PDIP Siapkan Kader untuk Lindungi Dolly
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya, Jawa Timur, Wisnu
Sakti Buana mencemaskan aparat satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
Pemerintah Kota Surabaya, seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
akan melakukan tindakan kekerasan saat eksekusi penutupan lokalisasi
Dolly pada 19 Juni 2014.
Jika hal itu sampai terjadi, Wisnu mengatakan kader PDIP akan berada paling depan untuk melindungi masyarakat Dolly.
“Kalau
caranya seperti itu maka (kader) PDIP akan berada disana melindungi
masyarakat Dolly. Mereka tidak melakukan kesalahan dan menggantungkan
hidup disana,” ujarnya kepada
Republika, Sabtu (24/5).
Potensi
gesekan antara warga dengan aparat, diakui Wisnu kemungkinan besar
terjadi. Pasalnya warga cemas setelah melihat Pemkot Surabaya tidak
menepati janjinya memberikan pendapatan terhadap warga yang terkena
dampak penutupan sebelumnya, seperti di Morokrembangan, Klalahrejo,
Sememi dan Dupak Bangunsari.
Selain itu, Wisnu yang juga
menjabat wakil wali kota Surabaya ini mengatakan, dari hasil turun ke
lapangan yang dilalukannya, ia mendapati pihak Dinas Sosial (Dinsos)
Kota Surabaya tidak pernah duduk bersama dengan warga.
Dinsos
hanya mendata di dua rukun tetangga (RT), padahal warga yang terkena
dampak penutupan lokalisasi Dolly berada di lima rukun warga (RW).
Ia
juga kecewa saat mendapati bahwa hanya camat setempat dan Dinas Tenaga
Kerja (Disnaker) Kota Surabaya yang mendampinginya saat terjun ke
lapangan. Sementara Dinsos yang menjadi ujung tombak tidak hadir.
Warga sendiri, jelas Wisnu, telah sepakat dengan penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu.
“Asalkan
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan jaminan pendapatan untuk
warga yang terkena dampak penutupan. Permintaan itu diajukan karena
kalau hanya memberikan uang pesangon kan bisa habis dalam sebulan,”
ujarnya.
Hasil pertemuan antara Wisnu dan warga diakuinya sudah
disampaikan secara lisan kepada Risma. Rencananya laporan tertulis akan
disampaikan Senin (26/5) mendatang.
Laporan ini dinilainya harus segera dilaporkan karena Wisnu takut laporan yang didapat Risma saat ini kurang tepat.
=============
Udah merusak mental masyarakat, kini Kader PDIP ingin mereka di beri jaminan pendapatan