuk dan amunisi. Penyelundupan yang
kedua ini pun dilakukan pada malam hari.
Selain dari pada tugas komersil dan penyelundupan senjata,
pesawat yang disumbangkan lewat pengumpulan harta pribadi rakyat Aceh
ini juga mengatar Indonesia berhasil menembus blokade tentara pendudukan
kolonial. Seulawah RI-001 ini lah yang juga membawa tokoh-tokoh bangsa
ke dunia Internasional untuk membangun dan menjalin hubungan
internasional guna menghasilkan pengakuan dan dukungan kepada Republik
Indonesia dalam perjuangan menghalangi nya kembali kolonialisme.
Monumen
Seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya di bidang
kedirgantaraan, beberapa jenis pesawat terbang generasi tua pun
dinyatakan berakhir masa operasinya. Salah satunya adalah jenis Dakota.
Namun, karena jasanya yang dinilai besar bagi cikal bakal
berdirinya sebuah maskapai penerbangan komersial di tanah air, TNI AU
memprakarsai berdirinya sebuah monumen perjuangan pesawat Dakota RI-001
Seulawah di Banda Aceh.
Pada tanggal 30 Juli 1984, Panglima ABRI Jenderal L.B. Moerdani pun meresmikan monumen yang terletak di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh.
Monumen ini menjadi lambang bahwa sumbangan rakyat Aceh sangatlah besar bagi perjuangan Republik Indonesia di awal berdirinya.
SMN di SEULAWAH
RI-001 Seulawah membuka jalur pertama penerbangan Sumatera-Jawa.
November 1948 Seulawah digunakan Bung Hatta untuk perjalanan keliling
Maguwo-Payakumbuh-Kutaraja. Awal Desember 1948 Seulawah terbang ke
Kalkutta India untuk perawatan rutin. Malang dan untung, agresi Belanda
terjadi tidak lama kemudian memaksa Seulawah tidak bisa kembali ke tanah
air. Dari Kalkutta Seulawah terbang ke Rangoon Burma.
Selain mulai bisa
melakukan penerbangan komersil di negeri orang, Seulawah juga menyimpan
sesuatu yang terpendam dalam perutnya. Sebuah radio pemancar dengan
callsign-SMN yang meneruskan berita dari Indonesia ke seluruh dunia.|acehpedia
GREENEERS.MULTIPLY.COM : TUTUP
Assalamu'alaikum
MULTIPLY.COM, kini telah 100% menjadi media belanja online. Semua account yang berbasis ###.multiply.com yang awalnya berbasis blogging/social network kini telah di hapus.
Sebagai Blogger saya menyebutnya MULTIPLY : CLOSED
Hal ini tentu berdampak besar bagi pengguna MP. Jutaan User dan banyak group di MP dihapus. Untung pihak MP telah membuat peringatan jauh-jauh hari untuk membuat backup dan transfer isi blog ke jaringan media lainnya.
Demikian juga dengan group kita GREENEERS.MULTIPLY.COM pastilah kena dampak tersebut dan ditutup oleh pihak MP, bersama dengan semua group yang ada di MP.
Berakhir sudah keberadaan group tsb. Suka , duka , semangat dan berbagai hal telah mewarnai perjalanannya. Ada rasa kehilangan ........ tapi tentu kita yakin bahwa tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini. Semuanya hanyalah perjalanan singkat kita dalam mengisi waktu dan kesempatan yang di berikan Allah untuk kita semua.
Saya yakin sebagian besar kita telah membuat backup dan memindahkan isi MP ke jaringan lainnya. Teruslah berkarya dan berbagi sobat. Yakinlah sekecil apapun karya kita akan bermanfaat bagi dunia.
Perkenankanlah saya sebagai Admin memohon maaf bagi semua member/pengurus atas salah dan khilaf saya selama ini. Keterbatasan waktu dan diri pastilah menyebabkan banyak kekurangan didalamnya dan terimakasih atas peran serta semua member. Semoga Allah swt memberikan balasan yang terbaik untuk anda sekalian. Amin ya robbal alamin.
Saya akan merindukan kalian semua
Wassalam
hormat saya,
Greeneers admin
Waspadai Pondok Yatim yang sering Pindah-pindah
Dari beberapa kunjungan ke panti dengan rekan2 kerja setiap Menjelang
Ramadhan, ada beberapa temuan yang ternyata tidak mengenakkan di benak,
namun baru sekarang hal itu saya kemukakan, mungkin teman yang lain
sudah juga mengetahui fakta ini.
Namun bagi sesama pengurus panti, hal ini tentulah menjadi rahasia umum dan mungkin saja luput dari perhatian masyarakat lainnya.
Coba anda perhatikan ditempat anda. Umumnya komplek2 baru perumahan. Tiba-tiba saja disana ada tulisan "PANTI ASUHAN xxxxxxx " dengan label islami. Berbekal dari bangunan sederhana dan sejumlah anak yatim, mulailah kegiatan itu di mulai. Sejumlah bantuan dan donatur ditambah bantuan tetap pemerintah akhirnya berdatangan.
lambat-laun panti asuhan tersebut menjadi besar dan gedung sederhananyapun telah menjadi bagus dan diperluas.
Tapi apa yang terjadi ??? beberapa tahun kemudian....
Setelah bangunan pondok itu bagus, Sebuah pengumuman kecil dipasang : PANTI ASUHAN xxxxxxxxxxx pindah ke komplek / tempat lain.. Biasanya pindahnyapun ke komplek baru lagi.
Mengapa komplek baru jadi sasaran ?? Karena dengan pindah dan membangun lagi dari awal di tempat baru, akan mengaburkan identitas mereka. Proposal mereka juga akan lebih laku lagi bagi donatur dimana photo2 kondisi bangunan yang masih berantakan di sandingkan dengan nama2 anak yatim akan membuat suasana jadi lebih haru. Belum lagi ayat 2 atau hadits 2 untuk menggugah rasa orang lain.
Kehidupan masyarakat yang kian sibuk menyebabkan hal itu luput dari perhatian kita dan menganggapnya sebagai sebuah peristiwa yang wajar.
Bagaimana dengan rumah/tempat yang ditinggalkan tersebut ?? Tentunya akan menjadi milik bagi yang punya Panti asuhan. Bisa mereka kontrakkan, dijual atau di alih fungsikan.
Komplek baru, berarti calon donator baru dan calon tambahan kekayaan baru bagi yang punya panti.
Ditempat saya sendiri pernah anak yatim tersebut turut dikerahkan untuk membantu pembangunan panti asuhan tersebut, yang akhirnya setelah bagus, tidak di tempati lagi dan di nyatakan pindah. Kini gedung tersebut telah menjadi berganti kepemilikan. Bisa dibayangkan bagaimana dana2 yang mengalir tersebut, Akhirnya menjadi milik perseorangan.
Disini, kita melihat bahwa dengan berkedok Panti Asuhan, kini banyak orang yang mencari keuntungan yang berlipat ganda. Kadang jumlah anak yatimnya hanya sedikit, namun berbagai nama bisa saja muncul dalam setiap proposal.
Semoga kita jeli melihat fenomena ini.
Namun bagi sesama pengurus panti, hal ini tentulah menjadi rahasia umum dan mungkin saja luput dari perhatian masyarakat lainnya.
Coba anda perhatikan ditempat anda. Umumnya komplek2 baru perumahan. Tiba-tiba saja disana ada tulisan "PANTI ASUHAN xxxxxxx " dengan label islami. Berbekal dari bangunan sederhana dan sejumlah anak yatim, mulailah kegiatan itu di mulai. Sejumlah bantuan dan donatur ditambah bantuan tetap pemerintah akhirnya berdatangan.
lambat-laun panti asuhan tersebut menjadi besar dan gedung sederhananyapun telah menjadi bagus dan diperluas.
Tapi apa yang terjadi ??? beberapa tahun kemudian....
Setelah bangunan pondok itu bagus, Sebuah pengumuman kecil dipasang : PANTI ASUHAN xxxxxxxxxxx pindah ke komplek / tempat lain.. Biasanya pindahnyapun ke komplek baru lagi.
Mengapa komplek baru jadi sasaran ?? Karena dengan pindah dan membangun lagi dari awal di tempat baru, akan mengaburkan identitas mereka. Proposal mereka juga akan lebih laku lagi bagi donatur dimana photo2 kondisi bangunan yang masih berantakan di sandingkan dengan nama2 anak yatim akan membuat suasana jadi lebih haru. Belum lagi ayat 2 atau hadits 2 untuk menggugah rasa orang lain.
Kehidupan masyarakat yang kian sibuk menyebabkan hal itu luput dari perhatian kita dan menganggapnya sebagai sebuah peristiwa yang wajar.
Bagaimana dengan rumah/tempat yang ditinggalkan tersebut ?? Tentunya akan menjadi milik bagi yang punya Panti asuhan. Bisa mereka kontrakkan, dijual atau di alih fungsikan.
Komplek baru, berarti calon donator baru dan calon tambahan kekayaan baru bagi yang punya panti.
Ditempat saya sendiri pernah anak yatim tersebut turut dikerahkan untuk membantu pembangunan panti asuhan tersebut, yang akhirnya setelah bagus, tidak di tempati lagi dan di nyatakan pindah. Kini gedung tersebut telah menjadi berganti kepemilikan. Bisa dibayangkan bagaimana dana2 yang mengalir tersebut, Akhirnya menjadi milik perseorangan.
Disini, kita melihat bahwa dengan berkedok Panti Asuhan, kini banyak orang yang mencari keuntungan yang berlipat ganda. Kadang jumlah anak yatimnya hanya sedikit, namun berbagai nama bisa saja muncul dalam setiap proposal.
Semoga kita jeli melihat fenomena ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)