Mitos: Ganja asli dari Aceh : Benarkah ??

Rakyat Indonesia mempercayai, bahwa tumbuhan ganja adalah tumbuhan asli Aceh yang tumbuh liar di hutan-hutan. Rakyat Aceh memanfaatkannya sebagai bumbu masak, hal yang menyebabkan kuah kari Aceh menjadi sangat enak. Paling tidak demikianlah yang ditulis di beberapa media di Indonesia, terutama di tahun-tahun 1980an.

Sayangnya, hal di atas hanyalah mitos dan misinformasi dengan tujuan yang cukup busuk. Lebih sayang lagi, sebagian generasi muda di Aceh yang tidak tahu, menerima mentah-mentah misinformasi ini dan menganggapnya sebagai fakta, tanpa ada upaya pengecekan dengan teliti. Akhirnya tujuan busuk para pembuat propaganda tercapai. Di Indonesia, warga Aceh dicap sebagai pembawa atau penanam ganja. Seorang dosen di USU pernah mengusulkan pembuatan detektor ganja, untuk memeriksa setiap orang Aceh, setiap bus Aceh, yang pergi ke wilayah Sumatera Utara. Sering kali seorang Aceh pergi ke setiap daerah di Indonesia, pertanyaan pertama yang harus dijawabnya biasanya, "ada bawa ganja?" Misinformasi ini paling tidak berhasil menyelubungi gerombolan mafia ganja dari sorotan masyarakat.

Ganja, bukanlah tumbuhan asli Aceh. Sebagaimana tembakau Aceh atau tembakau Gayo, ganja adalah tumbuhan asing yang dibawa oleh Belanda ke Aceh. Belanda memiliki kepentingan yang besar terhadap kultivasi (pembudidayaan) ganja di Aceh, yaitu terutama untuk konsumsi tentaranya yang frustasi dengan perang Aceh yang berlarut larut sementara minuman keras cukup susah dibawa dari Medan. Asal ganja yang dibawa oleh Belanda ini adalah dari India. Tidak heran, karena saat itu Belanda juga memiliki kantor dagang di India. Spesialisasi ganja oleh Belanda ini tidak lepas dari persaingan bisnis dengan Inggris yang menguasai perdagangan candu di Asia Timur dan Asia Tenggara, dan awalnya Belanda sangat tergantung pada pasokan candu dari Inggris. Karena itu pada masa kolonial Belanda di Aceh, ladang ganja terletak tidak jauh-jauh dari tangsi-tangsi tentara Belanda.

Mitos bahwa ganja dipakai sebagai bumbu masak di Aceh adalah tidak benar sama sekali. Tumbuhan ganja adalah jenis tumbuhan perdu dengan tinggi batang antara 1 dan 2 meter dan daun yang besar. Sementara yang dijadikan bumbu masak tradisional Aceh adalah kas-kas, yaitu biji-bijian kecil yang berbau harum seperti ketumbar. Tumbuhan kas-kas ini adalah tumbuhan perdu musiman yang tingginya sekitar 20-30cm, dan ini sama sekali bukan tumbuhan ganja. Saat ini kas-kas sulit sekali atau sama sekali tidak dapat diperoleh karena memang tidak ada yang membudidayakannya. Untuk menggantikannya ahli-ahli memasak Aceh menggantinya dengan campuran ketumbar, jintan, pala dan cabe kering dengan takaran yang tertentu (dan ini rahasia si ahli masak). Sayangnya, mitos yang berkembang tetap saja menutupi fakta sebenarnya, sehingga ketika seorang chef mampu meramu kuah kari Aceh yang sedap, selalu akan dirumorkan, "dia pakai ganja".

Sebagian orang yang terkelabui dengan mitos bahwa ganja dipakai sebagai bumbu masak mencobanya. Hasilnya ternyata tidak enak sebagaimana yang diharapkan, dan eksperimen kecil ini mematahkan atau menegasikan semua mitos yang beredar.

Setelah Belanda keluar dari Aceh, siapakah yang meneruskan bisnis barang laknat ini? Siapa lagi kalau bukan pewaris Belanda, yaitu negara Indonesia. Rasanya sudah menjadi rahasia umum kalau bisnis narkotika di Indonesia dijalankan oleh TNI dan Polri terutama di masa Suharto, dengan tujuan untuk mendapatkan "uang segar nan melimpah" bagi berbagai gurita bisnisnya. Dan bukan rahasia lagi kalau di Aceh, lumbung-lumbung ganja dan gudang-gudangnya berada di markas-markas polisi atau TNI. Jika ada yang tidak mempercayai ini (terutama mereka yang merupakan golongan ultranasionalis di Indonesia), kita bisa bertanya ke mereka, berapa banyakkah orang-orang yang "tertangkap" atau "terjaring" kedapatan membawa beratus-ratus kilo ganja dari Aceh yang kasusnya sampai disidangkan? Dalam banyak kasus, para kurir ganja ini cuma diinapkan di tahanan sekitar seminggu, dan minggu depannya sudah menjadi kurir lagi. Penangkapan hanyalah kegiatan pura-pura, dan dilakukan hanya ketika si kurir dicurigai tidak jujur dalam membagi hasil penjualannya.



Ganja yang tumbuh liar di ..... Nepal!




Ladang ganja di Afghanistan yang sedang dikawal oleh tentara Amerika Serikat.




Ganja yang tumbuh di pinggir-pinggir jalan setapak di .... Yunnan, China.


http://jeumpamirah.livejournal.com/3244.html

1 comment: