Mengislamisasikan keegoisan

Perjalanan Lebak Bulus-Grogol dengan Trans Jakarta, sendiri. Baru saja melewati beberapa Halte, seorang ibu-ibu pas berdiri di depan saya, reflek saya pun berdiri dan mempersilakan beliau duduk di tempat saya. Satu Halte lagi terlewati, sayapun reflek kembali, tapi kali ini reflek mata saya pada seorang pemuda yang tadinya duduk bersebelahan di samping kiri saya. Ia berdiri dan memberikan tempat duduknya pada seorang wanita paruh baya.


"Pemuda yang baik" batin saya dengan sejuta senyuman.

"Dan barangkali, langka" timpal hati saya ikut berkomentar.

Ya, baik dan langka. Hanya dengan memberikan jatah kursi duduknya di Bus kepada orang lain di kota padat seperti Jakarta ini sangat mampu menjadi tolak ukur menilai seseorang. Meski tak selalu itu menjadi jaminan, tapi banyak hal mengenai kondisi pribadi seseorang tarangkum dalam deskripsi sederhana bernama akhlaq.


Ada pergeseran tingkah sosial yang begitu terasa, dan menjadi pemandangan biasa di seantero Jakarta ini (dan sangat mungkin tidak hanya di Jakarta), bahwa seorang pemuda gagah duduk santai dalam sebuah Bus kota, sementara tak jauh darinya dalam Bus yang sama, seorang ibu-ibu duduk menahan pegal di kaki. "Ajaibnya" sang pemuda tersebut mengetahuinya dan cuek.


Dan sang pemuda di Trans Jakarta yang merelakan tempat duduknya untuk orang lain itu, tentu saja langsung menarik perhatian saya. Karena pernah suatu ketika, saya harus menahan sesak di dada, ketika beberapa orang ibu-ibu di suatu kesempatan lain dalam peristiwa yang sama, harus berdiri berdesakan di dalam Bus. Memang tempat duduknya penuh, namun diantara mereka yang memenuhi tempat duduk adalah para pemuda gagah yang kalau hanya berdiri beberapa jam saja tak kan mampu membuatnya sampai jatuh pingsan!

Tentu saja satu kursi saya hanya untuk seorang ibu pengganti, dan mereka mengetahui kalau saya 'mengalah' dan lebih memilih berdiri. Berharap jika mereka miskin inspirasi kebaikan, maka mereka akan terinspirasi dengan apa yang saya lakukan untuk para ibu lainnya yang masih berdiri. Atau minimal malu karena saya yang notebene wanita dengan senang hati memberikan kursi yang sudah menjadi hak saya untuk wanita yang lebih tua dan selayaknya dihormati. Namun harapan saya kandas. Tak ada satupun dari mereka yang tergerak dan bergerak untuk berdiri dan dengan ramah mempersilakan salah satu dari ibu-ibu yang berdiri itu duduk.

Dalam waktu-waktu berikutnya di kemudian hari, saya sepertinya harus membiasakan diri dengan perasaan sesak di dada ini pada peristiwa dan pemandangan yang sama, yang terjadi berulang ketika saya memakai jasa transportasi Bus di ibu kota berpenduduk mayoritas muslim ini.


Ada apa dengan mereka? Mengapa mereka tidak peka, tidak sungkan dan tidak malu? Mengapa mereka mengabaikan terusiknya hati dan pikiran mereka pada hal ini?

Kemudian, penelusuranpun dimulai. dengan mendapatkan satu kata kesimpulan yang sebelumnya dideretkan dengan sejumlah argument pembenaran; egois !

Barangkali dan mungkin saja, akan ada sebuah pemakluman ketika  saya masukkan mereka dalam sebuah kondisi capek, dalam perjalanan pulang kerja, pikiran penat dan banyak hal yang dirasa tidak menyenangkan hadir  dalam hidupnya, pun pulang kerja dengan lakon perjalanan yang harus selalu berdesakan dan ‘rebutan’ mendapatkan kursi duduk hampir tipa hari.  Bukankah prinsipnya sama-sama capek?  Atau berangkat kerja dan berpikir untuk “menghemat  tenaga” selama perjalanan karena sudah terbayang bagaimana nanti sibuknya dan capeknya di tempat kerja. Wajar kemudian jika mereka berpikir logis; saya juga capek, saya juga membutuhkan tempat duduk ini.

Namun, benarkah itu kemudian menjadi argument  shahih juga pada tataran kesusilaan, kepekaan dan kelayakan berlaku dalam hubungan sosial? Atau jika diganti dengan pertanyaan lain; bagaiman dengan tanggung jawab sosial mereka sebagai seorang pemuda?!

Ah, jika hidup hanya dimasukan dalam wilayah logika, maka akan banyak aspek tersingkirkan dari diri dan cara pandang kita terhadap kehidupan ini.

Baiklah, mari kita berbicara tentang keegoisan. Sifat dasar manusia yang menjadi kecenderungan kita. Karena jika saya sodorkan konsep itsar (lebih mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri) dengan melihat kondisi nyata, akan nampak hanya seperti cerita dari negeri dongeng saja. Maka, bisakah membentuk egois menjadi kata dengan definisi yang indah dan kompleks? Dengan argumentasi kebenaran, bukan pembenaran? Tentu saja bisa!  Dan saya menyebutnya ;  mengislamisasikan keegoisan.

Mari, sejenak saya ajak ke dimensi lain bernama timbal balik. Bahwa sunnatullah, dalam bahasa yang lebih universal sering disebut dengan hukum alam, selalu berlaku dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.  Bahwa kebaikan pasti akan berbalas kebaikan pula, meski tidak harus datang dari tangan yang sama dan di waktu yang sama pula. Sekalipun kita tak pernah mengharap adanya timbal balik kebaikan, namun begitulah hukum alam yang berlaku, dengan prinsip jelasnya adalah, kebaikan selalu mendatangkan kebaikan lain. Yang kondisi ini kemudian sering disebut dengan keberkahan.

Mungkin tanpa kita sadari, ia menyentuh sisi – sisi kehidupan kita yang lain, mempermudah begitu banyak urusan hidup kita. Dan keberkahan,  bisa saja datang dari kerelaan kita memberikan jatah kursi Bus kita pada orang –orang yang selayaknya kita perlakukan demikian, meski kita juga sangat membutuhkannya.

Selagi muda dan perkasa, jika ada Ibu-ibu, Kakek-nenek, Wanita hamil dan siapapun yang “lebih layak” duduk di Bus ketimbang kita, secapek-capeknya kita, jika hanya ditambah berdiri beberapa jam tak kan sampai membuat kita jatuh pingsan, mari mengalah dan berdirilah! Karena sangat mungkin, ini menjadi “wasilah” dimudahkannya urusan hidup kita yang lain. Baik urusan kerja, urusan keluarga dan urusan-urusan pelik yang membuntukan jalan keluar.

Ujungnya, memang berakhir ke kepentingan diri sendiri juga dan tetap saja menjadi bentuk lain dari keegoisan.  Namun cakupan maknanya, menjadi lebih luas dan positif. Karena disinilah kemudian masih kita dapati titik-titik keseimbangan antara habluminannas dan habluminallah.


Wallahu’alam bishwab.


***

/rf_Jakarta, 26 Juni 2011_04.06 wib

Kewajiban Mengingkari Thaghut Penguasa Zalim

Oleh Ihsan Tandjung

Di dalam jilid 1 kitab Fi Dhzilalil Qur’an, Sayyid Qutb rahimahullah menjelaskan makna kata thaghut. Penjelasannya ditemukan dalam pembahasan surah Al-Baqarah ayat 256. Uraian beliau mengenai thaghut adalah sebagai berikut:

“Thaghut” adalah variasi bentuk kata dari “thughyaan”, yang berarti segala sesuatu yang melampaui kesadaran, melanggar kebenaran dan melampaui batas yang telah ditetapkan Allah bagi hamba-hambaNya, tidak berpedoman kepada aqidah Allah, tidak berpedoman kepada syariat yang ditetapkan Allah. Dan yang termasuk dalam kategori thaghut adalah juga setiap manhaj ‘tatanan, sistem’ yang tidak berpijak pada peraturan Allah. Begitu juga setiap pandangan, perundang-undangan, peraturan, kesopanan, atau tradisi yang tidak berpijak pada peraturan dan syariat Allah.

Di dalam karya fenomenalnya yang berjudul “Kitabut Tauhid” Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menyebutkan bahwa pentolan thaghut ada lima. Dan salah satunya ialah penguasa yang zalim. Siapakah penguasa yang zalim itu? Dalam bahasa Arab kata zalim berlawanan dengan kata adil. Di dalam bahasa Arab kata adil bermakna: “Menempatkan sesuatu pada tempatnya”. Sedangkan kata zalim bermakna: “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya ialah Hukum Allah سبحانه و تعالى . Para penguasa zalim tidak menempatkan Hukum Allah سبحانه و تعالى pada posisi tertinggi. Mereka senantiasa meninggikan hukum selain hukum Allah سبحانه و تعالى . Hukum bikinan manusia lebih mereka muliakan daripada hukum Allah سبحانه و تعالى . Kalaupun hukum Allah سبحانه و تعالى diakui di dalam lingkungan wilayah yang dipimpinnya, namun ia tidak diletakkan sebagai hukum tertinggi. Hukum Allah سبحانه و تعالى hanya menjadi salah satu sumber dari sekian banyak sumber hukum lainnya. Hukum Allah سبحانه و تعالى hanya sekedar bagian dari khazanah sumber hukum di wilayahnya. Oleh karenannya para penguasa zalim yang seperti ini disebut thaghut. Mereka memperlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى seolah setara dengan hukum bikinan manusia, bahkan seringkali diletakkan lebih rendah daripada itu.

Seorang penguasa —atau lebih tepatnya pemimpin— yang adil ialah orang yang ketika memiliki otoritas memimpin di suatu wilayah maka ia meletakkan hukum Allah سبحانه و تعالى sebagai acuan tertinggi dan utama. Semua aturan, perundang-undangan dan hukum yang berlaku di wilayah otoritasnya dia pastikan merupakan derivat (turunan alias breakdown) dari hukum Allah سبحانه و تعالى . Dan ia hanya mau memberlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى tersebut mengikuti cara yang telah dilakukan oleh teladan utamanya yaitu Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم . Oleh karena itu, pemimpin yang adil dikatakan sebagai pihak yang bilamana terjadi perselisihan, senantiasa mengembalikan urusannya kepada Allah سبحانه و تعالى (Al-Qur’an) dan RasulNya صلى الله عليه و سلم (As-Sunnah An-Nabawiyyah). Persis sebagaimana termaktub di dalam surah An-Nisa ayat 59 yang nanti akan dijelaskan. Para pemimpin yang adil sangat sadar bila mereka tidak menjadikan wahyu Allah سبحانه و تعالى sebagai sumber utama dalam memutuskan berbagai perkara yang muncul, maka dirinya dipandang Allah سبحانه و تعالى sebagai termasuk kaum yang zalim.

“Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah [5] : 45)

Salah satu contoh figur yang diabadikan Al-Qur’an sebagai representasi thaghut penguasa zalim yang paling ekstrim dalam sejarah kemanusiaan ialah sosok Fir’aun. Allah سبحانه و تعالى dengan jelas menggambarkan bahwa Fir’aun merupakan penguasa yang di dalam perilaku berkuasanya mempertontonkan sikap melampaui batas.

"Pergilah kamu kepada Firaun, sesungguhnya dia telah thoghoo (melampaui batas),” (QS. An-Nazi’at [79] : 17)

Dalam mensikapi kekuasaan, Fir’aun menjadi lupa diri. Aturan bahwa rakyat wajib mentaatinya tanpa reserve, menyebabkan Fir’aun memandang dirinya berada di atas rata-rata manusia biasa. Ia memandang dirinya sebagai super-human (manusia luar biasa). Bahkan ia meyakini dirinya adalah tuhan seru sekalian alam. Subhaanallahi ‘amma yashifuun (Maha Suci Allah dari segala bentuk pensifatan yang batil)...!

“Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling tinggi"." (QS. An-Nazi’at [79] : 21-24)

Kecenderungan orang yang berkuasa untuk berlaku melampaui batas merupakan hal biasa jika tidak bisa disebut aksiomatik (suatu keniscayaan). Kecuali bila yang menerima otoritas adalah seorang mukmin sejati. Mukmin sejati sadar bahwa ketika dirinya memperoleh otoritas kepemimpinan, maka saat itu juga sebenarnya dirinya terbebani suatu beban berat. Ia dibebani amanah untuk memastikan bahwa di bawah kepemimpinannya seluruh pengikutnya, rakyat, anak buah atau konstituen berjalan menuju keridhaan Allah سبحانه و تعالى. Artinya, di bawah kepemimpinannya ia harus selalu berusaha menegakkan kebenaran. Dan kebenaran hanya satu, yaitu kebenaran yang bersumber dari Allah سبحانه و تعالى .

“Kebenaran itu adalah dari Rabbmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah [2] : 147)

Oleh karena itu, sejak awal Islam mengharuskan ketaatan rakyat kepada pemimpin sesudah mentaati Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya Muhammad صلى الله عليه و سلم . Dalam mentaati Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya صلى الله عليه و سلم Al-Qur’an tidak memberikan syarat apapun kepada kaum muslimin, selain kewajiban mereka beriman bahwa apapun yang datang dari Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya صلى الله عليه و سلم sepenuhnya merupakan kebenaran. Namun begitu Allah سبحانه و تعالى memerintahkan kaum muslimin —sebagai rakyat— untuk mentaati pemimpin mereka, maka Allah سبحانه و تعالى mensyaratkan bahwa ketaatan menjadi wajib hanya ketika para pemimpin tersebut senantiasa menjadikan Allah سبحانه و تعالى (Al-Qur’an) dan RasulNya صلى الله عليه و سلم (As-Sunnah An-Nabawiyyah) sebagai marja’ (rujukan atau referensi) utama penyelesaian berbagai perkara kehidupan.

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa [4] : 59)

Ad-Dajjal merupakan representasi thoghut (penguasa batil yang melampaui batas) di Akhir Zaman menjelang tibanya Hari Kiamat. Ia merupakan Fir’aun modern di penghujung berakhirnya perjalanan dunia. Ketika ia hadir ia akan mengaku dirinya merupakan Rabb semesta alam. Persis sebagaimana Fir’aun dahulu kala. Dan sebelum keluarnya puncak fitnah Ad-Dajjal, maka dunia akan diselimuti oleh aneka fitnah yang menjadi mukaddimah kedatangan fitnah Ad-Dajjal, sang thaghut penguasa zalim paling fenomenal sepanjang zaman. Maka sebelum Ad-Dajjal keluar akan bermunculan para thaghut penguasa zalim menghiasi panggung kekuasaan dunia di berbagai negara sebagaimana yang disaksikan dewasa ini.

Ad-Dajjal disebut-sebut di dekat Rasulullah صلى الله عليه و سلم lalu beliau bersabda, "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnah Ad-Dajjal. Dan tiada seseorang dapat selamat dari aneka fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah Ad-Dajjal) sesudahnya. Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk menyambut fitnah Ad-Dajjal." (Hadits Shahih Riwayat Ahmad No. 22215)

Barangsiapa sanggup bersikap tegas menghadapi berbagai thaghut penguasa zalim sebelum keluarnya Ad-Dajjal, maka Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menjamin ia bakal selamat menghadapi sang thaghut penguasa zalim paling dahsyat di akhir zaman yakni Ad-Dajjal. Atas dasar inilah Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menganjurkan ummat Islam untuk mengingkari para penguasa zalim di era penuh fitnah di akhir zaman. Barangsiapa yang mengingkari mereka niscaya selamat. Dan barangsiapa yang malah mentaati mereka, maka Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم berlepas diri dari mereka.

Rasulullah shollallahu’alaih wa sallam bersabda, “Akan muncul pemimpin-pemimpin yang kalian kenal, tetapi kalian tidak menyetujuinya.Orang yang membencinya akan terbebaskan (dari tanggungan dosa). Orang yang tidak menyetujuinya akan selamat. Orang yang rela dan mematuhinya tidak terbebaskan (dari tanggungan dosa).” (Hadits Shahih Riwayat Muslim No. 3445)

Barangsiapa yang menyetujui para thaghut penguasa zalim tersebut, niscaya ketika Ad-Dajjal keluar orang-orang tersebut bakal dengan mudahnya masuk dalam perangkap tipu-daya sang thaghut paling dahsyat sepanjang zaman Ad-Dajjal. Sebab, bagaimana mereka akan sanggup mengingkari Ad-Dajjal, sedangkan menghadapi para thaghut penguasa zalim yang levelnya lebih rendah dari Ad-Dajjal saja mereka sudah masuk dalam perangkap ketaatan taqlid (membabi-buta) yang tercela. Mereka bakal menyesal di akhirat kelak. Sebuah penyesalan yang sangat terlambat sehingga tidak berguna. Wa na’udzubillaahi min dzaalika.

Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata, "Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar." (QS. Al-Ahzab [33] : 66-68)

Saudaraku, jelas sekali bahwa mengingkari thaghut penguasa zalim menjadi suatu perkara yang sangat penting dan wajib. Sebab kelalaian seorang muslim untuk mengingkari para thaghut penguasa zalim berakibat fatal bagi kehidupannya yang abadi di akhirat nanti. Tidak cukup seorang muslim merasa aman bahwa dirinya telah beriman kepada Allah سبحانه و تعالى tetapi pada saat yang sama dia tidak rela dan yakin untuk menjauhi dan mengingkari thaghut. Inilah dua sisi dari aqidah tauhid sejati seorang mukmin.

Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. (QS. Al-Baqarah [2] : 256)

Sumber: http://www.eramuslim.com/suara-langit/kehidupan-sejati/kewajiban-mengingkari-thaghut-penguasa-zalim.htm

Mengatasi Takut Mandi

Apa jadinya kalau seseorang udah sebulan  ga mandi - mandi ???

Hehehe…bau banget.

Seorang anak muda usia 24 tahun mengeluhkan dirinya ga berani mandi sejak sebulan lalu kepada saya.

Penyebabnya pernah suatu ketika ia mandi lalu mengalami kedinginan yang luar biasa sehingga tangan dan kakinya menjadi kaku lalu harus masuk rumah sakit selama 5 hari.

Dan ketika sembuh kejadian itu berulang lagi  sehingga membuatnya menjadi trauma terhadap mandi.
Biasanya memang semua jenis fobia, termasuk fobia mandi sering dihubungkan pada suatu kejadian yang traumatis di masa lampau. Kejadian tersebut mungkin telah terjadi pada anda, keluarga anda atau bahkan dari seseorang dari pertunjukan di Televisi atau Film.  Anda bisa atau tidak secara sadar mengingat kejadian yang menjadi pemicu.Takut mandi juga dapat dibentuk dari rasa takut orang lain. Jika orangtua kita atau keluarga dekat kita memiliki ketakutan yang sama, anda bisa saja mengadopsi reaksi orang tersebut sewaktu anda kecil. Dengan kata lain, secara tidak langsung anda terpengaruh dengan ketakutan orang tersebut.
Kemungkinan lain adalah phobia tersebut dibentuk dari kebiasaan buruk di masa kecil. Terbiasa menghindari waktu mandi dan akhirnya terus terbiasa hingga dewasa.

Dan Alhamdulillah setelah diterapi dirumah terapi harum, pemuda itu bisa mandi seperti biasa dan tidak pernah mengalami penyakit kedinginan seperti yang sebelumnya.

Langkah apa yang harus anda lakukan ketika anda mengalaminya : Hilangkan traumatis akibat dari penyebab anda takut mandi tersebut, kemudian penyakit /keluahan penyebab takut mandi tersebut bicarakan kepada orang yang berkompeten seperti psikolog ataupun hipnoterapist karena biasanya itu merupakan masalah psikosomatis.

maknunfajarsusilo

www.rumahterapiharum.multiply.com

Mengatasi Nyeri DiDada Tanpa alasan yg jelas

Rasa nyeri di daerah dada bisa menjadi gejala penyakit jantung dan bisa juga tidak.
Bila anda merasakan nyeri didada yang sangat dasyat biasanya anda langsung pergi kerumah sakit, anda akan dicheck lab bahkan diperiksakan kondisi kesehatan jantung anda, anda diyatakan mengalami penyakit medis bila divonis oleh dokter bila ada bagian yang bermasalah dalam pengechekan tersebut.
Tetapi terkadang hasil dari pengechekan tersebut baik semua sehingga dokter menyatakan anda sehat secara medis; anehnya anda tidak merasa yakin karena anda sendiri yang merasakan rasa sakit yang anda rasakan...
Bila nyeri dada datang tanpa sebab. Misalnya, sewaktu Anda beristirahat, seperti sedang duduk-duduk santai atau sedang rebahan.Lokasi nyeri di dada kiri atau di pertengahan dada. Rasanya seperti ditekan benda berat, ditusuk jarum, atau panas seperti terbakar.
Nyeri berlangsung cukup lama, lebih dari 10 menit.
Segera periksakan diri ke dokter. Sebab, semua yang Anda rasakan tadi bisa jadi merupakan tanda-tanda penyakit jantung koroner. Biasanya, makin berat penyakit, nyeri dada yang Anda alami akan berlangsung makin lama. Ketika nyeri menyerang, bisa disertai keringat dingin, gelisah, kaki dan tangan dingin, hingga kejang-kejang, kesadaran menurun, atau pingsan. Jika Anda tidak segera mendapat pertolongan medis, kasus ini dapat mengundang kematian.
Bila dokter menyatakan kondisi kesehatan anda tak bermasalah setelah dicheck, ada baiknya anda mencari hipnotherapist profesional tuk membantu mengungkap apa persisnya penyebab dada anda terasa nyeri sekali.
Berbagai kasus dirumah terapi harum ditemuai biasanya rasanyeri didada merupakan masalah psikosomatis, setelah dilakukan treatment 3-4 kali rasa nyeri didada tak pernah muncul kembali.
maknunfajarsusilo
http://rumahterapiharum.multiply.com/

Tanda-Tanda Kiamat Di Masjidil Haram

"Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. " (HR. Bukhari)

Liputan Lengkap Dari Masjidil Haram

Assalamualaikum, sahabat yang dicintai Allah. Ana (saya) punya sajian mengejutkan yang insya Allah akan menghangatkan jiwa kita.

Sebelumnya, izinkan ana membawa antum bertamasya di Utopia Dunia Khayal Tingkat Tinggi yang satu persatu telah terbukti ini, di sisi lain menakjubkan dan di sisi lain menakutkan. Bagi orang beriman tentunya ini adalah hal yang sangat menggetarkan hati dan akan menambah keimanan dan rasa Takut dan tunduk terhadap Allah Subhanahuwwatala.

Akhukum fillah, tentunya Masjidil Haram tidak asing buat kita. Di sanalah lembah peradaban Islam bersinar ke seluruh bumi Allah ini. Lembah terjaga yang Insya Allah akan terjamin keamanannya hingga akhir zaman. Di sana ada Baitullah yang menjadi kiblat umat Islam sejagat, ke arah lembah inilah setiap saat wajah wajah mukminin mukminat terarah, menghadapkan wajahnya kepada simbol rumah Allah, Baitullah.

Lembah ini tak pernah sepi dikunjungi jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia, tak heran, banyak yang ketagihan dan merasakan rindu yang mendalam ketika sudah merengkuh nikmatnya shalat di Masjidil Haram tepat di hadapan Baitullah.

Namun ikhwahfillah, ada yang berbeda, di Masjidil Haram saat ini. Mungkin kebanyakan orang biasa biasa saja melihat banyak perubahan di sekitar Masjidil Haram. Mungkin juga mereka tersenyum terkagum-kagum melihat gedung-gedung mewah yang berdiri Kokoh di samping Masjidil Haram saat ini.

(Di atas ini adalah beberapa foto yang sempat ana ambil dalam kunjungan pertama ana ke Baitullah)

(Gedung terlihat belum sempurna, dipuncak sana terlihat sebuah jam raksasa yang baru setengah selesai)

(Abraj Al Bait || The Royal Clock Tower Mecca)

Mengagumkan, tapi selama jeprat-jepret photo hati ana terus berbisik, siapakah gerangan yang merencakan gedung-gedung ini? dan kenapa harus di halaman Masjid suci ini?

(Abraj Al Bait || The Royal Clock Tower Mecca dan Salah satu Tower (Gerbang) Masjidil Haram)

(Tampak Depan Masjidil Haram dan Abraj Al Bait Persis Di sampingnnya)

Mengagumkan!

Menurut beberapa sumber, gedung yang dibangun di halaman Masjidil Haram dikenal dengan sebutan “Mecca Royal Clock Hotel Tower” yang direncanakan berketinggian lebih dari 601 meter!

(Mecca Royal Clock Hotel Tower, 601 Meter)

Ketinggiannya hanya selisih 200 meter dari gedung tertinggi duniasaat ini, yaitu Al Burj Khalifa Dubai (lihat foto di bawah).

Burj Khalifa, merupakan gedung tertinggi di dunia (828 meter) yang telah diresmikan Januari 2010 lalu, bangunan ini memecahkan rekor gedung tertinggi sebelumnya yaitu CN Tower dengan ketinggian 553 meter.

Perhatikan gedung yang dibangun di pinggir Al Haram ini lebarnya luar biasa. Bandingkan saja dengan gedung lain, Albraj Albait atau The Royal Clock Tower Meca ini memiliki luas 1,500,000 (1 juta) meter persegi. Antum bisa bayangkan berapa banyak bangunan di sana yang digusur dan berapa lahan bukit sebelah Masjid Al Haram yang dibongkar?

Ana inginmenangis, melihat bumi Allah dirusak dengan mesin-mesin raksasa itu. Debu-debu beterbangan di sekitar Masjid Haram. Masya Allah. Informasi juga dari aktifitas yang ana lihat, mungkin bukit di sekeliling masjid di lembah itu akan diratakan.

Jika sudah rata, bukankah lembah suci yang terjaga sejak zaman Nabiyullah Ibrahim as. itu tidak ada lagi dan berubah menjadi taman kota dengan gedung pencakar langit?

Siapa penghuni apartemen mewah itu nanti? Siapa? Akankah ini dijadikan lahan bisnis atau kepentingan politik. ALLAHUAKBAR!

(Poster Rencana Perombakan Masjidil Haram)

Coba Perhatikan, di antara tower tower yang direncanakan itu ada beberapa yang sudah jadi, di antaranya; InterContinental dan The Royal Clock Tower yang kita bahas di atas,Jika kita amati di atas ada dua tower Raksasa yang terhubung Mirip Twin Tower Petronas di Malaysia. Itu adalah gerbang masuk kompleks Masjid ini nanti.

Bisa antum lihat tidak ada tanda tanda Bukit di sana bukan? Padahal jalan yang melewati dua tower itu sebelumnya membelah dua bukit. Ketika ana mengambil foto ini, di sana baru terlihat ada aktifitas pembangunan tower sebelah kiri. Dan di sebelah kanan masih berupa bukit batu yang sedang dihancurkan.

Sebelumnya ana mengira itu pembangunan sebuah kompleks kantor atau supermarket super besar. Ana sendri aneh,bangunan ini berbedajauh dari Masjid, dan baru tersadar ternyata itu adalah gerbang utama untuk kompleks kota nanti.

Tanda Apakah Ini?

Padahal itu Tanah Haram. Menakutkan. Adakah manusia mulai berani merusak tanah Haram ini? Ataukah peminpin negri-negri Islam ini juga ikut serta dalam maraknya perlombaan pembangunan gedung-gedung pencakar langit dengan negara 'kaya' lain?

Coba perhatikan catatan perlombaan gedung-gedung pencakar langit di dunia yang hampir setiap tahun saling mengalahkan, di grafik berikut:

Perhatikan Gedung Tertinggi di atas, itu adalah Miles Towergedung yang akan mengalahkan Al Burj Dubai. Arab Saudi dengan kekayaanya berencana membangun gedung ini di Jedah. Lagi, ini merupakan calon gedung tertinggi di dunia dengan angka ketinggian Tertinggi 1600 Meter!(1,5 Kilometer Menjulang kelangit).

Ini Tidak Mengejutkan?

Setelah ana terus telusuri ternyata Miles Tower ini pun sudah ada pesaingnya yang tak tanggung-tanggung membangun gedung dengan ketinggian 3. 200 Meteratau 3 kilometer menjulang ke angkasa).

The Ultima Tower!

Bangunan yang membentuk kota pencakar langit yang didesain Architecture America —Eugene Tsui 1991— ini ditargetkan akan menelan biaya $150,000,000,000. - (150 Milyard Dolar Amerika). Bangunan yang berbentuk kota berfasilitas lengkap ini bisa menampung populasi sampai satu juta orang dengan luas keseluruhan 140 Juta Meter Persegi. Tentu saja Designer telah merancang segalanya termasuk Fasilitas LiftMutakhir hingga orang bisa mencapai lantai tertinggi gedung ini (diketinggian 3. 200 meter) hanya membutuhkan waktu 9 minutes and 40 detik. (Lihat: tdrinc.com/ultima.html)

Betapa Canggihnya!

Lalu. Pantaskah kita Kagum? Atau mungkinkah rencana itu terjadi? Tidakkah keserakahan manusia-manusia ini adalah tanda-tanda kiamat yang nyata? Allahhurobbuna Kariim.

Saya tersentak beberapa kali, ketika kemudian membaca kembali Hadith yang diriwayatkan Umar Radiyallahu Anhu yang menceritakan ketika Nabiyullah Muhammad Salallahualaihi Wassalam, didatangi malaikat Jibril Alaihissalam di depan Umar dan Para sahabat. Saat itu Allah Tabarokawataala menguji Rasulillah saw. dengan beberapa pertanyaan yang disampaikan malaikat Jibril yang menjelma sebagai manusia:

Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama  Rasulullah saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih.  Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun  dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah saw. Kedua  kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya  diletakkan di atas paha Rasulullah saw, seraya berkata, "Ya Muhammad, beritahu  aku tentang Islam." Lalu Rasulullah saw menjawab, "Islam ialah bersyahadat bahwa  tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat,  menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu." Kemudian  dia bertanya lagi, "Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah saw menjawab,  "Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,  hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya." Orang itu lantas  berkata, "Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan." Rasulullah berkata,  "Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak  melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda." Dia bertanya lagi,  "Beritahu aku tentang Assa'ah (azab kiamat)." Rasulullah menjawab, "Yang ditanya  tidak lebih tahu dari yang bertanya." Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahu aku  tentang tanda-tandanya." Rasulullah menjawab, "Seorang budak wanita melahirkan  nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan  penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat."  Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw  bertanya kepada Umar, "Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?"  Lalu aku (Umar) menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah Saw  lantas berkata, "Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian."(HR. Muslim)

"BERLOMBA LOMBA MEMBANGUN GEDUNG BERTINGKAT" itulah salah satu tanda-tanda kiamat yang dikatakan Rasulillah Muhammad Salallahu alaihi wassalam dalam Hadits tersebut.

Mungkin akhukum fillah, sudah lama mendengar kisah hadits yang menjadikan referensi tentang Islam-Iman-Ihsan ini. Tapi yang kita gariskan disni adalah bahwa di sana tersirat jelasRasul Salallohualaihi wassalam mengabarkan kepada sahabat bahwa nanti sebelum kiamat terjadi, manusia akan berlomba-lomba membangun gedung bertingkat tingkat. Mungkin saat Itu para sahabat kebingungan karena saat itu Saudi Arabia adalah gurun tandus dan memang belum ada kota kota gemerlap seperti saat ini?

Dan saat ini. Naudzubillahimindalik, gedung-gedung angkuh itu telah mendesak pekarangan Masjidil Haram. Dan bukit bukit di sekitar lembah di mana Nabi Ibrahim as. dan Putranya mendirikan tonggak-tonggak Baitullah itu sekarang dihancurkan dan diganti dengan gedung-gedung komersial serakah.

(Foto diambil dari Royal Clock Tower)

Masya Allah, hingga, ana benar-benar merasa sedih ketika, mendaki Jabal Nur keesokan harinya. Gedung ini memang tidak main-main, begitu besar dan megah! Hingga kemegahannya seakan inngin Mengubur Masjidil Haram. Antum bisa perhatikan sendiri Foto yang ana ambil dari dari puncak tertinggi Makkah di Jabal Al Noor (Gua Hira).

Lihat lebih dekat lagi (foto di Bawah), Masjidil Haram hanya terlihat tower-tower kecil di bawah Gedung Royal Clock Tower itu.

Sekarang mari kita pulang lagi ke Masjidil Haram, kita lihat gedung ini dari Masjidil Haram.

Ana ambil foto ini dari Llantai 2 Masjidil Haram. Lihat gedung raksasa hijau sebelah kiri. Dan inilah yang akan terlihat beberapa bulan ke depan setelah bangunan ini selesai!

Jam raksasa yang saat tulisan ini dibuat (September 2010) itu sudah selesai dibangun (berukuran kurang lebih 40 meter) sudah ditampilkan ke seluruh dunia oleh Chanel TV MBC setiap kali adzan tiba secara live dari Masjidil Haram.

Siapa yang memungkiri keindahan dan kemegahannya? Ana sendiri terkagum-kagum, ternyata pengembala unta ini sekarang sudah 'pintar' dan persis seperti yang dikabarkan Rasul saw. berabad-abad lalu berlomba-lomba membangun gedung megah.

Satu lagi Akhifillah, tentunya ana sangat tidak berhak untuk mengutuk Raja Arab Saudi yang mengizinkan pembangunan apartemen dan hotel mewah persis di halaman Masjidil Haram itu, mungkin beliau tengah merencanakan sesuatu. Misalnya saja untuk mengantisifasi jemaah Haji yang jumlahnya jutaan yang mengalir ke Masjidil Haram untuk Hajj. Tapi mari kita berfikir, silahkan antum fikirkan.

(Hotel InterContinental Dar Et Tawhid, Depan Masjidil Haram)

Persis di halaman depan gerbang utama (Pintu Masuk No. 72) Masjidil Haram berdiri sebuah hotel mewah bernama "InterContinental Dar Et Tawhid Makkah" sebuah hotel bintang 5 yang berlogo IHG (InterContinental Hotel Group), sebuah Rantai Hotel milik Amerika.

Sangat Mengherankan?

Tidak-kah mereka mendengar firman Allah dalam Al-Quran bahwa Tanah Haram ini adalah untuk semua manusia di bumi, bukan untuk bisnis?

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia di jalan Allah dan  Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim  di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan  kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang  pedih. " (QS. Al-Hajj [22] : 25)

Demikian liputan ana dari Makkah Al-Mukaramah, Saudi Arabia. Semoga menjadi informasi berharga dan renungan untuk kita semua.

Sumber: http://www.facebook.com/notes/nuruddin-al-indunissy/tanda-tanda-kiamat-di-masjidil-haram-wallahualam/284347104954