Showing posts with label konflik. Show all posts
Showing posts with label konflik. Show all posts

Media yang tidak fair di Burma terhadap Minoritas muslim disana (konflik Burma)

Media yang tidak fair di Burma terhadap Minoritas muslim disana.
 



Konflik Burma: Sesuatu yang media sembunyikan dari anda

Oleh Francic Wade

Beberapa faktor yang menyulut konflik antar golongan di sebelah barat Burma, tidak sepenuhnya di sampaikan oleh media.

Satu hal yang orang-orang tidak begitu transfaran mengungkapkannya yaitu kekerasan yang jelas dilakukan oleh Hindu Burma dan pihak Arakanese yang harus mereka pertanggung jawabkan (mungkin karena Akses mereka ke media lebih besar sehingga  Opini mereka lebih sering terdengar).

Hal ini terlihat pada Pimpinan pro demokrasi Burma yang menamakan diri mereka "kekuatan untuk perubahan" di negara tersebut. Aktivist Ko ko Gyi menyampaikan bahwa "kehadiran etnis Rohingya, Etnis minoritas muslim disana adalah melanggar kedaulatan Burma". 

Bahkan seorang teman saya mengatakan kepada saya bahwa dia menerima email dari mantan tahanan politik yang mengatakan bahwa" Jika memang negara-negara barat mendukung hak asasi manusia, mereka akan melakukan pengusiran Rohingnya dari Burma"

Peran aparat keamanan dalam kerusuhan itu juga telah dilaporkan, yang memberikan kontribusi atas laporan tersebut dari juru bicara Uni Eropa: "Kami percaya bahwa pasukan keamanan menangani konflik ini dengan cara yang tidak pantas." Apa yang diberitakan tidak sesuai dengan laporan dari penduduk setempat .

Setidaknya empat orang mengatakan kepada saya bahwa polisi bertindak bersama Kaum Arakan dalam pembakaran rumah-rumah umat Islam, sementara beberapa laporan telah muncul bahwa polisi menembaki kerumunan Muslim 

( INFO: MUSLIM TIDAK DIBENARKAN MASUK POLISI ATAU TENTARA DI BURMA)

Seorang pekerja LSM mengatakan semalam bahwa keluarga temannya, seorang mantan politisi Sittwe, telah dibunuh setelah ditahan lebih dari sepekan, sementara AFP melaporkan bahwa seorang etnis Rohingya yang ditembak oleh polisi Birma meninggal di Bangladesh.

PBB sepertinya tidak mau bertindak sebelum ada laporan jelas dari wakil negara tersebut sementara hal itu berada ditangan kaum mayoritas disana. PBB bahkan telah menarik staffntya dari wilayah tersebut. Tetapi Human Rights Watch telah mendesak pemerintah untuk mengizinkan pengamat masuk

Sebuah sumber mengatakan adanya kampanye gelap untuk membuat Muslim sebagai sebagai pihak yang yang berada dibalik pembunuhan . Salah satu contohnya adalah mereka mencukur kepala korban meninggal (dari pihak muslim), dan memberikan mereka pakaian jubah biksu . Mereka dan media akan mengambil fotomayat biksu palsu dan menunjukkan kepada dunia bahwa mayat tersebut dibunuh oleh Muslim.

Hal ini sama seperti kasus masa lalu anti muslim di Burma , Media kini telah di penuhi berbagai debat dengan perkataan pedas. Sedikit yang saya dipublikasikan di Al Jazeera kemarin  telah menarik 150 komentar dan memicu perdebatan disana. Banyak komentar yang tidak membangun disana, bahkan dari para veteran kerusuhan di Burma, yang tidak memberi masukan buat mengatasi krisis berlangsung, melainkan memanfaatkannya sebagai sarana untuk melampiaskan fanatisme mereka sendiri.





Pasukan keamanan Burma yang sedang berjalan menuju bangunan yang terbakan di Sittwee, ibu kota Rakhine.


Inilah Bukti Tukang Ojek Muslim di Ambon itu Dibunuh, Bukan Kecelakaan!

Umat Islam merakukan rilis pihak kepolisian yang menyatakan bahwa pemicu kerusuhan di Ambon Ahad lalu adalah kematian seorang tukang ojek Muslim akibat kecelakaan. Inilah fakta-fakta yang diungkap Forum Umat Islam (FUI) bahwa tukang ojek Muslim itu dibunuh di daerah non Muslim.

FUI secara terang-terangan meragukan keterangan aparat Kepolisian yang menyatakan bahwa pemicu bentrokan itu adalah peristiwa kecelakaan tunggal Darmin Saiman, seorang tukang ojek Muslim. Menurut Sekjen FUI, Muhammad Al-Khaththath, keraguan itu juga dirasakan oleh keluarga almarhum Darmin Saiman di Ambon.

Kasus ini, bagi Al-Khaththath, bukan hal baru. Menurutnya kejadian serupa sebelumnya sudah pernah terjadi tiga kali sehingga hal ini menyulut kemarahan umat Islam.

“Kita menyangsikan keterangan kepolisian bahwa itu adalah kecelakaan tunggal. Karena menurut keterangan yang kita peroleh bahwa pihak keluarga di sana menyangsikan terjadinya kecelakaan tunggal jadi ada unsur penganiayaan. Bahkan kita mendengar kasus yang serupa ini sudah terjadi sebanyak tiga kali sehingga menimbulkan kemarahan dari Umat Islam,” jelas Al-Khaththath kepada voa-islam.com, Senin malam (12/9/2011) usai launching Crisis Center Forum Umat Islam (FUI).

Pernyataan Al-Khaththath itu diaminkan oleh MER-C Indonesia (Medical Emergency Rescue Committee). Menurut Ketua Presidium MER-C Joserizal Jurnalis SpOT, banyak fakta dan kejanggalan dalam keterangan yang disampaikan polisi.

Yang paling janggal adalah kondisi kepala almarhum Darmin Saiman yang pecah, sementara helmnya masih utuh. Selain itu, jelas Joserizal adanya luka tusuk di punggung semakin memperkuat dugaan bahwa tukang ojek Muslim itu bukan meninggal karena kecelakaan, tapi dibunuh dengan sengaja.

“Kabar dari pihak keluarga korban, helm milik tukang ojek yang tewas itu dalam keadaan utuh, tapi kepalanya pecah karenanya adanya benturan pukulan. Begitu juga ada luka tusuk di punggungnya,” jelasnya.

Dengan fakta ini, MER-C menduga kuat bahwa tewasnya Darmin Saiman bukan karena kecelakaan murni seperti yang dijelaskan pihak kepolisian, melainkan dibunuh. Karenanya, Joserizal mendesak pihak kepolisian agar melakukan otopsi ulang dan menjelaskan kepada publik dan media dengan sejujur-jujurnya, tentang apa yang sesungguhnya terjadi.

Pak, soal nama korban yang bener ana ngga tau, antum searching aja nanti. terus keterangan foto diambil dari wawancaranya Ades aja:

“Kabar yang Joserizal dengar dari pihak keluarga korban, helm milik tukang ojek yang tewas itu dalam keadaan utuh, tapi kepalanya pecah karenanya adanya benturan pukulan. Begitu juga ada luka tusuk di punggungnya.

Dengan kabar ini, menunjukkan bahwa tewasnya Darmin Saiman bukan dikarenakan kecelakaan, seperti dijelaskan oleh pihak kepolisian, melainkan dibunuh. Karena itu, Joserizal mendesak pihak kepolisian agar melakukan otopsi ulang dan menjelaskan kepada publik dan media dengan sejujur-jujurnya, tentang apa yang sesungguhnya terjadi.

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/13/16113/inilah-bukti-tukang-ojek-muslim-di-ambon-itu-dibunuh-bukan-kecelakaan/

***

FPI Siapkan Laskar Jihad ke Ambon

JAKARTA (voa-islam.com) – Menyikapi pecahnya tragedi Ambon jilid II, Front Pembela Islam (FPI) akan menyiapkan laskar jihad ke Ambon bila diperlukan.

Hal itu diungkapkan Sekjen FPI, KH Muhammad Shabri Lubis, menyikapi kerusuhan Ambon yang ditengarai bernuansa SARA yang melibatkan aparat Kristen dan kelompok separatis RMS.

“Kita sudah memberikan maklumat kepada seluruh aktivis FPI di seluruh tanah air agar mempersiapkan diri untuk berangkat ke Ambon untuk membela kaum muslimin dan untuk mempertahankan NKRI dari RMS,” ujarnya kepada voa-islam.com, Senin sore, (12/9/2011).

Sambil menunggu perkembangan, untuk mematangkan rencana pengiriman laskar jihad ke Ambon, FPI bahkan telah mengeluarkan maklumat kepada seluruh anggota FPI agar melakukan persiapan membuka posko relawan kemanusiaan ke Ambon.

“Kita masih mengikuti perkembangan terus, kita sudah mengeluarkan maklumat kepada anggota FPI untuk bersiap-siap dan masing-masing akan membuka Posko nanti,” paparnya.

Untuk solidaritas sesama Muslim terhadap nasib umat Islam di Ambon, FPI mengimbau umat Islam agar bahu-membahu membantu perjuangan umat Islam Ambon mempertahankan diri dari kezaliman. FPI berharap agar umat Islam siap sedia menerima panggilan jihad bila diperlukan.

“Kepada umat Islam agar melakukan langkah-langkah yang objektif, kita persiapkan diri kita untuk membantu saudara-saudara kita di Maluku. Kemudian kita membantu mereka dengan cara apa saja yang bisa kita berikan. Kalau mereka yang mampu dan insya Allah kalau memang diperlukan untuk penerjunan para mujahidin kita berharap umat Islam siap untuk memenuhi panggilan itu,” jelas Shabri.

Selain itu, FPI mengimbau agar umat Islam membantu kebutuhan finansial, logistik dan medis terhadap kaum Muslimin Ambon yang rumah dan harta bendanya terbakar dalam kerusuhan.

“Namun jika kita berhalangan maka sesuai dengan firman Allah, ‘Jahidu biamwalikum wa anfusikum fi sabilillah,’ harta benda kita yang kita korbankan untuk membela kaum muslimin di sana. Tentu mereka yang rumahnya dibakar, warungnya dibakar tentu sulit untuk makan, terutama mereka yang mengungsi, harta bendanya tidak ada kita harus bantu mereka dengan memberikan makanan, untuk memberikan pakaian itu semuanya memerlukan dana. Jadi logistik itu wajib bagi kita untuk berpartisipasi,” papar Shabri.

Pertolongan yang tak kalah pentingnya, menurut Shabri, adalah perjuangan opini dan doa qunut Nazilah untuk menggelorakan semangat kaum muslimin dalam membela saudaranya yang tertindas.

“Langkah apa pun, cara apa pun, perhatian apa pun yang dilakukan untuk saudara kita semua bermanfaat dan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membantu karena mereka adalah saudara-saudara kita innamal mu’minuna ikhwah. Dengan cara apa pun bantu kaum muslimin maka itu semua adalah bagian daripada jihad. Maka mari seluruh umat Islam ikut andil dalam program jihad ini semampu apa yang bisa kita lakukan,” pungkasnya.

http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/13/16109/fpi-siapkan-laskar-jihad-ke-ambon/

Update Konflik Ambon

Polri Berbohong? Tukang Ojek itu Betul-betul Tewas Dibunuh

Dalam pengamatan voa-islam, terjadi kesimpang-siuran pemberitaan oleh media massa seputar jumlah yang tewas terkait insiden berdarah di Ambon, Ahad (9/11) lalu. Termasuk, apakah tukang ojek itu tewas karena murni kecelakaan atau betul-betul dianiaya. Diperlukan kejujuran dari sikap aparat untuk mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi? Ini penting, agar akar masalah itu bisa diselesaikan dengan baik, tanpa harus memanipulasi fakta sesungguhnya.

Bukan rahasia umum, giliran banyak korban yang menimpa umat Islam, media massa didesak untuk tidak memperkeruh suasana. Tapi begitu korbannya menimpa umat Nasrani, media massa dan para pengamat membesar-besarkan pemberitaan dan memvonis umat Islam sebagai provokator. Sungguh sikap yang tidak fair.

Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto maupun Menteri Koordinator Politik, Hukum & Keamanan Djoko Suyanto berharap kerusuhan di Ambon pada hari Minggu lalu tidak sampai berkembang seperti kerusuhan pada 1999. Ia berharap media massa turut memelihara situasi damai di sana dan berhati-hati dalam memberitakan pascakerusuhan di Ambon. Pasalnya, konflik antarkelompok yang terjadi di Ambon kemarin bisa membesar bahkan meluas jika pers salah menyikapi.

Menurut keterangan resmi Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam, setidaknya tiga warga tewas dalam kerusuhan di Kota Ambon, Ahad (11/9), di antaranya karena tertembak. Korban yang tewas tertembak itu adalah Sahrun Ely (22), Djefry Siahaan (tertembak di bagian perut), dan Cliford Belegur (tertembak di bagian dada sebelah kiri).

Padahal, sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, jumlah korban tewas di Ambon mencapai lima orang. Hal ini disampaikan Djoko berdasarkan laporan tertulis yang diterimanya. "Saya tidak usah bilang korban dari kelompok siapa. Sementara yang tewas ini ya lima orang itu," kata Djoko kepada para wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/9/2011).

Dibunuh, Bukan Kecelakaan

Mabes Polri menyatakan, berdasarkan hasil otopsi dan keterangan saksi, tewasnya tukang ojek Darmin Saiman, yang diduga menjadi pemicu kerusuhan Ambon, adalah murni kecelakaan tunggal."Hasil otopsi dari dokter dan keterangan saksi di sana bilang dia kecelakaan murni," kata Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam.

Senada dengan statemen Kepala Bareskrim Polri, Komjen (Pol) Sutarman, kerusuhan di Ambon dipicu tewasnya seorang tukang ojek dalam kecelakaan tunggal, namun sempat dipukuli oleh sekelompok orang. Nyawanya tidak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit. Perbedaan keyakinan antara kelompok si tukang ojek dan kelompok pemukul memicu kerusuhan makin meluas.

"Ada seorang tukang ojek yang sebenarnya kecelakaan tunggal tapi malah dipukuli kelompok tertentu, sehingga terjadi balas dendam setelah upacara pemakaman," ujar Sutarman saat hendak mengikuti rapat perihal rusuh Ambon ini di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (11/9/2011) petang.

Sementara itu dikatakan Bernard Abdul Jabbar dari Forum Umat Islam (FUI), jumlah korban yang tewas dalam bentrokan di Ambon sebanyak 8 orang. Adapun, tukang ojek itu faktanya betul-betul dibunuh, bukan murni kecelakaan, seperti dikatakan pihak kepolisian. “Saya punya fotonya, banyak bekas tusukan, sangat jelas sekali, ada unsur penganiyaan dengan motif dibunuh,” kata Bernard yang juga aktivis Hizbut Dakwah Islam (HDI) kepada voa-islam via SMS.

Umat Islam mendesak Polisi untuk mengotopsi ulang tukang ojek yang tewas itu dengan melibatkan tim investigasi yang didalamnya terdapat perwakilan dari ormas Islam.

Besok, rencananya, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil Kepala BIN untuk dimintai keterangannya terkait kerusuhan di Ambon, Maluku.

http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/12/16107/polri-berbohongtukang-ojek-itu-betul-betul-tewas-dibunuh/

***

FPI: Ada keterlibatan polisi kristen ikut membantai umat islam ambon

Front Pembela Islam (FPI) menemukan fakta adanya aparat kepolisian beragama Kristen yang turut membantai umat Islam dalam kerusuhan di Ambon. FPI mendesak Kapolri memecat Kepala Brimob dan mengadili polisi yang terlibat dalam kerusuhan itu.

Laporan warga itu diaminkan oleh Front Pembela Islam (FPI). Menurut Sekjen FPI, KH Muhammad Shabri Lubis, aparat Kristen terlibat langsung dalam kerusuhan Ambon jilid II yang menewaskan umat Islam ini.

“Kita terus mengikuti perkembangan, memang kerusuhan ini sekarang meluas dan melibatkan aparat-aparat Kristen untuk ikut serta membantai umat Islam. Jadi aparat Kristen itu turun, itu temuan kita,” ujarnya kepada voa-islam.com, Senin sore, (12/9/2011).

Selain itu, FPI juga mensinyalir ada permainan kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) di belakang tragedi Ambon berdarah itu. “Iya ini RMS yang bermain,” tegasnya.

Untuk mengantisipasi agar kerusuhan yang tak berimbang itu tidak meluas, FPI menuntut Kapolri agar menindak aparat kepolisian yang terlibat dalam pembantaian umat Islam dalam tragedi Ambon jilid II itu.

“Kita minta kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk segera mengirimkan Polisi Militernya agar melihat di situ aparat-aparat yang terlibat dan ikut serta membantai kaum muslimin,” desak Shabri. “Mereka harus diseret ke pengadilan atau mahkamah militer dan juga kepada HAM Internasional, itu yang kita akan tuntut,” tambahnya.

FPI sangat menyayangkan aparat yang tidak profesional dalam menjalankan tugas di Ambon dengan ikut membantai kaum Muslimin.

“Tidak boleh terjadi lagi adanya aparat yang diketahui berbuat seperti itu karena mereka itu digaji, dibayar oleh Negara bukan untuk membantai umat Islam apalagi untuk pengkhianatan karena mereka itu ingin mendirikan RMS,” kecamnya.

Untuk itu, FPI mendesak Kapolri agar turun langsung ke TKP di Ambon untuk melakukan sidak dan mengusut anak prajuritnya.

“Maka dari itu kita menunggu ketegasan dari panglima TNI untuk mengusut tuntas masalah ini dan juga Kapolri untuk melihat anak buahnya di bawah,” tegas Shabri.

FPI menengarai, keterlibatan aparat dalam kerusuhan di Ambon yang menewaskan umat Islam itu mudah terjadi karena komposisi aparat Brimog yang mayoritas beragama Kristen.

“Kita juga mempertanyakan apakah normal jumlah dan komposisi Brimob yang ada di Ambon ? Sebab di situ ada Brimob bisa berjumlah lebih dari 70 persen Nasrani. Ini masuk di akal apa tidak?” tukas Shabri. “Ini jadi kesempatan mereka, bukannya melakukan penertiban malah melakukan pembantaian,” imbuhnya.

Sebagai solusi agar tidak terulang lagi pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh aparat Kristen, FPI menuntut agar Kepala Komando Brimob dicopot, lalu komposisi anggota Brimob yang ditugaskan ke Maluku diperbaiki yang proporsional.

“Kita juga minta Kepala Komando Brimob di sana untuk diganti, dan juga jumlah komposisi anggota Brimob yang Muslim dan yang Nasrani bisa segera disesuaikan misalnya 50-50 jadi ada keadilan, jadi tidak didominasi kalau mereka memang betul-betul untuk menjaga NKRI. Tapi kalau Polisi ini memang dikuasai agen-agen Yahudi untuk melepas Indonesia melalui itu, urusan mereka,” ujar Shabri. 

http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/13/16108/copot-polisi-kristen-pembantai-umat-islam-di-kerusuhan-ambon/