Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Fatwakan Wajib Jihad Bela Umat Islam Ambon

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Fatwakan Wajib Jihad Bela Umat Islam Ambon

JAKARTA (voa-islam.com) – Amir Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) Ustadz Abu Bakar Ba’asyir memfatwakan wajibnya jihad ke Ambon bila umat Islam dizalimi dalam kerusuhan bernuansa SARA di Ambon.

Meski raganya terkungkung oleh kerangkeng besi, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tak pernah surut untuk memperhatikan perjuangan umat Islam. Kabar pecahnya konflik di Ambon yang dipicu tewasnya seorang tukang ojek muslim yang dianiaya orang-orang Kristen di wilayah perkampungan Kristen di Gunung Nona Ambon, juga tak luput dari perhatian Ustadz Abu, demikian biasa disapa.

Setelah mendapat informasi dari berbagai pihak mengenai kerusuhan Ambon, ulama sepuh ini mengingatkan agar umat Islam senantiasa mewaspadai karakteristik orang kafir yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an.

“Orang kafir itu memang tidak suka terhadap Islam, kalau ada kesempatan mereka selalu menghabisi umat Islam, tidak peduli Islam garis keras atau Islam garis lunak. Bagi mereka itu yang penting mau masuk Kristen atau dibunuh,” paparnya saat ditemui voa-islam.com, Selasa (13/9/2011).

Ustadz karismatik yang vonis 15 tahun penjara karena pandangan jihadnya ini, menyerukan kepada umat Islam untuk segera mengambil sikap tegas terhadap kezaliman yang menimpa saudara-saudara sesama muslim di Ambon. Menurutnya, solusi menghadapi kezaliman kaum walan tardho itu adalah jihad, karena perjanjian-perjanjian damai dengan mereka selalu mereka khianati.

“Oleh karena itu bagi umat Islam kalau sudah menghadapi hal yang seperti ini tidak boleh ragu lagi, kalau perlu saya menganjurkan untuk berjihad kalau terbukti benar yang membunuh itu adalah orang Kristen. Sudah tidak usah macam-macam, musyawarah-musyawarah itu percuma. Dulu juga kan sudah ada musyawarah dengan adanya perjanjian Malino,” jelasnya.

Berbagai tekanan, kezaliman dan penindasan terhadap umat Islam, menurut Ustadz Abu, adalah sebagai konsekuensi tinggal di negara yang tidak menerapkan syariat Islam. Karenanya, Ustadz Abu mengingatkan kewajiban berjuang menegakkan syariat islam. “Haram hukumnya orang Islam diam, wajib hukumnya berjuang merombak sistem menjadi hukum Islam,” ujarnya.

Ustadz Abu menambahkan, jika terbukti bahwa konflik di Ambon adalah konflik SARA, maka umat Islam harus siap berjihad membela umat Islam yang tertindas.

“Jadi soal Ambon ini kalau itu memang terbukti yang membunuh orang Kristen, sudah jihad ! itu pendapat saya. Umat Islam harus maju, apalagi kalau sampai mereka (umat Islam di Ambon, red.) diisolasi, umat Islam dari luar Ambon supaya datang untuk jihad!”  imbau Ustadz Abu.

Sikap umat Islam terhadap Kristen, tambah Ustadz Abu, adalah siap damai dan siap perang. Islam siap berdamai dengan siapapun yang tidak memusuhi, namun Islam tak akan menolak perang jika dizalimi.

“Kaum salibis Nasrani jangan sekali-kali mengganggu Islam! Kami bisa berdamai selama akidah kami tidak diganggu, kalau kami diganggu kami akan perangi, kami akan lawan! Bagi kami melawan anda itu kebaikan, kami menang baik mati juga baik. Jadi melawan anda itu adalah nikmat!” tegasnya. “Keyakinan kami menuntut supaya kami hidup di negara yang diatur dengan hukum Islam. Kalau anda setuju mari hidup rukun di bawah Islam, tidak setuju dan mengganggu, kami (siap) perang!”

Terhadap analisa sejumlah pengamat intelijen bahwa konflik Ambon sarat operasi intelijen yang bertujuan menggiring para Mujahidin ke Ambon untuk dicitrakan sebagai basis teroris kemudian dihabisi, Ustadz Abu mengingatkan para pejuang Islam agar berhati-hati dan bertawakal kepada Allah.

“Kita tetap akan berjihad dengan melihat kemampuan. Kalau memang kondisinya demikian pun, ya sudah bismillah, kita lawan! Meskipun mereka punya makar, ingatlah firman Allah: ‘wamakaruu wamakarallah wallahu khoirul-makirin.’ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya,” jelasnya. “Kita lawan mereka karena saudara kita sedang dianiaya, jadi kita kembalikan saja kepada Allah,” tutupnya. [taz/ahmed widad]

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/14/16119/ustadz-abu-bakar-baasyir-fatwakan-wajib-jihad-bela-umat-islam-ambon/

***

44 Cara Mendukung Jihad

Oleh Syaikh Anwar al-Awlaki

Da'i yang (pernah) bermukim di AS Syaikh Anwar al-Awlaki mengajak kaum Muslimin memberikan dukungan terhadap jihad yang dilakukan pejuang-pejuang Muslim melawan tentara-tentara kafir. Ia memberikan 44 cara bagi kaum Muslimin ingin berjihad, selain pergi ke medan perang.

Syaikh Awlaki mengatakan, jihad adalah perbuatan yang mulia dalam Islam dan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan umat Islam. Dalam situasi seperti sekarang ini, kata da'i keturunan Yaman itu, ketika negeri-negeri Muslim dijajah oleh kaum kafir, ketika penjara-penjara milik tirani dipenuhi oleh kaum Muslimin yang menjadi tawanan perang, ketika aturan-aturan Allah sudah diabaikan di dunia ini dan ketika Islam diserang untuk dicerabut akar-akarnya, jihad menjadi kewajiban bagi kaum Muslimin.

Syaikh Awlaki menambahkan, dalam situasi seperti di Gaza sekarang ini, anak-anak boleh berjihad meski orang tua mereka menolak, para istri boleh berjihad meski suami mereka keberatan dan mereka yang berhutang boleh berjihad meski pihak yang memberikan hutangnya tidak setuju.

Menurut Syaikh Awlaki, jihad menjadi isu mendesak saat ini karena musuh-musuh Islam bukanlah sebuah bangsa atau negara tapi sebuah sistem kaum kafir yang sudah meng-global. Kaum kafir itu seperti masa-masa lalu, melakukan konspirasi untuk menghancurkan kaum Muslimin. Lalu, apakah kita sedang menuju ke perang besar antara kaum Muslimin dan Romawi-Al Malhamah seperti yang pernah disampaikan Rasulullah saw?

Yang perlu ditekankan sekali lagi adalah, jihad pada hari ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Oleh sebab itu, setiap Muslim yang ingin mematuhi perintah Allah, adalah kewajiban kita untuk menemukan cara-cara untuk berjihad dan mendukung jihad. Berikut adalah 44 cara mendukung jihad di jalan Allah menurut Syaikh al-Awlaki;

1. Meluruskan Niat

Setiap Muslim yang ingin menjadi seorang Mujahidin harus meluruskan niatnya, apa tujuannya berjihad. Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja diantara kamu yang mati dan belum pernah berjihad atau tidak berniat untuk berjihad, maka ia mati dalam keadaan munafik." (HR. Muslim)

Salah satu tanda apakah seseorang itu niat seseorang untuk berjihad itu murni atau tidak, adalah persiapan yang dilakukan orang yang bersangkutan. Allah swt berfirman, "Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu..." (QS. At-Taubah [9] : 46) dan syarat-syarat untuk Jihad al-Dafi' (jihad untuk mempertahankan diri) menurut para ulama seperti Abu Qudamah, sedikitnya ada lima syarat antara lain, harus beragama Islam, sudah akil balig, memiliki kemampuan finansial, berbadan sehat dan tidak cacat tubuh. Jika seseorang yang ingin berjihad tidak memiliki kemampuan finansial atau tidak bisa mencari orang yang membiayainya, atau menderita penyakit, atau menderita cacat tubuh, maka orang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk berjihad.

Tapi Allah swt berfirman tentang orang-orang yang tidak mampu pergi berjihad pada saat perang Tabuk, "Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya kamu memberi mereka kendaraan lalu kamu berkata, 'aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu' sedang mata mereka bercucuran airmata karena kesedihan lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan."

2. Berdoa pada Allah agar memberikan Mati Syahid

Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja diantara kamu yang berdoa pada Allah agar diberi mati syahid, Allah akan memberikan pahala mati syahid bahkan jika orang itu wafat di atas tempat tidurnya." (HR. Muslim)

Allah senang dengan hambanya yang berdoa agar mati dalam keadaan syahid, karena itu menunjukkan bahwa kita rela mengorbankan hidup kita untuk Allah swt. Tapi berhati-hatilah, jangan sampai doa itu hanya manis di bibir saja. Seseorang yang benar-benar mengucapkan syahadat akan memenuhi panggilan jihad kapanpun ia mendengar panggilan itu dan benar-benar akan mencari kematian di jalan Allah.

Salah satu alasan mengapa musuh-musuh Allah sukses mengalahkan sekelompok umat Islam dan mengambilalih tanah mereka, itu karena sekelompok umat Islam itu kehilangan cinta menjadi seorang yang gugur syahid.

Rasulullah saw bersabda, "Bangsa-bangsa akan menyerang kalian seperti sekelompok manusia yang sedang makan dalam satu piring." Kemudian sahabat berkata, "Apakah itu karena jumlah kita yang sedikit?" Rasulullah saw menjawab, "Bukan, jumlah kalian banyak. Tapi kalian seperti buih di laut, dan Allah akan menyingkirkan rasa takut dari dalam dada musuh-musuhmu terhadapmu dan Allah akan menempatkan dalam hatimu 'wahan'. Sahabat bertanya lagi, "Apa itu wahan, ya Rasulullah?" Rasulullah saw menjawab, "Wahan adalah rasa cinta pada dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud)

Budaya mati syahid, kata Syaikh Awlaki, harus dipupuk kembali karena musuh-musuh Allah tidak takut dengan apapun, kecuali takut dengan kecintaan kita pada mati syahid.

3. Berjihadlah dengan Hartamu

Jihad harta menekankan pentingnya kita mengorbankan harta benda kita, karena jihad itu sendiri membutuhkan dana yang besar. Dengan kata lain, tidak ada uang, tidak ada jihad dan jihad membutuhkan modal yang besar. Itulah sebabnya, al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, memberikan uang untuk sedekah pahalnya 10 kali lipat. Tapi memberikan uang untuk berjihad pahalanya 700 kali kali lipat!

Allah swt berfirman, "Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS Al-Baqarah [2] : 261)

Bagi umat Islam yang tinggal di Barat, yang paling penting bagi mereka menurut Syaikh Awlaki, adalah berjihad dengan harta-harta mereka karena dalam banyak kasus, para Mujahidin lebih membutuhkan banyak dana dan bukan sumberdaya manusia. Dalam hal ini Syaikh Awlaki mengutip ucapan Syaikh Abdullah Azzam yang mengatakan, "manusia membutuhkan jihad dan jihad membutuhkan dana."

4. Menggalang Dana untuk Para Mujahidin

Selain menafkahkan harta kita untuk para Mujahidin, kaum Muslimin disarankan juga mengajak umat untuk menggalang dana guna membiayai perjuangan para Mujahidin. Rasulullah bersabda, "Mereka yang mengajak saudara-saudaranya berbuat baik, akan menerima pahala sama dengan sebanyak orang yang melakukan perbuatan baik itu." Dengan menggalan dana untuk para Mujahidin, kaum Muslimin sekaligus menjalankan sunnah Rasulullah yang senantiasa beliau lakukan sebelum pergi berperang.

5. Mendanai seorang Mujahidin

Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang mendanai seorang pejuang untuk berjihad di jalan Allah, sudah melakukan jihad." (Majma' al Zawa'id). Mendanai termasuk membiayai seluruh keperluan si mujahid, termasuk membayar ongkos perjalanannya. Ini memberikan peluang bagi orang-orang berharta dan orang-orang miski untuk sama-sama mendapatkan pahala jihad. Si kaya memberikan dana, si miskin pergi ke medan jihad.

6. Mengurus Keluarga Mujahidin

Mengurus keluarga Mujahid bisa dilakukan misalnya dengan melindungi keluarga mereka, memenuhi kebutuhannya dan memberikan bantuan finansial serta menjaga kehormatan mereka. Rasulullah saw bersabda, 

"Siapa saja dari kalian yang mengurus keluarga dan harta seorang mujahid akan menerima pahala setengah dari pahala berjihad." (HR Muslim) 

"Kewajiban melindungi kehormatan para istri mujahid bagi orang-orang di sekitarnya, seperti kewajiban menjaga kehormatan ibu-ibu mereka. Jika seseorang yang tidak pergi berjihad berjanji untuk melindungi seorang istri mujahid tapi mengkhianati janji itu, pada hari Kiamat si mujahid akan diberitahu bahwa orang itu telah berkhianat maka si mujahid bisa mengambil semua pahala kebaikan orang yang berkhianat tadi." (HR Muslim) 

"Siapa saja yang tidak pergi berjihad, tidak mendanai seorang mujahid, atau mengurus keluarga seorang mujahid, akan mengalami bencana sebelum ia meninggal." (HR. Abu Dawud)

Jika seseorang merasa takut akan keamanan keluarganya, setan akan memanfaatkannya dan mencegah orang bersangkutan pergi berjihad. Bahkan jika orang bersangkutan melawan godaan setan dan pergi berjihad, setan bisa menggodanya kembali dan melemahkan orang tersebut dengan membisikkan rayuan tentang orang-orang yang dicintainya yang ia tinggalkan. Oleh sebab itu, menjaga dan mengurus keluarga para Mujahidin akan membantu meningkatkan moral para Mujahidin dan oleh sebab itu Islam memberikan perhatian yang besar tentang kewajiban mengurus keluarga dan harta para Mujahidin.

7. Mengurus Keluarga Mujahidin yang Gugur Syahid

Mereka yang gugur syahid telah berjuang untuk Islam dan umat Islam. Mereka mengorbankan jiwa dan raga untuk saya dan untuk Anda. Itulah sebabnya keluarga para Mujahidin gugur harus dilayani dan dihormati. Ketika Ja'far bin Abu Talib gugur dalam perang Mu'tah, Rasulullah saw berkata pada isteri-isterinya, "Siapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena mereka telah menunaikan urusan mereka," kemudia Rasulullah datang ke rumah Ja'far. (HR. Abu Dawud dan al-Tarmidzi)

Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Rasulullah saw menerima kabar bahwa Ja'far gugur syahid, Rasulullah saw datang ke rumah Ja'far dan menyuruh isteri Ja'far agar memanggil anak-anaknya. Ketika anak-anak itu datang ke hadapan Rasulullah, Rasulullah saw memeluk dan mencium anak-anak Ja'far sambil meneteskan air mata. Asma, isteri Ja'far bertanya pada Rasulullah, "Apakah terjadi sesuatu?" Rasulullah saw berkata, "Ya, Ja'far gugur hari ini." Asma berkata, ketika ia mendengar berita itu, ia menangis dan menjerit-jerit. Rasulullah saw pergi meninggalkannya dan meminta isteri-isterinya agar jangan lupa menyiapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena keluarga Ja'far kesusahan karena urusan-urusannya.

Anak-anak para mujahid yang gugur membutuhkan para lelaki untuk menjaga dan mengurus mereka. Para istri mujahid yang gugur harus diberi kesempatan untuk menikah lagi, jika memang menginginkannya. Hal ini kata Awlaki, membutuhkan perubahan pada dua kebiasaan di kalangan umat Islam.

Pertama, umat Islam harus mengubah pandangan negatifnya terhadap kaum perempuan yang bercerai dan janda. Stigma negatif terhadap kaum perempuan yang bercerai atau menjadi janda harus dihapus dari komunitas Muslim. Kedua, bersikap lebih toleran dengan isu poligami. Karena ini menjadi kebutuhan, apalagi di saat terjadi peperangan. Pada masa sahabat Rasulullah saw, tidak ada perempuan yang dibiarkan tanpa suami.

8. Mengurus Keluarga Para Tawanan Perang

Mengurus keluarga para tawanan perang, pahalanya sama dengan mengurus keluarga para mujahid. Hal ini sangat penting menjadi norma yang kembali dihidupkan agar para mujahid yang ingin berjihad di jalan Allah tidak khawatir jika mereka gugur atau ditawan, karena keluarga mereka akan ada yang mengurus.

9. Bayarkan zakat Anda untuk para Mujahidin

Menurut Al-Quran Surat At-Taubah surat ke-9 ayat 60, adalah delapan katagori orang yang berhak menerima zakat. Salah satunya disebutkan untuk mereka yang dijalan Allah. Yang dimaksud dengan "yang di jalan Allah" adalah para Mujahidin.

Imam Nawawi dalam al Minhaj tentang zakat mengatakan bahwa para pejuang di jalan Allah berhak menerima apa yang mereka perlukan untuk membayar biaya pengeluaran mereka dan biaya kebutuhan keluarganya mulai dari si mujahid berangkat sampai kembali pulang, bahkan jika ia tidak pulang untuk jangka waktu lama. Oleh sebab itu, Syaikh Awlaki menganjurkan umat Muslim untuk membayarkan zakat-zakat mereka pada para Mujahidin dan keluarganya.

10. Memberikan Bantuan Medis Pada Mujahidin

Para Mujahidin membutuhkan bantuan dokter, rumah-rumah sakit, klinik dan tentu saja obat-obatan. Saat ini banyak tenaga dokter Muslim, tapi pada saat yang sama kita sering mendengar banyak Mujahidin yang mengalami luka, yang sebenarnya tidak berat meninggal dunia karena ketiadaan bantuan medis.

Para Muslim yang belajar kedokteran dan mengklaim mereka melakukan itu karena Allah dan untuk kepentingan umat tapi tidak mau memberikan bantuan medis pada Mujahidin, kemana mereka? Para pekerja medis Muslim punya tanggung jawab yang besar dan tidak bisa dihindari bahwa jihad membutuhkan kontribusi dari para pekerja medis ini. Jika mereka mau memberikan kontribusinya, pahala yang akan mereka terima bisa lebih besar dari para pejuang itu sendiri.

11. Memberikan Dukungan Moral dan Semangat bagi Para Mujahidin

Doa-doa yang dikumandangkan para imam, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama untuk mendukung perjuangan mereka dan doa yang dipanjatkan umat Islam akan memberikan semangat dan meningkatkan moral para Mujahidin untuk terus berjihad.

12. Membela Para Mujahidin

Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang menjaga kehormatan saudaranya, Allah akan melindungi wajah mereka dari api neraka pada hari Kiamat." (HR. al-Tarmidzi)

Rasulullah saw juga berkata, "Barang siapa berkhianat pada seorang Muslim dengan melanggar kehormatan dan harga dirinya, maka akan dipermalukan. Allah tidak menolong ketika pengkhianat itu membutuhkan pertolongan. Dan barang siapa melindungi seorang Muslim yang kehormatan dan harga dirinya dilanggar, Allah akan menoling itu ketika ia membutuhkan pertolongan." (HR. Abu Dawud)

Itulah sebabnya Islam mewajibkan umatnya untuk membela mereka yang telah melindungi kita dan agama kita.

13. Melawan Kebohongan Media Massa Barat

Saat ini, banyak pandangan kaum Muslimin yang dipengaruhi oleh infomasi dari media-media Barat. Media-media Barat banyak yang berusaha menampikkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan negara-negara Barat, apalagi jika kejahatan yang dilakukan itu sudah berlebihan. Sikap media Barat berbeda sekali jika pelakunya adalah orang Islam, mereka memberitakannya secara berlebihan bahkan seringkali tidak obyektif dan tidak sesuai fakta yang terjadi.

Oleh sebab itu, adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk mengingatkan saudara-saudaranya agar meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah ini. Umat Islam harus kritis dan hati-hati dengan pemberitaan media massa Barat. Umat Islam jangan mempercayai sumber-sumber dari Barat sampai kebenarannya sudah dipastikan oleh tokoh Muslim yang memang bisa dipercaya. Jangan percaya apa yang dikatakan media massa Barat, bahkan informasi cuaca yang mereka sajikan!

14. Hati-Hati dengan Kelompok Munafik

Untuk mendukung Jihad, Syaikh Anwar al-Awlaki mengingatkan kaum Muslimin untuk waspada terhadap orang-orang munafik yang bisa membahayakan kaum Muslimin. Menurut Syaikh al-Awlaki, kelompok-kelompok munafik ini masih banyak di sekeliling kita dan ia mengingatkan bagaimana cara Rasulullah memerangi orang-orang munafik itu, yaitu dengan membongkar dan mengungkap kebohongan-kebohongan mereka.

"Jika peperangan dengan kaum kafir adalah peperangan dengan pedang. Peperangan dengan dengan kaum munafik adalah peperangan dengan kata-kata. Karena kaum munafik bersembunyi dibalik agama untuk menyebarkan isu-isu beracun mereka dan cara untuk melawan mereka adalah dengan mengungkapkan kebenaran dan mengungkap kebohongan-kebohongan orang munafik itu dengan senjata al-Quran dan Sunnah," tulis al-Awlaki.

Orang-orang munafik bisa tampil dengan sosok yang karismatik atau mengesankan orang lain, tapi sebenarnya itu semua hanya kepalsuan belaka.Seperti firman Allah dalam QS. Al-Munafiqun [63] : 4 yang isinya "Dan apabila kami melihat mereka, tubuh-tubuh mereka akan memjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar, mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan pada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka..."

Siapa kaum munafik itu? Mereka bisa datang dari para ulama dan orang-orang yang menganut ideologi menyimpang. Kelompok seperti ini harus diungkap, siapa sebenarnya mereka.

15. Menularkan Semangat Jihad pada Orang Lain

Menularkan semangat jihad pada orang lain merupakan salah satu bentuk ibadah dan setiap kaum Muslimin diminta untuk melakukan perbuatan terpuji ini seperti firman Allah swt dalam QS. Al-'Anfal [8] : 65 "Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang ..." dan QS. An-Nisa' [4] : 84 "Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para Mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang kafir-kafir itu. Allah sangat besar kekuatan dan amat keras siksaannya."

16. Melindungi Mujahidin dan Menjaga Rahasia Mereka

Seorang Muslim harus membiasakan dirinya untuk bisa menjaga rahasia, menjaga lidah untuk melindungi saudara-saudara Muslim kita. Syaikh al-Awlaki mencontohkan sikap sahabat Rasulullah yang menolak permintaan istrinya agar menceritakan rahasia yang dikatakan Rasulullah pada sahabat itu. Umat Islam, tulis Syaikh Awlaki, harus membiasakan diri hanya berkata yang perlu saja.

Kerja yang berkaitan dengan jihad atau perang gerilya adalah kerja yang penuh rahasia. Musuh-musuh Islam selalu berusaha untuk merekrut kalangan orang Islam sendiri untuk melakukan infiltrasi. Musuh-musuh Islam itu akan mengatakan bahwa mereka ingin melindungi umat Islam, dan jika perlu mengikutsertakan para ulama agar membenarkan tindakan musuh-musuh Islam itu.

Oleh sebab itu, salah satu kewajiban kaum Muslimin adalah melindungi para Mujahidin. Seorang Muslim yang memata-matai Muslim lainnya tidak lebih dari perbuatan orang kafir. Allah berfirman, "...Barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka..."

17. Mendoakan Para Mujahidin

Jangan meremehkan doa. Doakanlah para Mujahidin dalam sujud-sujud kita. Dan doa yang penting kita panjatkan untuk perjuangan para Mujahidin dalam setiap salat adalah doa qunut. Kaum Muslimin harus mengingatkan para imam salatnya ketika para Mujahidin sedang berjuang di kancah peperangan, karena itu adalah sunnah Rasulullah.

Dalam sebuah hikayat, dalam sebuah peperangan, seorang pemimpin pasukan Muslim memerintahkan tentaranya untuk melihat apa yang dilakukan Muhammad bin Wasi' (salah seorang Muslim yang taat pada masa itu). Para tentara itu kembali dan mengatakan bahwa mereka melihat Muhammad bin Wasi' mengangkat tangannya dan berdoa. Pimpinan pasukan Muslim itu lalu berkata, "Doa pada Allah lebih disukai dari pada ribuan tentara !"

18. Memantau dan Menyerbarkan Berita tentang Jihad Para Mujahidin

Terus mengikuti informasi-informasi tentang perjuangan para Mujahidin sangat penting bagi kaum Muslimin; 

Agar semangat jihad tetap menyala di hati kaum Muslimin -Memperkuat rasa solidaritas pada sesama umat Islam 

Mendorong kaum Muslimin untuk ikut berjihad ketika kita melihat tindakan para Mujahidin yang pemberani-pemberani itu dan mendorong kaum Muslimin untuk rela mati syahid. 

Kaum Muslimin akan melihat kebesaran Allah, bagaimana Allah melindungi hamba-hambanya dan memberi mereka kemenangan. 

Mendorong kaum Muslim untuk banyak membaca sejarah atau buku-buku Fiqih tentang Jihad. Sehingga memahami bagaimana para muhajidin mempraktekkan jihad berdasarkan petunjuk-petunjuk fiqih. 

Pemberitaan tentang jihad adalah pemberitaan tentang kebaikan melawan kejahatan, yang sudah ada sejak masa Nabi Adam dan akan terus ada sampai akhir dunia. Ketika kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan jihad para Mujahidin, mereka akan menjadi lebih dekat dengan al-Quran dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Menara Gading dan tidak peduli dengan berita-berita tentang jihad para Mujahidin.

Meski demikian, Syaikh Awlaki mengingatkan agar kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan para Mujahidin dari sumber-sumber yang asli. Karena jika kita menyebarkan informasi yang tidak benar, kita sama saja dengan kaum munafik. Allah berfirman dalam alquran surat QS. An-Nisa' [4] : 83 "Dan apabila datang kepada mereka tentang berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya pada rasul dan ulim amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri)."

19. Menyebarluaskan Tulisan-Tulisan Para Mujahidin dan Para Ulamanya

Syaikh al-Awlaki menyayangkan sebagian kaum Muslimin yang menganggap para Mujahidin kurang mendapat dukungan dari para ulama, tidak memiliki strategi yang jelas dalam perjuangannya dan tindakan mereka dianggap sebagai tindakan yang spontan dan reaktif.

Syaikh Awlaki menilai semua anggapan itu tidak benar karena banyak ulama dan cendikiawan yang sekarang mendukung jihad. Ia mengakui, banyak tulisan-tulisan para ulama dan cendikiawan Muslim yang berusaha memelintir aturan-aturan berjihad dalam syariah Islam. Tapi banyak juga para ulama yang memberikan penjelasan yang benar tentang jihad, yang menegaskan bahwa para Mujahidin hanya takut pada Allah dalam jihadnya dan tidak akan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan orang lain, jika hal itu dibenci Allah. Para ulama itu kata Syaikh Awlaki, merujuk tulisan-tulisan mereka pada Quran dan Hadits, merujuk pada pendapat ulama seperti Ibn Hajar, al-Nawawi, al-Qurtubi, Ibn Kathir, Ibn Taymiyyah dan empat Imam. Adalah kewajiban umat Islam untuk menyebarkan pengetahuan itu misalnya lewat buku-buku, pamflet, blog, email dan cara-cara lainnya.

20. Mengeluarkan Fatwa Mendukung Perjuangan Mujahidin

Banyak ulama yang berani berkata apa adanya demi kebenaran. Kaum Muslim harus mendukung para ulama itu dan menyebarkan fatwa-fatwa yang mereka keluarkan. Banyak kaum Muslimin yang menyetujui cara-cara yang dilakukan para Mujahidin tapi mereka tidak berani melakukannya sampai ada ulama yang membenarkan metodologi para Mujahidin itu. Para generasi muda Muslim membutuhkan tuntunan para ulama yang jujur dan berani berkata benar.

21. Menyediakan Informasi pada Para Ulama dan Imam dengan Berita-Berita tentang Perjuangan Para Mujahidin

Hal ini dilakukan, karena ulama atau cendikiawan bukan berarti mereka tahu segalanya. Para imam dan ulama harus disediakan material dan informasi-informasi yang bagus. Mereka juga harus dibekali pengetahuan dan informasi tentang perjuangan para Mujahidin. Ummat harus sering-sering mengingatkan atau berdiskusi tentang isu-isu terbaru perjuangan para Mujahidin dan hindari pertanyaan-pertanyaan kontroversial yang terkesan mengkonfrontasi mereka. Berikan saran pada para imam agar membahas isu-isu terbaru perjuangan para Mujahidin dalam khutbah-khutbah mereka.

22. Menjaga Kekuatan Fisik

Rasulullah saw bersabda, "Allah swt lebih mencintai kaum yang beriman lagi kuat daripada kaum yang beriman tapi lemah..." (HR. Muslim). Kesehatan dan kekuatan fisik adalah bagian dari persiapan berjihad. Karena menjadi seorang Mujahidin harus mampu berjalan selama berjam-jam, menempuh jarak yang sangat jauh, mendaki gunung dan bukit dan mampu berlari dengan cepat, bahkan sambil membawa perlengkapan yang berat. Di medan jihad, mereka yang fisiknya lemah hanya akan menjadi beban bagi Mujahidin lainnya karena hanya akan memperlambat gerakan para Mujahidin. Oleh sebab itu, Syaikh al-Awlaki menyarankan agar kaum Muslimin membiasakan diri melatih tubuhnya dengan berolah raga serta menjaga kesehatan.

23. Latihan Senjata

Latihan menggunakan senjata adalah bagian yang sangat penting untuk persiapan jihad. Allah berfirman, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya," (QS. Al-Anfal [8] : 60) Karena pentingnya latihan menggunakan senjata, maka, jika latihan semacam itu tidak mungkin dilakukan di negara masing-masing, maka kaum Muslimin bisa menyediakan dana dan waktu untuk belajar ke negara lain.

24. Latihan Memberikan Pertolongan Medis

Dalam banyak situasi, para Mujahidin tidak punya akses ke rumah sakit. Dalam situasi seperti ini, para Mujahidin harus bisa memberikan pertolongan pertama dan ini membutuhkan pengetahuan dan latihan yang sesuai dengan kondisi dan situasi di tempat berjihad. Salah satunya bisa dilakukan dengan melakukan kordinasi dengan saudara-saudara mereka sesama Muslim yang memiliki ketrampilan ini.

25. Mempelajari Fiqih Jihad

Selain mempelajari ilmu fiqih tentang jihad, kaum Muslimin juga harus mengetahui fatwa-fatwa ulama yang terkait dengan isu-isu yang dihadapi para Mujahidin sekarang ini, misalnya tentang aturan-aturan jihad, masalah korban dan kerusakan fisik yang ditimbulkan, hubungan dengan aparat keamanan pemerintahan non Muslim, pemerintahan negeri-negeri Muslim sekarang ini, serta nilai-nilai jihad itu sendiri.

26. Melindungi dan Mendukung Para Mujahidin

Ketika para Mujahidin dalam bahaya, kaum Muslimin berkewajiban melindungi mereka. Mungkin tindakan ini akan membahayakan, tapi itulah pengorbanan yang bisa kita lakukan untuk Allah swt. Syaikh al-Awlaki mencontohkan Taliban yang melindungi para Mujahidin dari negara-negara asing, walaupun untuk itu mereka harus kehilangan kekuasaannya. Menurut Syaikh Awlaki, itu bukan kekalahan tapi sebuah kemenangan.

Allah swt berfirman, "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (pada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia." (QS. Al-Anfal [8] : 74)

27. Membangun Akidah Walaa' dan Baraa'

Seorang Mujahidin harus memiliki pemahaman yang kuat tentang ketaqwaan dan kesetiaan pada Allah swt. Kaum Muslimin harus memahami bahwa Allah swt tidak akan memberikan kita kemenagan jika kita masih memiliki rasa cinta dalam hati kita pada musuh-musuh Allah. Allah tidak memberikan kemenangan pada rasul-rasul dan pengikutnya, sampai ketaqwaan dan kesetiaan mereka pada Allah benar-benar lengkap, sampai mereka benar-benar menjauhkan diri dari orang-orang kafir.

28. Memenuhi Kewajiban Terhadap Para Tawanan Perang Muslim

Para ulama mengatakan bahwa kaum Muslimin punya kewajiban untuk membebaskan saudara-saudara seiman mereka yang menjadi tawanan perang, meski mereka harus mengeluarkan dana yang besar. Saat ini, banyak Mujahidin yang terlupakan dan mereka terkurung dalam sel-sel penjara di seluruh dunia. Umat Islam harus terus disadarkan tentang keberadaan mereka, mendoakan dan mengupayakan pembebasan mereka.

29. Menjadi Mujahidin Lewat Internet

Kaum Muslimin bisa menjadi "Mujahidin Internet" dengan cara menggunakan media dunia maya untuk menyebarluaskan seruan jihad dan berita-berita tentang perjuangan para Mujahidin. Bisa dengan cara membukan forum diskusi, email, membuat situs internet, menulis artikel tentang Mujahidin dan perjuangannya, dan lain-lain. 

30. Didik Anak-Anak Kita Agar Memiliki Kecintaan pada jihad dan pada Mujahidin

Biasakan menceritakan kisah-kisah jihad para Mujahidin pada anak-anak. Anak-anak Muslim harus mengenal tokoh-tokoh seperti Ali bin Abi Talib, Khalid bin al-Waleed, Abu Ubaidah, Sad bin Abi Waqas, Muhammad al-Fatih, Muhammad bin al-Qassim dan Salahudin. Mereka tokoh-tokoh Mujahidin Islam yang seharusnya menjadi contoh jihad masa kini. Di sisi lain, anak-anak juga harus diajarkan untuk tidak mencontoh perilaku Firaun, Qarun dan Abu Jahl, termasuk pada Firaun, Qarun dan Abu Jahl masa kini. Anak-anak selayaknya tidak diajari "jangan membuat masalah dan jadilah anak baik", tapi sebaiknya diajari untuk "melakukan hal-hal yang benar meskipun hal itu akan membuat mereka terlibat dalam masalah." Anak-anak harus dijari menjadi orang yang pro-aktif, bukan orang yang pasif.

Meski jihad berhubungan dengan masalah fisik yang menjadi domain kaum pria, kaum perempuan juga perlu menjalankan "kehidupan para Mujahidin" seperti yang dijalani suami-suami mereka. Para istri harus memberikan dukungan bagi suami yang akan pergi berjihad, bersyukur jika sang suami mati syahid dan bersabar jika suaminya menjadi tawanan perang. Seorang perempuan yang berjihad posisinya sama dengan perempuan dari kaum Ansor. Kaum perempuan itu melihat bagaimana Islam mengambil ayah, saudara lelaki, suami dan anak-anak lelaki mereka, tapi kaum perempuan itu tetap membuka pintu-pintu rumah mereka untuk para Mujahidin, mengorbankan harta mereka untuk para Mujahidin, karena mereka tahu pahala yang mereka dapatkan dari tindakan mereka.

31. Hindari Hidup Bermewah-Mewah

Syaikh Abdullah Azzam mengatakan, "bermewah-mewah adalah musuh jihad." Jihad itu tidak mudah dan butuh pengorbanan. Oleh sebab itu, hindari hidup bermewah-mewah yang bisa menghalangi seseorang untuk berjihad karena enggan meninggalkan kemewahan itu. Anda harus bisa tidur di lantai, bisa makan makanan yang berbeda dengan makanan yang dimasak ibu atau istri Anda, biasa menggunakan air dingin untuk berwudu dan tidak keberatan jika tidak bisa mandi setiap hari. Seseorang yang ingin menjadi mujahid harus mampu mengontrol keinginannya dan menaklukkan hawa nafsunya. Dia harus berlatih untuk merombak kebiasaannya, mulai dari kebiasaan tidur sampai kebiasaan makan, dengan menggantinya dengan membiasakan diri salat malam dan puasa sunnah Senin-Kamis. Seorang mujahid sejati, harus bisa melepaskan ikatannya pada kecintaan dunia demi Allah swt.

32. Mempelajari Ketrampilan yang bisa Menunjang Kehidupan sebagai Mujahidin

Kehidupan jihad itu sangat luas dan membutuhkan banyak ketrampilan. Kaum Muslimin harus belajar ketrampilan-ketrampilan itu dan memanfaatkannya untuk kepentingan Islam. Saya menekankan pada "untuk kepentingan Islam" karena kita banyak mendengar tentang Muslim yang mengklaim dirinya belajar dan mengejar gelar sarjana dengan alasan untuk Allah, tapi ternyata hanya untuk kepentingan kantong dan ambisi mereka sendiri.

33. Bergabung dengan Organisasi yang Bekerja untuk Jihad

Kerjasama merupakan kewajiban kaum Muslimin, karena kaum Muslimin tidak akan bisa menerapkan hukum Allah-yang merupakan kewajiban-jika tidak bersama-sama atau berjamaah. Saat ini banyak organisasi Islam, tapi pada organisasi macam apa Anda bisa bergabung? Anda bisa bergabung dengan organisasi Islam yang menjadikan jihad sebagai tujuan utama mereka. Karena, sejak setelah masa hijrah Rasulullah saw, para sahabat pun selalu menjadikan jihad sebagai fokus utama mereka, mulai masa Abu Bakar, Umar, Usmand, Ali sampai masa Mu'awwiyah.

34. Persiapan Spiritual

Kekalahan kaum Muslimin bukan karena kekuatan musuh, tapi karena kelemahan umat Islam sendiri. Allah berfirman, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Ash-Shuraa [42] : 30)

Itulah sebabnya, persiapan spiritual diperlukan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban relijius yang sulit. Karena Rasulullah saw akan memikul beban yang berat, Allah swt memerintahkannya untuk menyiapkan diri dari spiritual seperti firman Allah dalam al-Quran ayat 1-5. "Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."

Dan karena jihad adalah perintah Allah yang paling berat, maka diperlukan banyak persiapan.

35. Membimbing Umat untuk Merujuk pada Ulama yang Benar

Kita harus menyadari bahwa kita sekarang hidup di masa dimana ulama-ulama bisa "dibentuk". Musuh-musuh Islam lewat kontrol mereka melalui media massa dan pemerintahan Muslim bisa mengedepankan tokoh-tokoh yang mereka anggap mewakili Islam yang ramah dan akhirnya membuat tokoh-tokoh tersebut tak ubahnya seorang selebritis. Seorang cendikiawan Muslim yang ditunjuk menjadi menjadi seorang Mufti di negara-negara Muslim tertentu, tiba-tiba saja bisa menjadi cendikiawan level dunia . Membuat acara-acara tv dan radio untuk cendekiawan semacam itu, membuat mereka jadi terkenal. Di sisi lain, cendikiawan dan ulama yang menyampaikan kebenaran Islam diancam, dipenjarakan bahkan dibunuh. Media massa sengaja mengabaikan mereka, sehingga publik tidak tahu siapa mereka. Apakah ulama-ulama itu tidak lebih berilmu daripada ulama-ulaman "bentukan" pemerintah? Yang benar adalah, ulama yang berani berkata apa adanya merupakan ulama yang lebih berilmu, karena mereka tahu kebenaran itu dan mengatakannya. Itulah sebabnya, kaum Muslimin bertanggung jawab untuk memberikan tuntutan pada saudara-saudaranya untuk hati-hati merujuk pada ulama dan cendikiawan Muslim.

36. Siap Berhijrah

Kaum Muslimin yang hidup di tengah non-Muslim telah membuat diri mereka berada dalam belas kasihan kaum kafir. Ketika negara Islam didirikan di Madinah, Rasulullah saw menyatakan terlarang bagi kaum Muslimin hidup diantara orang-orang kafir. Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus siap-siap hijrah begitu ada kesempatan. Menyiapkan diri untuk hijrah bukan hanya berlaku bagi kaum Muslimin yang hidup di negara-negara non-Muslim, tapi berlaku bagi setiap Muslim karena seringkali jihad itu sendiri menuntut kita untuk hijrah. Rasulullah saw pernah berkata "Hijrah tidak berhenti sepanjang masih ada musuh yang harus dilawan." (HR Ahmad)

37. Memberikan Nasehat pada Para Mujahidin

Mujahidin juga bisa melakukan kesalahan dan memiliki kekurangan, dan mereka membutukan nasehat. Kita bisa secara langsung menyampaikan nasehat itu pada mereka, Anda bisa mengirimkan nasehat itu atau menuliskannya lewat dunia maya. Apapun cara yang kita pilih, pastikanlah bahwa Anda memberikan nasehat itu atas nama Allah dan bukan untuk mengecam saudara kita sendiri. Nasehat-nasehat yang diberikan, bukan hanya menyebut kekurangan-kekurangan mereka tapi juga harus memberikan ide-ide baru dan mengingatkan akan bahaya yang senantiasa mengancam para Mujahidin.

38. Mempelajari Hadist-Hadist tentang Fitnah

Yaitu hadist-hadist yang disampaikan Rasulullah saw tentang apa yang akan terjadi pada umatnya setelah wafatnya beliau. Yang dimaksud fitnah disini adalah godaan atau cobaan terhadap umat Islam. Mempelajari hadist-hadist ini penting dengan alasan sebagai berikut;

Banyak hadits-hadist yang berkaitan dengan hal ini, yang menunjukkan bahwa masalah ini sangat penting. 

Perkataan-perkataan Rasulullah saw sangat singkat dan pendek. Tapi ada riwayat yang menuturkan bahwa Rasulullah saw berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya mulai dari terbit fajar sampai isya, mereka berhenti berdiskusi hanya ketika waktu salat tiba. Apa yang mereka bicarakan? Mereka membahas tentang godaan dan ujian terhadap umat Islam sepeninggalnya nanti sampai akhir jaman. Ini menunjukkan bahwa masalah itu sangat penting sehingga Rasulullah dan sahabat-sahabatnya membahas masalah ini sampai satu hari penuh. -Para sahabat Rasulullah tertarik dengan masalah fitnah tersebut dan bertanya pada Rasulullah saw tentang bagaimana melindungi umat dari fitnah itu.

Manfaat bagi para Mujahidin mempelajari hadist-hadist itu antara lain;

Manfaat yang paling penting adalah membuat mereka belajar bagaimana melindungi mereka sendiri dari godaan dan cobaan tersebut. 

Kaum Muslimin mendapatkan pemahaman yang sama kemana sebaiknya umat Islam melangkah dan bagaimana mereka meraih kemenangan. 

Menempatkan jihad pada perspektif yang benar. Dua pemimpin besar jihad pada akhir dunia nanti adalah al-Mahdi dan Nabi Isa. 

Hadits-hadist itu dengan jelas mengungkapkan bahwa kemenangan umat Islam bukan karena pemilu-pemilu atau dakwah-dakwah lunak, tapi lewat perjuangan di jalan Allah. 

Mempelajari hadits-hadist tentang fitnah yang akan menimpa umat Islam sepeninggal Rasulullah saw dan mempelajari peran jihad memberikan visi yang jelas bagi kaum Muslimin dan mendorong umat Islam untuk mengikuti jejak para Mujahidin.

39. Mengungkap Kebobrokan para Firaun dan Tukang-Tukang Sihirnya

Para pimpinan negara-negara Muslim saat ini banyak yang memainkan peranan seperti Firaun dan Nabi Musa. Dan para ulama yang ditunjuk pemerintahan itu berperang sebagai seperti tukang-tukang sihir Firaun yang menipu masyarakat. Pemerintah dan para ulamanya merupakan salah satu dari tiga sisi segitiga musuh-musuh umat Islam. Dua sisi lainnya, adalah kaum Zionis dan para pasukan perang salib.

40. Nasyid

Muslim perlu diberi inspirasi untuk berjihad. Pada masa Rasulullah saw, beliau punya para penyair yang menggunakan syair-syair mereka untuk memberikan semangat jihad bagi kaum Muslimin dan menjatuhkan moral kaum kafir. Pada masa sekarang, nasyid bisa memainkan peran itu. Nasyid yang bagus akan cepat menyebar luas dan menjangkau pendengar yang tidak bisa dijangkau oleh buku atau ceramah-ceramah, khususnya generasi muda Islam yang menjadi pondasi jihad sepanjang masa. Nasyid merupakan elemen penting untuk menciptakan "budaya jihad".

Saat ini, nasyid-nasyid kebanyakan menggunakan bahasa Arab dan hanya sedikit yang berbahasa Inggris. Muslim yang memiliki bakat menyanyi dan membuat puisi, selayaknya mengambil tanggung jawab ini. Mereka bisa membuat nasyid yang isinya bisa menggugah setiap orang untuk memiliki semangat jihad, liriknya harus kuat dan jangan mendayu-dayu.

41. Boikot Perekonomian Musuh

Ketika Thumama bin Athaal menjadi seorang Muslim, dia memboikot kaum Quraisy dengan cara melarang karavan-karavan kaum Quraisy yang membawa gandum masuk ke kota Makkah melalui tanah miliknya. Sekarang, kaum Muslimin harus memboikot perekonomian musuh-musuh Islam dengan cara memboikot produk-produk mereka.

42. Belajar Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa internasional jihad. Banyak literatur tentang jihad ditulis hanya dalam bahasa Arab dan para penerbit tidak mau mengambil resiko untuk menerjemahkannya. Hanya para intelejen negara-negara Barat yang bersedia menghabiskan waktu dan uangnya untuk menerjemahkan literatur-literatur itu dan jeleknya, mereka tidak akan membagi informasinya pada kaum Muslimin.

Bahasa Arab juga menjadi bahasa yang paling sering digunakan oleh para Mujahidin di berbagai wilayah. Oleh sebab itu, tanpa menguasai bahasa Arab, kaum Muslimin yang ingin berjihad akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan para Mujahidin.

43. Menerjemahkan Literatur tentang Jihad ke Berbagai Bahasa

Kaum Muslimin yang bisa berbahasa Arab dan mampu bicara dengan bahasa lainnya, sebaiknya membantu menerjemahkan literatur-literatur tentang jihad ke dalam bahasa masing-masing, karena setiap gerakan biasanya diawali dulu dengan perubahan intelektual. Jihad harus dihidupkan kembali jihad di kalangan kaum Muslimin di berbagai negara yang menggunakan beragam bahasa.

44. Memberikan Pengertian pada Sesama Muslim tentang Karakteristik al-Ta'ifah al-Mansuurah

Rasulullah swt mengatakan "Akan ada sekelompok umatku yang akan terus berjihad, mematuhi perintah Allah, mengalahkan musuh-musuhnya dan mereka tidak akan lukai oleh kelompok yang menentang mereka sampai hari akhir nanti." (HR. al-Hakim)

Mereka kelompok orang yang meraih kemenangan dan setiap kaum Muslimin harus berjuang mengikuti langkah kelompok itu. Ciri-ciri kelompok seperti ini antara lain;

Mereka bekerja secara kolektif dan saling menolong dalam kebaikan. 

Berjihad di jalan Allah, menjadi ciri utama dari kelompok ini. 

Kelompok ini tidak akan dilukai oleh kelompok yang berseberangan karena Allah swt berada di pihak mereka. 

Merekalah kelompok yang meraih kemenangan. Kemenangan itu tidak selalu berarti berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka di dunia. Kemenangan mereka juga bisa berarti kesuksesan dalam menjalankan perintah agama dan berjihad untuk agama sampai titik darah penghabisan dan bertemu dengan Allah swt. Itu artinya, mereka pantang menyerah, tidak akan berkompromi atau merasa bimbang dalam mengusung bendera Islam.

Memberikan pemahaman tentang al Ta'ifah al Mansuurah pada sesama Muslim akan membantu mereka menemukan kebenaran.

Itulah beberapa saran bagi kaum Muslim yang ingin mendukung jihad di masa sekarang ini. Saran-saran ini tidak akan banyak artinya jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari. Jadi, terapkanlah semampu kalian dan ajaklah sesama Muslim untuk ikut melakukannya.

Akhirnya, kita memohon pada Allah swt agar senantiasa menuntun kita di jalan yang lurus. Kita memohon agar Allah menjadikan kita sebagai salah satu dari para Mujahidin dan memberikan kita kemenangan dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Amiin!

Inilah Bukti Tukang Ojek Muslim di Ambon itu Dibunuh, Bukan Kecelakaan!

Umat Islam merakukan rilis pihak kepolisian yang menyatakan bahwa pemicu kerusuhan di Ambon Ahad lalu adalah kematian seorang tukang ojek Muslim akibat kecelakaan. Inilah fakta-fakta yang diungkap Forum Umat Islam (FUI) bahwa tukang ojek Muslim itu dibunuh di daerah non Muslim.

FUI secara terang-terangan meragukan keterangan aparat Kepolisian yang menyatakan bahwa pemicu bentrokan itu adalah peristiwa kecelakaan tunggal Darmin Saiman, seorang tukang ojek Muslim. Menurut Sekjen FUI, Muhammad Al-Khaththath, keraguan itu juga dirasakan oleh keluarga almarhum Darmin Saiman di Ambon.

Kasus ini, bagi Al-Khaththath, bukan hal baru. Menurutnya kejadian serupa sebelumnya sudah pernah terjadi tiga kali sehingga hal ini menyulut kemarahan umat Islam.

“Kita menyangsikan keterangan kepolisian bahwa itu adalah kecelakaan tunggal. Karena menurut keterangan yang kita peroleh bahwa pihak keluarga di sana menyangsikan terjadinya kecelakaan tunggal jadi ada unsur penganiayaan. Bahkan kita mendengar kasus yang serupa ini sudah terjadi sebanyak tiga kali sehingga menimbulkan kemarahan dari Umat Islam,” jelas Al-Khaththath kepada voa-islam.com, Senin malam (12/9/2011) usai launching Crisis Center Forum Umat Islam (FUI).

Pernyataan Al-Khaththath itu diaminkan oleh MER-C Indonesia (Medical Emergency Rescue Committee). Menurut Ketua Presidium MER-C Joserizal Jurnalis SpOT, banyak fakta dan kejanggalan dalam keterangan yang disampaikan polisi.

Yang paling janggal adalah kondisi kepala almarhum Darmin Saiman yang pecah, sementara helmnya masih utuh. Selain itu, jelas Joserizal adanya luka tusuk di punggung semakin memperkuat dugaan bahwa tukang ojek Muslim itu bukan meninggal karena kecelakaan, tapi dibunuh dengan sengaja.

“Kabar dari pihak keluarga korban, helm milik tukang ojek yang tewas itu dalam keadaan utuh, tapi kepalanya pecah karenanya adanya benturan pukulan. Begitu juga ada luka tusuk di punggungnya,” jelasnya.

Dengan fakta ini, MER-C menduga kuat bahwa tewasnya Darmin Saiman bukan karena kecelakaan murni seperti yang dijelaskan pihak kepolisian, melainkan dibunuh. Karenanya, Joserizal mendesak pihak kepolisian agar melakukan otopsi ulang dan menjelaskan kepada publik dan media dengan sejujur-jujurnya, tentang apa yang sesungguhnya terjadi.

Pak, soal nama korban yang bener ana ngga tau, antum searching aja nanti. terus keterangan foto diambil dari wawancaranya Ades aja:

“Kabar yang Joserizal dengar dari pihak keluarga korban, helm milik tukang ojek yang tewas itu dalam keadaan utuh, tapi kepalanya pecah karenanya adanya benturan pukulan. Begitu juga ada luka tusuk di punggungnya.

Dengan kabar ini, menunjukkan bahwa tewasnya Darmin Saiman bukan dikarenakan kecelakaan, seperti dijelaskan oleh pihak kepolisian, melainkan dibunuh. Karena itu, Joserizal mendesak pihak kepolisian agar melakukan otopsi ulang dan menjelaskan kepada publik dan media dengan sejujur-jujurnya, tentang apa yang sesungguhnya terjadi.

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/13/16113/inilah-bukti-tukang-ojek-muslim-di-ambon-itu-dibunuh-bukan-kecelakaan/

***

FPI Siapkan Laskar Jihad ke Ambon

JAKARTA (voa-islam.com) – Menyikapi pecahnya tragedi Ambon jilid II, Front Pembela Islam (FPI) akan menyiapkan laskar jihad ke Ambon bila diperlukan.

Hal itu diungkapkan Sekjen FPI, KH Muhammad Shabri Lubis, menyikapi kerusuhan Ambon yang ditengarai bernuansa SARA yang melibatkan aparat Kristen dan kelompok separatis RMS.

“Kita sudah memberikan maklumat kepada seluruh aktivis FPI di seluruh tanah air agar mempersiapkan diri untuk berangkat ke Ambon untuk membela kaum muslimin dan untuk mempertahankan NKRI dari RMS,” ujarnya kepada voa-islam.com, Senin sore, (12/9/2011).

Sambil menunggu perkembangan, untuk mematangkan rencana pengiriman laskar jihad ke Ambon, FPI bahkan telah mengeluarkan maklumat kepada seluruh anggota FPI agar melakukan persiapan membuka posko relawan kemanusiaan ke Ambon.

“Kita masih mengikuti perkembangan terus, kita sudah mengeluarkan maklumat kepada anggota FPI untuk bersiap-siap dan masing-masing akan membuka Posko nanti,” paparnya.

Untuk solidaritas sesama Muslim terhadap nasib umat Islam di Ambon, FPI mengimbau umat Islam agar bahu-membahu membantu perjuangan umat Islam Ambon mempertahankan diri dari kezaliman. FPI berharap agar umat Islam siap sedia menerima panggilan jihad bila diperlukan.

“Kepada umat Islam agar melakukan langkah-langkah yang objektif, kita persiapkan diri kita untuk membantu saudara-saudara kita di Maluku. Kemudian kita membantu mereka dengan cara apa saja yang bisa kita berikan. Kalau mereka yang mampu dan insya Allah kalau memang diperlukan untuk penerjunan para mujahidin kita berharap umat Islam siap untuk memenuhi panggilan itu,” jelas Shabri.

Selain itu, FPI mengimbau agar umat Islam membantu kebutuhan finansial, logistik dan medis terhadap kaum Muslimin Ambon yang rumah dan harta bendanya terbakar dalam kerusuhan.

“Namun jika kita berhalangan maka sesuai dengan firman Allah, ‘Jahidu biamwalikum wa anfusikum fi sabilillah,’ harta benda kita yang kita korbankan untuk membela kaum muslimin di sana. Tentu mereka yang rumahnya dibakar, warungnya dibakar tentu sulit untuk makan, terutama mereka yang mengungsi, harta bendanya tidak ada kita harus bantu mereka dengan memberikan makanan, untuk memberikan pakaian itu semuanya memerlukan dana. Jadi logistik itu wajib bagi kita untuk berpartisipasi,” papar Shabri.

Pertolongan yang tak kalah pentingnya, menurut Shabri, adalah perjuangan opini dan doa qunut Nazilah untuk menggelorakan semangat kaum muslimin dalam membela saudaranya yang tertindas.

“Langkah apa pun, cara apa pun, perhatian apa pun yang dilakukan untuk saudara kita semua bermanfaat dan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membantu karena mereka adalah saudara-saudara kita innamal mu’minuna ikhwah. Dengan cara apa pun bantu kaum muslimin maka itu semua adalah bagian daripada jihad. Maka mari seluruh umat Islam ikut andil dalam program jihad ini semampu apa yang bisa kita lakukan,” pungkasnya.

http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/13/16109/fpi-siapkan-laskar-jihad-ke-ambon/

Update Konflik Ambon

Polri Berbohong? Tukang Ojek itu Betul-betul Tewas Dibunuh

Dalam pengamatan voa-islam, terjadi kesimpang-siuran pemberitaan oleh media massa seputar jumlah yang tewas terkait insiden berdarah di Ambon, Ahad (9/11) lalu. Termasuk, apakah tukang ojek itu tewas karena murni kecelakaan atau betul-betul dianiaya. Diperlukan kejujuran dari sikap aparat untuk mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi? Ini penting, agar akar masalah itu bisa diselesaikan dengan baik, tanpa harus memanipulasi fakta sesungguhnya.

Bukan rahasia umum, giliran banyak korban yang menimpa umat Islam, media massa didesak untuk tidak memperkeruh suasana. Tapi begitu korbannya menimpa umat Nasrani, media massa dan para pengamat membesar-besarkan pemberitaan dan memvonis umat Islam sebagai provokator. Sungguh sikap yang tidak fair.

Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto maupun Menteri Koordinator Politik, Hukum & Keamanan Djoko Suyanto berharap kerusuhan di Ambon pada hari Minggu lalu tidak sampai berkembang seperti kerusuhan pada 1999. Ia berharap media massa turut memelihara situasi damai di sana dan berhati-hati dalam memberitakan pascakerusuhan di Ambon. Pasalnya, konflik antarkelompok yang terjadi di Ambon kemarin bisa membesar bahkan meluas jika pers salah menyikapi.

Menurut keterangan resmi Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam, setidaknya tiga warga tewas dalam kerusuhan di Kota Ambon, Ahad (11/9), di antaranya karena tertembak. Korban yang tewas tertembak itu adalah Sahrun Ely (22), Djefry Siahaan (tertembak di bagian perut), dan Cliford Belegur (tertembak di bagian dada sebelah kiri).

Padahal, sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, jumlah korban tewas di Ambon mencapai lima orang. Hal ini disampaikan Djoko berdasarkan laporan tertulis yang diterimanya. "Saya tidak usah bilang korban dari kelompok siapa. Sementara yang tewas ini ya lima orang itu," kata Djoko kepada para wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (12/9/2011).

Dibunuh, Bukan Kecelakaan

Mabes Polri menyatakan, berdasarkan hasil otopsi dan keterangan saksi, tewasnya tukang ojek Darmin Saiman, yang diduga menjadi pemicu kerusuhan Ambon, adalah murni kecelakaan tunggal."Hasil otopsi dari dokter dan keterangan saksi di sana bilang dia kecelakaan murni," kata Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam.

Senada dengan statemen Kepala Bareskrim Polri, Komjen (Pol) Sutarman, kerusuhan di Ambon dipicu tewasnya seorang tukang ojek dalam kecelakaan tunggal, namun sempat dipukuli oleh sekelompok orang. Nyawanya tidak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit. Perbedaan keyakinan antara kelompok si tukang ojek dan kelompok pemukul memicu kerusuhan makin meluas.

"Ada seorang tukang ojek yang sebenarnya kecelakaan tunggal tapi malah dipukuli kelompok tertentu, sehingga terjadi balas dendam setelah upacara pemakaman," ujar Sutarman saat hendak mengikuti rapat perihal rusuh Ambon ini di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (11/9/2011) petang.

Sementara itu dikatakan Bernard Abdul Jabbar dari Forum Umat Islam (FUI), jumlah korban yang tewas dalam bentrokan di Ambon sebanyak 8 orang. Adapun, tukang ojek itu faktanya betul-betul dibunuh, bukan murni kecelakaan, seperti dikatakan pihak kepolisian. “Saya punya fotonya, banyak bekas tusukan, sangat jelas sekali, ada unsur penganiyaan dengan motif dibunuh,” kata Bernard yang juga aktivis Hizbut Dakwah Islam (HDI) kepada voa-islam via SMS.

Umat Islam mendesak Polisi untuk mengotopsi ulang tukang ojek yang tewas itu dengan melibatkan tim investigasi yang didalamnya terdapat perwakilan dari ormas Islam.

Besok, rencananya, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil Kepala BIN untuk dimintai keterangannya terkait kerusuhan di Ambon, Maluku.

http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/12/16107/polri-berbohongtukang-ojek-itu-betul-betul-tewas-dibunuh/

***

FPI: Ada keterlibatan polisi kristen ikut membantai umat islam ambon

Front Pembela Islam (FPI) menemukan fakta adanya aparat kepolisian beragama Kristen yang turut membantai umat Islam dalam kerusuhan di Ambon. FPI mendesak Kapolri memecat Kepala Brimob dan mengadili polisi yang terlibat dalam kerusuhan itu.

Laporan warga itu diaminkan oleh Front Pembela Islam (FPI). Menurut Sekjen FPI, KH Muhammad Shabri Lubis, aparat Kristen terlibat langsung dalam kerusuhan Ambon jilid II yang menewaskan umat Islam ini.

“Kita terus mengikuti perkembangan, memang kerusuhan ini sekarang meluas dan melibatkan aparat-aparat Kristen untuk ikut serta membantai umat Islam. Jadi aparat Kristen itu turun, itu temuan kita,” ujarnya kepada voa-islam.com, Senin sore, (12/9/2011).

Selain itu, FPI juga mensinyalir ada permainan kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) di belakang tragedi Ambon berdarah itu. “Iya ini RMS yang bermain,” tegasnya.

Untuk mengantisipasi agar kerusuhan yang tak berimbang itu tidak meluas, FPI menuntut Kapolri agar menindak aparat kepolisian yang terlibat dalam pembantaian umat Islam dalam tragedi Ambon jilid II itu.

“Kita minta kepada Kapolri dan Panglima TNI untuk segera mengirimkan Polisi Militernya agar melihat di situ aparat-aparat yang terlibat dan ikut serta membantai kaum muslimin,” desak Shabri. “Mereka harus diseret ke pengadilan atau mahkamah militer dan juga kepada HAM Internasional, itu yang kita akan tuntut,” tambahnya.

FPI sangat menyayangkan aparat yang tidak profesional dalam menjalankan tugas di Ambon dengan ikut membantai kaum Muslimin.

“Tidak boleh terjadi lagi adanya aparat yang diketahui berbuat seperti itu karena mereka itu digaji, dibayar oleh Negara bukan untuk membantai umat Islam apalagi untuk pengkhianatan karena mereka itu ingin mendirikan RMS,” kecamnya.

Untuk itu, FPI mendesak Kapolri agar turun langsung ke TKP di Ambon untuk melakukan sidak dan mengusut anak prajuritnya.

“Maka dari itu kita menunggu ketegasan dari panglima TNI untuk mengusut tuntas masalah ini dan juga Kapolri untuk melihat anak buahnya di bawah,” tegas Shabri.

FPI menengarai, keterlibatan aparat dalam kerusuhan di Ambon yang menewaskan umat Islam itu mudah terjadi karena komposisi aparat Brimog yang mayoritas beragama Kristen.

“Kita juga mempertanyakan apakah normal jumlah dan komposisi Brimob yang ada di Ambon ? Sebab di situ ada Brimob bisa berjumlah lebih dari 70 persen Nasrani. Ini masuk di akal apa tidak?” tukas Shabri. “Ini jadi kesempatan mereka, bukannya melakukan penertiban malah melakukan pembantaian,” imbuhnya.

Sebagai solusi agar tidak terulang lagi pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh aparat Kristen, FPI menuntut agar Kepala Komando Brimob dicopot, lalu komposisi anggota Brimob yang ditugaskan ke Maluku diperbaiki yang proporsional.

“Kita juga minta Kepala Komando Brimob di sana untuk diganti, dan juga jumlah komposisi anggota Brimob yang Muslim dan yang Nasrani bisa segera disesuaikan misalnya 50-50 jadi ada keadilan, jadi tidak didominasi kalau mereka memang betul-betul untuk menjaga NKRI. Tapi kalau Polisi ini memang dikuasai agen-agen Yahudi untuk melepas Indonesia melalui itu, urusan mereka,” ujar Shabri. 

http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/13/16108/copot-polisi-kristen-pembantai-umat-islam-di-kerusuhan-ambon/

Kemarin Meletus Kerusuhan di Ambon

Ambon ricuh, Ambon Berdarah Jilid II?

Ambon ricuh. Perang batu terjadi di kawasan Talake dan Waringin, Ambon, Ahad (11/09/2011). Menurut beberapa sumber, kericuhan dipicu kematian seorang tukang ojek yang diamuk massa kelompok tertentu. Kerusuhan akhirnya meluas hingga perang batu, bahkan perang tembakan. Suasana sempat mencekam dan membuat warga panik hingga mengungsi ke sejumlah masjid. Apakah kericuhan ini hanya bentrok antar warga biasa atau merupakan Ambon berdarah Jilid II?

Tewasnya tukang ojek sebagai pemicu?

Segera setelah Ambom dikabarkan ricuh, Mabes Polri melansir penyebab kericuhan tersebut, yakni akibat seorang warga yang mengalami kecelakaan tunggal, yang selanjutnya si pengemudi diamuk massa tertentu.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kabareskim Mabes Polri, Komjen Pol Sutarman, di Mabes Polri, Ahad (11/9/2011) petang. 

“Ada seorang tukang, sebenarnya kecelakaan tunggal. Tapi malah digebukin kelompok tertentu sehingga terjadi balas dendam,” ujarnya.

Sayangnya, tidak dijelaskan detail “tukang” apa yang dimaksud dan mengapa orang tersebut lalu diamuk massa. Yang jelas, orang tersebut akhirnya tewas di TKP, dan Sutarman mengatakan bahwa bentrokan terjadi setelah acara pemakaman selesai.

Sumber Arrahmah.com di Ambon menginformasikan bahwa “tukang” yang menjadi pemicu ricuh di Ambon adalah seorang tukang ojek Muslim, dan lokasi tewasnya adalah di kawasan Gunung Nona yang dikenal sebagai kawasan kelompok tertentu, yakni Nasrani.

Masih menurut sumber Arrahmah.com, kawasan Batu Gantung, Waringin, yang dikenal sebagai kawasan Muslim bahkan kini sudah rata dengan tanah akibat kerusuhan alias dibakar oleh massa. Kaum Muslimin pun akhirnya harus mengungsi ke kompleks Waihaong, Silalu, dan ke masjid Al Fatah. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan kaum Muslimin, khususnya bila mengingat tragedi Ambon di masa lalu (Tragedi I’edul Fitri Kelabu) dimana kaum Muslimin dibantai dengan sadis, dan kita tidak ingin hal tersebut terulang lagi. Untuk itu, Arrahmah.com akan terus memantau dan meminta konfirmasi langsung berita-berita terbaru dari Ambon, Insya Allah.

Suasana masih mencekam?

Kericuhan di Ambon, dikabarkan sempat mencekam warga. Suara tembakan membuat warga panik, dan mengungsi ke sejumlah masjid, mencari perlindungan. Sebagaimana diberitakan detikcom, Ahad (11/09/2011), warga mengungsi untuk mencari perlindungan. Mereka membawa sanak famili mencari tempat aman. Warga yang panik mengungsi ke sejumlah masjid, seperti masjid Raya Al Fatah, Ambon, dan Masjid Jami Kota Ambon.

Info dari TKP yang diterima Arrahmah.com memberitakan bahwa pasca tukang ojek yang dibunuh di kampung Kristen terjadi, massa kaum Muslimin berkonsentrasi di desa Waihong, daerah perbatasan untuk memblokir jalan dan melakukan sweeping warga kristen. Dikabarkan pula, Gereja Silo rusak dan kini dijaga ketat.

Menjelang malam, ricuh Ambon dikabarkan sudah mulai mereda, dan suara tembakan sudah tidak terdengar lagi. Meski demikian, kedua kelompok massa dikabarkan masih bertahan pada posisi masing-masing.

Koresponden Arrahmah.com di TKP menceritakan bahwa menjelang sore ini terdapat 60 orang Muslim luka-luka akibat bentrokan yang terjadi. Bahkan korban yang berjatuhan terus bertambah. 

Seorang warga bernama Fauzi menyatakan, saat ini sudah ada petugas kepolisian yang ditempatkan di lokasi bentrokan untuk meredam massa.

”Mudah-mudahan tidak merambat, karena ini seperti mengulang luka lama kerusuhan yang lalu,” ujarnya.

Tentu saja, kaum Muslimin di negeri ini tidak menginginkan terjadinya kembali Ambon Berdarah Jilid II. Untuk itu, Arrahmah.com akan berusaha mendapatkan informasi up date dan tervalid dari kaum Muslimin disana. Insya Allah!

***

TNI jaga lokasi rusuh Ambon, Kaum Muslimin Siaga

Lokasi rusuh Ambon dijaga ketat sejumlah polisi. Saat ini, banyak kaum Muslimin yang mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit, khusunya RS Al Fatah, Ambon. Sementara itu, ratusan personel TNI mulai diturunkan untuk menjaga lokasi kericuhan, dan kaum Muslimin terus waspada dan berjaga-jaga menghadapi seluruh kemungkinan yang akan terjadi. Mohon doanya selalu!

Korban Luka capai 60 orang

Korban rusuh Ambon mulai berjatuhan. Koresponden Arrahmah.com melaporkan bahwa korban dari fihak Muslim yang dirawat di RS Al Fatah Ambon rinciannya adalah sebagai berikut. Satu orang meninggal (Insya Allah syahid), bernama Sahrun Ely, berumur sekitar 25 tahun. Sementara itu, ada dua orang mengalami kritis. Sampai jam 6 sore tadi, korban luka-luka sudah mencapai 60 orang, diantaranya adalah Farid (Waringin), Rijal (Waihong), usia sekitar 21 tahun, Abdullah Malawar, 25 tahun, Yanto (25), Ridwan (27), Arman Lopa (38), Kadri (42), Itorohman (42), Abu Lutfi (40), Nasrullah (38), Saeful (27), Safa Mustafa (35), Rahmat Saddam (20).

Sementara itu, sebagaimana diberitakan detikcom, aparat tampak berjaga di RSUD Dr Haulusy dan RS dr Latumeten. Sejumlah warga yang dirawat di RS Al Falah rata-rata akibat lemparan batu, dan mereka mengalami luka pada bagian kepala. Koresponden Arrahmah.com di TKP bahkan ikut mengangkat korban yang meninggal, akibat terkena tembakan sniper. Korban tertembak di bagian dagu tembus ke leher.

TNI jaga lokasi rusuh, kaum Muslimin siaga

Dikabarkan, ratusan personel TNI bersenjata lengkap ikut berjaga di lokasi kerusuhan Ambon. Di Simpang Tiga Trikora, dua buah tank dan ratusan personel TNI berjaga-jaga. Malam ini sejumlah warga masih berkumpul di ruas Jalan AM Sangaji, Jalan Baru, Airmata China dan Diponegoro. Ratusan aparat keamanan masih menjaga ketat daerah-daerah yang tadi digunakan untuk perang batu.

Sementara itu, kaum Muslimin juga berjaga-jaga, khususnya di Waringin yang sebelumnya dibakar massa, untuk mengantisipasi kondisi terburuk yang akan terjadi. Sebagian Muslim yang kehilangan rumahnya mengungsi ke Kompleks Waihaong, Silale, dan ke Masjid Al Fatah. Semoga kaum Muslimin diberi kekuatan oleh Allah SWT., dalam menghadapi ujian berat ini. Amien…!

sumber: http://m.arrahmah.com/read/2011/09/11/15156-tni-jaga-lokasi-rusuh-ambon-kaum-muslimin-siaga.html

Waspadai jebakan razia palsu polisi


Bagi sahabat yang sering mengadakan perjalanan, Perlu di perhatikan hal berikut ini karena modus razia palsu telah digunakan untuk memakan korban , bahkan membunuhnya.

Polisi: Jangan Stop Kendaraan Jika Dirazia di Tempat Sunyi



Medan - Pembunuh karyawati Bank BRI Syariah Medan, Wahyuni Simangunsong menggunakan modus razia untuk mencari mangsa. Polisi pun mengimbau agar masyarakat tidak mengentikan kendaraan jika ada razia yang dilakukan di tempat sepi.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (12/8/2011), Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga menyampaikan imbauan agar masyarakat lebih hati-hati menyikapi pelaksanaan razia. Jika memang mencurigakan, sebaiknya kendaraan jangan berhenti dan segera pergi ke pos polisi terdekat.

"Jangan mau berhenti jika dihentikan di tempat yang sunyi, dan petugasnya tidak ramai. Tutup kaca mobil jika ada kecurigaan," kata Tagam Sinaga kepada wartawan di Polresta Medan, Jl HM Said, Medan.

Razia yang dilaksanakan polisi, kata Tagam, juga menggunakan plang razia. Jika ada razia yang tidak terlihat plang, pengemudi yang distop kendaraannya, dapat menanyakan identitas polisi yang bersangkutan.

Pernyataan senada juga disampaikan Kabid Humas Polda Sumut Kombes Raden Heru Prakoso. "Kalau dihentikan di tempat sepi langsung terobos saja. Kalau dikejar, langsung lari ke pos polisi terdekat," saran Heru.


Seperti diberitakan sebelumnya, Wahyuni Simangunsong Bank BRI Syariah Medan diculik pada Senin (1/8 di Medan, dan mayatnya kemudian ditemukan pada 5 Agustus 2011 di Kabupaten Samosir, Sumut. Sebelum hilang, diketahui dia mengabarkan kepada temannya melalui pesan singkat, dia terkena razia.

Berdasarkan pengakuan 4 pembunuh Wahyuni yang ditangkap polisi, mereka menggunakan modus razia dalam mencari korban. Satu pelaku menggunakan seragam polisi, yakni Erwin Panjaitan yang memang polisi berpangkat briptu, satu orang menggunakan seragam Dinas Perhubungan yakni Suherman, dan dua pelaku perempuan yang merupakan istri para pelaku, yakni Ria Hutabarat dan Eva Lestari, menggunakan seragam polwan.

Korban Wahyuni yang melintas di Simpang Pemda, Jl Setia Budi, Medan, dengan mobil Innova warna hitam BK 1356 JH dihentikan pada Senin sore. Sementara Erwin menghentikan mobil, tiga lainnya masuk ke dalam dan menyekap korban. Mobil diambil alih dan dikemudikan ke arah Brastagi, Tanah Karo.

Di Brastagi, dengan menggunakan kartu ATM korban dilakukan penarikan uang dari tabungan korban sebanyak empat kali dengan total penarikan Rp 69 juta. Seterusnya korban dibunuh, dan mayatnya dibuang di bawah jembatan di Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir dan ditemukan pada 5 Agustus 2011

(rul/fay)

sumber

Kronologis pembunuhan Wahyuni Simangunsong














MEDAN - Berakhir sudah, petualangan pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Wahyuni Simangunsong, funding officer BRI Syariah Medan. Empat pelaku yang terdiri dari dua pasangan suami-isteri sudah ditangkap tim dari Kepolisian Resor Kota (Polresta) Medan. Mereka yang ditangkap Jumat (12/8) dini hari itu adalah Brigadir Polisi Erwin Panjaitan-Ria Hutabarat dan pasangan Suherman-Eva.

Kapolresta Medan, Kombes Tagam Sinaga, tadi malam menjelaskan bahwa usai dilakukan pemeriksaan singkat, aksi perampokan tersebut bisa berhasil karena salah satu pelaku adalah seorang anggota Polri (Erwin), meski berstatus disertsi. Selain itu, isterinya (Ria) kenal baik dengan korban karena bertetangga di Kompleks Perumahan Waikiki, Jl Flamboyan Raya, Medan Tuntungan.

Kesuksesan itu juga karena keseharian korban sudah dipelajari dan diketahui, termasuk menguasai jalur pulang-pergi kerja setiap hari. "Sejak 29 Juli, kegiatan korban sehari-hari sudah digambar oleh tersangka EL dan SD br Ht. Setelah mengetahui kebiasaan korban sehari-hari, akhirnya mereka melakukan aksinya dengan cara menyetop mobil korban di simpang Pemda, Tanjungsari," kata Tagam.

Para pelaku memutuskan untuk melangsungkan aksi perampokan ini dengan modus razia. Dimulai sejak Senin (1/8) dimana Ria dan Eva membuntuti  Wahyuni, sejak keluar dari rumahnya dan kemudian memberitahukan kepada Erwin Panjaitan. Pukul 16:00 WIB, saat korban pulang kerja mengendarai mobil Kijang Innova BK 1356 JH dan melintas di Jl Setiabudi, Simpang Pemda, tiba-tiba mobilnya distop oleh Erwin dengan memakai pakaian dinas Polri miliknya, dibantu Suherman dan Eva. Wahyuni pun berhenti saat distop oleh Erwin yang berpura-pura melakukan razia.

Selanjutnya, tersangka Erwin masuk ke dalam mobil bersama tersangka Suherman. Erwin mengambil alih kemudi, sedangkan Wahyuni disuruh duduk di belakang. Selanjutnya, mereka bergerak menuju Berastagi. "Di situ, Erwin sempat mengambil uang tunai melalui ATM sebesar Rp9 juta. Dari sini, para pelaku terus bergerak lagi menuju Kabupaten Samosir," tutur Kapolresta.

Selama dalam perjalanan menuju Samosir, Wahyuni mendapat perlakuan yang kasar. Kedua tangannya diikat dan mulutnya dilakban. Mendapat perlakuan agresif itu, korban akhirnya meninggal dunia dan mayatnya dibuang di bawah jembatan Bintongar, Tele, Desa Harian Pintu, Kecamatan Harian kawasan Pangururan, Kabupaten Samosir, Jumat (5/8).

Setelah jasad Wahyuni dibuang ke bawah jembatan, selanjutnya mobil korban dikuasai oleh Erwin dititipkan ke penjaga lokasi peternakan ayam di Dusun Tengkusan, Deli Serdang.

Suherman, sementara itu, mengaku dirinya hanya diajak oleh Brigadir Erwin. Menurut pengakuannya, Wahyuni meninggal dunia karena mulutnya ditutup dengan lakban. "Aku hanya diajak oleh Brigadir Erwin, sedangkan korban meninggal karena mulutnya ditutup pakai lakban sampai lemas dan akhirnya meninggal dunia," aku tersangka Suherman.

Kapolresta Medan Tagam Sinaga menjelaskan, keempat tersangka akan dijerat dengan pasal berlapis yakni, perampokan, pembunuhan dan penculikan. Menurutnya, sesuai hasil penyelidikan, Brigadir Erwin Panjaitan sebelumnya bertugas di Polsek Kutalimbaru. Karena terlibat kasus penjambretan, divonis 4 bulan penjara, dan kemudian dipindahkan ke Polresta Medan dengan status dibawah pembinaan Unit P3D. "Namun, selama dalam pembinaan, Brigadir Erwin tidak masuk kantor meskipun sudah diberi surat panggilan ketiga. Beliau disersi dan gajinya sudah distop selama disersi," ujarnya.

Tiga hari setelah korban meninggal, tersangka Brigadir Erwin dan istrinya pindah dari ke Perumahan Griya Sapta Marga Blok C-3, Medan Marelan. "Sebelumnya, tersangka Ria bertetangga dengan korban di Perumahan Waikiki. Namun, setelah kejadian tersebut, pasangan suami-isteri ini pindah ke Medan Marelan, diduga untuk menghilangkan jejak," tambah Tagam.  

Dari keempat tersangka, polisi menyita tiga unit sepeda motor milik tersangka yakni Yamaha Zupiter BK 5929 CF, Yamaha Vega R BK 3782 OI dan Yamaha Vega R BK 4875 KU, Kijang Innova BK 1738 KM, 4 ponsel, uang tunai Rp12 juta, dompet, seragam dinas Polri dan Dishub.


sumber

Dari Kursi Roda Jadi Suhu Internet Marketing

http://www.batampos.co.id/wp-content/uploads/2011/09/20110906235303-OKE-foto-bok.gif


Ruangan bercat putih itu tak terlalu luas, sekitar 3 x 4 meter. Ada sebuah tempat tidur (springbed) ukuran 1 x 2 meter. Ada pula sebuah meja yang cukup besar. Di atasnya terdapat TV layar datar 29 inci, layar monitor 17 inci, CPU komputer, dan sebuah keyboard. Di pojok ruangan, tergeletak sebuah tabung oksigen untuk alat bantu pernapasan.

Di tembok ruangan, tergantung beberapa foto sang pemilik ruangan, Habibie Afsyah, bersama keluarga serta teman-teman.

Salah satu foto besar yang cukup mencolok adalah foto Habibie yang duduk di kursi roda bersama B.J. Habibie di depan Istana Merdeka saat perayaan Hari Anak Nasional. Saat foto itu diambil pada 1998, B.J. Habibie menjabat presiden negeri ini. Di foto itu tertulis: Habibie Sang Pemimpin, Habibie Sang Pendamping.

Di ruangan itulah Habibie Afsyah biasa menghabiskan waktunya berjam-jam di depan komputer. “Ini ruang kerja saya, sekaligus ruang santai kalau ada teman-teman yang berkunjung,” ujar pemuda kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 itu.

Di atas kursi rodanya, Habibie terlihat nyaman dengan dua bantal yang menyangga punggung dan kepalanya. Ditambah embusan angin sejuk dari AC.

Jari telunjuk tangan kanannya lincah menari di atas keyboard komputer, mengantarnya berselancar ke berbagai website otomotif yang menjadi kegemarannya. Sesekali, dia membuka e-mail dan situs jejaring sosial Facebook untuk menyapa sahabat-sahabatnya.

Saat ditemui Jawa Pos (Batam Pos Group) pada Sabtu dua pekan lalu (27/9) di rumah orang tuanya di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan, Habibie ditemani ibunya, Endang Setyati. “Ma, tolong naikin sedikit bantalnya… Ma, tolong tangan kanan Habibie majuin sedikit… Ma, tolong kepala miringin sedikit… Ma, tolong keyboard-nya geser sedikit…” Kalimat-kalimat itu sering diucapkan Habibie.

Kadang, suaranya tercekat karena radang paru-paru dan terdengar lirih. Endang pun cekatan dan sabar terus mendampingi dan membantu putranya. Sesekali, tangannya membelai rambut ikal Habibie.

Habibie Afsyah adalah bungsu delapan bersaudara dari pasangan Endang Setyati, 59, dan Nasori Sugiyanto, 72. Sejak usianya belum genap setahun, penyakit langka Muscular Dystrophy tipe Becker menggerogotinya, merusak saraf motorik di otak kecilnya, membuat massa tubuhnya tidak bisa tumbuh sempurna, dan sebagian besar anggota badannya lumpuh.

Bahkan, sejak tiga tahun terakhir, tangan yang sebelumnya masih bisa digerakkan kini lumpuh. Praktis, hanya pergelangan tangan kanan dan jari telunjuk kanannya yang bisa digerakkan.

Namun, keterbatasan fisik itu tak membuat dirinya putus asa. Berbekal otaknya yang cemerlang, Habibie menjadi seorang pembelajar yang cepat. Bebagai ilmu di bidang teknologi komputer dan internet berhasil dikuasai.

Kini, pada usia yang baru 23 tahun, Habibie menjadi salah satu sosok populer di dunia bisnis internet marketing. Di kalangan mereka, Habibie sering dipanggil dengan sebutan suhu, guru, master, atau mastah. Apa itu mastah? “Oh, itu bahasa gaul dari master,” katanya lantas tertawa.

Sejak terjun dalam bisnis internet marketing pada 2007, Habibie termasuk salah satu di antara sedikit orang asal Indonesia yang berhasil meraup penghasilan hingga ratusan juta rupiah dari bisnis itu.

Habibie memulai bisnis internet marketing dengan menjadi mitra atau affiliate dari Amazon.com, sebuah toko online terbesar di dunia yang didirikan pada Mei 1994 di Manhattan oleh Jeff Bezos. Sebagai affiliate, Habibie menjual produk Amazon melalui internet dan mendapat komisi. Awal 2007, Habibie berhasil meraih penjualan pertamanya, yakni satu unit PlayStation (PS) 3. “Saat itu, komisinya 24 dolar (USD 24). Tapi, saya sangat senang,” ujarnya.

Pelan tapi pasti, dia mulai lancar menjual produk-produk Amazon. Akhirnya, pada suatu siang yang cerah pada Juli 2007, datanglah pak pos yang mengantarkan amplop berisi selembar cek senilai USD 120,69. Cek itu dikirim oleh Amazon Services LLC, PO Box 6486, Incline Village, NV 89450. Biasanya, Amazon memang mengirimkan komisi bagi para affiliate-nya setelah terkumpul USD 100.

Habibie pun makin bersemangat memasarkan produk-produk Amazon. Cek pertama itu kemudian disusul dengan cek kedua pada Oktober 2007 senilai USD 287, lalu cek ketiga pada November senilai USD 369.

Puncaknya, Februari 2008, Habibie menerima cek USD 2.169. Itu komisi penjualannya selama Desember 2007. Tampaknya, momen Natal dan Tahun Baru membuat orang lebih royal berbelanja. “Wah, saya juga kaget, bisa sampai ribuan dolar,” ungkapnya.

Target pun dicanangkan. Hingga Desember 2008, Habibie mengejar komisi USD 10.000 per bulan. Namun, gejolak turbulensi perekonomian global pada pertengahan 2008 membuat daya beli penduduk Amerika Serikat (AS) yang selama ini sering digaet Habibie ikut terpuruk.

Akibatnya, omzet pun melorot. Untuk mengisi waktu, Habibie mulai menggarap pasar dalam negeri dengan mengembangkan situs www.rumah101.com yang mempertemukan penjual dan pembeli properti. Habibie juga membuat situs www.ponsel-quran.com untuk menjual produk ponsel dengan fitur Alquran di dalamnya.

Tak hanya itu, atas bimbingan mentornya di bisnis internet marketing, Suwandi Chow, Habibie berhasil membuat electronic book (e-book) berjudul Sukses dari Amazon. E-book itu laris manis. Dalam setahun, dia berhasil meraup uang hingga hampir Rp100 juta.

Pada 2010 dan 2011, ketika perekonomian global mulai membaik, omzet penjualan Habibie melalui Amazon kembali meningkat. Total sejak 1 April 2007 hingga 31 Juli 2011, Habibie berhasil menjual 4.106 item produk melalui Amazon senilai total USD 288.078. Dari penjualan tersebut, dia berhasil meraup komisi USD 14.714 atau sekitar Rp132 juta dengan kurs Rp 9.000 per USD. Cek-cek itu dicairkan di BRI Valas.

Namun, pencapaian tersebut belum membuat Habibie berpuas diri. Sejak awal 2011 ini, dia mulai menekuni bisnis internet marketing baru. Yakni, AdSense.com. AdSense adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Google.com.

Melalui AdSense, seseorang bisa menampilkan iklan dari Google di website atau blognya. Selanjutnya, jika ada yang mengunjungi website atau blog, kemudian mengeklik iklan tersebut, si pemilik website akan mendapat komisi dari Google.

“Ibaratnya, kalau di Amazon itu bisnis uang kecil, di AdSense ini bisnis uang besar,” ungkap Habibie.
Untuk AdSense, dia memiliki tiga website seputar otomotif, khususnya yang membahas prototipe produk-produk otomotif yang akan dikeluarkan pabrikan dalam dua atau tiga tahun mendatang. Agar website-nya banyak dikunjungi, Habibie menguasai teknik search engine optimization (SEO).

Namun, dia meminta nama tiga website-nya tersebut tidak dipublikasikan. “Untuk jaga-jaga, Mas. Sebab, kadang ada yang usil merusak website kita,” ucapnya.

Dia pun bercerita, dulu akun Facebook maupun email-nya pernah di-hack seseorang. Dia pun harus meminta bantuan teman untuk menutup akun-akun tersebut.

Lalu, berapa besar pendapatan yang diperoleh Habibie dari AdSense? Maret lalu, dia berhasil mendapat komisi USD 724, lalu pada April naik menjadi USD 517, Mei naik lagi USD 1.844, dan Juni USD 3.945. Pada Juli, pendapatan melonjak hingga USD 9.000. Sayangnya, karena ada kesalahan teknis, akun AdSense Habibie diblokir Google, sehingga pendapatan untuk Juli hilang.

Dia pun terpaksa meminjam akun milik salah seorang temannya. Dengan demikian, Agustus lalu, dia masih bisa meraup komisi sekitar USD 6.500. Total sepanjang 2011 ini dia berhasil membukukan komisi USD 13.530 atau sekitar Rp 121 juta. “Target saya, dalam beberapa bulan ke depan, bisa mendapat Rp 100 juta per bulan,” tegasnya.

Namun, hasil ratusan juta tersebut tidak didapat dengan mudah. Endang, ibunya, mengungkapkan, seusai lulus dari SMA Yayasan Sunda Kelapa pada 2006, dirinya sempat bingung mencari tempat yang tepat bagi Habibie untuk melanjutkan belajar.

“Kebetulan, dulu dia suka main game PS dan internet. Jadi, terpikirlah ide untuk mendidiknya belajar bisnis internet. Lagi pula, bisnis internet tidak membutuhkan banyak aktivitas fisik,” ceritanya.

Karena itu, Habibie pun diikutkan dalam berbagai seminar bisnis internet marketing yang diadakan para pakar, mulai Suwandi Chow hingga Fabian Lim  asal Singapura. Dana belasan juta digelontorkan untuk bisa menyerap ilmu dari para master tersebut.

Selain sukses secara finansial, Habibie berjiwa sosial tinggi. Melalui Yayasan Habibie Afsyah, dia beserta ibunya getol mengampanyekan forum Be Your Self. Ia mengajak anak-anak berkebutuhan khusus untuk menggali potensi dan mengembangkan diri agar mandiri.

Tak hanya itu, Habibie juga menjadi inspirasi banyak orang. Dia juga menjadi salah seorang motivator di Lapas Anak Tangerang.Ahmad

sumber


Mengislamisasikan keegoisan

Perjalanan Lebak Bulus-Grogol dengan Trans Jakarta, sendiri. Baru saja melewati beberapa Halte, seorang ibu-ibu pas berdiri di depan saya, reflek saya pun berdiri dan mempersilakan beliau duduk di tempat saya. Satu Halte lagi terlewati, sayapun reflek kembali, tapi kali ini reflek mata saya pada seorang pemuda yang tadinya duduk bersebelahan di samping kiri saya. Ia berdiri dan memberikan tempat duduknya pada seorang wanita paruh baya.


"Pemuda yang baik" batin saya dengan sejuta senyuman.

"Dan barangkali, langka" timpal hati saya ikut berkomentar.

Ya, baik dan langka. Hanya dengan memberikan jatah kursi duduknya di Bus kepada orang lain di kota padat seperti Jakarta ini sangat mampu menjadi tolak ukur menilai seseorang. Meski tak selalu itu menjadi jaminan, tapi banyak hal mengenai kondisi pribadi seseorang tarangkum dalam deskripsi sederhana bernama akhlaq.


Ada pergeseran tingkah sosial yang begitu terasa, dan menjadi pemandangan biasa di seantero Jakarta ini (dan sangat mungkin tidak hanya di Jakarta), bahwa seorang pemuda gagah duduk santai dalam sebuah Bus kota, sementara tak jauh darinya dalam Bus yang sama, seorang ibu-ibu duduk menahan pegal di kaki. "Ajaibnya" sang pemuda tersebut mengetahuinya dan cuek.


Dan sang pemuda di Trans Jakarta yang merelakan tempat duduknya untuk orang lain itu, tentu saja langsung menarik perhatian saya. Karena pernah suatu ketika, saya harus menahan sesak di dada, ketika beberapa orang ibu-ibu di suatu kesempatan lain dalam peristiwa yang sama, harus berdiri berdesakan di dalam Bus. Memang tempat duduknya penuh, namun diantara mereka yang memenuhi tempat duduk adalah para pemuda gagah yang kalau hanya berdiri beberapa jam saja tak kan mampu membuatnya sampai jatuh pingsan!

Tentu saja satu kursi saya hanya untuk seorang ibu pengganti, dan mereka mengetahui kalau saya 'mengalah' dan lebih memilih berdiri. Berharap jika mereka miskin inspirasi kebaikan, maka mereka akan terinspirasi dengan apa yang saya lakukan untuk para ibu lainnya yang masih berdiri. Atau minimal malu karena saya yang notebene wanita dengan senang hati memberikan kursi yang sudah menjadi hak saya untuk wanita yang lebih tua dan selayaknya dihormati. Namun harapan saya kandas. Tak ada satupun dari mereka yang tergerak dan bergerak untuk berdiri dan dengan ramah mempersilakan salah satu dari ibu-ibu yang berdiri itu duduk.

Dalam waktu-waktu berikutnya di kemudian hari, saya sepertinya harus membiasakan diri dengan perasaan sesak di dada ini pada peristiwa dan pemandangan yang sama, yang terjadi berulang ketika saya memakai jasa transportasi Bus di ibu kota berpenduduk mayoritas muslim ini.


Ada apa dengan mereka? Mengapa mereka tidak peka, tidak sungkan dan tidak malu? Mengapa mereka mengabaikan terusiknya hati dan pikiran mereka pada hal ini?

Kemudian, penelusuranpun dimulai. dengan mendapatkan satu kata kesimpulan yang sebelumnya dideretkan dengan sejumlah argument pembenaran; egois !

Barangkali dan mungkin saja, akan ada sebuah pemakluman ketika  saya masukkan mereka dalam sebuah kondisi capek, dalam perjalanan pulang kerja, pikiran penat dan banyak hal yang dirasa tidak menyenangkan hadir  dalam hidupnya, pun pulang kerja dengan lakon perjalanan yang harus selalu berdesakan dan ‘rebutan’ mendapatkan kursi duduk hampir tipa hari.  Bukankah prinsipnya sama-sama capek?  Atau berangkat kerja dan berpikir untuk “menghemat  tenaga” selama perjalanan karena sudah terbayang bagaimana nanti sibuknya dan capeknya di tempat kerja. Wajar kemudian jika mereka berpikir logis; saya juga capek, saya juga membutuhkan tempat duduk ini.

Namun, benarkah itu kemudian menjadi argument  shahih juga pada tataran kesusilaan, kepekaan dan kelayakan berlaku dalam hubungan sosial? Atau jika diganti dengan pertanyaan lain; bagaiman dengan tanggung jawab sosial mereka sebagai seorang pemuda?!

Ah, jika hidup hanya dimasukan dalam wilayah logika, maka akan banyak aspek tersingkirkan dari diri dan cara pandang kita terhadap kehidupan ini.

Baiklah, mari kita berbicara tentang keegoisan. Sifat dasar manusia yang menjadi kecenderungan kita. Karena jika saya sodorkan konsep itsar (lebih mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri) dengan melihat kondisi nyata, akan nampak hanya seperti cerita dari negeri dongeng saja. Maka, bisakah membentuk egois menjadi kata dengan definisi yang indah dan kompleks? Dengan argumentasi kebenaran, bukan pembenaran? Tentu saja bisa!  Dan saya menyebutnya ;  mengislamisasikan keegoisan.

Mari, sejenak saya ajak ke dimensi lain bernama timbal balik. Bahwa sunnatullah, dalam bahasa yang lebih universal sering disebut dengan hukum alam, selalu berlaku dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.  Bahwa kebaikan pasti akan berbalas kebaikan pula, meski tidak harus datang dari tangan yang sama dan di waktu yang sama pula. Sekalipun kita tak pernah mengharap adanya timbal balik kebaikan, namun begitulah hukum alam yang berlaku, dengan prinsip jelasnya adalah, kebaikan selalu mendatangkan kebaikan lain. Yang kondisi ini kemudian sering disebut dengan keberkahan.

Mungkin tanpa kita sadari, ia menyentuh sisi – sisi kehidupan kita yang lain, mempermudah begitu banyak urusan hidup kita. Dan keberkahan,  bisa saja datang dari kerelaan kita memberikan jatah kursi Bus kita pada orang –orang yang selayaknya kita perlakukan demikian, meski kita juga sangat membutuhkannya.

Selagi muda dan perkasa, jika ada Ibu-ibu, Kakek-nenek, Wanita hamil dan siapapun yang “lebih layak” duduk di Bus ketimbang kita, secapek-capeknya kita, jika hanya ditambah berdiri beberapa jam tak kan sampai membuat kita jatuh pingsan, mari mengalah dan berdirilah! Karena sangat mungkin, ini menjadi “wasilah” dimudahkannya urusan hidup kita yang lain. Baik urusan kerja, urusan keluarga dan urusan-urusan pelik yang membuntukan jalan keluar.

Ujungnya, memang berakhir ke kepentingan diri sendiri juga dan tetap saja menjadi bentuk lain dari keegoisan.  Namun cakupan maknanya, menjadi lebih luas dan positif. Karena disinilah kemudian masih kita dapati titik-titik keseimbangan antara habluminannas dan habluminallah.


Wallahu’alam bishwab.


***

/rf_Jakarta, 26 Juni 2011_04.06 wib