Mengatasi Jantung Berdebar Tanpa Alasan yg jelas

Apakah Anda pernah mengalami gejala seperti detak jantung cepat, berkeringat, mati rasa di tangan Anda atau kepala? Anda mungkin mengira, ini adalah gejala serangan jantung' kemudian anda anda segera ke UGD melakukan pengechekan terhadap jantung anda dan akhirnya dokter mengatakan tak ada kelainan dari jantung anda.
Seorang pemuda datang kerumah terapi harum menceritakan pernah mengalami hal serupa bahkan kejadian sering berulang sehingga ia bingung harus berobat kemana ?
Ia mengeluhkan penyakit ini sejak 3 bulan yang lalu :
1. Jantung berdebar kencang tanpa alasan yang jelas
2. Perut menjadi mual, terasa mau pingsan
3. Keringat dingin mungalir diseluruh tubuh
4. Kesulitan bernapas
5. Seluruh tubuh menjadi lemas
6. Mati rasa
7. Terasa mau mati
8. Perasaan takut luar biasa
Alhamdulillah Menjalani sesi 4x terapi dirumah terapi harum penyakit itu tidak datang kembali...
Berikut adalah solusi bagi para penderita hal diatas :
1. Berdoa kepada Allah
2. Luangkan waktu tuk melakukan relaksasi 20 menit sehari
3. Cobalah temui psikoloq atau hipnotherapist karena jantung berdebar anda disebabkan dari masalah pikiran anda atau bisa disebut psikosomatis.

Maknun Fajar Susilo
http://www.rumahterapiharum.multiply.com

Agama O: Agama Baru yang didirikan Oprah Winfrey

Siapa yang tak kenal Oprah Winfrey. Pembawa acara Oprah Show itu memang terkenal dengan kecakapannya dalam memotivasi publik dengan acara-acaranya yang selalu menginspirasi. Pada 6 April 2010, Oprah mendirikan agama baru yang disebutnya Agama O. Dideklarasikan di Chicago, Amerika Serikat, Oprah memosisikan dirinya sebagai pendiri sekaligus pemimpin agama O.

Gayle King—editor O, The Oprah Magazine, yang menjadi Uskup Agung sekaligus pembicara agama ini, menyatakan inilah agama baru yang sangat diharapkan orang, sejak Scientology.

Menurut Gayle dalam seremoni pembukaan agama tersebut, agama ajakan Oprah ini begitu menggoda banyak orang karena menghilangkan banyak aturan dan larangan dalam agama konvensional yang sudah ada. "Sekarang, Anda dapat melakukan hal yang sama, dan tanpa ada ancaman kutukan abadi," kata Gayle, yang juga merupakan sahabat Oprah.

Gayle melanjutkan, agama Oprah memiliki semua kenyamanan yang ada pada sebuah sistem kepercayaan tradisional, tapi lebih dikombinasikan dengan semangat kehidupan Oprah, sehingga siapa pun akan merasa nyaman ketika mereka berpindah ke tradisi baru O. Misalnya saja, tradisi Katolik seperti pengakuan dosa telah dimasukkan ke dalam O. Namun dengan modifikasi: cukup dilakukan sekali seumur hidup.

Setelah mengucapkan kata pengantarnya, Gayle kemudian merentangkan tangannya ke langit, dan Oprah muncul dari atas, terbalut jubah putih menyilaukan dan sepasang sepatu bot kulit hitam setinggi lutut dengan tumit stiletto. Kerumunan campuran perempuan pra dan pasca-menopause histeris, menangis, seperti melihat visi surgawi.

Sejak Oprah sebagai pemimpin tertinggi dan sekaligus sebagai kepanjangan tangan Tuhan, penebusan dosa tidak perlu, dan pengampunan dijamin, tanpa harus ada campur tangan orang lain. Meskipun Oprah meresmikan sendiri pembukaan pertama Gereja Oprah Juru Selamat, yang terletak di Chicago Magnificent Mile, namun agama Oprah tidak mensyaratkan bangunan gereja.

Sebaliknya, "Berbahagialah gerejaku, masukkan kalian sekarang dan lihatlah pelayanan saya di televisi panel layar datar raksasa Sony di dalam!" Oprah berseru. Kemudian ia melanjutkan, "Lihatlah dalam diri Anda, agar Anda dapat mengatasi semua rintangan jika Anda percaya pada diri sendiri! Lihat juga di dalam kantong hadiah Anda, karena Anda semua mendapatkan sertifikat untuk sebuah televisi Sony gratis!"

Saat ini, Oprahnisme menjadi agama resmi di Kanada, Jepang dan Selandia Baru. Kentalnya pengaruh New Age, nampak dari doktrin awal yang didengungkan Oprah.

Gereja Oprah ini semakin mengibarkan sayapnya yang kokoh. Namun Gereja Katolik menolak jika Gereja Oprah sebagai sebuah agama. Pengikut Oprah ini menunjukkan perlawanan kepada agama yang menolak.

Facebook link untuk First Church of O, The Oprah Religion

http://www.facebook.com/group.php?gid=10067999698&v=wall

Bagi Oprah, salah satu kesalahan dari manusia adalah menilai bahwa hanya ada satu jalan kehidupan, dan bahwa kita tidak menerima adanya bermacam-macam jalan di dunia. Padahal ada jutaan cara bagi manusia dan banyak jalan untuk menuju Tuhan. Besarnya pengaruh Gerakan New Age terlihat dari banyak tamu di acara-acara Oprah, yang merupakan pendukung New Age.

Tentang New Age

New Age Movement atau Gerakan Zaman Baru tidak seperti agama formal kebanyakan. “Agama” ini tidak memiliki teks suci, organisasi pusat, keanggotaan, pendeta formal, pusat geografis, dogma, kepercayaan, dan lain sebagainya. Mereka sering menggunakan definisi eksklusif untuk beberapa istilah mereka.

New Age sebenarnya gerakan spiritual yang mengalir bebas, sebuah jaringan orang-orang percaya dan praktisi yang memiliki keyakinan agak mirip dan praktis, yang mereka tambahkan ke dalam agama formal yang mereka ikuti. Mereka menjadikan seminar, konvensi, buku, dan kelompok informal sebagai khotbah dan agama mereka.

Filosofi New age adalah filsafat yang berpusat pada diri manusia. Gerakan Zaman Baru mengajarkan bahwa manusia adalah "Allah".

Sumber:

***

Orang paling berperan terhadap tumbuhnya spiritualitas New Age pada Oprah:

Eckhart Tolle

Bagi penggemar tayangan Oprah Show di televisi, tentu pernah melihat orang ini melakukan wawancara bersama Oprah. Ya, karena Tolle sudah berkali-kali terlibat dalam acara Oprah, baik di telivisi, web, ataupun seminar yang digelarnya.

Eckhart Tolle, 63 tahun adalah seorang penulis dan pembicara. Dia adalah penulis buku bestseller, The Power of Now dan A New Earth. Pada 2011, dia dinobatkan sebagai orang yang paling berpengaruh secara spiritual di dunia oleh Watkins Review.

Tolle berkali-kali diundang dalam acara Oprah, baik di televisi, seminar, juga dalam web. Bagi Oprah, buku ini adalah panduan untuk orang-orang yang sedang mencari jati diri yang sebenarnya, dengan metode-metode dan cara yang spesifik. Berkonsep pada New Age Movement, pencarian jati diri yang berlebihan itulah yang membuat orang mendewakan dirinya sendiri.

Seperti para pencari jati diri dengan metode dari Tolle ini, sama halnya yang terjadi pada Oprah. Dia mulai mengaggungkan dirinya dan meyakini konsep spiritual yang dianutnya, New Age. Tentu saja, berbekal kemampuan public speaking yang luar biasa, dia bisa mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7992607

Admin Situs DPR Iseng, Setjen DPR Harus Diaudit


Headline

Akibat keisengan pengelola atau administrator situs DPR, Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR yang menangani pengelolaan tersebut didesak untuk diaudit.

Sebelumnya, sebuah pesan dari pengelola situs www.dpr.go.id ditampilkan dalam source code situs tersebut. Pada Sabtu (14/5/2011), tertulis pesan, "Thanks to seluruh rakyat Indonesia. Yang bukan rakyat Indonesia ngga thanks..." pada bagian akhir kode tersebut.

Pesan tersebut mendapat sorotan setelah ditampilkan dalam sebuah situs komunitas online terbesar di Indonesia. Kontan saja tanggapan dan kritikan bermunculan. Entah karena kritikan dan tanggapan itu atau karena memang ada tujuan lain, yang pasti saat ini kode tersebut berubah menjadi, "thanKs buAt Seluruh raKyat nUSantara - ttd, webmastER dpr.go.id"

Itupun masih berupa pesan yang terkesan lucu-lucuan dan berupa easter egg (pesan tersembunyi). Jika semua huruf besar pada pesan itu disatukan, maka akan muncul jati diri pembuat situs tersebut sebagai anggota sebuah komunitas online terbesar di Indonesia.

Menurut Roy, keisengan itu membuat publik mencibir situs DPR dan sistem teknologi informasi (TI) di DPR. Padahal situs DPR mewakili institusi parlemen Indonesia di dunia maya. Itulah mengapa persoalan email yang berbasis web milik Komisi VII menjadi bahan tertawaan publik. "Ini yang memunculkan keinginan masyarakat yang untuk mengaudit," kata Anggota Komisi I DPR Roy Suryo kepada INILAH.COM, Senin (16/5/2011).

Akhir-akhir ini, situs www.dpr.go.id sempat menjadi sorotan publik. Sebab, situs itu ternyata dikelola dengan biaya yang amat tinggi.

Roy sempat menyebutkan data berdasarkan DIPA Setjen DPR 2010, biaya pemeliharaan jaringan jaringan sistem informasi situs resmi DPR pada 2010 berkisar Rp 9,75 miliar. Jumlah itu terdiri dari biaya pembayaran provider websitesenilai Rp 8,4 miliar per tahun dan biaya pemeliharaan situs www.dpr.go.id senilai Rp 1,3 miliar. "Dari anggaran yang sangat besar ini, memang layak masyarakat mengaudit bidang IT (teknologi informasi) DPR," tegas Roy.

Menurut Roy, untuk urusan Sekretariat Jenderal DPR, tidak semua anggota DPR tidak bisa mengintervensi. "Kita (anggota DPR) sendiri tidak bisa mengaudit. Setjen ada di bawah BURT, dan Komisi II. Sebagai anggota Komisi I saya tidak bisa. Jika mengkritisi, saya selalu dibilang, udah lah jangan intervensi," tandas Roy.
Anda sedang membaca artikel tentang Admin Situs DPR Iseng, Setjen DPR Harus Diaudit dan anda bisa menemukan artikel Admin Situs DPR Iseng, Setjen DPR Harus Diaudit ini dengan url http://www.kiosgratis.co.cc/2011/05/admin-situs-dpr-iseng-setjen-dpr-harus.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Admin Situs DPR Iseng, Setjen DPR Harus Diaudit ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Admin Situs DPR Iseng, Setjen DPR Harus Diaudit sebagai sumbernya.

Keluar Dari Lingkaran Riba : Sulit Tetapi Harus Terus Diupayakan

Ketika Fatwa MUI No. 1 tahun 2004 tentang bunga bank riba dikeluarkan, saat itu saya masih aktif sebagai salah satu eksekutif di perusahaan yang berhubungan langsung dengan fatwa ini. Sebelum adanya fatwa ini keharaman bunga bank memang masih banyak diperdebatkan, organisasi masa Islam yang besar-besar pun saat itu belum menyatakan bahwa bunga bank adalah riba. Tetapi setelah adanya fatwa yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa —Majelis Ulama Insonesia— yang mewakili seluruh elemen penting umat Islam negeri ini—maka menurut saya sudah tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan, tinggal tantangannya adalah bagaimana kita bisa mengikuti fatwa para ulama ini dengan mencari solusinya.

Karena isi dari fatwa tersebut di atas tidak hanya terbatas pada produk-produk perbankan tetapi juga menyangkut seluruh produk-produk institusi keuangan lainnya, lantas bagaimana para eksekutif dan karyawan perbankan serta industri keuangan lainnya merespon fatwa ini? Secara umum saat itu saya berusaha memetakannya kedalam  empat kelompok yang merespon-nya secara berbeda.

Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak tahu atau tidak mau tahu tentang adanya fatwa tersebut di atas—bagi kelompok ini, ada atau tidak adanya fatwa riba ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap pekerjaannya hingga kini. Kelompok yang kedua adalah kelompok yang tahu ada fatwa ini— tetapi mereka merasa ‘lebih tahu’ tentang haram tidaknya bunga bank—maka bagi kelompok yang kedua ini  fatwa di atas juga tidak berpengaruh pada pekerjaannya.

Kelompok yang ketiga adalah kelompok yang menerima fatwa tersebut dan berusaha mentaatinya—hanya tidak atau belum tahu harus bagaimana. Kelompok yang keempat adalah kelompok yang menerima fatwa tersebut dan mulai membuat rencana-rencana bagaimana menjauhi riba dalam kehidupan modern yang bentuk-bentuk ribanya sudah sangat sophisticated ini. Untuk kelompok ketiga dan keempat inilah tulisan ini saya buat, mudah-mudahan bermanfaat.

Pasca keluarnya fatwa tersebut di atas, saya juga berusaha memetakan lebih jauh lagi seperti apa sesungguhnya riba yang mengepung kehidupan kita sehari-hari ini—bukan hanya mengepung para eksekutif dan pekerja di perbankan dan industri keuangan lainnya, tetapi mengepung seluruh masyarakat pekerja. Kepungan riba atau saya sebut sebagai lingkaran riba ini dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini. Lingkaran merah adalah ribanya, sedangkan garis-garis putih adalah celah-celah dimana kita bisa (berusaha) keluar dari lingkaran riba ini. Anda bisa perhatikan bahwa celah ini begitu kecil untuk menunjukkan betapa susahnya keluar dari lingkaran riba itu sekarang.

Lingkaran Riba

Melihat betapa sulitnya kita keluar dari lingkaran riba di jaman ini, maka sangat bisa jadi jaman ini adalah jaman yang sudah dikabarkan ke kita oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam melalui haditsnya :

“Sungguh akan datang pada manusia suatu masa (ketika) tiada seorangpun di antara mereka yang tidak akan memakan (harta) riba. Siapa saja yang (berusaha) tidak memakannya, maka ia tetap akan terkena debu (riba)nya.” (HR Ibnu Majah, HR Sunan Abu Dawud, HR. al-Nasa’i dari Abu Hurairah)

Untuk menggambarkan betapa riba tersebut telah mengepung Anda, berikut adalah situasinya :

  • Bila Anda bekerja di perusahaan atau instansi apapun kini, hampir dapat dipastikan perusahaan atau instansi Anda menaruh sebagian besar dananya di bank konvensional dalam bentuk rekening koran, deposito dlsb. Bunga kemudian mengalir ke rekening ini—dan sampai pula ke gaji Anda, tunjangan, bonus dlsb.
  • Selain gaji, sebagai karyawan Anda juga memperoleh jaminan kesehatan, dana pensiun, jaminan perlindungan kecelakaan kerja dlsb. Dimana dana-dana ini dikelola? lagi-lagi mayoritasnya adalah di industri keuangan konvensional yang terkena fatwa riba tersebut di atas.
  • Darimana Anda bisa tahu bahwa sebagian besar perusahaan atau instansi menggunakan bank dan industri keuangan konvensional untuk menaruh atau mengelola uangnya? Anda bisa tahu dari pangsa pasar bank dan industri keuangan syariah yang masih sangat kecil dibandingkan dengan yang konvensional. Artinya mayoritas perusahaan dan instansi masih menggunakan yang konvensional ketimbang yang syariah—tujuh tahun lebih sejak keluarnya fatwa riba tersebut di atas!

Terlepas dari adanya kritik sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa bank dan industri keuangan syariah-pun belum sepenuhnya syar’i, saya condong untuk mengajurkan penggunaan yang sudah berusaha menuju yang syar’i ini ketimbang yang terang-terangan tidak menghiraukan fatwa riba ini.

Untuk bank konvensional yang infrastruktur teknologi dan layanannya sudah jauh lebih unggul yang dalam realitasnya sudah banyak memberi manfaat untuk kepentingan transfer dana dlsb. Bisa saja bank-bank seperti ini tetap digunakan tetapi produk-produk ribawinya harus dihilangkan. Rekening koran misalnya tidak usah diberi bunga, tetapi gantinya diberikan dalam bentuk layanan yang sebaik-baiknya—karena masyarakat yang sadar keharaman bunga bank tidak membutuhkan bunga tetapi membutuhkan layanan yang baik. Produk semacam deposito misalnya, tidak perlu lagi digunakan karena kalau ada kelebihan dana—diputar di bisnis yang riil insyaAllah sudah akan lebih baik daripada sekedar ditaruh di deposito.

Untuk produk-produk asuransi, dana pensiun, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja dlsb. menurut saya harus ada perlindungan konsumen muslim secara maksimal, jangan sampai pemenuhan kebutuhan hajat hidup orang banyak ini dipenuhi atau dikelola secara ribawi. Bayangkan misalnya ada keluarga Anda jatuh sakit, tetapi kemudian dirawat oleh perusahaan dengan jaminan asuransi yang dikelola secara ribawi (berdasarkan fatwa tersebut di atas)—do’a orang sakit yang seharusnya terkabulkan menjadi tidak terkabulkan karena pengaruh riba yang bisa jadi tidak Anda sadari.

Begitu pula ketika Anda berangkat pensiun, sudah seharusnya pada usia ini Anda berusaha mendekat kepada Sang Maha Pencipta. Tetapi tanpa Anda sadari, dana pensiun yang Anda gunakan sebagai bekal sebagiannya berasal dari riba yang terbawa oleh pengelolaan dana pensiun yang juga belum menghiraukan fatwa riba tersebut di atas.

Solusi bank syariah, asuransi syariah, dana pensiun syariah dlsb. bisa terus disempurnakan dan diupayakan untuk menjadi solusi yang bener-bener syar’i; namun solusi syar’i yang paling luas aplikasinya dan sesuai tuntunan yang sesungguhnya adalah menggalakkan perdagangan atau jual beli dan sedekah. Di dalam Al-Quran, ‘lawan’ dari riba hanyalah jual beli dan sedekah; maka inilah yang seharusnya digalakkan di masyarakat dan diajarkan sejak anak-anak. Anak-anak lebih baik diajari berdagang dan bersedekah ketimbang diajari menabung.

“… Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al-Baqoroh [2] : 275)

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah…” (QS Al-Baqoroh [2] : 276)

Tetapi jual beli-pun mudah sekali terjatuh pada riba bila tidak mengikuti ketentuan syariat jual beli, inilah sebabnya mengapa Umar bin Khattab ketika menjadi muhtasib (pengawas pasar) sering mengingatkan masyarakatnya untuk tidak berjualan dipasarnya bila tidak memahami syariat jual beli.  Salah satu dari upaya konkrit untuk menumbuhkan keahlian dan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa berjual beli secara syar’i ini kami wujudkan dalam bentuk antara lain berdirinya Al-Tijaarah Institute yang hadir bersamaan dengan Bazaar Madinah, lha wong untuk menumbuh suburkan yang riba saja ada institut-institut-nya kok masak kita tidak membangun kekuatan yang minimal sama untuk melawannya! InsyaAllah...

sumber: http://www.geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=616:keluar-dari-lingkaran-riba-sulit-tetapi-harus-terus-diupayakan&catid=38:syariah&Itemid=89

Israel Minta Facebook hapus Account yang mendukung Perjuangan Palestina

Israel telah meminta Pimpinan Face book Mark Zuckerberg untuk menghapus  sebuah account di Facebook yang bernama " Third Palestinian Intifada" yang telah di dukung hingga ratusan ribu orang.



















Israel Asks Facebook to Remove Page Calling for Third Palestinian Intifada



Israel asked Facebook Inc. Chief Executive Officer Mark Zuckerberg to remove a page that it says is supported by 230,000 “friends” that calls for a Palestinian intifada beginning on May 15.

The page includes remarks and movie clips that call for the killing of Israelis and Jews and the “liberating” of Jerusalem and of Palestine through acts of violence, Public Diplomacy and Diaspora Affairs Minister Yuli Edelstein wrote in a letter e- mailed to media yesterday.

“As Facebook’s CEO and founder you are obviously aware of the site’s great potential to rally the masses around good causes, and we are all thankful for that,” Edelstein said. “However, such potential comes hand in hand with the ability to cause great harm such as in the case of the wild incitement displayed on the above-mentioned page.”

Social media and other online information sources have taken center stage in uprisings in Tunisia, Egypt, Bahrain, and Libya, with participants using Twitter, YouTube, and Facebook to spread news and coordinate protests.

“While some kinds of comments and content may be upsetting for someone -­ criticism of a certain culture, country, religion, lifestyle, or political ideology, for example -- that alone is not a reason to remove the discussion,” Debbie Frost, a spokeswoman for Facebook, said in an e-mailed statement.

“We strongly believe that Facebook users have the ability to express their opinions, and we don’t typically take down content, groups or Pages that speak out against countries, religions, political entities, or ideas,” she said.

Edelstein’s statement letter came on the same day that a bomb blast killed one person in Jerusalem and wounded at least 30 others. An Israeli cabinet minister blamed Palestinians for the attack.

Violence between Israel and the Islamic militant Hamas group that rules the Gaza Strip has also escalated. A rocket launched from Gaza injured an Israeli man yesterday in the southern city of Beersheba. At least seven Palestinians were killed this week, including several civilians, in what Israel said were attacks aimed at stopping rocket fire.

To contact the reporter on this story: Alisa Odenheimer in Jerusalem at aodenheimer@bloomberg.net

To contact the editor responsible for this story: Andrew J. Barden at barden@bloomberg; Thomas Giles at tgiles5@bloomberg.net


http://preview.bloomberg.com




Facebook anti dengan pendukung palestina ?

Halaman Facebook Pemain Real Madrid Dihapus Setelah Mendukung Palestina


Manajemen situs jejaring sosial Facebook telah menghapus halaman resmi pemain sepak bola Brasil Marcelo Vieira da Silva Junior, yang bermain untuk klub Real Madrid Spanyol beberapa hari setelah dirinya menyatakan dukungannya bagi rakyat Palestina dan mengecam kekejaman Israel kekerasan terhadap anak-anak Palestina.

Marcela menulis pada halaman Facebooknya beberapa hari lalu dengan menyatakan bahwa ia bersimpati dengan bangsa Palestina dan ia berharap kekerasan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina oleh pendudukan Israel segera berhenti demi terwujudnya perdamaian di seluruh dunia.

Halaman Facebooknya telah dihapus tanpa peringatan terlebih dahulu dan tanpa penjelasan mengapa hal itu terjadi.

Situs yang sama telah menghapus halaman berbahasa Arab yang berjudul “The Third Palestinian Intifada” dan manajemen situs Facebook mengklaim bahwa mereka memutuskan untuk menghapus halaman tersebut karena "menghasut kekerasan". (fq/pic)


http://www.eramuslim.com/berita/dunia/halaman-facebook-pemain-real-madrid-dihapus-setelah-mendukung-palestina.htm



Pemimpin dengan Kejujuran Cinta

Malam semakin pekat. Kota Madinah mulai hening dari hingar-bingar manusia. Sebagaimana biasanya, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu keluar berteman sepi. Bukan untuk mencari pencitraan diri. Bukan untuk mengais-ngais sensasi. Melainkan karena tanggung jawab dalam mengemban amanah ummat. Ia harus keluar untuk melihat kondisi rakyatnya. Mungkin saja, ada inspirasi yang bisa ia jadikan bahan untuk mengevaluasi kebijakan dan kepemimpinannya.

Saat melewati sebuah kemah, terdengar suara rintihan wanita. Umar radhiyallahu ‘anhu berjalan mendekat. Seorang lelaki sedang duduk di samping tenda. Setelah ditanya, lelaki itu mengaku berasal dari kampung, sedang istrinya di dalam tenda sedang berjuang menahan sakit, karena hendak melahirkan. Di situ, tidak ada manusia lain kecuali lelaki badui, istrinya dan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.

Tanpa berpanjang kalam, Umar radhiyallahu ‘anhu segera beranjak pergi, pulang menemui istrinya. “Maukah kamu pahala besar yang sudah Allah giring kepadamu?” kata Umar radiallahu ‘anhu kepada istrinya Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha.

“Apa itu?” tanya istrinya.

“Ada seorang wanita asing hendak melahirkan. Dan di sana tidak ada seorangpun yang membantu.” jelas lelaki yang pertama kali digelari Amirul Mukminin itu.

“Ya, aku mau,” jawab Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha mantap. Mereka berdua pun beranjak pergi, menuju sebuah perkemahan badui, sambil membawa makanan.

Sampai di tempat, Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha segera masuk tenda, menemui wanita badui yang hendak melahirkan. Sedang Umar radhiyallahu ‘anhu mengumpulkan kayu bakar dan memasak makanan. Tak ia pedulikan asap-asap yang menyelinap di sela-sela jenggotnya.

Lelaki badui itu hanya diam menatap Umar radhiyallahu ‘anhu dengan sorotan mata penuh heran. Seolah-olah Allah telah mengirimkan kepadanya seorang penolong malam itu. Dan ketika istrinya telah melahirkan, Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha berteriak memanggil Umar radhiyallahu ‘anhu, “Wahai Amirul Mukminin, kabarkanlah kepada temanmu itu bahwa anaknya laki-laki.”

Lelaki itu tersentak kaget. Ternyata orang yang ada di depannya adalah Amirul Mukminin, seorang lelaki alumni “Madrasah Nabawiyah” yang namanya menggemparkan dunia. Umar radhiyallahu ‘anhu segera menenangkan lelaki badui. Lalu memberikan makanan kepada Ummu Kultsum radhiyallahu ‘anha agar menyuapi wanita badui tersebut.

Kemudian Umar radhiyallahu ‘anhu mengambil makanan lagi dan diberikan kepada lelaki badui. “Makanlah, karena kamu sudah menahan kantuk semalaman.”

Begitulah Umar radhiyallahu ‘anhu melewati malam-malamnya. Mata selalu terjaga, demi kemakmuran rakyatnya. Sehingga banyak sekali kebijakan-kebijakan pemerintahannya yang kemudian diubah, setelah mendapat inspirasi dari perjalanan malamnya. Mulai dari perubahan masa pengiriman pasukan perang, yang awalnya tanpa ada batas waktu dan berubah menjadi empat bulan. Kemudian pemberian santunan negara, yang awalnya hanya untuk bayi yang telah selesai masa penyusuan, lalu diganti menjadi diberikan kepada setiap bayi yang lahir. Dan masih banyak lagi.

Hal semisal itu hanya akan dilakukan oleh seorang pemimpin yang memahami makna dan hakekat kepemimpinan yang sesungguhnya. Bahwa memimpin itu adalah melayani. Memimpin itu adalah memberi. Memimpin itu adalah mencintai. Memimpin itu adalah berempati. Memimpin itu adalah mengayomi. Memimpin itu adalah melindungi. Memimpin itu adalah menyayangi. Dan memimpin itu adalah memberikan keteladanan yang baik kepada pengikutnya.

Dan selama hal ini tidak dimengerti dengan benar oleh para pemimpin lalu tidak diaplikasikan, maka selamanya kepemimpinan itu tidak jauh beda dengan perbudakan. Yang terjadi adalah eksploitasi-eksploitasi di atas pilar kedzaliman. Seperti tuan dan pesuruh. Seperti majikan dan pembantu. Karena tidak ada jembatan cinta yang menyatukan mereka.

Hari ini, banyak orang mengidentifikasi kepemimpinan dengan kekuasaan. Sehingga yang mereka lakukan adalah berlomba-lomba untuk mencapai puncak kepemimpinan, agar bisa mendapatkan kekuasaan. Lalu kekuasaan itu dijadikan sebagai alat untuk memimpin, demi mencapai tujuan dan ambisinya.

Kepemimpinan hanya diartikan dari satu sisi saja, MENGUASAI. Dengan menafikan sisi cinta, kasih sayang, perlindungan, pelayanan, pemberian, pengayoman serta empati kepada rakyat. Padahal pemimpin yang sesungguhnya justru bekerja dengan melayani. Itulah sejatinya yang harus dilakukan seorang pemimpin.

Pemimpin adalah pelayan. Sebagaimana layaknya pelayan, maka ia akan menikmati apapun setelah yang dilayani menikmatinya. Ia akan menyantap hidangan setelah rakyat menyantapnya. Karena ia harus “meladeni” rakyat dengan segala kebutuhannya.

Hakikat kepemimpinan itulah yang sangat dipahami oleh Umar radiallahu ‘anhu. Sehingga dia bersumpah, “Aku tidak akan makan daging sampai orang-orang faqir kenyang.”

Suatu ketika, seorang laki-laki datang menemui Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dan berkata, “Wahai Amirul Mukminin, seorang pemimpin sepertimu terlihat sangat lesu dan pucat karena hanya makan roti kering. Kamu terlalu menyiksa diri. Padahal, dengan kekuasaan, kamu bisa meminta uang kepada kas negara (baitul mal).”

Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Bagaimana mungkin aku bisa menjadi pemimpin rakyat yang baik, bila aku tidak pernah merasakan derita yang mereka rasakan?”

Inilah bentuk cinta yang tulus seorang pemimpin kepada rakyatnya. Cinta sejati yang jauh dari kemunafikan. Cinta murni yang jauh dari kepentingan pribadi, keluarga, kelompok maupun golongan. Bersih dari polusi politisasi. Yang ada adalah kejujuran pengabdian kepada rakyat. Yang ada adalah ketulusan pelayanan kepada rakyat.

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Seandainya ada domba yang mati di tepi sungai Eufrat, maka aku mengira bahwa Allah akan menanyakannya kepadaku pada hari kiamat, mengapa aku tidak memperbaiki jalannya.”

Rakyat ini sudah merindukan pemimpin yang bisa memesrai mereka di setiap saat. Rakyat butuh pemimpin yang bisa membimbing dan “me-ngemong” mereka. Rakyat mendambakan pemimpin yang jujur dan tulus dalam mencintai mereka.

Sumber: http://www.cahayasiroh.com/index.php?option=com_content&view=article&id=223:pemimpin-dengan-kejujuran-cinta&catid=39:kajian-tematik&Itemid=190

Inilah Website Resmi DPR RI Habiskan Dana Miliaran Rupiah

katanya rincian dananya :
Dalam perincian dana yang di keluarkan oleh pemerintah sebagai berikut ini,



* Pembayaran provider website sebesar Rp. 8,4 Milyar per tahun

* Biaya pemeliharaan situs Rp. 1,3 Milyar per tahun

* Program untuk pengembangan sistem informasi dengan budget Rp. 9.3 Milyar per tahun pada 2010 dan Rp. 12 Milyar pada 2009

tidak jauh beda sama blog2 gratisan

Multiply mulai mengembangkan sayap..










Saya baru tahu hari ini. ternyata MP kini telah membuat iklan di media Online Indonesia.
Jika kita buka detik.com Iklan tersebut berada pada daerah Footer (bawah) web tersebut.

Semoga MP semakin exist !