Ahookers: Silahkan laporkan video ini !!


Video Pernyataan Sikap PWNU Jakarta Terkait Acara Doa Bersama Ahok

<iframe  src='http://www.republika.co.id/embed/video/170206195655.mp4/PBNU_Klarifikasi.jpg/' width='460' height='262' frameborder='no' scrolling='no'></iframe>


Link:

http://video.republika.co.id/berita/video/berita/17/02/06/okyeql216-video-pernyataan-sikap-pwnu-jakarta-terkait-acara-doa-bersama-ahok

Ketum PBNU Said Aqil Bantah Hadiri Istighatsah dengan Ahok (istighosah ilegal/hoax)


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Sirodj membantah telah menghadiri istighatsah yang dihadiri calon gubernur pejawat DKI Jakarta, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama. Istigotsah tersebut digelar di kediaman politikus PPP, Djan Faridz pada Ahad (5/2) malam.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, menyikapi berita bahwa istighatsah pada tanggal 5 malam, Minggu malam, di rumah Pak Djan Faridz, Jalan Talang dihadiri oleh Ahok dan Ketua Umum PBNU; berita itu sama sekali tidak benar. Sama sekali tidak benar. Sama sekali tidak benar!” kata Said Aqil seperti dikutip NU Online, Jakarta, Ahad (5/2).
Menurut kiai lulusan Pesantren Kempek Cirebon, Lirboyo Kediri, dan Krapyak Yogyakarta tersebut, ia tidak akan pernah menghadiri acara-acara yang diadakan calon gubernur DKI siapa pun di mana pun.
“Kepada warga NU semua, umat Islam pada umumnya, bangsa Indonesia pada umumnya, saya tetap menjaga netralitas sikap PBNU. PBNU tidak berpihak kepada calon gubernur siapa pun dan mana pun,” pungkasnya.

Sebelumnya dalam pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (5/2), Rais Syuriah PWNU DKI, KH Mahfudz Asirun menegaskan acara yang mencatut logo NU tersebut tanpa sepengetahuan dan tidak ada sangkut pautnya dengan pengurus PWNU DKI.
"Itu bukan dari kami (PWNU). Kami tidak ada hubungannya dengan kegiatan itu," tuturnya.
Dia mengungkapkan PWNU DKI tersinggung dan tetap mengecam keras perlakuan Ahok dan pengacaranya terhadap Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin. Dia juga menyatakan PWNU DKI mendukung pernyataan tegas Ketua Umum Tanfidziah PBNU KH Said Agil Siraj, bahwa Ahok bersalah dan masyarakat NU DKI tidak akan memilih Ahok.
“Kita akan menindak tegas jika ada pengurus yang berperan aktif di acara Istigatsah bersama Ahok sesuai dengan ketentuan organisasi,” katanya.

Evaluasi Aksi 212, Habib Rizieq: Ada Penggembosan Habis-habisan


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Penasihat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF), Habib Muhammad Rizieq Syihab mengungkap hasil evaluasi Aksi Bela Islam III pada Jumat (2/12) lalu. Habib Rizieq mengatakan, ada tiga upaya penggembosan yang dilakukan menjelang aksi super damai tersebut.

Pertama, fitnah bahwa aksi tersebut merupakan makar. Kedua, fatwa Ormas bahwa shalat Jumat di jalan tidak sah dan adanya tindakan menghalangi peserta aksi menuntut tersangka penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama ditahan datang ke Jakarta.
Juga, kata dia, pernyataan pimpinan keamanan negara yang membuat suasana menjadi tegang. Sejumlah ulama, habaib, dan kiai juga didatangi dan dibujuk agar tidak hadir dalam Aksi Bela Islam III. Ini semua dalam rangka penggembosan habis-habisan.
Melihat penggembosan itu, menurut Habib Rizieq, jika menggunakan logika, harusnya Aksi 2 Desember gagal. Jangankan berlipat ganda, menyaingi Aksi Bela Islam I dan II saja tidak bisa.
''Tapi alhamdulillah setelah komunikasi dan diskusi, akhirnya kami terima permintaan yang diajukan pemerintah,'' ungkap Habib Rizieq di Markaz Syariah, Petamburan, melalui streaming, Ahad (4/12).

Pihak keamanan meminta agar Aksi Bela Islam di Monas dan GNPF mengikuti dengan beberapa syarat antara lain pintu Monas semua dibuka, pintu tambahan dan pagar-pagar dibuka, dan disediakan toilet yang banyak. GNPF juga meminat yang atur shaf adalah pihak dari GNPF agar tidak melenceng.
''Keinginan mereka shaf tidak bersambung ke Bundaran HI. Kami hadirkan MUI, Kemenag untuk menentukan arah kiblat. Hikmahnya, kita tidak diizinkan shalat di HI, tapi buntut shaf sampai ke HI,'' kata Habib Rizieq.

Syarat lainnya adalah anggung dan pengeras suara diakomodasi pemerintah. Sementara pemegang acara tetap GNPF dan pengisi acara bisa naik ke panggung atas seizin GNPF. Ia mengatakan, sempat ada permintaan beberapa orang untuk naik, tapi ditolak karena dikhawatirkan 'berbelok'. ''Semua syarat alhamdulillah dipenuhi,'' kata Habib Rizieq.

Ahok melecehkan Al-qur'an (Video + teks)



Menit : 3.15
Ahok : Bisa aja dalam hati kecil bapak ibu... nggak bisa pilih saya.  Ya kan...Di bohongi Pakai Surat Al-Maidah Lima Satu  macem..macem.. 
Jadi kalau Bapak ibu merasa...nggak bisa pilih nih...Karna takut masuk nereka Di bodohin... enggak apa-apa

===================================================
Ayat Al-quran di permaikan
Pantai Jakarta aja Di jual ke CINA
Gila-gilaan menggusur pribumi
Jakarta mau di buat jadi kembaran SINGAPURA 
=====================================================
Coba Umat muslim mana yang masih sehat akalnya yang akan milih Ahok ??

Harga Diri Megawati Sudah Hancur dan Memalukan, Karena Bohongi Cagub Demi Ahok

Pengamat Ini Nyatakan Harga Diri Megawati Sudah Hancur dan Memalukan, Karena Bohongi Cagub Demi Ahok



Menanggapi keputusan PDIP yang akhirnya mengusung petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pengamat kebijakan publik Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah, menyebut, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, sebagai orang yang tidak punya harga diri.

Pasalnya, kata Amir, Megawati telah melakukan kebohongan publik dan sekaligus mempermalukan 32 calon gubernur yang diundang untuk ikut proses penjaringan dan seleksi di DPP PDIP.

‎"Ini sangat fatal, dan harga diri Mega hancur. Dia telah membohongi semua Cagub yang ikut mekanisme dan seleksi di PDIP. Sangat memalukan!," ungkap Amir dikutip dari teropongsenayan, Jakarta, Rabu (21/9).‎

Amir menegaskan, sejak PDIP membuka pendaftaran seleksi calon gubernur, Ahok tidak pernah ikut ambil bagian. Malah, Ahok pernah ‘menyentil’ PDIP, salah satunya meminta PDIP berkomunikasi kepada Teman Ahok bila ingin meminangnya.

Lebih jauh, Amir pun meminta agar 32 Cagub yang sudah sabar mengikuti pendaftaran di PDIP tidak berkecil hati atau pun marah.

"Pak Yusril, Haji Lulung, Sandiaga, Marco Kusumawijaya dan yang lain, tidak usah tersinggung apalagi marah. Tuhan ora Sare (Tuhan tidak tidur), Insya Allah, tidak lama lagi Megawati pasti kena batunya," klaim Amir.

"Tentu Megawati sudah membaca peluang ini. bagaimana mungkin 'orang luar' yang bukan kader PDIP serta tidak pernah ikut penjaringan, tiba-tiba dipilih? ‎Ini pasti ada transaksi gila-gilaan," lanjut Amir.

Sumber: jitunews