Eksklusif bersama Ustadz Ihsan Tandjung: Sudah Sedekat Apakah Kiamat?
Ahad, 24 Jun 2012
JAKARTA (voa-islam.com) - Ustadz Muhammad Ihsan Tandjung dikenal sebagai pemerhati fenomena akhir zaman. Sudah banyak cermah-ceramah di berbagai kesempatan yang ia sampaikan berkaitan dengan akhir zaman.
Hingga kini, Muballigh kelahiran Kuala Lumpur, Malaysia tahun 1961 ini masih terus istiqomah berdakwah dan aktif menulis serta menjadi narasumber. Selain itu, alumnus Fakultas Psikologi UI dan Sastra Inggris UI ini juga memimpin sebuah situs bernama bolehjadikiamatsudahdekat.com.
Alhamdulillah, disela-sela usai menyampaikan kajian di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada hari Ahad (17/6/2012), redaksi voa-islam.com berhasil mewawancara ustadz yang telah memiliki empat orang cucu ini. Berikut kutipan wawancara tersebut.
Sebagai ulama yang concern tentang fenomena akhir zaman, apalagi Ustadz membuat website dengan nama Boleh Jadi Kiamat Sudah Dekat, memang sudah sedekat apa sih kiamat itu?
Kalau pertanyaan sedekat apa ini, dimaksudkan untuk menetapkan jadwalnya kita jelas dan dengan tegas menjawab wallahu a'lam bisshawab, karena begitulah Allah mengatakan di dalam Surat Al-Ahzab ayat 63:
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah'...”
Jadi kalau pertanyaan sedekat mana itu dalam kaitan menuntut jawaban tahun, bulan, apalagi tanggal kita tidak bisa menjawab, jangankan kita sedangkan Nabi Muhammad SAW saja mengenai kapan jelasnya akan terjadi, kapan dengan jelasnya secara spesifik hari kiamat? tidak mengetahui.
Satu-satunya Hadits yang menjelaskan itu hanya Hadits riwayat Imam Bukhari yang menjelaskan harinya yaitu hari Jum’at, tetapi hari Jumat yang mana? wallahu a’lam.
Akan tetapi kenapa kita memberi judul website bolehjadikiamatsudahdekat.com, itu sebagian informasi dari Allah, Allah sendiri menyampaikan dalam ayat kelanjutannya.
“...Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya." (QS. Al-Ahzab [33] : 63)
Tidak ada yang tahu kapan hari kiamat mengenai hari tersebut, tidak akan ada yang bisa mengetahui. Terdapat dua pesan dalam dalil tersebut; di satu sisi pesan supaya kita tidak menjadi orang sok tahu, sehingga kalau ditanya orang kapan hari kiamat? maka kita harus menjawab “wallahu a’lam bisshawab.”
Di sisi lain, bahwasanya kita harus menghayati bahwa kiamat itu sudah dekat, sedikit lagi akan terjadi hari kiamat, waktunya relatif tetapi dengan Allah mengatakan bahwa kiamat itu dekat. Nabi SAW mengisyaratkan dengan dua jari telunjuk dengan jari tengah yang dirapatkan. Jari telunjuk saat mengisyaratkan Nabi SAW diutus dan jari tengah menandakan hari kiamat. Nabi SAW mengisyaratkan bahwa jaraknya itu mepet. Padahal sekarang sudah 15 abad saat Nabi SAW wafat sampai sekarang.
“Aku diutus, dan kiamat (demikian dekat) sebagaimana (dekatnya) dua jari ini.” Beliau rapatkan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Muslim)
Itu menandakan soal waktu itu relatif. Seorang yang beriman harus siap bersiaga menghadapi kapan itu hari kiamat? Harus selalu memiliki penghayatan yang dalam, siap siaga.
Tanda-tanda kiamat apa yang paling jelas yang telah muncul?
Tanda-tanda yang sangat jelas sekali adalah tanda yang jika kita kaitkan dengan hadis riwayat imam Ahmad mengenai ringkasan sejarah umat Islam. Adanya lima babak perjalanan sejarah umat Islam kenabian, di mana Nabi SAW mengisyaratkan lima babak, era khilafah, mulkan ‘adhon, para pemimpin menggigit yang memaksakan kehendak mereka.
Babak satu, dua dan tiga sudah lewat, dan sekarang kita berada di babak keempat, babak mulkan jabariyah, babak para pemimpin yang memaksakan kita.
"Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Setelah itu, masa kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR. Ahmad)
Kita sudah di babak keempat, coba Anda bayangkan, apa nggak dekat tuh? Tinggal satu babak lagi yang akan kita songsong, yaitu babak kelima yaitu khilafatun ‘ala minhajin nubuwah dari hadis tersebut saya menyadari bahwa sudah sangat di ujung sekali kiamat.
Saya tidak yakin pada babak ke empat dengan menggunakan perundingan, tetapi dengan Dakwah wal Jihad. Mirip dengan babak keempat ini yang Nabi SAW ibaratkan dengan soal lubang biawak.
“Kalian sungguh-sungguh akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampaipun seandainya mereka masuk ke lubang Dhabb, niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya”, kami bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah mereka yang dimaksudkan itu Yahudi dan Nashrani?” beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhari-Muslim)
Kita telah lihat babak kesatu, kedua, ketiga. Nah realita umat Islam memiliki pemimpin silih berganti, umat Islam memiliki benang merah, yakni mereka berusaha menjadikan Islam menjadi penata kehidupan dan bernegara.
Sekarang yang menjadi global leader Eropa dan Amerika, dengan tampilnya Eropa dan Amerika, tidak dapat diartikan lain kecuali Yahudi dan Nasrani.
Sudah banyak yang masuk ke dalam lubang biawak tetapi tidak sadar-sadar. Kondisi seperti ini semestinya menyadarkan kita bahwasanya sudah krusial sekali kita berada di babak keempat dan berarti kita harus bersiap-siap, kita harus siap-siap menghadapi babak keempat.
Bahwa peralihan babak keempat ke babak kelima itu tidak mungkin hanya mengandalkan berunding di meja, antara pemimpin Muslim dengan pemimpin kafir, kemudian pemimpin kafir berkata; “Ah saya sudah bosan memimpin, gantian nih giliran kalian yang memimpin,” ini tidak mungkin.
Atau mengandalkan kotak suara? Karena ini permainan mereka Al Yahud dan Nashara sudah terbukti, ini tidak mungkin! Karena ini permainan mereka, manipulasi mereka di Aljazair, Palestina dan Mesir yang sekarang-sekarang ini.
Tidak bisa tidak, kita harus mengikuti sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Dakwah dan Jihad, red). Cuma masalahnya, jangan kemudian sedemikian cinta dengan jihad, sedemikian cintanya dengan mati syahid, lalu berfikiran jadwalnya boleh kita yang menentukannya sendiri.
Saya termasuk orang yang pesimis dalam konteks Indonesia ini akan ada front jihad, karena apa? karena Indonesia ini terlalu ‘seksi’ untuk dibuat front jihad. Terlalu banyak SDA di Indonesia, jika mereka mengintervensi Indonesia, mereka yang rugi.
Mereka lebih senang Indonesia dihuni dengan muslim-muslim yang lebih berat ke arah-arah munafiqun, bukan mukminun apalagi mujahidun.
Selain tanda-tanda yang ustadz sebutkan tadi, adakah tanda-tanda lain seperti mengeringnya danau Tiberias misalnya?
Iya, danau Tiberias, itu termasuk tanda yang fenomenal sekali. Pelaut Nasrani Arab bernama Tamim Ad-Dari di masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah Allah takdirkan berjumpa langsung dengan Dajjal di sebuah pulau kecil wallahua'lam bish-shawwab di mana lokasinya. Ia berdialog dengan Dajjal.
"Ia berkata: 'Beritahukan padaku tentang danau Tiberias'. Kami bertanya: 'Tentang apanya yang kau tanyakan?' Ia menjawab: 'Apakah ada airnya?' Mereka menjawab: 'Airnya banyak.' Ia berkata: 'Ingat, airnya hampir akan habis'." (HR. Muslim-Shahih)
Dialog Dajjal ini dipahami merupakan salah satu isyarat bila Dajjal akan keluar. Keluarnya Dajjal hanya tinggal menunggu waktu saja. Tak lama lagi danau Tiberias akan mengering. Danau tersebut berlokasi di tanah Palestina yang sedang dijajah Israel. Dan sejak tahun 1990-an pemerintah zionis yahudi menjadi sangat panik menyadari sudah begitu minimnya sumber utama air bersih mereka, yaitu Danau Tiberias.
Bagaimana dengan gejolak di Timur Tengah?
Menurut saya itu juga merupakan bagian dari pematangan situasi di Akhir Zaman. Allah Ta’ala ingin menyadarkan umat ini bahwa fase mulkan jabriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak) harus dan insyaAllah pasti bakal berakhir. Sebuah fase yang mesti ummat Islam lalui. Fase menggunakan alatnya orang kafir yang disebut dengan faham dan ideologi demokrasi.
Kalau kaum Muslimin masih mau bermain-main dengan paham ideologi bikinan manusia, akhirnya runtuhnya satu mulkan jabriyyan (diktator) hanya akan memunculkan mulkan jabriyyan yang baru. Thaghut senior diruntuhkan hanya akan melahirkan thaghut junior sebagai penggantinya.
Sebab masalah mendasarnya bukan hanya pada sosok pemimpinnya, tetapi berdasarkan ideologi dan hukum apa ia memimpin? Jika ia masih memimpin dengan faham, ideologi dan hukum produk manusia, maka siapapun yang berkuasa tidak akan menghasilkan perubahan mendasar. Allah menghendaki agar ummat Islam dipimpin dan diatur oleh faham, ideologi dan hukum berlandaskan dienullah Al-Islam. Yang mesti berubah bukan hanya sosok pemimpinnya, tetapi ummatnya juga mesti dengan sepenuh hati rela tunduk dan diatur oleh hukum Allah Ta’ala. Wallahu a’lam bish-shawwaab.
Apa pendapat antum soal Ashabur Raayatis Suud yang diprediksi para ulama adalah para mujahidin Afghanistan?
Kalau soal Ashabur Raayatis Suud, saya memahami bahwa hadits tersebut menjelaskan tentang suatu kawasan bernama Khurasan. Dan jantungnya kawasan Khurasan itu adalah Afganistan dan Pakistan. Jangan memandang remeh mereka-mereka yang menyebut dirinya Mujahidin Afghanistan dan Pakistan sekarang ini. Karena boleh jadi insya Allah mereka inilah yang akan membuka jalan bagi kemunculan Al-Imam Al-Mahdi. Wallahu a’lam bish-shawwaab.
Apakah hadits akhir zaman tentang memerangi Persia adalah termasuk memerangi Syi’ah?
Kalau itu saya sangat yakin. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
"Kalian akan memerangi jazirah Arab lalu Allah menaklukkannya, setelah itu Persia lalu Allah menaklukkannya, kemudian kalian memerangi Romawi lalu Allah menaklukkannya, selanjutnya kalian memerangi Dajjal lalu Allah menaklukkannya." (HR. Ahmad-Shahih)
Jadi saya meyakini kalau dalam hadits tersebut yang dimaksud Persia adalah Syi’ah. Apalagi belakangan ini kezaliman mereka terhadap ummat Islam sangat nyata seperti yang diperlihatkan oleh rezim zalim Suriah Bashar Al Assad. Rezim tersebut merupakan rezim Syi’ah aliran Nusairiyyah yang sangat kejam terhadap ummat Islam di Suriah. Dan bukan rahasia bahwa yang turut mendukung kezaliman Bashar Al Assad adalah kaum Syi’ah dari Iran dan kelompok Hizbullah Syi’ah Lebanon. Sehingga kelak insyaAllah kita akan menyaksikan bahwa pasukan Al-Imam Al-Mahdi akan melawan kaum Syi’ah. Bukan seperti yang mereka klaim bahwa mereka akan berada di dalam barisan Al-Imam Al-Mahdi. Wallahu a’lam.
Apakah ada nubuwat akhir zaman tentang Indonesia?
Dengan segala kerendahan hati saya, saya harus mengatakan bahwa saya tidak menemukan nubuwat yang mengisyaratkan Indonesia. Mungkin Ini merupakan sebuah renungan bagi kita yang tinggal di Indonesia. Maknanya Indonesia boleh jadi tidak akan menjadi pemeran utama ketika berbagai kejadian luar biasa Akhir Zaman berlangsung, tetapi pemeran figuran di dalam pergolakkan akhir zaman. Wallahu a’lam.
Apa yang harus dilakukan umat Islam?
Yang harus dilakukan umat Islam adalah mendalami ashlud dien yakni inti sari ajaran Islam yaitu tauhid. Kajian tauhid harus diperbanyak. Dan kajian-kajian tauhid harus dengan pembahasan yang lengkap. Jangan membahas tauhid setengah-setengah dengan membahas ibadah kepada Allah saja tetapi wajtanibut thagut (menjauhi thaghut) tidak dilakukan.
Padahal itu dua sisi yang harus tegak secara bersamaan. Dengan jalan begitulah tauhid akan tegak. Rukun Tauhid harus tegak dua-duanya sekaligus. Begitulah juga menurut Ibnul Qayyim: "Bukanlah tauhid jika hanya menekankan pada an-nafyu (penafian) saja. Begitu pula bukanlah tauhid jika hanya al-itsbat (peneguhan) saja. Tauhid adalah perpaduan antara an-nafyu dan al-itsbat secara serentak".
Berkaitan dengan sunnah harus berjihad, apakah umat Islam apakah kita juga harus melakukan i’dad menyongsong akhir zaman ini harus ditempuh dengan jihad?
Pada hakikatnya semua yang Allah perintahkan, menjadi perintah buat kita ummat Islam. Semua itu diperintahkan dalam rangka kita mentaati Allah.
Tidak ada ceritanya jika umat Islam terdahulu diperintahkan a, b dan c terus kita hanya memilih a dan b saja, lalu c tidak mau kita pilih. Tetapi semua itu sesuai dengan kondisi yang tentu saja berbeda-berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, antara satu individu dengan individu lainnya, antara satu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Dan jika kita perhatikan ayat Allah mengenai hal ini berbunyi:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”. (QS. Al-Anfal [8] : 60)
I’dad Syaamil (persiapan menyeluruh) itulah yang Allah perintahkan kepada ummat Islam. Bukan hanya persiapan fisik, tetapi juga persiapan mental. Bukan hanya persiapan mental, tetapi juga persiapan fisik. Janganlah karena condong kepada salah satunya kemudian yang lainnya diabaikan.
Secara pribadi, saya berpendapat bahwa persiapan mental jauh lebih utama daripada persiapan fisik. Sebab jika sudah berada di medan jihad, namun mental seseorang tidak siap, maka sangat mungkin ia melakukan dosa besar, yaitu desersi dari medan jihad. Na’udzubillahi min dzaalika. Tetapi jika mental sudah dipersiapkan dengan memadai, maka kondisi seperti apapun akan sanggup dihadapi seorang mukmin-mujahid fi sabilillah. Tapi tentunya persiapan fisik juga perlu diperhatikan. Bahkan persiapan intelektual (ilmu), persiapan moral (akhlak) dan persiapan finansial (harta) semua itu memiliki tuntutannya masing-masing.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan.” (HR. Muslim-Shahih)
Sedangkan Allah Ta'ala berfirman:
“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: 'Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar'.” (QS. Al-Baqarah [2] : 249)
Jazaakumullah khoiron ustadz atas waktunya.
Wa iyyakum
[Ahmed Widad]
Sumber:
Voice of Al Islam on South East Asia
No comments:
Post a Comment