Tiga Serangkai: Firaun, Haman dan Qorun

Di dalam kitab suci al Quran terdapat kisah sejarah nabi Musa a.s yang salah satu tugasnya adalah menghadapi 3 orang, yaitu Firaun, Haman dan Qorun. Ketiga orang ini merupakan orang yang sangat terpandang ketika itu. Mereka menolak pesan yang diantar oleh nabi Musa a.s. karena kesombongan yang ada dalam hati mereka seperti yang disampaikan dalam al Quran


وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُم مُّوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ ﴿٣٩﴾


Dan (juga) Karun, Fir`aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).

(al Ankabuut surat ke 29; ayat ke 39)


Firaun
adalah seorang raja penguasa kawasan Mesir. Kesombongannya menempatkan Firaun menjadi tuhan bagi bangsa Mesir. Hal ini banyak dikisahkan di berbagai surat di dalam al Quran.

Haman
(menurut para ahli Egyptologi) merupakan orang kepercayaan Firaun untuk mendirikan bangunan-bangunan megah bagi sang penguasa. Dalam usahanya membuat bangunan-bangunan tersebut Haman memberlakukan kerja paksa yang luar biasa kejam terhadap bangsa bani Israil. Menurut ahli sejarah Mesir, Haman telah berkawan baik dengan Firaun semenjak masih kanak-kanak dan belum mewarisi tahta sebagai raja.

Qorun
adalah saudagar kaya yang harta bendanya melimpah ruah sehingga kunci-kunci rumah-harta-nya harus dipikul oleh orang-orang yang kuat. Qorun merasa bahwa kekayaan yang diperolehnya hanya karena kepadaiannya semata dan bukan dari Allah swt. Padahal Allah-lah pemberi segala rizki bagi semua makhluk yang ada di langit dan di bumi. Selain itu, Qorun sangat gemar tampil mewah dan megah di hadapan orang banyak dan terlalu membangga-banggakan dirinya. Sebagian orang yang menyaksikan kekayaan Qorun ikut tergiur dan berharap bisa mendapatkan harta seperti itu dan lupa mengharapkan kebaikan di akhirat seperti halnya Qorun juga lupa akan kebaikan setelah kematian.

Pada saat Nabi Musa a.s datang, Firaun, Haman dan Qorun khawatir kehadiran nabi Musa a.s akan menimbulkan perlawanan dari bani Israil. Sehingga mereka bertiga mengeluarkan gagasan untuk membunuh semuah anak laki-laki dari kalangan bani Israil. Hal ini bisa kita lihat dalam surat berikut ini:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُّبِينٍ ﴿٢٣﴾ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ كَذَّابٌ ﴿٢٤﴾ اقْتُلُوا أَبْنَاءَ الَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ وَاسْتَحْيُوا نِسَاءَهُمْ ۚ وَمَا كَيْدُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ ﴿٢٥﴾



Dan Sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir`aun, Haman dan Karun; maka mereka berkata: " (Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta". Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata: "Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka". Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka).

(al Mu’Min surat ke 40; ayat 23 – 25)

Karena kesombongannya, Firaun dan Haman tewas ditenggelamkan Allah di dasar laut merah ketika mengejar bani Israil yang melarikan diri dari perbudakan bersama nabi Musa a.s. Sedangkan Qorun tewas ditenggelamkan ke dalam permukaan bumi beserta harta-benda yang pernah dusahakannya semasa hidup.


إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ ﴿٧٦﴾ وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ﴿٧٧﴾قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَن ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ ﴿٧٨﴾ فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ﴿٧٩﴾ وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ ﴿٨٠﴾

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar".

Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah)".

Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.

Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata".

Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Qur'an diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.

Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

(al Qashash surat ke 28; ayat ke 76-80)


Hikmah dari kisah Firaun, Haman dan Qorun:
  1. Ingkar kepada Allah dan ingkar atas nikmat yang Allah berikan merupakan hal yang tercela dan kelak akan mendapat balasan dari Allah swt.
  2. Perbudakan dan penjajahan seperti yang dilakukan Firaun dan Haman terhadap bani Israil merupakan hal tidak terpuji.
  3. Banyak generasi-generasi sebelum Firaun dan Qorun yang lebih kuat dan mengumpulkan harta lebih banyak, tetapi karena ingkar dan sombong terhadap Allah maka mereka pun dibinasakan.
  4. Terlalu bermegah-megah, bermewah-mewah dengan harta kekayaan seperti yang dilakukan Qorun bisa membawa pelaku dan orang yang melihatnya lupa akan janji Allah tentang kebaikan di akhirat nanti.
  5. Allah tidak melarang hamba-Nya menjadi kaya, tetapi harus selalu ingat dengan urusan akhirat. Faktanya ibadah zakat dan haji akan lebih mudah dilakukan bagi mereka yang memiliki harta. Dengan kalimat lain bisa kita katakan bahwa urusan dunia dan akhirat haruslah seimbang.
  6. Allah menurunkan bencana agar hamba-Nya yang lupa dan lengah tersadar kembali.
  7. Kita harus senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah swt.
  8. Semoga Allah menjauhkan kita semua dari sifat-sifat yang pernah dimiliki oleh Firaun, Haman dan Qorun. Amin.

2 comments:

  1. semoga kita bisa mengambil hikmahnya dan menjauhi sifat-sifat yang mereka miliki.
    Aamiin...^^

    ReplyDelete
  2. semoga kita bisa mengambil hikmahnya dan menjauhi sifat-sifat yang mereka miliki.
    Aamiin...^^

    ReplyDelete