Jember (beritajatim.com) - Benjamin Ketang mengeluarkan dua buku soal Yahudi di Indonesia. Satu buku karya Eggi Sudjana mengenai spekulasi hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dan Israel, berjudul 'SBY Antek Yahudi AS?'. Satu lagi buku yang belum diterbitkan resmi, soal Yahudi di Indonesia, terutama Indonesia-Israel Public Affairs Committe (IIPAC).
"Saya diwawancarai untuk buku Eggi Sudjana, juga buku satunya," kata Ketang. Di dalam buku soal Yahudi di Indonesia, tercantum lampiran protokol organisasi IIPAC.
Dalam pasal 5 tercantum: IIPAC mendukung pencalonan presiden, para menteri, gubernur, bupati dengan pendanaan dari 10% dana Social Corporate Responsibility dan hibah/dana grant dari pendukung internasionalKerjasama bisnis dan investasi di Indonesia untuk kepentingan Indonesia dan rakyat Indonesiademokrasi, anti kekerasaan, pluralisme.
"Tahun 2014, kami akan mencari calon presiden atau partai mana yang bisa mendirikan diplomasi Indonesia-Israel. Yang kita butuhkan adalah siapa yang mau bekerjasama mendirikan kedutaan besar Indonesia-Israel," kata direktur eksekutif IIPAC ini.
Ketang belum mau buka kartu partai atau calon presiden mana yang didekati. "Nantilah kita cari," katanya.
Ketang berharap, dengan adanya IIPAC, segera ada semacam kamar dagang Israel di Indonesia. Beberapa bulan ke depan, ia juga berharap pemerintah Indonesia membuka kesempatan investasi dari Israel masuk. Selama ini kamar dagang Israel untuk Indonesia bermarkas di Singapura.
Diketuai Emmanuel Shahaf, seorang CEO Technology Asia Consulting Ltd., kamar dagang ini didirikan tahun 2009. Sebagaimana dikutip dari wawancara dengan Warta Ekonomi, ekspor Indonesia ke Israel mencapai 800 juta dollar Amerika Serikat. Sementara impor Indonesia dari Israel hanya 16 juta dollar AS.
Masalah Palestina diakui menjadi hambatan. "Selama Israel tidak menyelesaikan konflik dengan Palestina, terdapat sedikit atau tidak ada kesempatan bagi hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia," kata Shahaf.
Benjamin Ketang berharap, tokoh-tokoh di Indonesia mau terbuka membuka kerjasama dengan tokoh Yahudi atau Israel untuk kemakmuran rakyat. "Jangan perdebatkan masalah teologi dan agama. Tak ada habisnya sampai dunia berantakan," katanya.
"Saya punya harapan, kekuatan investasi Israel bisa disinergikan untuk kesejahteraan Indonesia. Kekuatan Indonesia dengan sumber daya alam melimpah harus diintegrasikan dengan sistim internasional. Kuncinya Israel."
"Orang Yahudi di mana-mana tetap sama, memiliki solidaritas terhadap Israel Raya."
Saya bersalaman dengan Benjamin Ketang dan pamit bersama beberapa orang yang sedari tadi ngobrol bareng. Campus Resto masih ramai, walau tak seramai sorenya. Hari sudah gelap. [wir]
No comments:
Post a Comment