Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Fatwakan Wajib Jihad Bela Umat Islam Ambon

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Fatwakan Wajib Jihad Bela Umat Islam Ambon

JAKARTA (voa-islam.com) – Amir Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) Ustadz Abu Bakar Ba’asyir memfatwakan wajibnya jihad ke Ambon bila umat Islam dizalimi dalam kerusuhan bernuansa SARA di Ambon.

Meski raganya terkungkung oleh kerangkeng besi, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tak pernah surut untuk memperhatikan perjuangan umat Islam. Kabar pecahnya konflik di Ambon yang dipicu tewasnya seorang tukang ojek muslim yang dianiaya orang-orang Kristen di wilayah perkampungan Kristen di Gunung Nona Ambon, juga tak luput dari perhatian Ustadz Abu, demikian biasa disapa.

Setelah mendapat informasi dari berbagai pihak mengenai kerusuhan Ambon, ulama sepuh ini mengingatkan agar umat Islam senantiasa mewaspadai karakteristik orang kafir yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an.

“Orang kafir itu memang tidak suka terhadap Islam, kalau ada kesempatan mereka selalu menghabisi umat Islam, tidak peduli Islam garis keras atau Islam garis lunak. Bagi mereka itu yang penting mau masuk Kristen atau dibunuh,” paparnya saat ditemui voa-islam.com, Selasa (13/9/2011).

Ustadz karismatik yang vonis 15 tahun penjara karena pandangan jihadnya ini, menyerukan kepada umat Islam untuk segera mengambil sikap tegas terhadap kezaliman yang menimpa saudara-saudara sesama muslim di Ambon. Menurutnya, solusi menghadapi kezaliman kaum walan tardho itu adalah jihad, karena perjanjian-perjanjian damai dengan mereka selalu mereka khianati.

“Oleh karena itu bagi umat Islam kalau sudah menghadapi hal yang seperti ini tidak boleh ragu lagi, kalau perlu saya menganjurkan untuk berjihad kalau terbukti benar yang membunuh itu adalah orang Kristen. Sudah tidak usah macam-macam, musyawarah-musyawarah itu percuma. Dulu juga kan sudah ada musyawarah dengan adanya perjanjian Malino,” jelasnya.

Berbagai tekanan, kezaliman dan penindasan terhadap umat Islam, menurut Ustadz Abu, adalah sebagai konsekuensi tinggal di negara yang tidak menerapkan syariat Islam. Karenanya, Ustadz Abu mengingatkan kewajiban berjuang menegakkan syariat islam. “Haram hukumnya orang Islam diam, wajib hukumnya berjuang merombak sistem menjadi hukum Islam,” ujarnya.

Ustadz Abu menambahkan, jika terbukti bahwa konflik di Ambon adalah konflik SARA, maka umat Islam harus siap berjihad membela umat Islam yang tertindas.

“Jadi soal Ambon ini kalau itu memang terbukti yang membunuh orang Kristen, sudah jihad ! itu pendapat saya. Umat Islam harus maju, apalagi kalau sampai mereka (umat Islam di Ambon, red.) diisolasi, umat Islam dari luar Ambon supaya datang untuk jihad!”  imbau Ustadz Abu.

Sikap umat Islam terhadap Kristen, tambah Ustadz Abu, adalah siap damai dan siap perang. Islam siap berdamai dengan siapapun yang tidak memusuhi, namun Islam tak akan menolak perang jika dizalimi.

“Kaum salibis Nasrani jangan sekali-kali mengganggu Islam! Kami bisa berdamai selama akidah kami tidak diganggu, kalau kami diganggu kami akan perangi, kami akan lawan! Bagi kami melawan anda itu kebaikan, kami menang baik mati juga baik. Jadi melawan anda itu adalah nikmat!” tegasnya. “Keyakinan kami menuntut supaya kami hidup di negara yang diatur dengan hukum Islam. Kalau anda setuju mari hidup rukun di bawah Islam, tidak setuju dan mengganggu, kami (siap) perang!”

Terhadap analisa sejumlah pengamat intelijen bahwa konflik Ambon sarat operasi intelijen yang bertujuan menggiring para Mujahidin ke Ambon untuk dicitrakan sebagai basis teroris kemudian dihabisi, Ustadz Abu mengingatkan para pejuang Islam agar berhati-hati dan bertawakal kepada Allah.

“Kita tetap akan berjihad dengan melihat kemampuan. Kalau memang kondisinya demikian pun, ya sudah bismillah, kita lawan! Meskipun mereka punya makar, ingatlah firman Allah: ‘wamakaruu wamakarallah wallahu khoirul-makirin.’ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya,” jelasnya. “Kita lawan mereka karena saudara kita sedang dianiaya, jadi kita kembalikan saja kepada Allah,” tutupnya. [taz/ahmed widad]

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/09/14/16119/ustadz-abu-bakar-baasyir-fatwakan-wajib-jihad-bela-umat-islam-ambon/

***

44 Cara Mendukung Jihad

Oleh Syaikh Anwar al-Awlaki

Da'i yang (pernah) bermukim di AS Syaikh Anwar al-Awlaki mengajak kaum Muslimin memberikan dukungan terhadap jihad yang dilakukan pejuang-pejuang Muslim melawan tentara-tentara kafir. Ia memberikan 44 cara bagi kaum Muslimin ingin berjihad, selain pergi ke medan perang.

Syaikh Awlaki mengatakan, jihad adalah perbuatan yang mulia dalam Islam dan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan umat Islam. Dalam situasi seperti sekarang ini, kata da'i keturunan Yaman itu, ketika negeri-negeri Muslim dijajah oleh kaum kafir, ketika penjara-penjara milik tirani dipenuhi oleh kaum Muslimin yang menjadi tawanan perang, ketika aturan-aturan Allah sudah diabaikan di dunia ini dan ketika Islam diserang untuk dicerabut akar-akarnya, jihad menjadi kewajiban bagi kaum Muslimin.

Syaikh Awlaki menambahkan, dalam situasi seperti di Gaza sekarang ini, anak-anak boleh berjihad meski orang tua mereka menolak, para istri boleh berjihad meski suami mereka keberatan dan mereka yang berhutang boleh berjihad meski pihak yang memberikan hutangnya tidak setuju.

Menurut Syaikh Awlaki, jihad menjadi isu mendesak saat ini karena musuh-musuh Islam bukanlah sebuah bangsa atau negara tapi sebuah sistem kaum kafir yang sudah meng-global. Kaum kafir itu seperti masa-masa lalu, melakukan konspirasi untuk menghancurkan kaum Muslimin. Lalu, apakah kita sedang menuju ke perang besar antara kaum Muslimin dan Romawi-Al Malhamah seperti yang pernah disampaikan Rasulullah saw?

Yang perlu ditekankan sekali lagi adalah, jihad pada hari ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Oleh sebab itu, setiap Muslim yang ingin mematuhi perintah Allah, adalah kewajiban kita untuk menemukan cara-cara untuk berjihad dan mendukung jihad. Berikut adalah 44 cara mendukung jihad di jalan Allah menurut Syaikh al-Awlaki;

1. Meluruskan Niat

Setiap Muslim yang ingin menjadi seorang Mujahidin harus meluruskan niatnya, apa tujuannya berjihad. Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja diantara kamu yang mati dan belum pernah berjihad atau tidak berniat untuk berjihad, maka ia mati dalam keadaan munafik." (HR. Muslim)

Salah satu tanda apakah seseorang itu niat seseorang untuk berjihad itu murni atau tidak, adalah persiapan yang dilakukan orang yang bersangkutan. Allah swt berfirman, "Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu..." (QS. At-Taubah [9] : 46) dan syarat-syarat untuk Jihad al-Dafi' (jihad untuk mempertahankan diri) menurut para ulama seperti Abu Qudamah, sedikitnya ada lima syarat antara lain, harus beragama Islam, sudah akil balig, memiliki kemampuan finansial, berbadan sehat dan tidak cacat tubuh. Jika seseorang yang ingin berjihad tidak memiliki kemampuan finansial atau tidak bisa mencari orang yang membiayainya, atau menderita penyakit, atau menderita cacat tubuh, maka orang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk berjihad.

Tapi Allah swt berfirman tentang orang-orang yang tidak mampu pergi berjihad pada saat perang Tabuk, "Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya kamu memberi mereka kendaraan lalu kamu berkata, 'aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu' sedang mata mereka bercucuran airmata karena kesedihan lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan."

2. Berdoa pada Allah agar memberikan Mati Syahid

Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja diantara kamu yang berdoa pada Allah agar diberi mati syahid, Allah akan memberikan pahala mati syahid bahkan jika orang itu wafat di atas tempat tidurnya." (HR. Muslim)

Allah senang dengan hambanya yang berdoa agar mati dalam keadaan syahid, karena itu menunjukkan bahwa kita rela mengorbankan hidup kita untuk Allah swt. Tapi berhati-hatilah, jangan sampai doa itu hanya manis di bibir saja. Seseorang yang benar-benar mengucapkan syahadat akan memenuhi panggilan jihad kapanpun ia mendengar panggilan itu dan benar-benar akan mencari kematian di jalan Allah.

Salah satu alasan mengapa musuh-musuh Allah sukses mengalahkan sekelompok umat Islam dan mengambilalih tanah mereka, itu karena sekelompok umat Islam itu kehilangan cinta menjadi seorang yang gugur syahid.

Rasulullah saw bersabda, "Bangsa-bangsa akan menyerang kalian seperti sekelompok manusia yang sedang makan dalam satu piring." Kemudian sahabat berkata, "Apakah itu karena jumlah kita yang sedikit?" Rasulullah saw menjawab, "Bukan, jumlah kalian banyak. Tapi kalian seperti buih di laut, dan Allah akan menyingkirkan rasa takut dari dalam dada musuh-musuhmu terhadapmu dan Allah akan menempatkan dalam hatimu 'wahan'. Sahabat bertanya lagi, "Apa itu wahan, ya Rasulullah?" Rasulullah saw menjawab, "Wahan adalah rasa cinta pada dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud)

Budaya mati syahid, kata Syaikh Awlaki, harus dipupuk kembali karena musuh-musuh Allah tidak takut dengan apapun, kecuali takut dengan kecintaan kita pada mati syahid.

3. Berjihadlah dengan Hartamu

Jihad harta menekankan pentingnya kita mengorbankan harta benda kita, karena jihad itu sendiri membutuhkan dana yang besar. Dengan kata lain, tidak ada uang, tidak ada jihad dan jihad membutuhkan modal yang besar. Itulah sebabnya, al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, memberikan uang untuk sedekah pahalnya 10 kali lipat. Tapi memberikan uang untuk berjihad pahalanya 700 kali kali lipat!

Allah swt berfirman, "Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS Al-Baqarah [2] : 261)

Bagi umat Islam yang tinggal di Barat, yang paling penting bagi mereka menurut Syaikh Awlaki, adalah berjihad dengan harta-harta mereka karena dalam banyak kasus, para Mujahidin lebih membutuhkan banyak dana dan bukan sumberdaya manusia. Dalam hal ini Syaikh Awlaki mengutip ucapan Syaikh Abdullah Azzam yang mengatakan, "manusia membutuhkan jihad dan jihad membutuhkan dana."

4. Menggalang Dana untuk Para Mujahidin

Selain menafkahkan harta kita untuk para Mujahidin, kaum Muslimin disarankan juga mengajak umat untuk menggalang dana guna membiayai perjuangan para Mujahidin. Rasulullah bersabda, "Mereka yang mengajak saudara-saudaranya berbuat baik, akan menerima pahala sama dengan sebanyak orang yang melakukan perbuatan baik itu." Dengan menggalan dana untuk para Mujahidin, kaum Muslimin sekaligus menjalankan sunnah Rasulullah yang senantiasa beliau lakukan sebelum pergi berperang.

5. Mendanai seorang Mujahidin

Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang mendanai seorang pejuang untuk berjihad di jalan Allah, sudah melakukan jihad." (Majma' al Zawa'id). Mendanai termasuk membiayai seluruh keperluan si mujahid, termasuk membayar ongkos perjalanannya. Ini memberikan peluang bagi orang-orang berharta dan orang-orang miski untuk sama-sama mendapatkan pahala jihad. Si kaya memberikan dana, si miskin pergi ke medan jihad.

6. Mengurus Keluarga Mujahidin

Mengurus keluarga Mujahid bisa dilakukan misalnya dengan melindungi keluarga mereka, memenuhi kebutuhannya dan memberikan bantuan finansial serta menjaga kehormatan mereka. Rasulullah saw bersabda, 

"Siapa saja dari kalian yang mengurus keluarga dan harta seorang mujahid akan menerima pahala setengah dari pahala berjihad." (HR Muslim) 

"Kewajiban melindungi kehormatan para istri mujahid bagi orang-orang di sekitarnya, seperti kewajiban menjaga kehormatan ibu-ibu mereka. Jika seseorang yang tidak pergi berjihad berjanji untuk melindungi seorang istri mujahid tapi mengkhianati janji itu, pada hari Kiamat si mujahid akan diberitahu bahwa orang itu telah berkhianat maka si mujahid bisa mengambil semua pahala kebaikan orang yang berkhianat tadi." (HR Muslim) 

"Siapa saja yang tidak pergi berjihad, tidak mendanai seorang mujahid, atau mengurus keluarga seorang mujahid, akan mengalami bencana sebelum ia meninggal." (HR. Abu Dawud)

Jika seseorang merasa takut akan keamanan keluarganya, setan akan memanfaatkannya dan mencegah orang bersangkutan pergi berjihad. Bahkan jika orang bersangkutan melawan godaan setan dan pergi berjihad, setan bisa menggodanya kembali dan melemahkan orang tersebut dengan membisikkan rayuan tentang orang-orang yang dicintainya yang ia tinggalkan. Oleh sebab itu, menjaga dan mengurus keluarga para Mujahidin akan membantu meningkatkan moral para Mujahidin dan oleh sebab itu Islam memberikan perhatian yang besar tentang kewajiban mengurus keluarga dan harta para Mujahidin.

7. Mengurus Keluarga Mujahidin yang Gugur Syahid

Mereka yang gugur syahid telah berjuang untuk Islam dan umat Islam. Mereka mengorbankan jiwa dan raga untuk saya dan untuk Anda. Itulah sebabnya keluarga para Mujahidin gugur harus dilayani dan dihormati. Ketika Ja'far bin Abu Talib gugur dalam perang Mu'tah, Rasulullah saw berkata pada isteri-isterinya, "Siapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena mereka telah menunaikan urusan mereka," kemudia Rasulullah datang ke rumah Ja'far. (HR. Abu Dawud dan al-Tarmidzi)

Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Rasulullah saw menerima kabar bahwa Ja'far gugur syahid, Rasulullah saw datang ke rumah Ja'far dan menyuruh isteri Ja'far agar memanggil anak-anaknya. Ketika anak-anak itu datang ke hadapan Rasulullah, Rasulullah saw memeluk dan mencium anak-anak Ja'far sambil meneteskan air mata. Asma, isteri Ja'far bertanya pada Rasulullah, "Apakah terjadi sesuatu?" Rasulullah saw berkata, "Ya, Ja'far gugur hari ini." Asma berkata, ketika ia mendengar berita itu, ia menangis dan menjerit-jerit. Rasulullah saw pergi meninggalkannya dan meminta isteri-isterinya agar jangan lupa menyiapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena keluarga Ja'far kesusahan karena urusan-urusannya.

Anak-anak para mujahid yang gugur membutuhkan para lelaki untuk menjaga dan mengurus mereka. Para istri mujahid yang gugur harus diberi kesempatan untuk menikah lagi, jika memang menginginkannya. Hal ini kata Awlaki, membutuhkan perubahan pada dua kebiasaan di kalangan umat Islam.

Pertama, umat Islam harus mengubah pandangan negatifnya terhadap kaum perempuan yang bercerai dan janda. Stigma negatif terhadap kaum perempuan yang bercerai atau menjadi janda harus dihapus dari komunitas Muslim. Kedua, bersikap lebih toleran dengan isu poligami. Karena ini menjadi kebutuhan, apalagi di saat terjadi peperangan. Pada masa sahabat Rasulullah saw, tidak ada perempuan yang dibiarkan tanpa suami.

8. Mengurus Keluarga Para Tawanan Perang

Mengurus keluarga para tawanan perang, pahalanya sama dengan mengurus keluarga para mujahid. Hal ini sangat penting menjadi norma yang kembali dihidupkan agar para mujahid yang ingin berjihad di jalan Allah tidak khawatir jika mereka gugur atau ditawan, karena keluarga mereka akan ada yang mengurus.

9. Bayarkan zakat Anda untuk para Mujahidin

Menurut Al-Quran Surat At-Taubah surat ke-9 ayat 60, adalah delapan katagori orang yang berhak menerima zakat. Salah satunya disebutkan untuk mereka yang dijalan Allah. Yang dimaksud dengan "yang di jalan Allah" adalah para Mujahidin.

Imam Nawawi dalam al Minhaj tentang zakat mengatakan bahwa para pejuang di jalan Allah berhak menerima apa yang mereka perlukan untuk membayar biaya pengeluaran mereka dan biaya kebutuhan keluarganya mulai dari si mujahid berangkat sampai kembali pulang, bahkan jika ia tidak pulang untuk jangka waktu lama. Oleh sebab itu, Syaikh Awlaki menganjurkan umat Muslim untuk membayarkan zakat-zakat mereka pada para Mujahidin dan keluarganya.

10. Memberikan Bantuan Medis Pada Mujahidin

Para Mujahidin membutuhkan bantuan dokter, rumah-rumah sakit, klinik dan tentu saja obat-obatan. Saat ini banyak tenaga dokter Muslim, tapi pada saat yang sama kita sering mendengar banyak Mujahidin yang mengalami luka, yang sebenarnya tidak berat meninggal dunia karena ketiadaan bantuan medis.

Para Muslim yang belajar kedokteran dan mengklaim mereka melakukan itu karena Allah dan untuk kepentingan umat tapi tidak mau memberikan bantuan medis pada Mujahidin, kemana mereka? Para pekerja medis Muslim punya tanggung jawab yang besar dan tidak bisa dihindari bahwa jihad membutuhkan kontribusi dari para pekerja medis ini. Jika mereka mau memberikan kontribusinya, pahala yang akan mereka terima bisa lebih besar dari para pejuang itu sendiri.

11. Memberikan Dukungan Moral dan Semangat bagi Para Mujahidin

Doa-doa yang dikumandangkan para imam, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama untuk mendukung perjuangan mereka dan doa yang dipanjatkan umat Islam akan memberikan semangat dan meningkatkan moral para Mujahidin untuk terus berjihad.

12. Membela Para Mujahidin

Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang menjaga kehormatan saudaranya, Allah akan melindungi wajah mereka dari api neraka pada hari Kiamat." (HR. al-Tarmidzi)

Rasulullah saw juga berkata, "Barang siapa berkhianat pada seorang Muslim dengan melanggar kehormatan dan harga dirinya, maka akan dipermalukan. Allah tidak menolong ketika pengkhianat itu membutuhkan pertolongan. Dan barang siapa melindungi seorang Muslim yang kehormatan dan harga dirinya dilanggar, Allah akan menoling itu ketika ia membutuhkan pertolongan." (HR. Abu Dawud)

Itulah sebabnya Islam mewajibkan umatnya untuk membela mereka yang telah melindungi kita dan agama kita.

13. Melawan Kebohongan Media Massa Barat

Saat ini, banyak pandangan kaum Muslimin yang dipengaruhi oleh infomasi dari media-media Barat. Media-media Barat banyak yang berusaha menampikkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan negara-negara Barat, apalagi jika kejahatan yang dilakukan itu sudah berlebihan. Sikap media Barat berbeda sekali jika pelakunya adalah orang Islam, mereka memberitakannya secara berlebihan bahkan seringkali tidak obyektif dan tidak sesuai fakta yang terjadi.

Oleh sebab itu, adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk mengingatkan saudara-saudaranya agar meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah ini. Umat Islam harus kritis dan hati-hati dengan pemberitaan media massa Barat. Umat Islam jangan mempercayai sumber-sumber dari Barat sampai kebenarannya sudah dipastikan oleh tokoh Muslim yang memang bisa dipercaya. Jangan percaya apa yang dikatakan media massa Barat, bahkan informasi cuaca yang mereka sajikan!

14. Hati-Hati dengan Kelompok Munafik

Untuk mendukung Jihad, Syaikh Anwar al-Awlaki mengingatkan kaum Muslimin untuk waspada terhadap orang-orang munafik yang bisa membahayakan kaum Muslimin. Menurut Syaikh al-Awlaki, kelompok-kelompok munafik ini masih banyak di sekeliling kita dan ia mengingatkan bagaimana cara Rasulullah memerangi orang-orang munafik itu, yaitu dengan membongkar dan mengungkap kebohongan-kebohongan mereka.

"Jika peperangan dengan kaum kafir adalah peperangan dengan pedang. Peperangan dengan dengan kaum munafik adalah peperangan dengan kata-kata. Karena kaum munafik bersembunyi dibalik agama untuk menyebarkan isu-isu beracun mereka dan cara untuk melawan mereka adalah dengan mengungkapkan kebenaran dan mengungkap kebohongan-kebohongan orang munafik itu dengan senjata al-Quran dan Sunnah," tulis al-Awlaki.

Orang-orang munafik bisa tampil dengan sosok yang karismatik atau mengesankan orang lain, tapi sebenarnya itu semua hanya kepalsuan belaka.Seperti firman Allah dalam QS. Al-Munafiqun [63] : 4 yang isinya "Dan apabila kami melihat mereka, tubuh-tubuh mereka akan memjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar, mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan pada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka..."

Siapa kaum munafik itu? Mereka bisa datang dari para ulama dan orang-orang yang menganut ideologi menyimpang. Kelompok seperti ini harus diungkap, siapa sebenarnya mereka.

15. Menularkan Semangat Jihad pada Orang Lain

Menularkan semangat jihad pada orang lain merupakan salah satu bentuk ibadah dan setiap kaum Muslimin diminta untuk melakukan perbuatan terpuji ini seperti firman Allah swt dalam QS. Al-'Anfal [8] : 65 "Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang ..." dan QS. An-Nisa' [4] : 84 "Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para Mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang kafir-kafir itu. Allah sangat besar kekuatan dan amat keras siksaannya."

16. Melindungi Mujahidin dan Menjaga Rahasia Mereka

Seorang Muslim harus membiasakan dirinya untuk bisa menjaga rahasia, menjaga lidah untuk melindungi saudara-saudara Muslim kita. Syaikh al-Awlaki mencontohkan sikap sahabat Rasulullah yang menolak permintaan istrinya agar menceritakan rahasia yang dikatakan Rasulullah pada sahabat itu. Umat Islam, tulis Syaikh Awlaki, harus membiasakan diri hanya berkata yang perlu saja.

Kerja yang berkaitan dengan jihad atau perang gerilya adalah kerja yang penuh rahasia. Musuh-musuh Islam selalu berusaha untuk merekrut kalangan orang Islam sendiri untuk melakukan infiltrasi. Musuh-musuh Islam itu akan mengatakan bahwa mereka ingin melindungi umat Islam, dan jika perlu mengikutsertakan para ulama agar membenarkan tindakan musuh-musuh Islam itu.

Oleh sebab itu, salah satu kewajiban kaum Muslimin adalah melindungi para Mujahidin. Seorang Muslim yang memata-matai Muslim lainnya tidak lebih dari perbuatan orang kafir. Allah berfirman, "...Barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka..."

17. Mendoakan Para Mujahidin

Jangan meremehkan doa. Doakanlah para Mujahidin dalam sujud-sujud kita. Dan doa yang penting kita panjatkan untuk perjuangan para Mujahidin dalam setiap salat adalah doa qunut. Kaum Muslimin harus mengingatkan para imam salatnya ketika para Mujahidin sedang berjuang di kancah peperangan, karena itu adalah sunnah Rasulullah.

Dalam sebuah hikayat, dalam sebuah peperangan, seorang pemimpin pasukan Muslim memerintahkan tentaranya untuk melihat apa yang dilakukan Muhammad bin Wasi' (salah seorang Muslim yang taat pada masa itu). Para tentara itu kembali dan mengatakan bahwa mereka melihat Muhammad bin Wasi' mengangkat tangannya dan berdoa. Pimpinan pasukan Muslim itu lalu berkata, "Doa pada Allah lebih disukai dari pada ribuan tentara !"

18. Memantau dan Menyerbarkan Berita tentang Jihad Para Mujahidin

Terus mengikuti informasi-informasi tentang perjuangan para Mujahidin sangat penting bagi kaum Muslimin; 

Agar semangat jihad tetap menyala di hati kaum Muslimin -Memperkuat rasa solidaritas pada sesama umat Islam 

Mendorong kaum Muslimin untuk ikut berjihad ketika kita melihat tindakan para Mujahidin yang pemberani-pemberani itu dan mendorong kaum Muslimin untuk rela mati syahid. 

Kaum Muslimin akan melihat kebesaran Allah, bagaimana Allah melindungi hamba-hambanya dan memberi mereka kemenangan. 

Mendorong kaum Muslim untuk banyak membaca sejarah atau buku-buku Fiqih tentang Jihad. Sehingga memahami bagaimana para muhajidin mempraktekkan jihad berdasarkan petunjuk-petunjuk fiqih. 

Pemberitaan tentang jihad adalah pemberitaan tentang kebaikan melawan kejahatan, yang sudah ada sejak masa Nabi Adam dan akan terus ada sampai akhir dunia. Ketika kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan jihad para Mujahidin, mereka akan menjadi lebih dekat dengan al-Quran dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Menara Gading dan tidak peduli dengan berita-berita tentang jihad para Mujahidin.

Meski demikian, Syaikh Awlaki mengingatkan agar kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan para Mujahidin dari sumber-sumber yang asli. Karena jika kita menyebarkan informasi yang tidak benar, kita sama saja dengan kaum munafik. Allah berfirman dalam alquran surat QS. An-Nisa' [4] : 83 "Dan apabila datang kepada mereka tentang berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya pada rasul dan ulim amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri)."

19. Menyebarluaskan Tulisan-Tulisan Para Mujahidin dan Para Ulamanya

Syaikh al-Awlaki menyayangkan sebagian kaum Muslimin yang menganggap para Mujahidin kurang mendapat dukungan dari para ulama, tidak memiliki strategi yang jelas dalam perjuangannya dan tindakan mereka dianggap sebagai tindakan yang spontan dan reaktif.

Syaikh Awlaki menilai semua anggapan itu tidak benar karena banyak ulama dan cendikiawan yang sekarang mendukung jihad. Ia mengakui, banyak tulisan-tulisan para ulama dan cendikiawan Muslim yang berusaha memelintir aturan-aturan berjihad dalam syariah Islam. Tapi banyak juga para ulama yang memberikan penjelasan yang benar tentang jihad, yang menegaskan bahwa para Mujahidin hanya takut pada Allah dalam jihadnya dan tidak akan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan orang lain, jika hal itu dibenci Allah. Para ulama itu kata Syaikh Awlaki, merujuk tulisan-tulisan mereka pada Quran dan Hadits, merujuk pada pendapat ulama seperti Ibn Hajar, al-Nawawi, al-Qurtubi, Ibn Kathir, Ibn Taymiyyah dan empat Imam. Adalah kewajiban umat Islam untuk menyebarkan pengetahuan itu misalnya lewat buku-buku, pamflet, blog, email dan cara-cara lainnya.

20. Mengeluarkan Fatwa Mendukung Perjuangan Mujahidin

Banyak ulama yang berani berkata apa adanya demi kebenaran. Kaum Muslim harus mendukung para ulama itu dan menyebarkan fatwa-fatwa yang mereka keluarkan. Banyak kaum Muslimin yang menyetujui cara-cara yang dilakukan para Mujahidin tapi mereka tidak berani melakukannya sampai ada ulama yang membenarkan metodologi para Mujahidin itu. Para generasi muda Muslim membutuhkan tuntunan para ulama yang jujur dan berani berkata benar.

21. Menyediakan Informasi pada Para Ulama dan Imam dengan Berita-Berita tentang Perjuangan Para Mujahidin

Hal ini dilakukan, karena ulama atau cendikiawan bukan berarti mereka tahu segalanya. Para imam dan ulama harus disediakan material dan informasi-informasi yang bagus. Mereka juga harus dibekali pengetahuan dan informasi tentang perjuangan para Mujahidin. Ummat harus sering-sering mengingatkan atau berdiskusi tentang isu-isu terbaru perjuangan para Mujahidin dan hindari pertanyaan-pertanyaan kontroversial yang terkesan mengkonfrontasi mereka. Berikan saran pada para imam agar membahas isu-isu terbaru perjuangan para Mujahidin dalam khutbah-khutbah mereka.

22. Menjaga Kekuatan Fisik

Rasulullah saw bersabda, "Allah swt lebih mencintai kaum yang beriman lagi kuat daripada kaum yang beriman tapi lemah..." (HR. Muslim). Kesehatan dan kekuatan fisik adalah bagian dari persiapan berjihad. Karena menjadi seorang Mujahidin harus mampu berjalan selama berjam-jam, menempuh jarak yang sangat jauh, mendaki gunung dan bukit dan mampu berlari dengan cepat, bahkan sambil membawa perlengkapan yang berat. Di medan jihad, mereka yang fisiknya lemah hanya akan menjadi beban bagi Mujahidin lainnya karena hanya akan memperlambat gerakan para Mujahidin. Oleh sebab itu, Syaikh al-Awlaki menyarankan agar kaum Muslimin membiasakan diri melatih tubuhnya dengan berolah raga serta menjaga kesehatan.

23. Latihan Senjata

Latihan menggunakan senjata adalah bagian yang sangat penting untuk persiapan jihad. Allah berfirman, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya," (QS. Al-Anfal [8] : 60) Karena pentingnya latihan menggunakan senjata, maka, jika latihan semacam itu tidak mungkin dilakukan di negara masing-masing, maka kaum Muslimin bisa menyediakan dana dan waktu untuk belajar ke negara lain.

24. Latihan Memberikan Pertolongan Medis

Dalam banyak situasi, para Mujahidin tidak punya akses ke rumah sakit. Dalam situasi seperti ini, para Mujahidin harus bisa memberikan pertolongan pertama dan ini membutuhkan pengetahuan dan latihan yang sesuai dengan kondisi dan situasi di tempat berjihad. Salah satunya bisa dilakukan dengan melakukan kordinasi dengan saudara-saudara mereka sesama Muslim yang memiliki ketrampilan ini.

25. Mempelajari Fiqih Jihad

Selain mempelajari ilmu fiqih tentang jihad, kaum Muslimin juga harus mengetahui fatwa-fatwa ulama yang terkait dengan isu-isu yang dihadapi para Mujahidin sekarang ini, misalnya tentang aturan-aturan jihad, masalah korban dan kerusakan fisik yang ditimbulkan, hubungan dengan aparat keamanan pemerintahan non Muslim, pemerintahan negeri-negeri Muslim sekarang ini, serta nilai-nilai jihad itu sendiri.

26. Melindungi dan Mendukung Para Mujahidin

Ketika para Mujahidin dalam bahaya, kaum Muslimin berkewajiban melindungi mereka. Mungkin tindakan ini akan membahayakan, tapi itulah pengorbanan yang bisa kita lakukan untuk Allah swt. Syaikh al-Awlaki mencontohkan Taliban yang melindungi para Mujahidin dari negara-negara asing, walaupun untuk itu mereka harus kehilangan kekuasaannya. Menurut Syaikh Awlaki, itu bukan kekalahan tapi sebuah kemenangan.

Allah swt berfirman, "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (pada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia." (QS. Al-Anfal [8] : 74)

27. Membangun Akidah Walaa' dan Baraa'

Seorang Mujahidin harus memiliki pemahaman yang kuat tentang ketaqwaan dan kesetiaan pada Allah swt. Kaum Muslimin harus memahami bahwa Allah swt tidak akan memberikan kita kemenagan jika kita masih memiliki rasa cinta dalam hati kita pada musuh-musuh Allah. Allah tidak memberikan kemenangan pada rasul-rasul dan pengikutnya, sampai ketaqwaan dan kesetiaan mereka pada Allah benar-benar lengkap, sampai mereka benar-benar menjauhkan diri dari orang-orang kafir.

28. Memenuhi Kewajiban Terhadap Para Tawanan Perang Muslim

Para ulama mengatakan bahwa kaum Muslimin punya kewajiban untuk membebaskan saudara-saudara seiman mereka yang menjadi tawanan perang, meski mereka harus mengeluarkan dana yang besar. Saat ini, banyak Mujahidin yang terlupakan dan mereka terkurung dalam sel-sel penjara di seluruh dunia. Umat Islam harus terus disadarkan tentang keberadaan mereka, mendoakan dan mengupayakan pembebasan mereka.

29. Menjadi Mujahidin Lewat Internet

Kaum Muslimin bisa menjadi "Mujahidin Internet" dengan cara menggunakan media dunia maya untuk menyebarluaskan seruan jihad dan berita-berita tentang perjuangan para Mujahidin. Bisa dengan cara membukan forum diskusi, email, membuat situs internet, menulis artikel tentang Mujahidin dan perjuangannya, dan lain-lain. 

30. Didik Anak-Anak Kita Agar Memiliki Kecintaan pada jihad dan pada Mujahidin

Biasakan menceritakan kisah-kisah jihad para Mujahidin pada anak-anak. Anak-anak Muslim harus mengenal tokoh-tokoh seperti Ali bin Abi Talib, Khalid bin al-Waleed, Abu Ubaidah, Sad bin Abi Waqas, Muhammad al-Fatih, Muhammad bin al-Qassim dan Salahudin. Mereka tokoh-tokoh Mujahidin Islam yang seharusnya menjadi contoh jihad masa kini. Di sisi lain, anak-anak juga harus diajarkan untuk tidak mencontoh perilaku Firaun, Qarun dan Abu Jahl, termasuk pada Firaun, Qarun dan Abu Jahl masa kini. Anak-anak selayaknya tidak diajari "jangan membuat masalah dan jadilah anak baik", tapi sebaiknya diajari untuk "melakukan hal-hal yang benar meskipun hal itu akan membuat mereka terlibat dalam masalah." Anak-anak harus dijari menjadi orang yang pro-aktif, bukan orang yang pasif.

Meski jihad berhubungan dengan masalah fisik yang menjadi domain kaum pria, kaum perempuan juga perlu menjalankan "kehidupan para Mujahidin" seperti yang dijalani suami-suami mereka. Para istri harus memberikan dukungan bagi suami yang akan pergi berjihad, bersyukur jika sang suami mati syahid dan bersabar jika suaminya menjadi tawanan perang. Seorang perempuan yang berjihad posisinya sama dengan perempuan dari kaum Ansor. Kaum perempuan itu melihat bagaimana Islam mengambil ayah, saudara lelaki, suami dan anak-anak lelaki mereka, tapi kaum perempuan itu tetap membuka pintu-pintu rumah mereka untuk para Mujahidin, mengorbankan harta mereka untuk para Mujahidin, karena mereka tahu pahala yang mereka dapatkan dari tindakan mereka.

31. Hindari Hidup Bermewah-Mewah

Syaikh Abdullah Azzam mengatakan, "bermewah-mewah adalah musuh jihad." Jihad itu tidak mudah dan butuh pengorbanan. Oleh sebab itu, hindari hidup bermewah-mewah yang bisa menghalangi seseorang untuk berjihad karena enggan meninggalkan kemewahan itu. Anda harus bisa tidur di lantai, bisa makan makanan yang berbeda dengan makanan yang dimasak ibu atau istri Anda, biasa menggunakan air dingin untuk berwudu dan tidak keberatan jika tidak bisa mandi setiap hari. Seseorang yang ingin menjadi mujahid harus mampu mengontrol keinginannya dan menaklukkan hawa nafsunya. Dia harus berlatih untuk merombak kebiasaannya, mulai dari kebiasaan tidur sampai kebiasaan makan, dengan menggantinya dengan membiasakan diri salat malam dan puasa sunnah Senin-Kamis. Seorang mujahid sejati, harus bisa melepaskan ikatannya pada kecintaan dunia demi Allah swt.

32. Mempelajari Ketrampilan yang bisa Menunjang Kehidupan sebagai Mujahidin

Kehidupan jihad itu sangat luas dan membutuhkan banyak ketrampilan. Kaum Muslimin harus belajar ketrampilan-ketrampilan itu dan memanfaatkannya untuk kepentingan Islam. Saya menekankan pada "untuk kepentingan Islam" karena kita banyak mendengar tentang Muslim yang mengklaim dirinya belajar dan mengejar gelar sarjana dengan alasan untuk Allah, tapi ternyata hanya untuk kepentingan kantong dan ambisi mereka sendiri.

33. Bergabung dengan Organisasi yang Bekerja untuk Jihad

Kerjasama merupakan kewajiban kaum Muslimin, karena kaum Muslimin tidak akan bisa menerapkan hukum Allah-yang merupakan kewajiban-jika tidak bersama-sama atau berjamaah. Saat ini banyak organisasi Islam, tapi pada organisasi macam apa Anda bisa bergabung? Anda bisa bergabung dengan organisasi Islam yang menjadikan jihad sebagai tujuan utama mereka. Karena, sejak setelah masa hijrah Rasulullah saw, para sahabat pun selalu menjadikan jihad sebagai fokus utama mereka, mulai masa Abu Bakar, Umar, Usmand, Ali sampai masa Mu'awwiyah.

34. Persiapan Spiritual

Kekalahan kaum Muslimin bukan karena kekuatan musuh, tapi karena kelemahan umat Islam sendiri. Allah berfirman, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Ash-Shuraa [42] : 30)

Itulah sebabnya, persiapan spiritual diperlukan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban relijius yang sulit. Karena Rasulullah saw akan memikul beban yang berat, Allah swt memerintahkannya untuk menyiapkan diri dari spiritual seperti firman Allah dalam al-Quran ayat 1-5. "Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."

Dan karena jihad adalah perintah Allah yang paling berat, maka diperlukan banyak persiapan.

35. Membimbing Umat untuk Merujuk pada Ulama yang Benar

Kita harus menyadari bahwa kita sekarang hidup di masa dimana ulama-ulama bisa "dibentuk". Musuh-musuh Islam lewat kontrol mereka melalui media massa dan pemerintahan Muslim bisa mengedepankan tokoh-tokoh yang mereka anggap mewakili Islam yang ramah dan akhirnya membuat tokoh-tokoh tersebut tak ubahnya seorang selebritis. Seorang cendikiawan Muslim yang ditunjuk menjadi menjadi seorang Mufti di negara-negara Muslim tertentu, tiba-tiba saja bisa menjadi cendikiawan level dunia . Membuat acara-acara tv dan radio untuk cendekiawan semacam itu, membuat mereka jadi terkenal. Di sisi lain, cendikiawan dan ulama yang menyampaikan kebenaran Islam diancam, dipenjarakan bahkan dibunuh. Media massa sengaja mengabaikan mereka, sehingga publik tidak tahu siapa mereka. Apakah ulama-ulama itu tidak lebih berilmu daripada ulama-ulaman "bentukan" pemerintah? Yang benar adalah, ulama yang berani berkata apa adanya merupakan ulama yang lebih berilmu, karena mereka tahu kebenaran itu dan mengatakannya. Itulah sebabnya, kaum Muslimin bertanggung jawab untuk memberikan tuntutan pada saudara-saudaranya untuk hati-hati merujuk pada ulama dan cendikiawan Muslim.

36. Siap Berhijrah

Kaum Muslimin yang hidup di tengah non-Muslim telah membuat diri mereka berada dalam belas kasihan kaum kafir. Ketika negara Islam didirikan di Madinah, Rasulullah saw menyatakan terlarang bagi kaum Muslimin hidup diantara orang-orang kafir. Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus siap-siap hijrah begitu ada kesempatan. Menyiapkan diri untuk hijrah bukan hanya berlaku bagi kaum Muslimin yang hidup di negara-negara non-Muslim, tapi berlaku bagi setiap Muslim karena seringkali jihad itu sendiri menuntut kita untuk hijrah. Rasulullah saw pernah berkata "Hijrah tidak berhenti sepanjang masih ada musuh yang harus dilawan." (HR Ahmad)

37. Memberikan Nasehat pada Para Mujahidin

Mujahidin juga bisa melakukan kesalahan dan memiliki kekurangan, dan mereka membutukan nasehat. Kita bisa secara langsung menyampaikan nasehat itu pada mereka, Anda bisa mengirimkan nasehat itu atau menuliskannya lewat dunia maya. Apapun cara yang kita pilih, pastikanlah bahwa Anda memberikan nasehat itu atas nama Allah dan bukan untuk mengecam saudara kita sendiri. Nasehat-nasehat yang diberikan, bukan hanya menyebut kekurangan-kekurangan mereka tapi juga harus memberikan ide-ide baru dan mengingatkan akan bahaya yang senantiasa mengancam para Mujahidin.

38. Mempelajari Hadist-Hadist tentang Fitnah

Yaitu hadist-hadist yang disampaikan Rasulullah saw tentang apa yang akan terjadi pada umatnya setelah wafatnya beliau. Yang dimaksud fitnah disini adalah godaan atau cobaan terhadap umat Islam. Mempelajari hadist-hadist ini penting dengan alasan sebagai berikut;

Banyak hadits-hadist yang berkaitan dengan hal ini, yang menunjukkan bahwa masalah ini sangat penting. 

Perkataan-perkataan Rasulullah saw sangat singkat dan pendek. Tapi ada riwayat yang menuturkan bahwa Rasulullah saw berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya mulai dari terbit fajar sampai isya, mereka berhenti berdiskusi hanya ketika waktu salat tiba. Apa yang mereka bicarakan? Mereka membahas tentang godaan dan ujian terhadap umat Islam sepeninggalnya nanti sampai akhir jaman. Ini menunjukkan bahwa masalah itu sangat penting sehingga Rasulullah dan sahabat-sahabatnya membahas masalah ini sampai satu hari penuh. -Para sahabat Rasulullah tertarik dengan masalah fitnah tersebut dan bertanya pada Rasulullah saw tentang bagaimana melindungi umat dari fitnah itu.

Manfaat bagi para Mujahidin mempelajari hadist-hadist itu antara lain;

Manfaat yang paling penting adalah membuat mereka belajar bagaimana melindungi mereka sendiri dari godaan dan cobaan tersebut. 

Kaum Muslimin mendapatkan pemahaman yang sama kemana sebaiknya umat Islam melangkah dan bagaimana mereka meraih kemenangan. 

Menempatkan jihad pada perspektif yang benar. Dua pemimpin besar jihad pada akhir dunia nanti adalah al-Mahdi dan Nabi Isa. 

Hadits-hadist itu dengan jelas mengungkapkan bahwa kemenangan umat Islam bukan karena pemilu-pemilu atau dakwah-dakwah lunak, tapi lewat perjuangan di jalan Allah. 

Mempelajari hadits-hadist tentang fitnah yang akan menimpa umat Islam sepeninggal Rasulullah saw dan mempelajari peran jihad memberikan visi yang jelas bagi kaum Muslimin dan mendorong umat Islam untuk mengikuti jejak para Mujahidin.

39. Mengungkap Kebobrokan para Firaun dan Tukang-Tukang Sihirnya

Para pimpinan negara-negara Muslim saat ini banyak yang memainkan peranan seperti Firaun dan Nabi Musa. Dan para ulama yang ditunjuk pemerintahan itu berperang sebagai seperti tukang-tukang sihir Firaun yang menipu masyarakat. Pemerintah dan para ulamanya merupakan salah satu dari tiga sisi segitiga musuh-musuh umat Islam. Dua sisi lainnya, adalah kaum Zionis dan para pasukan perang salib.

40. Nasyid

Muslim perlu diberi inspirasi untuk berjihad. Pada masa Rasulullah saw, beliau punya para penyair yang menggunakan syair-syair mereka untuk memberikan semangat jihad bagi kaum Muslimin dan menjatuhkan moral kaum kafir. Pada masa sekarang, nasyid bisa memainkan peran itu. Nasyid yang bagus akan cepat menyebar luas dan menjangkau pendengar yang tidak bisa dijangkau oleh buku atau ceramah-ceramah, khususnya generasi muda Islam yang menjadi pondasi jihad sepanjang masa. Nasyid merupakan elemen penting untuk menciptakan "budaya jihad".

Saat ini, nasyid-nasyid kebanyakan menggunakan bahasa Arab dan hanya sedikit yang berbahasa Inggris. Muslim yang memiliki bakat menyanyi dan membuat puisi, selayaknya mengambil tanggung jawab ini. Mereka bisa membuat nasyid yang isinya bisa menggugah setiap orang untuk memiliki semangat jihad, liriknya harus kuat dan jangan mendayu-dayu.

41. Boikot Perekonomian Musuh

Ketika Thumama bin Athaal menjadi seorang Muslim, dia memboikot kaum Quraisy dengan cara melarang karavan-karavan kaum Quraisy yang membawa gandum masuk ke kota Makkah melalui tanah miliknya. Sekarang, kaum Muslimin harus memboikot perekonomian musuh-musuh Islam dengan cara memboikot produk-produk mereka.

42. Belajar Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa internasional jihad. Banyak literatur tentang jihad ditulis hanya dalam bahasa Arab dan para penerbit tidak mau mengambil resiko untuk menerjemahkannya. Hanya para intelejen negara-negara Barat yang bersedia menghabiskan waktu dan uangnya untuk menerjemahkan literatur-literatur itu dan jeleknya, mereka tidak akan membagi informasinya pada kaum Muslimin.

Bahasa Arab juga menjadi bahasa yang paling sering digunakan oleh para Mujahidin di berbagai wilayah. Oleh sebab itu, tanpa menguasai bahasa Arab, kaum Muslimin yang ingin berjihad akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan para Mujahidin.

43. Menerjemahkan Literatur tentang Jihad ke Berbagai Bahasa

Kaum Muslimin yang bisa berbahasa Arab dan mampu bicara dengan bahasa lainnya, sebaiknya membantu menerjemahkan literatur-literatur tentang jihad ke dalam bahasa masing-masing, karena setiap gerakan biasanya diawali dulu dengan perubahan intelektual. Jihad harus dihidupkan kembali jihad di kalangan kaum Muslimin di berbagai negara yang menggunakan beragam bahasa.

44. Memberikan Pengertian pada Sesama Muslim tentang Karakteristik al-Ta'ifah al-Mansuurah

Rasulullah swt mengatakan "Akan ada sekelompok umatku yang akan terus berjihad, mematuhi perintah Allah, mengalahkan musuh-musuhnya dan mereka tidak akan lukai oleh kelompok yang menentang mereka sampai hari akhir nanti." (HR. al-Hakim)

Mereka kelompok orang yang meraih kemenangan dan setiap kaum Muslimin harus berjuang mengikuti langkah kelompok itu. Ciri-ciri kelompok seperti ini antara lain;

Mereka bekerja secara kolektif dan saling menolong dalam kebaikan. 

Berjihad di jalan Allah, menjadi ciri utama dari kelompok ini. 

Kelompok ini tidak akan dilukai oleh kelompok yang berseberangan karena Allah swt berada di pihak mereka. 

Merekalah kelompok yang meraih kemenangan. Kemenangan itu tidak selalu berarti berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka di dunia. Kemenangan mereka juga bisa berarti kesuksesan dalam menjalankan perintah agama dan berjihad untuk agama sampai titik darah penghabisan dan bertemu dengan Allah swt. Itu artinya, mereka pantang menyerah, tidak akan berkompromi atau merasa bimbang dalam mengusung bendera Islam.

Memberikan pemahaman tentang al Ta'ifah al Mansuurah pada sesama Muslim akan membantu mereka menemukan kebenaran.

Itulah beberapa saran bagi kaum Muslim yang ingin mendukung jihad di masa sekarang ini. Saran-saran ini tidak akan banyak artinya jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari. Jadi, terapkanlah semampu kalian dan ajaklah sesama Muslim untuk ikut melakukannya.

Akhirnya, kita memohon pada Allah swt agar senantiasa menuntun kita di jalan yang lurus. Kita memohon agar Allah menjadikan kita sebagai salah satu dari para Mujahidin dan memberikan kita kemenangan dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Amiin!

No comments:

Post a Comment