KOPI LUWAK DAN HIDUP YANG BERMAKNA

KOPI LUWAK DAN HIDUP YANG BERMAKNA

Oleh: Jum'an

The Bucket List adalah film drama-komedi tentang perjalanan terakhir dua orang penderita kanker yang sudah divonis bahwa ajal mereka sudah dekat. Carter (diperankan oleh Morgan Freeman) seorang montir yang penyabar dan Edward (Jack Nicholson) milyuner nyentrik, berada sekamar dirumah sakit setelah keduanya didiagnosa menderita kangker paru-paru terminal. Awalnya mereka saling tidak suka, tapi kemudian menjadi bersahabat seiring dengan waktu perawatan mereka. Edward sangat menikmati Kopi Luwak dari Sumatera salah satu kopi termahal didunia. (Lihatlah adegan tentang kopi luwak yang sangat menarik disini). Dikisahkan, mereka kemudian bersepakat memutuskan untuk menikmati sisa umur mereka dengan bersenang-senang bersama, melakukan hal-hal yang mereka dambakan sebelum ajal tiba. Merekapun mulai petualangan dan tamasya keliling dunia. Terjun payung bersama, saling memacu mobi balap, terbang di atas Kutub Utara, makan malam di restoran mewah Chevre d'Or di Perancis, mengunjungi Taj Mahal, naik motor diatas Great Wall China, melihat Taman Safari Singa di Afrika dan piramida di Mesir dan banyak lagi.

Diantara kita mungkin ada yang pernah mendapat pertanyaan: apakah yang akan anda lakukan bila anda diberitahu bahwa hidup anda tinggal enam bulan lagi. Entah bagaimana anda menjawabanya. Tetapi jawaban orang terhadap pertanyaan seperti ini bermacam-macam. Dari ingin segera menikah, pergi ketanah suci, melihat Tujuh Keajaiban Dunia atau seperti yang dilakukan oleh Carter dan Edward dengan bucket listnya. Tergantung siapa anda. Tetapi bagaimana kalau pertanyaan itu dirubah menjadi: apakah yang anda kerjakan bila diberitahu hidup anda tinggal dua atau tiga jam lagi? Ah..... ini menakutkan! Toh jawaban orang tetap berbeda-beda. Tetapi tidak lagi terpikir tentang menikmati kopi luwak atau pergi ketanah suci, apalagi menikah (lagi!). Mungkin jawaban kita: Saya ingin dekat-dekat dengan ibu saya. Saya akan memeluk isteri saya erat-erat. Saya akan bersujud, tobat dan mohon ampun.

Dr. Omid Safi, dosen tasauf dan sejarah Islam pada Univ. North Carolina, pernah mengedarkan kedua seperti itu dikalangan mahasiswanya (di Amerika tentunya) dengan sifat mereka yang beragam. Ia mencatat diantaranya, ketika kesadaran bahwa waktu kita di dunia ini sangat terbatas menjelma menjadi betapa berharganya setiap tarikan nafas, orang tidak lagi memikirkan "ingin pergi kemana" tetapi justru beralih fokus kepada "ingin bersama siapa"- seperti ibu, isteri atau Tuhan. Kita berpindah dari apa yang ingin kita kerjakan dan mulai merenungkan bagaimana kita jadinya nanti. Ironisnya, dengan merenungkan kematian kita memperoleh jawaban tentang hidup yang lebih bermakna

Rasulullah pernah bersabda: “Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan bersiaplah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok. Mati besok? Besok itu hanya 24 jam, hanya satu malam lagi! Apa yang paling baik, paling bermakna, paling nikmat, paling bermanfaat  yang dapat dikerjakan dalam waktu sependek itu? Mau duduk terus diatas sajadah? Tetapi siapa tahu umur kita masih panjang! Lihatlah! Paman kita juga masih segar bugar. Oh, alangkah keramatnya nafas yang terbatas ini.  Kita tidak pernah tahu kapan ajal tiba, hanya pedoman Rasulullah saw inilah mungkin satu-satunya jalan untuk menempuh hidup yang bermakna.

Janji morsi menjelang putaran dua vs perjuangan media barat ? (Hal yang harus kita cermati)

Copts between Shafiq and Morsi: an easy choice

During the first round of Egypt's presidential elections, the Coptic vote was split; when it comes to the second round there are a number of factors pushing Copts towards Shafiq

Egyptians face a choice between Mubarak-era aviation minister Ahmed Shafiq and the Muslim Brotherhood’s Mohamed Morsi in presidential runoffs to be held on 16 and 17 June.

Copts are considered an important factor in deciding who is going to be Egypt’s next president. Will they vote for Shafiq or Morsi? . It is estimated that about 2.5 -3 million Copts voted in the first round and that 50-60% of them are expected to vote in the second and final round.

Rooted in the Coptic mind for a while are fears and concerns of a state governed by Islamists. There has long been mistrust between Islamists, especially the Muslim Brotherhood and Copts. Copts fear being treated as a minority and that their freedoms and rights would be restricted under an Islamic state headed by the Muslim Brotherhood.

On the other hand, Islamists do not believe that Copts should be in high leadership positions according to their interpretation of Islamic sharia. They are many issues that increase the gap between the two sides.

Mohamed Morsi, in his press conference after the first round of the presidential elections, spoke in general terms about how the institution of the presidency would include Copts, women, youth and others. He was not specific however about which positions he might give to Copts.

http://english.ahram.org.eg/NewsContentP/4/44639/Opinion/Copts-between-Shafiq-and-Morsi-an-easy-choice.aspx

===========================================================

ternyata setelah terus mengamati perjalanan pemilu mesir... Ada hal yang harus kita cermati. 

kalau baca sampai sini.. kesimpulan bisa simpang siur.. Tapi apa daya tak ada waktu untuk menyambung tulisan ini.. sementara ini aja dulu :-)

Sambungan Langsung ke Penjara Raksasa Gaza

Masjid Darussalam Griya Tugu Asri mengundang Anda hadir dalam acara:

Sambungan Langsung ke Penjara Raksasa Gaza

Ahad, 12 Shaban 1433 H / 1 Juli 2012, Jam 8 pagi-selesai (insya Alloh)

di Masjid Darussalam Perumahan Griya Tugu Asri, Cimanggis, Depok, Jawa Barat

(1) Pemutaran Film dan Foto Terbaru,

(2) Telekonferensi Depok-Gaza,

(3) Lelang Seni Kerajinan Palestina,

(4) Galang Bantuan (Munasharah),

(5) Laporan Perjalanan ke Penjara Raksasa Gaza oleh:

Dzikrullah dan Santi Soekanto (Tim Relawan Sahabat al-Aqsha selama tiga pekan di jalur Gaza)

Salurkan Infaq Terbaik Anda:

Bank Syariah Mandiri No. Rek. 154 000 6443 a.n. M Fanni bdn Palestina

Bank Muamalat No. Rek. 9244 632 778 a.n. M Fanni cq Sahabat al-Aqsha

sahabatalaqsha.com

Sebuah Renungan Tentang Urgensi Akidah

Suatu hari, sebelum diharamkannya khamr, beberapa sahabat Nabi shallallahu’alaihiwasallam berkumpul di sebuah kebun untuk minum khamr bersama. Di tengah keasyikan mereka itu, tiba-tiba datanglah utusan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam seraya berkata, “Sesungguhnya khamr telah diharamkan!”. Serta merta mereka pun menghentikan aktivitasnya. Bahkan khamr yang tersisa di mulut yang hanya tinggal ditelan, mereka muntahkan pula. Gentong-gentong khamr yang masih tersisa di rumah para sahabat pun ditumpahkan, hingga lorong-lorong kota Madinah becek dengan khamr.

Subhanallah! Bentuk kepatuhan luar biasa terhadap aturan agama.

Empat belas abad lalu, di suatu siang, salah seorang sahabat; Mâ’iz bin Mâlik radhiyallahu’anhu datang menemui Rasulullah shallallahu‘alaihiwasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah sucikanlah aku!”.

“Celaka engkau, kembalilah! Beristighfar dan bertaubatlah engkau kepada Allah!” jawab beliau.

Dia mundur tidak jauh, lalu datang kembali dan berkata, “Wahai Rasulullah, sucikanlah aku!”.

“Celaka engkau, kembalilah! Beristighfar dan bertaubatlah engkau kepada Allah!” tukas beliau lagi.

Dia mundur tidak jauh, kemudian datang kembali seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sucikanlah aku!”.

Namun Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam tetap memberikan jawaban yang sama. Akhirnya di kali keempatnya beliau bertanya, “Kusucikan engkau dari apa?”.

“Sucikanlah aku dari perbuatan zina!”.

Rasululullah shallallahu’alaihiwasallam bertanya apakah dia tidak waras? Dijawab, “Dia waras”.

“Apakah dia baru saja minum khamr?”.

Seorang sahabat berdiri dan membaui mulutnya, ternyata tidak tercium bau khamr.

Akhirnya Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam pun memastikan, “Apakah engkau benar-benar telah berzina?”.

“Ya” jawabnya dengan pasti.

Lalu ia diperintahkan untuk dirajam sampai mati.

Setelah Mâ’iz meninggal, para sahabat terbagi menjadi dua. Sebagian mencela Mâ’iz dan sebagian yang lain memujinya, hal itu berlangsung dua hingga tiga hari.

Di hari ketiga Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam pun bersabda,

“Ia telah bertaubat dengan sebuah taubat, yang jika dibagikan kepada suatu umat, niscaya taubat tersebut cukup untuk mereka semua”. (HR. Muslim dari Buraidah radhiyallahu’anhu.)

Subhanallah, kebeningan hati luar biasa, yang manakala tergores noda maksiat dia amat tersiksa dan merasa gundah gulana serta ingin untuk segera bening kembali!

Dua potret kejadian di zaman nubuwwah di atas, menggambarkan dengan jelas kepada kita betapa tinggi tingkat kepatuhan para sahabat dengan aturan agama. Dan betapa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam telah menggoreskan prestasi keberhasilan yang tidak ada bandingnya, dalam menanamkan benih-benih ketaatan dalam jiwa para sahabat.

Tanpa diawasi beliaupun, mereka tetap menjalankan syariat dengan ketundukan sempurna! Manakala bersalah, mereka segera mengakui kesalahannya, tanpa harus diseret ke penjara, dikorek-korek di pengadilan serta berkelit ke kiri dan ke kanan.

Bandingkan dengan kondisi banyak manusia di zaman ini, yang giat bekerja manakala diawasi oleh atasan, namun begitu pengawasan lengah, mereka bergegas memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mental-mental ‘ABS (Asal Babe Senang)’!

Kembali kepada pembahasan tentang keberhasilan Nabi shallallahu’alaihiwasallam dalam mendidik para sahabatnya. Tidakkah terbetik dalam diri kita sebuah pertanyaan mendasar, “Bagaimana Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam hanya dalam rentang waktu belasan tahun berhasil mencetak generasi unggul dalam beragama? Apa gerangan resep suksesnya? Apa pula hal pertama yang beliau tanamkan dalam jiwa para sahabat sebagai pondasi kokoh yang menjadi landasan bangunan kuat di atasnya?”.

Jawaban dari seluruh pertanyaan di atas terangkum dalam penuturan Aisyah radhiyallahu ‘anha berikut, tatkala beliau menjelaskan metode penurunan al-Qur’ân secara bertahap,

“Sesungguhnya (surat al-Qur’ân) yang pertama kali diturunkan adalah surat yang menceritakan tentang Surga dan Neraka. Tatkala saat itu orang-orang (para sahabat) telah berbondong-bondong masuk Islam, baru turun (ayat-ayat yang menjelaskan hukum) halal dan haram. Seandainya (ayat) yang pertama kali turun adalah “Jangan kalian minum khamr (minuman keras)”, niscaya orang-orang akan berkata, “Selamanya kami tidak mau meninggalkan khamr”. Begitu pula jika (ayat) yang pertama kali turun, “Jangan kalian berzina”, niscaya mereka akan berkata, “Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya”…”.

Al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullâh menjelaskan maksud dari perkataan di atas, “Aisyah menerangkan hikmah Allah ta’ala di balik pengaturan susunan turunnya (ayat-ayat dan surat-surat al-Qur’ân).

(Surat atau ayat) al-Qur’ân yang pertama kali turun adalah dakwah kepada Tauhid dan pemberian kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan taat; bahwa mereka akan dimasukkan ke Surga. Juga ancaman bagi orang kafir; bahwa mereka akan dimasukkan ke Neraka. Tatkala umat telah merasa mantap dengan hal itu, baru kemudian (ayat-ayat yang menjelaskan tentang) hukum-hukum (halal dan haram) diturunkan. Oleh karena itu Aisyah berkata, “Seandainya (ayat) yang pertama kali turun adalah “Jangan kalian minum khamr dst”. Sebab rata-rata orang akan merasa berat untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang telah lama digemarinya”.

Jadi, sumber kesuksesan pendidikan Rasul shallallahu’alaihiwasallam adalah karena beliau memulai dakwahnya dengan poin yang diperintahkan Allah ta’ala sebagai titik tolak dalam berdakwah, yakni: Tauhid atau Akidah.

Manakalah akidah itu lurus dan benar serta menghunjam kuat dalam dada kaum muslimin, maka saat itu insyaAllah keberhasilan, kejayaan, kemenangan akan senantiasa datang menyapa mereka.

Namun kebalikannya, manakala akidah tersebut rapuh, maka akan rapuh pulalah seluruh lini kehidupan mereka.

Carut marutnya kondisi tanah air kita tercinta saat inipun, sejatinya bersumber dari kerapuhan akidah banyak dari penduduk negeri ini.

Tahukah Anda, bahwa korupsi yang merajalela saat ini bersumber dari lemahnya akidah para pelakunya?

Andaikan mereka berbekal akidah kuat, yang membuahkan rasa takut kepada Allah dan sadar akan pengawasan Allah ta’ala yang tidak pernah lengah apalagi tidur, niscaya mereka akan berhenti untuk berkorupsi ria, walaupun tidak diawasi oleh KPK!

Tahukah Anda, bahwa dekandensi moral dan merebaknya pergaulan bebas di antara muda-mudi bangsa ini juga bersumber dari sakitnya akidah mereka?

Andaikan mereka memiliki akidah kuat, yang membuahkan kesadaran akan adanya kehidupan lain setelah kehidupan fana ini, akan adanya hari kiamat dan akan adanya hari pembalasan amalan, niscaya mereka akan lebih berhati-hati lagi dalam bertindak tanduk.

Akidah memang tidak terlihat, namun sangat urgen. Seperti pondasi suatu bangunan yang tidak terlihat, namun begitu vital bagi kekokohan dan kekuatan bangunan, tanpanya dia akan ambruk. Akidah bertempat dalam hati, jika lurus maka akan luruslah lahiriah manusia, begitu pula sebaliknya. Sebagaimana diisyaratkan dalam sabda Nabi shallallahu’alaihiwasallam,

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik maka seluruh jasad akan baik. Namun jika ia rusak maka seluruh jasad akan rusak. Ketahuilah bahwa segumpal daging tersebut adalah: hati”. (HR. Bukhari dan Muslim dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu.)

Bukanlah mudah mendirikan bangunan kuat akidah insan, sebab membutuhkan waktu lama dan usaha yang tiada henti. Lihat Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam selama tiga belas setengah tahun tanpa kenal lelah berjuang menancapkan akidah dalam jiwa umatnya!

Tidak kalah, Nabi Nuh ‘alaihissalam, siang dan malam, selama 950 tahun berjibaku menegakkan kalimat suci akidah di muka bumi.

“Sungguh kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun”. (QS. Al-Ankabut: 14)

Wahai kaum muslimin, inilah jalan para nabi, tidak sepantasnyakah kita meniti jalan mereka??

Seluruh keterangan di atas bukan berarti kita mengesampingkan sisi syariat Islam lainnya; semisal ibadah dan akhlak. Bagaimana mungkin akan dilalaikan, sedangkan itu juga merupakan bagian dari Islam? Bahkan Islam tidak akan tegak sempurna kecuali dengan itu semua!

Namun yang kita inginkan adalah, bagaimana kita meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam berdakwah dan bersikap. Memulai dengan sesuatu yang beliau mulai dan memprioritaskan sesuatu yang menjadi prioritas beliau. Bukankah kita semua sepakat bahwa beliau adalah qudwah dan panutan kita semua?

Sumber: http://tunasilmu.com/sebuah-renungan-tentang-urgensi-akidah.html

DENGARKAN DULU SEBELUM BERDAMAI

DENGARKAN DULU SEBELUM BERDAMAI

Oleh: Jum'an

Kalau ingin berdamai dengan siapapun yang kita mau, setidaknya ada dua syarat yang harus kita penuhi. Pertama kita harus mempunyai kemampuan ber-empati yaitu memahami dan merasakan ihwal orang lain. Empati menuntut kita untuk menyimpan dulu kepentingan dan perspektif sendiri dan berusaha untuk memahami penjelasan orang lain. Kedua, kita harus menghilangkan keinginan membalas dendam, dan fokus pada kemungkinan damai yang akan datang saja. Dalam mengupayakan perdamaian kita sangat perlu untuk mendengarkan dengan seksama (deep listening-menyimak) yaitu, mendengar, menerima dan bahkan menghormati penjelasan yang bertentangan dengan kita sendiri. Dr. Homayra Ziad, dosen agama Islam pada Trinity College, memberikan contoh deep listening dalam blog "Learning to Listen", Huffington Post 8 Juni lalu:

Dalam Al-Qur’an dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman (as) dikaruniai kemampuan untuk berkomunikasi dengan makhluk selain manusia. Tentaranya terdiri dari manusia, jin dan burung-burung yang diperintah dengan tertib. Ketika dia bersama pasukannya hendak melewati sebuah lembah semut, berkatalah seekor diantaranya: ”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya sedang mereka tidak menyadari."

Ini adalah satu insiden yang dilihat oleh dua pihak dengan pandangan yang sangat berbeda. Apa yang oleh Sulaiman dilihat sebagai upacara kemiliteran rutin, semut memandangnya sebagai bahaya yang dapat menghancurkan seluruh masyarakatnya. Sulaiman bisa dengan mudah menjawab dengan arogan: “Makhluk kecil ini, dia pikir siapa dirinya?”, atau dengan kebencian: “Kamu pikir Monster macam apa aku ini”, atau tidak percaya: “Semut gila!”. Tapi semut itu telah menuduhnya sebagai seorang pembunuh, atau setidak-tidaknya tak peduli. Sebaliknya, Sulaiman (as) benar-benar mendengarkannya. Mula-mula dia tersenyum. Lalu senyumnya berubah menjadi tawa gembira - ia menangkap maksudnya. Hidup semut penuh bahaya. Dia sudah kehilangan puluhan ribu warganya di bawah sepatu ceroboh manusia. Para ahli tafsir mengatakan bahwa Sulaiman (as) lalu menghentikan pasukannya sampai semut-semut memasuki sarang mereka.

Seorang komandan menghentikan barisan pasukannya bukanlah hal yang aneh. Tidak pula merendahkan kegagahan sikap tentara. Tetapi dengan risiko kehilangan muka, panglima tertinggi Sulaiman berendah hati demi kepentingan sekelompok semut! Dan kemudian, Qur'an mengisahkan, Sulaiman (as) menengadah kepada Allah dengan rasa syukur karena telah membimbingnya melakukan hal yang benar dan berlindung kepada belas kasihan-Nya (Surat al-Naml  ayat 17-19.) Mungkin dia berterima kasih atas pelajaran yang berharga: pasukannya mungkin terkuat di dunia, tetapi bahwa ada jalan lain yang lebih kekal yaitu untuk berdamai....

Sulaiman (as) telah mengajarkan bahwa jika kita mulai mendengarkan, kita dapat menemukan diri kita berubah. Kita hanya mampu mendengar dengan seksama apabila batin kita bulat dan tidak retak. Perdamaian harus dimulai dengan diri sendiri, karena diri yang retak adalah akar penyebab banyak masalah dalam hidup kita.... Wallohu a'lam.

Media yang tidak fair di Burma terhadap Minoritas muslim disana (konflik Burma)

Media yang tidak fair di Burma terhadap Minoritas muslim disana.
 



Konflik Burma: Sesuatu yang media sembunyikan dari anda

Oleh Francic Wade

Beberapa faktor yang menyulut konflik antar golongan di sebelah barat Burma, tidak sepenuhnya di sampaikan oleh media.

Satu hal yang orang-orang tidak begitu transfaran mengungkapkannya yaitu kekerasan yang jelas dilakukan oleh Hindu Burma dan pihak Arakanese yang harus mereka pertanggung jawabkan (mungkin karena Akses mereka ke media lebih besar sehingga  Opini mereka lebih sering terdengar).

Hal ini terlihat pada Pimpinan pro demokrasi Burma yang menamakan diri mereka "kekuatan untuk perubahan" di negara tersebut. Aktivist Ko ko Gyi menyampaikan bahwa "kehadiran etnis Rohingya, Etnis minoritas muslim disana adalah melanggar kedaulatan Burma". 

Bahkan seorang teman saya mengatakan kepada saya bahwa dia menerima email dari mantan tahanan politik yang mengatakan bahwa" Jika memang negara-negara barat mendukung hak asasi manusia, mereka akan melakukan pengusiran Rohingnya dari Burma"

Peran aparat keamanan dalam kerusuhan itu juga telah dilaporkan, yang memberikan kontribusi atas laporan tersebut dari juru bicara Uni Eropa: "Kami percaya bahwa pasukan keamanan menangani konflik ini dengan cara yang tidak pantas." Apa yang diberitakan tidak sesuai dengan laporan dari penduduk setempat .

Setidaknya empat orang mengatakan kepada saya bahwa polisi bertindak bersama Kaum Arakan dalam pembakaran rumah-rumah umat Islam, sementara beberapa laporan telah muncul bahwa polisi menembaki kerumunan Muslim 

( INFO: MUSLIM TIDAK DIBENARKAN MASUK POLISI ATAU TENTARA DI BURMA)

Seorang pekerja LSM mengatakan semalam bahwa keluarga temannya, seorang mantan politisi Sittwe, telah dibunuh setelah ditahan lebih dari sepekan, sementara AFP melaporkan bahwa seorang etnis Rohingya yang ditembak oleh polisi Birma meninggal di Bangladesh.

PBB sepertinya tidak mau bertindak sebelum ada laporan jelas dari wakil negara tersebut sementara hal itu berada ditangan kaum mayoritas disana. PBB bahkan telah menarik staffntya dari wilayah tersebut. Tetapi Human Rights Watch telah mendesak pemerintah untuk mengizinkan pengamat masuk

Sebuah sumber mengatakan adanya kampanye gelap untuk membuat Muslim sebagai sebagai pihak yang yang berada dibalik pembunuhan . Salah satu contohnya adalah mereka mencukur kepala korban meninggal (dari pihak muslim), dan memberikan mereka pakaian jubah biksu . Mereka dan media akan mengambil fotomayat biksu palsu dan menunjukkan kepada dunia bahwa mayat tersebut dibunuh oleh Muslim.

Hal ini sama seperti kasus masa lalu anti muslim di Burma , Media kini telah di penuhi berbagai debat dengan perkataan pedas. Sedikit yang saya dipublikasikan di Al Jazeera kemarin  telah menarik 150 komentar dan memicu perdebatan disana. Banyak komentar yang tidak membangun disana, bahkan dari para veteran kerusuhan di Burma, yang tidak memberi masukan buat mengatasi krisis berlangsung, melainkan memanfaatkannya sebagai sarana untuk melampiaskan fanatisme mereka sendiri.





Pasukan keamanan Burma yang sedang berjalan menuju bangunan yang terbakan di Sittwee, ibu kota Rakhine.


MISTERI YANG MENGGUNCANG IMAN

MISTERI YANG MENGGUNCANG IMAN

Oleh: Jum'an

Minggu 17 Juni 2012 lalu Paus Benediktus XVI memberi sambutan lewat rekaman video, pada penutupan Sidang Ekaristi Internasional ke 50 di Dublin Irlandia. Diantaranya ia berkata bahwa pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh para pendeta dan pejabat gereja lainnya adalah misteri. Bagaimana bisa mereka melecehkan anak-anak yang dipercayakan dalam perawatan mereka, merusak iman dalam gereja dengan cara yang keji. Dengan menyebut skandal yang banyak terjadi dilingkungan gereja Katolik Irlandia itu sebagai "misteri", Paus telah membangkitkan kemarahan umat yang setia di Irlandia. Pidato Paus tentang skandal seks yang ditutup-tutupi oleh hirarki gereja itu didengarkan oleh 75.000 umat Katolik (kebanyakan dari Luar Negri) yang hadir pada penutupan Konggres Ekaristi Internasional itu. Presiden dan Perdana Menteri Irlandia juga hadir dalam konggres yang bertujuan untuk menegakkan kembali iman yang lesu. Sidang selama seminggu itu disuasanai kemarahan yang memuncak atas skandal yang selalu ditutup-tutupi dan kenyataan terus menurunnya pengunjung misa mingguan di Irlandia di mana gereja dan negara dulu terjalin dengan erat.Bagaimana mungkin orang yang selalu menerima Kristus dan mengakui dosa mereka dalam sakramen pertobatan telah berbuat begitu keji? " kata Paus mengacu kepada pejabat gereja yang menganiaya anak-anak. Kekristenan mereka jelas tidak lagi dipupuk oleh kasih Kristus. Sudah menjadi sekedar rutinitas belaka." Uskup Agung Dublin Diarmuid Martin mengatakan gereja di Irlandia menghadapi perjuangan berat untuk dapat bertahan hidup.  “Rasa syukur dan sukacita atas iman dan rahmat yang begitu besar telah terguncang dahsyat oleh kenyataan dosa yang dilakukan oleh para pendeta dan orang-orang yang dianggap suci terhadap orang-orang yang dipercayakan pada mereka. Bukannya menunjukkan jalan menuju Kristus, bukannya menjadi saksi atas kebaikannya, mereka justru menzalimi orang dan meruntuhkan kredibilitas gereja," kata Paus.

Sudah 10 tahun lebih barisan pembela korban skandal seks oleh para pendeta (SNAP =  Survivors Network of those Abused by Priests) menuntut agar para pemimpin gereja di Irlandia dan di Vatikan mengakui kesalahan mereka melindungi para pendeta pedofil. Empat penelitian oleh pemetintah telah mendokumentasikan puluhan ribu anak dari tahun 1940 - 1990 yang mengalami pelecehan seks, fisik dan mental di tangan pendeta, biarawati dan staf gereja di tiga keuskupan Irlandia dan di LSM (NGO) yang bekedok sekolah untuk anak gelandangan. Di Irlandia, Amerika dan banyak negara lain, uskup dan pemimpin gereja lainnya telah dituduh secara sistematis menutupi para pendeta pedofil, dengan memindahkan mereka dari paroki ke paroki tanpa memberitahu jemaat yang taat beragama. Kekecewaan SNAP tentang penyebutan "misteri" oleh Paus dikatakan oleh wakilnya Barbara Doris, bahwa pidato Paus itu basi, menyebut nama skandal itu secara jelas saja Paus tak mau. "Paus salah: tidak ada misteri di sini," tegas Dorris. Kekusaan pendeta yang hampir mutlak, terhadap anak-anak yang taat dan tak berdaya, serta para uskup yang menyalah-gunakan kekuasaanlah yang memungkinkan kejahatan keji terhadap anak-anak."……

Katakanlah saya bodoh, katakan saya terlalu naif untuk mengomentari kasus umat agama lain, katakanlah itu bukan urusan kita. Tetapi tentang seks kaum laki-laki saya tahu. Bahwa nafsu syahwat terhadap perempuan (hubbussyahawat minannisa) adalah hiasan (beauty) kami. Asli dari sang Pencipta. Kodrat yang melekat.. Siapapun yang berusaha membekap dan mengingkarinya, nafsu itu akan bocor tumpah kemana-mana. Keanak-anak, kesesama lelaki bahkan ke binatang mungkin. Yang wajar adalah memenuhi dan mengendalikannya sesuai petunjuk Allah.

Permudah akes ramaja mendapatkan kondom " menkes baru Mboi"

Gebrakan Menkes : Kondom untuk Remaja?


Jakarta, Menkes yang baru sudah resmi dilantik oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Masa kerjanya memang tak lama, hanya 2,5 tahun. Namun bukan berarti masa bakti yang singkat itu menghalangi Menkes untuk membuat suatu perubahan yang signifikan demi tercapainya kondisi kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Dalam jumpa pers yang digelar di Ruang Leimena kantor Kementerian Kesehatan, Kamis (14/6/2012) kemarin, Menkes memang masih belum dapat mengemukakan program-program kerja seperti apa yang akan dilaksanakan secara konkrit.

"Saya sudah menandatangani kontrak kinerja dengan presiden. Yang bagus adalah, di dalam kontrak kinerja ada targetnya, misalnya memastikan pencapaian target kemenkes 2014. Jadi, saya bersama teman di kemenkes tinggal memonitor program-program yang ada agar selesai sesuai target yang ditetapkan bersama. Saya tidak bikin target baru dalam kontrak kinerja yang juga sudah ditandatangani Bu Endang (Alm.) ini," kata Menkes.

Rencananya, Menkes bersama jajaran mulai besok pagi akan membahas secara intensif tantangan apa yang akan dihadapi oleh Kementerian Kesehatan untuk beberapa tahun mendatang. Namun secara eksternal, Menkes mengaku tantangannya adalah wilayah Indonesia yang sangat luas dan memiliki masalah kesehatan yang berbeda-beda.

"Untuk pastinya, silakan tanya saya lagi satu bulan dari sekarang," demikian kata Menkes.

Disindir mengenai permasalahan HIV/AIDS yang telah menjadi isu yang akrab ditangani selama beberapa tahun terakhir, Menkes yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komite Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional ini berharap dapat melakukan gebrakan. Yaitu mengusulkan agar remaja dipermudah aksesnya untuk mendapat kondom.

"Kita berharap bisa meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan reproduksi untuk remaja. Dalam Undang-Undang, yang belum menikah tidak boleh diberi kontrasepsi. Namun kami menganlisis data dan itu ternyata berbahaya jika tidak melihat kenyataan. Sebanyak 2,3 juta remaja melakukan aborsi setiap tahunnya menurut data dari BKKBN," kata Menkes.

Menkes melihat, angka sebanyak itu menunjukkan bahwa banyak remaja mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Ia menegaskan, Undang-Undang perlindungan anak menyatakan bahwa setiap anak yang dikandung sampai dilahirkan harus diberikan haknya sesuai UU Perlindungan Anak. Maka, mempermudah akses remaja untuk mendapatkan kondom diharapkan dapat menekan angka aborsi dan kehamilan yang tak diinginkan.

Tentu saja hal ini mungkin akan mendapat pertentangan dari kelompok-kelompok tertentu yang menganggap pemberian kondom kepada remaja dapat memicu seks bebas. Tapi Menkes berpendapat, jika pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi sudah cukup baik, tidak perlu ada kekhawatiran idenya ini akan memicu seks bebas.

"Kita akan membahas bagaimana hak-hak anak dalam kandungan ini dapat terpenuhi. Kampanye kondom difokuskan untuk seks yang berisiko. Untuk mempercepat pencapaian goal MDGs, maka kampanye kondom merupakan suatu kewajiban. Setiap hubungan seks yang berisiko menularkan penyakit atau kehamilan yang tak diinginkan adalah hubungan seks yang berisiko," tegas Menkes.

sumber: detikhealth