Indramayu : " salah satu daerah penghasil WTS Indonesia " (?)

Ekspor Wanita, Menari Topeng, Pakai Tank Top

PULUHAN warung malam remang-remang bertebaran di Desa Cangkingan, Kecamatan Karangampel, Indramayu, Jawa Barat. Di depan warung rata-rata berukuran 3 x 5 meter, terpacak panggung kecil, tempat berjoget dengan iringan musik tape recorder. Warung ini juga memajang gadis-gadis belia berparas ayu, berusia 13 hingga 15 tahun.

Sebagian besar diantara mereka mengaku masih duduk di bangku SLTP. Malah ada yang bilang masih SD kelas VI. Perawan cilik ini menemani minum bir lelaki pengunjung warung, dan berjoget "goyang dombret" hingga larut malam.

Meski usia masih sangat belia, cewek-cewek ini lihai merayu tamunya agar minum sampai teler, lalu mengucurkan tips dalam jumlah besar. Walau demikian, mereka menolak diajak ngamar. "Pekerjaan saya hanya menemani minum dan berjoget," kata Cicih gadis kencur berumur 14 tahun.

Warung malam Desa Cangkingan inilah yang disebut sebagai tempat magang gadis Indramayu untuk menjadi wanita penghibur profesional di kota besar, hingga ke luar negeri. Sudah menjadi pengetahuan umum, selama ini Indramayu dikenal sebagai pemasok wanita cantik ke Jakarta.

Bahkan, Coalition Against Trafficking in Women, sebuah lembaga antiperdagangan perempuan, menyebutkan, selama tiga tahun terakhir ini, lebih dari 1.000 gadis belia asal Indramayu dikirim ke Jepang sebagai pramusyahwat. Laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang bernaung di bawah PBB, yang diterbitkan awal Juli silam, menyebut Indramayu sebagai daerah pemasok anak-anak pekerja seks komersial ke Jepang.

ILO mencacatat, sepanjang dua tahun belakangan sedikitnya 1.500 cewek Indramayu diterbangkan ke "negeri sakura" itu sebagi wanita penghibur. Gadis-gadis ini dikirim ke Jepang dengan kedok misi kebudayaan, menggunakan visa turis. Laporan ILO sempat membuat Bupati Indramayu Irianto kebakaran jenggot.

Bupati Indramayu minta bantuan polisi untuk meneliti kebenaran laporan ILO tersebut. "Ini memang sangat memprihatinkan," kata Irianto. Kepolisian Resor (Polres) Indramayu, awal Agustus lalu, menangkap tiga calo wanita yang akan mengirim belasan "anak baru gede" Indramayu ke Batam.

Tiga calo wanita itu diketahui bernama Tiswen, 32 tahun, Tijah, 40 tahun, dan Maryati, 39 tahun, semuanya warga Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan, Indramayu. Mereka mengaku mendapat pesanan dari sebuah perusahaan pengerah tenaga kerja yang berkantor di Jakarta Timur. Imbalannya Rp 2 juta untuk tiap cewek yang berhasil mereka kirim.

Kapolres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Polisi Eko Hadi Sutedjo, mencurigai sejumlah wilayah di Indramayu dijadikan sasaran perekrutan wanita pekerja seks. Wilayah yang ditengarai menjadi incaran para pemasok wanita penghibur meliputi beberapa desa di Kecamatan Bongas, Sukra, Anjatan, dan Kandanghaur.

Kenyataan ini diakui Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Indramayu, Supali Kasim, yang menyatakan bahwa cewek Indramayu terperosok ke jurang pelacuran sejak 1960-an. Pada waktu itu, kata Supali Kasim, Indramayu mengalami kekeringan, banyak orang kelaparan.

Kondisi yang buruk mendorong orang Indramayu mengadu untung ke Jakarta, yang jaraknya hanya sekitar 200 kilometer. Pria Indramayu di Ibu Kota kebanyakan menjadi buruh kasar. Tapi wanitanya, terutama yang masih muda dan cantik, memilih jalur prostitusi.

Celakanya, wanita Indramayu yang sukses melacur di Jakarta, menurut Supali, ketika pulang kampung mengajak tetangganya. Apa boleh buat, banyak wanita yang tergiur mencari duit dengan menjual tubuh. "Karena melacur tak membutuhkan keterampilan dan pendidikan, tapi hasil gede. Modalnya cuma wajah cantik," kata Supali Kasim.

Seiring dengan perjalanan waktu, maka sejak 1970-an, perempuan Indramayu mulai meramaikan dunia pelacuran di Jakarta. Banyaknya wanita Indramayu yang melacur belakangan ini, menurut Supali, bukan semata-mata karena faktor kemiskinan. Melainkan disebabkan rendahnya standar moral sejumlah anggota masyarakat.

Masih banyak orang Indramayu, kata Supali pula, beranggapan bahwa perempuan menjadi pelacur bukan aib. Malah ada yang menganggap anak perempuannya yang berwajah cantik sebagai aset yang bisa dijual. "Maka jangan heran, kalau ada kasus orangtua dari Indramayu mengantarkan anaknya bekerja di tempat pelacuran Jakarta," Supali menegaskan.

Pendapat senada juga diungkap Kepala Desa Bongas, Sukara, 50 tahun, yang secara jujur mengakui desanya menjadi pemasok wanita pekerja seks ke beberapa tempat di Jakarta, dan bahkan ke luar negeri. Penyebabnya, tingkat pendidikan warga masih sangat rendah. "Sebagian besar warga di sini cuma lulus SD," kata Sukara.

Anak-anak Bongas, sebagian besar enggan melanjutkan ke SLTP, karena menurut Sukara, di desanya tidak ada SLTP. Untuk meneruskan ke SLTP, anak-anak Bongas harus menempuh jarak sekitar lima kilometer. Karena lokasi SLTP jauh, anak-anak jadi malas meneruskan sekolah.

Selain itu, anak-anak juga melihat kakaknya bisa hidup makmur setelah menjadi pelacur. Meski mereka tak sekolah. "Mau lulus SD, lulus SMA, toh nanti juga akan kerja ke Taiwan atau Jepang. Jadi mereka pikir buat apa sekolah tinggi-tinggi," kata Sukara, prihatin.

Lebih dari itu, sindikat jaringan pemasok wanita sudah demikian rapi beroperasi di Indramayu. Para pedagang perempuan, mengikat orangtua yang punya gadis belia dengan panjar yang jumlahnya mencapai jutaan rupiah. "Orangtua yang sudah mendapat panjar, mau tidak mau, harus mengizinkan anak gadisnya pergi meninggalkan desanya," kata Rachman, tokoh masyarakat Bongas.

Dalam rangka memburu gadis-gadis Indramayu, beberapa perusahaan pengerah tenaga kerja menempatkan agennya di sentra-sentra produksi wanita catik Indramayu. Di Kecamatan Bongas saja, menurut pemantauan Gatra, ada lima perusahanan pengerah tenaga kerja yang berpusat di Jakarta membuka cabang tak resmi.

Satu perusahaan pengerah tenaga kerja menempatkan beberapa orang agen alias calo di daerah tersebut. Para calo inilah yang membujuk gadis-gadis desa yang berwajah cantik untuk bekerja di Jepang. Katanya sih sebagai penari di tempat hiburan, prakteknya mereka dijadikan budak seks.

Akhir Juni lalu, terungkap ada belasan calo yang berburu cewek di beberapa desa wilayah Kecamatan Bongas, Indramayu. Mereka mengaku agen perusahaan "pencari bakat" membutuhkan gadis untuk dikirim sebagai duta seni tradisional ke Jepang. Sebanyak 157 gadis belia asal Bongas diseleksi di Condet, Jakarta Timur.

Untuk meyakinkan warga setempat, maka seorang calo yang bernama Jefri mengajak Wacih, gadis berusia 28 tahun, cucu Rasinah, seorang maestro penari topeng Indramayu. Wacih tertarik, karena ia dijanjikan bayaran Rp 6 juta sebulan. "Karena penghasilan di sini tidak menentu, saya tertarik juga dengan tawaran itu," kata Wacih, penari yang mengikuti jejak sang nenek itu.

Bersama dengan temannya dari Bongas, Wacih pun datang ke kantor perusahanan "pencari bakat" di Condet. Gadis penari topeng ini heran, karena beberapa gadis yang diseleksi diwajibkan berpakaian minim, ada juga yang diminta bugil. "Aneh, mau menari topeng kok disuruh pakai tank top," ujar Wacih.

Ketika Wacih menanyai beberapa ABG yang menunggu jadwal pemberangkatan, betapa terkejutnya dia. Mereka mengaku akan dikirim ke Jepang bukan sebagai penari, melainkan akan bekerja di restoran. Wacih pun memilih pulang kampung. Sedangkan beberapa di antara gadis tetangga ada juga yang akhirnya berangkat ke Jepang.

Belakangan tersiar kabar, pengiriman penari dengan dalih misi kebudayaan itu hanyalah kedok. Hal ini diungkapkan Santi, 20 tahun, bukan nama sebenarnya, yang pernah dikirim ke Jepang sebagai "penari". Awal Agustus 2001 lalu, Santi diajak perusahaan "misi kesenian" ke Jepang.

Meski Santi yang cantik ini berterus terang tak pandai menari, calo yang mengajaknya mengatakan oke-oke saja. "Dia bilang, yang dibutuhkan Jepang hanya penari latar," kata Santi. Akhirnya, Santi, yang cuma lulus SD, terbang ke Jepang.

Ia mengaku dipekerjakan di sebuah restoran di Tokyo yang punya fasilitas karaoke, dan live music. "Awalnya saya mengira disuruh menari di tempat itu. Eh, ternyata disuruh melayani di tempat tidur," kata Santi. Gadis asal Indramayu itu mengaku tak kuasa menolak perintah majikan.

Selama enam bulan melacur di Jepang, Santi mengaku dapat mengumpulkan uang Rp 100 juta. Tapi Santi akhirnya kembali ke Indramayu, menikah dengan pacar yang dicintainya di kampung. Di tempat kerja Santi di Jepang, kata Santi, masih ada puluhan wanita Indonesia menjadi pelacur. Ada yang tertipu, tapi banyak pula yang sengaja merintis karier sebagai wanita penghibur di "negeri sakura" itu.

[Heddy Lugito dan Taufik Abriansyah]
[Laporan Utama, GATRA, Nomor 47 Beredar Senin 7 Oktober 2002]

http://www.gatra.com/2002-10-08/versi_cetak.php?id=21179

11 comments:

  1. gimana kira2 menurut mba... tentang berita tsb ?

    ReplyDelete
  2. klo karangampel kotanya... bisa dbilang "gk bener" ada brita kyk gt :)
    tapi..
    klo dluar kotanya.. gk bisa dpungkiri ;(

    terlihat koq klo kita lewat pantura..
    stelah lewat sukamandi k arah cirebon..
    ttg gambaran hidup masyarakatnya

    ReplyDelete
  3. Di bagian daerah lain.. prostitusi justru mengarah ke daerah perkotaan..

    Dampak moral / sosial mungkin telah terjadi disana..hingga masyarakat desa yang pada umumnya paling tabu terhadap hal tersebut, telah menganggapnya biasa dan justru memanfaatkannya...

    ReplyDelete
  4. memang memprihatinkan, tapi sy kira itu tdk terlalu benar dengan jumlah begitu besar dari indramayu.coba lihat diperbatasan subang karawang jauh lebih parah.moral masyarakat indramayu perlu dibenahi, tapi jgn terlalu menyudutkan org indramayu.

    ReplyDelete
  5. memang memprihatinkan, tapi sy kira itu tdk terlalu benar dengan jumlah begitu besar dari indramayu.coba lihat diperbatasan subang karawang jauh lebih parah.moral masyarakat indramayu perlu dibenahi, tapi jgn terlalu menyudutkan org indramayu.

    ReplyDelete
  6. http://seputarvip99domino.blogspot.com/2017/12/viral-bocah-10-tahun-kencani-model.html
    http://seputarvip99domino.blogspot.com/2017/12/fakta-hidup-di-korea-selatan-tak.html
    http://seputarvip99domino.blogspot.com/2017/12/gerakan-celup-cekrek-lapor-upload-bisa.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM
    - No Hp : +855-8173-4523

    ReplyDelete
  7. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA.

    Bagi anda para pemula dari usia remaja dan juga usia lanjut,saat ini bisa secara aman bermain dalam situs perjudian secara online (internet).Semua bisa dilakukan dengan jenis-jenis handphone android yang telah banyak dijual saat ini.Caranya juga mudah dan sangat bisa dipercaya juga situsnya dan telah memiliki banyak member yanng setia bermain di situs kami tentunya.

    Situs kami ini telah hadir untuk waktu yang cukup lama sekali.

    Untuk semua Promo,Bonus,Discount dan juga jumlah pembayaran akan tertera langsung saat anda pertama kali mengunjungi situs Judi Togel Online kami.Karena,situs yang Aman dan Jujur dalam pembayaran tidak memberikan Informasi kepada Orang Lain selain ke Pelanggannya sendiri.

    Untuk lebih jelasnya lagi,segera saja daftarkan diri ke www.luckywin99.com untuk keterangan lebih jelasnya.Tidak perlu langsung deposit dahulu di situs kami.Anda mulai saja dengan mengunjungi situs kami dan anda bisa lihat sendiri promo apa saja yang kami miliki,serta setiap saat ada angka keluaran jitu yang kami berikan agar pelanggan setia kami bisa tetap bermain bersama kami.

    Di sana juga anda bisa menghubungi customer service kami untuk informasi lain yang belum anda mengerti.Mulai dari BBM,LINE,WHATSAPP,FACEBOOK,dan lainnya.Anda tinggal bertanya kepada Customer Service (CS) kami untuk informasi yang kurang anda pahami.Kami akan melayani anda dengan sepenuh hati dan juga dengan ramah tamah.

    Jadi,silahkan Segera Daftar di situs kami ini,dan semoga semua bisa mendapatkan keuntungan bermain bersama kami.
    Terima kasih,salam manajemen www.luckywin99.com

    ReplyDelete