Merayakan Berdirinya Negara Yahudi

Oleh Ihsan Tandjung

Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengatakan bahwa hari Kiamat tidak bakal datang sehingga kaum muslimin ramai-ramai menyadari bahwa kaum Yahudi merupakan pihak yang mesti diperangi. Dan peperangan tersebut, ketika berlangsung, akan menyebabkan bebatuan dan pepohonan pun menunjukkan keberpihakannya kepada pasukan Islam. Mereka memberitahu adanya tentara Yahudi yang bersembunyi di balik batu dan pohon kepada pasukan Islam. Subhanallah... Pada hari itu Allah سبحانه و تعالى izinkan batu dan pohon dapat berkomunikasi dengan hamba-hamba Allah سبحانه و تعالى kaum muslimin.

Nabi saw bersabda, “Tidak akan terjadi Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali Ghorqod sebab ia sungguh termasuk di antara pohon kaum Yahudi.” (HR. Muslim No. 5203)

Hadits di atas memberikan beberapa pelajaran penting bagi setiap hamba Allah yang mengaku dirinya muslim:

Pertama, Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menegaskan bawa hubungan antara kaum muslimin dan kaum Yahudi merupakan suatu hubungan yang bakal berujung kepada munculnya sebuah Konfrontasi Fisik alias Perang. Mustahil diharapkan timbulnya perdamaian antara kedua belah pihak yang memang secara mendasar berbeda satu sama lain. Kaum Muslimin merupakan sekumpulan hamba-hamba Allah yang (pada umumnya) tunduk patuh berserah-diri kepada Allah سبحانه و تعالى . Sedangkan kaum Yahudi merupakan sekumpulan manusia yang (pada umumnya) bersikap menentang bahkan senantiasa menantang Allah سبحانه و تعالى. Sehingga Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم diberitahu Allah سبحانه و تعالى bahwa sampai hari Kiamat tidak mungkin bisa muncul kondisi damai antara kedua belah pihak ini. Adalah suatu pengingkaran akan sunnatullah bila seseorang mengharapkan munculnya perdamaian antara kedua kelompok manusia ini. Keduanya sedemikian bertolak-belakang satu sama lain sehingga ujung akhir di antara keduanya —sebelum datangnya hari Kiamat— ialah terjadinya perang.

Kedua, sedemikian marahnya Allah سبحانه و تعالى kepada bangsa Yahudi sehingga Allah سبحانه و تعالى menggerakkan alam, dalam hal ini batu dan pohon, untuk berpihak kepada pasukan Islam memerangi kaum Yahudi. Sebab pada hari terjadi perang tersebut justeru pasukan Yahudi menjadi para prajurit pembela fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman, yaitu fitnah Ad-Dajjal. Sungguh, ketika Ad-Dajjal keluar untuk menyebarkan fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka ia akan memimpin 70.000 pasukan Yahudi.

“Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama 70.000 orang Yahudi yang mengenakan topi.” (HR. Ahmad No. 12865)

Ad-Dajjal merupakan representasi thoghut (penguasa batil yang melampaui batas) di Akhir Zaman menjelang tibanya Hari Kiamat. Ia merupakan Fir’aun modern di penghujung berakhirnya perjalanan dunia. Ketika ia hadir ia akan mengaku dirinya merupakan Rabb semesta alam. Persis sebagaimana Fir’aun dahulu kala.

"Pergilah kamu (wahai Musa as) kepada Firaun, sesungguhnya dia telah thoghoo (melampaui batas).” (QS. An-Nazi’at [79] : 17)

“Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata, "Akulah Rabbmu yang paling tinggi." (QS. An-Nazi’at [79] : 21-24)

Bayangkan, sosok seperti inilah yang dijadikan pemimpin oleh kaum Yahudi. Maka sudah sepantasnya Allah سبحانه و تعالى murka sehingga menggerakkan alam agar turut bergabung dengan pihak pasukan Islam melawan pasukan Yahudi pendukung Ad-Dajjal. Bagi Allah سبحانه و تعالى hal itu bukanlah perkara yang sulit. Allah سبحانه و تعالى Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Pantas bila Ahmad Thomson di dalam bukunya berjudul “Sistem Dajjal” mengatakan bahwa sebelum keluarnya Dajjal, maka kaum Yahudi menjadi master-mind pembentukan Novus Ordo Seclorum (the New World Order alias Tatanan Dunia Baru) yang tidak lain merupakan Sistem Dajjal untuk menyambut kehadiran sang pemimpin bermata satu, yakni Ad-Dajjal. Kaum Yahudi menjadi The Unseen Force (kekuatan yang tidak tampak) menyetir berbagai pihak yang berpengaruh di tengah masyarakat (para pemimpin, selebritis, pengusaha, pemuka agama) untuk mengikuti kemauan mereka yaitu turut mewujudkan sistem yang compatible dengan Dajjalic Values (nilai-nilai Dajjal) yang sudah barang tentu bertentangan dengan nilai-nilai Rabbani dan Nabawi. Kekuatan di belakang layar ini sering disebut dengan the Jewish Lobby. Ia bisa mengambil bentuk organisasi Secret Societies (perkumpulan rahasia) seperti gerakan Freemasonry, Illuminati, Kabbalah, Knight Templars dan lain sebagainya.

Ketiga, Allah سبحانه و تعالى bakal mengizinkan batu dan pohon berbicara memberitahu pasukan Islam keberadaan pasukan Yahudi yang bersembunyi di balik batu dan pohon tersebut. Lalu uniknya, batu dan pohon akan memanggil pasukan Islam dengan sebutan yang paling baik dan sesuai dengan sebutan Allah mengenai mereka di dalam Al-Qur’an. Mereka akan memanggil pasukan Islam, “Hai Muslim, hai hamba Allah..!” Mereka bakal dipanggil dengan identitas yang paling mulia, yaitu sebagai hamba Allah yang berserah diri kepada Allah, yakni Muslim. Sebagaimana Allah سبحانه و تعالى perintahkan di dalam Kitab SuciNya:

Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, "Saksikanlah, bahwa kami adalah muslimun (orang-orang yang berserah diri kepada Allah)." (QS. Ali-Imran [3] : 64)

Jadi perang melawan Yahudi sehingga batu dan pohonpun berpihak kepada pasukan Islam, hanya terjadi ketika pasukan Islam sudah tidak lagi mengedapankan identitas selain sebagai Muslimin. Jika mereka masih lebih mengutamakan identitas selain itu mustahil mereka akan dapat memerangi pasukan Yahudi sehingga Allah gerakkan alam berpihak kepada mereka. Oleh karenanya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم tidak mengatakan bahwa batu dan pohon bakal memanggil, “Hai pasukan Palestina, hai pasukan Mesir, hai pasukan Jordan, hai pasukan Indonesia, hai pasukan Malaysia dan sejenisnya...” Tetapi seluruhnya sudah meninggalkan dan menanggalkan berbagai atribut selain yang menjadikan mereka mulia di mata Allah, yaitu sebagai hamba-hamba Allah yang patuh dan berserah-diri kepadaNya. Jika mereka masih saja bekutat membanggakan diri dan kelompoknya berdasarkan bendera suku atau bangsa atau partai atau organisasi atau apapun, maka mustahil Allah akan menyatukan mereka sehingga ditakuti oleh pasukan Yahudi. Sedangkan kaum Yahudi saja —dalam kebatilannya— rela menyingkirkan berbagai atribut asal-usul aneka kebangsaan dan warna kulit mereka untuk hanya mengibarkan bendera Yahudi, masak kemudian kita —di jalan Allah— tidak yakin dengan bendera Islam:

“Tiada ilah selain Allah Muhammad adalah utusan Allah.”

Keempat, Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengecualikan pohon Ghorqod. Inilah satu-satunya pohon yang tidak akan memberitahu pasukan Islam soal keberadaan pasukan Yahudi. Karena pohon ini kata Nabi صلى الله عليه و سلم merupakan pohon milik kaum Yahudi. Ironisnya, dewasa ini pemerintah Zionis Israel justeru sedang menggalakan mega-proyek penghijauan negara Israel dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya. Dan salah satu pohon yang dianjurkan untuk ditanam ialah pohon Ghorqod...! Artinya, mereka (kaum Yahudi) tampaknya jauh lebih faham hadits Nabi صلى الله عليه و سلم tersebut daripada sebagian besar ummat Islam sendiri yang bahkan barangkali baru pertama kali mendengar hadits ini. Mereka sudah ke tingkat bersiap-siap menghadapi hari konfrontasi dua pasukan tersebut sehingga menanam pohon Ghorqod agar tahu kemana harus berlindung, sedangkan ummat Islam ada yang bahkan tidak tahu adanya hadits ini. Sehingga kebodohannya menyebabkan dia tidak terbayang akan adanya perang antara pasukan Islam melawan pasukan Yahudi. Malah menyebabkan dirinya turut meneriakkan pentingnya mewujudkan perdamaian antara kaum muslimin dengan bangsa Yahudi. Bahkan lebih jauh lagi, dia menunjukkan simpatinya kepada bangsa Israel dan negara Yahudi yang mereka dirikan secara zalim dan ilegal di tanah suci para Nabi dan Rasul, tanah tempat mi’raj-nya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم . Sehingga kitapun terkejut mendengar kabar bahwa di ibukota negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini ada sebagian penduduknya yang berrencana ingin turut serta merayakan hari ulang tahun ke-63 berdirinya negara Yahudi zionis Israel. Wa na’udzu billaahi min dzaalika. Semoga Allah سبحانه و تعالى tidak izinkan niat buruk itu terwujud. Amin ya rabbal ‘aalamiin.

Sumber: http://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/merayakan-berdirinya-negara-yahudi.htm

No comments:

Post a Comment