KOPI, SENYUM DAN KREATIFITAS

KOPI, SENYUM DAN KREATIFITAS

Oleh: Jum'an

Seluruh pagi, siang dan sore hari sudah kujual demi sebulan gaji. Tak ada lagi yang tersisa untuk menegur tetangga atau jalan sore-sore. Terhuyung-huyung bangun kesiangan, mandi kilat dengan busa sabun masih di telinga, berpakaian sejadi-jadinya, berdesakan dan sikut-menyikut sesama penumpang biskota dan sampai dikantor dengan perasaan tegang. Mungkin membaca koran sebelum mulai kerja akan menurunkan tegangan! Tetapi berita yang ada hanya  mengecilkan hati, memualkan perut, menimbulkan kecemasan dan putus asa; semuanya menambah stress dan depresssi. Tetapi bismillah; siapa tahu secangkir kopi panas akan mencerahkan pikiran untuk mulai bekerja, menyelesaikan  masalah hari ini. Rutinitas pagi seorang pegawai seperti saya, sungguh menjadikan otak ini bantat, tidak mengembang, tidak lentur dan tidak kreatif.

Ternyata ritual pagi seperti diatas sangat berlawanan dengan kondisi yang dianjurka ahli-ahli syaraf dan psikolog untuk merangsang cara berfikir yang fleksibel dan terbuka. Menurut penelitian, ide imajinatif paling besar kemungkinannya datang ketika pikiran kita sedang mengambang dan tidak fokus. Pada saat itu proses mental untuk mencegah pikiran-pikiran yang mengganggu dan tidak relevan sedang dalam keadaan lemah sehingga memungkinkan terjadinya koneksi yang tak terduga dan kadang-kadang memberikan inspirasi. Ketika kita terkantuk-kantuk, fokus perhatian kita merenggang dan buyar, sehingga memperluas ruang pencarian melalui jaringan pengetahuan kita. Ruang pencarian yang mengembang ini menyebabkan peningkatan kreatifitas kita. Kalau kita tidak mau mengikuti pengembaraan pikiran kita yang berliku-liku, kita akan kehilangan solusi yang mengejutkan yang mungkin kita jumpai. Begitu kata Mareike Wieth dan Rose Zacks, sang peneliti. Stress yang saya alami sejak pagi dikantor, katanya dapat merusak myelin, sejenis pelapis syaraf dalam otak. Kerusakan myelin ini akan menurunkan kecepatan pancaran sinyal antar neuron, sehingga kecil kemungkinan kita menemui momen-momen "percikan inspirasi" yang terjadi secepat kilat.

Menurut penelitian lain oleh Ruby Nadler dan rekan-rekannya, orang yang menonton video-clip singkat yang menimbulkan rasa sedih, kurang mampu memecahkan masalah secara kreatif dibanding orang yang menonton video-clip optimis. Suasana hati yang senang, kata Ruby Nadler, meningkatkan "fleksibilitas kognitif," sedangkan suasana hati yang sedih mempersempit cakrawala mental kita. Kalau hari ini kebetulan anda menonton video tentang tsunami, besok-besok anda cari video lucu di internet dan tersenyumlah. Dan rasakan bedanya… Mungkin hanya satu dari ritual pagi saya yang bisa dibenarkan yaitu minum secangkir kopi panas. Kafein disamping menjadikan kita terjaga dan waspada, juga menaikkan tingkat dopamine dalam otak, yaitu hormon penghantar sinyal antar sel syaraf yang memberikan perasaan gembira ketika kita mendapat ide yang bagus.

Mungkinkah kita menata-ulang ritual pagi kita untuk meningkatkan kreatifitas kerja kita? Bagaimana kalau kita bangun sedikit lebih awal bermalas-malas dulu ditempat tidur untuk memberi kesempatan pikiran kita mengembara kemana saja, siapa tahu ketemu ide cemerlang? Mandi jangan pula terlalu cepat. Bersihkan itu bagian belakang telinga dan punggung yang berdaki. Guyur kepala  berlama-lama dan jangan sekali-sekali memikirkan pekerjaan. Siapa tahu kilatan ilham menyambar. Jangan melawan hiruk pikuk dan kemacetan lalu lintas tetapi pasrah dan ikut arus saja. Sampai dikantor jangan membaca koran tetapi buka websites dan cari video-clip yang lucu-lucu. Jangan lupa… secangkir kopi panas. Siapa tahu kreatifitas meningkat.

1 comment:

  1. ok mas ... satu senyuman di pagi hari akan membuat hari ini menjadi indah :-)

    ReplyDelete